Keraton Kasepuhan dan Yayasan Festival Islam Internasional Cirebon memprakarsai gelaran akbar kelas dunia World Islamic Cultural Festival (WICF) yang rencananya akan digelar tahun depan, tepatnya tanggal 9 hingga 17 Juli 2018 dengan mengundang puluhan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Jika sesuai prediksi, WICF akan dihadiri sekitar 20 negara dengan total pengunjung lebih dari 150 ribu orang. Selain diskusi, akan digelar juga pameran dan fashion show bertemakan wisata halal.
Di sisi lain, acara yang tidak hanya mengedepankan unsur agama namun juga sektor ekonomi, budaya, dan pendidikan ini diharapkan mampu meningkatkan peranan masyarakat Muslim di seluruh dunia.
“Negara-negara lain sudah mulai mengembangkan pariwisata bahkan festival berbasis partisipasi Muslim. Kita sebagai penduduk Muslim terbesar di dunia belum ke arah sana,” ujar Raja Keraton Kasepuhan, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, saat menggelar konferensi pers WICF di Keraton Kasepuhan, Senin (6/3/2017).
Cirebon, kata Sultan Arief, memiliki latar belakang dan potensi yang kuat dalam perkembangan Islam di Indonesia. Sehingga untuk kali pertama kota ‘udang’ itu dipilih menjadi tempat perhelatan bertaraf internasional tersebut.
Sebagai penunjang, para tamu undangan yang nantinya datang akan mendarat di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Hal itu sekaligus menjadi ajang uji coba bandara yang baru akan dibuka tahun 2018 itu sebagai ‘garasi’ pesawat-pesawat kenegaraan.
“Untuk hotel tahun depan sudah siap. Ada satu hotel di depan Balai Kota Cirebon yang memenuhi standar. Termasuk ada helipad di atasnya. Ya istilahnya kalau Raja Salman menginap, cukuplah,” katanya.
Lebih lanjut Sultan Arief mengatakan, acara yang digelar tanpa unsur pemerintahan itu akan menjadi ajang pertemuan umat Muslim terbesar dan pertama di dunia. Sekaligus mengembalikan memori masyarakat akan keberadaan Cirebon sebagai salah satu poros Islam di Indonesia yang dikenal sebagai tanah para wali.
Di tempat yang sama Wakil Ketua WICF, Mhd Rdha Maha menjelaskan, di beberapa negara sudah pernah ada acara serupa namun masih bersifat lokal. Sementara yang bertaraf inernasional kali pertama akan digelar di Kota Cirebon.
“Jepang, Inggris, Kanada, Korea, dan Belanda pernah adakan acara seperti ini tapi masih sebatas lokal. Secara global belum ada, dan pertama ini Indonesia. Kita pilih Cirebon karena lengkap mulai dari latarbelakang sampai ke budaya,” beber Rdha.
Pembukaan acara rencananya akan dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi. Sementara dua tokoh besar yakni Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan, dan Raja Maroko Raja Muhammad VI dijadwalkan akan menjadi pembicara bersama mantan presiden RI BJ Habibie.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email