Pesan Rahbar

Home » , , , , » Umar bin Khattab Pembuka Jalan Bagi Berkuasanya Bani ‘Umayyah Memerangi dan Menzalimi Ahlul bait a.s

Umar bin Khattab Pembuka Jalan Bagi Berkuasanya Bani ‘Umayyah Memerangi dan Menzalimi Ahlul bait a.s

Written By Unknown on Tuesday, 26 August 2014 | 23:19:00


Sepeninggal Rasul, dari empat khalifah yang empat,  tiga di antaranya dibunuh tatkala sedang dalam tugas, yaitu Umar, Utsman dan Ali. Yang menarik adalah ramalan Umar bin Khaththab bahwa Utsman akan dibunuh kerana membuat pemerintahan yang nepotis sepertiyang dikatakannya.

Umar seperti melibat bahaya munculnya sifat-sifat jahiliah ini sehingga tatkala ia baru ditusuk oleh Abu Lu’lu’ah dan mengetahui bahwa ia akan meninggal pada tahun 24 H-645M, ia memanggil keenam anggota Syura yang ia pilih sendiri.

Umar berkata: “Sesungguhnya Rasul Allah telah wafat dan ia rida akan enam tokoh Quraisy: Ali, Utsman, Thalhah, Zubair, Sa’d dan Abdurrahman bin ‘Auf.”

Kepada Thalhah bin Ubaidillah ia berkata: “Boleh saya bicara atau tidak!”
Thalhah:‘Bicaralah!’.

Umar: “Engkau belum pernah berbicara baik sedikit pun juga. Aku ingat sejak jarimu putus pada perang Uhud, orang bercerita tentang kesombonganmu, dan sesaat sebelum RasulAllah wafat, ia marah kepadamu [34] karena kata-kata yang engkau keluarkan sehingga turun ayat hijab…Bukankah engkau telah berkata: “Bila Nabi saww wafat aku akan menikahi jandanya? “Bukankah Allah SWT lebih berhak terhadap wanita sepupu kita, yang menjadi istrinya, dari diri kita sendiri, sehingga Allah SWT menurunkan ayat:
“Tiadalah pantas bagi kamu untuk mengganggu Rasul Allah, atau menikahi janda-jandanya sesudah ia wafat. Sungguh yang demikian itu suatu dosa besar menurut Allah”.[1]

Di bagian lain: “Bila engkau jadi khalifah, engkau akan pasang cincin kekhalifahan di jari kelingking istrimu”. Demikian kata-kata Umar terhadap Thalhah.
Seperti diketahui ayat ini turun berkenaan dengan Thalhah yang mengatakan:“ Muhammad telah membuat pemisah antara kami dan putri-putri paman kami dan telah mengawini para wanita kami. Bila sesuatu terjadi padanya maka pasti kami akan mengawini jandanya”Dan  di bagian lain: “Bila Rasul Allah saw wafat akan aku kawini Aisyah kerana dia adalah sepupuku.” Dan berita ini sampai kepada Rasul Allah saw, Rasul merasa terganggu dan turunlah ayat hijab’. [2]
Kemudian kepada Zubair, Umar berkata : “Dan engkau, ya Zubair, engkau selalu gelisah dan resah, bila engkau senang engkau Mu’min, bila marah, engkau jadi kafir, satu hari engkau seperti manusia dan pada hari lain seperti setan. Dan andaikata engkau jadi khalifah, engkau akan tersesat dalam peperangan. Bisakah engkau bayangkan, bila engkau jadi khalifah? Aku ingin tahu apa yang akan terjadi pada umat pada hari engkau jadi manusia dan apa yang akan terjadi pada mereka tatkala engkau jadi setan, yaitu tatkala engkau marah. Dan Allah tidak akan menyerahkan kepadamu urusan umat ini selama engkau punya sifat ini” [3]

Di bagian lain: “Dan engkau ya Zubir, demi Allah, hatimu tidak pernah tenang siang maupun malam, dan selalu berwatak kasar sekasar-kasarnya; jilfan jafian”. [4]

 Bersama Aisyah, Thalhah dan Zubair setelah membunuh Utsman memerangi Ali dan menyebabkan paling sedikit 20.000 orang meninggal dalam Perang Jamal. Dan selama puluhan tahun menyusul, beribu-ribu kepala yang dipancung banyak tangan dan kaki yang dipotong, mata yang dicungkil dengan mengatas namakan menuntut darah Utsman.

Kepada Utsman, Umar berkata: “Aku kira kaum Quraisy akan menunjukmu untuk jabatan ini kerana begitu besar cinta mereka kepadamu dan engkau akan mengambil Bani‘Umayyah dan Bani Mu’aith untuk memerintah umat. Engkau akan melindungi mereka dan membagi-bagikan Uang baitul mal kepada mereka dan orang-orang akan membunuhmu, menyembelihmu di tempat tidur”[6]

Atau menurut riwayat dari Ibnu Abbas yang didengarnya sendiri dari Umar “Andaikata aku menyerahkan kekhalifahan kepada Utsman ia akan mengambil Banu Abi Mu’aith untuk memerintah umat. Bila melakukannya mereka akan membunuhnya”.[7]

Di bagian lain, dalam lafal Imam Abu Hanifah: “Andaikata aku menyerah kekhalifahan kepada Utsman, ia akan mengambil keluarga Abi Mu’aith untuk memerintah umat, demi Allah andaikata aku melakukannya, ia akan melakukannya, dan mereka akhirnya akan memotong kepalanya”. [8] Atau di bagian lain: Umar berwasiat kepada Utsman dengan kata-kata: “Bila aku menyerahkan urusan ini kepadamu maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah mengambil keluarga Banu Abi Mu’aith untuk memerintah umat’. [9]

Mari kita lihat ‘ramalan’ Umar bin Khaththab. Tatkala Imam Ali menolak mengikuti peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan (Sunnah) Abu Bakar dan Umar, dalam pertemuan anggota Syura,Utsman justru sebaliknya. Ia berjanji menaati peraturan dan keputusan Abu Bakar dan Umar. [10] Ia menjadi khalifah tanggal 1 Muharam tahun 24 H pada umur 79 tahun dan meninggal dibunuh tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 H/ 17 Juni 656 M.

Pemerintahannya dianggap nepotis oleh banyak kalangan. Misalnya, ia mengangkat anggota keluarganya, yang bernama Marwan anak Hakam Ibnu ‘Abi’l Ash yang telah diusir Rasul saww dari Madinah kerana telah bertindak sebagai mata-mata musuh. Utsman membolehkania kembali dan mengangkatnya menjadi Sekretaris Negara.

Utsman juga memperluas wilayah kekuasaan Mu’awiyah, yang mula-mula hanya kota Damaskus, sekarang ditambah dengan Palestina, Yordania dan Libanon. Ia memecat gubernur-gubernur yang ditunjuk Umar dan menggantinya dengan keluarganya yang Thulaqa  [11], ada di antaranya yang pernah murtad dan disuruh bunuh oleh Rasul, dilaknat Rasul, penghina Rasul dan pemabuk. Ia mengganti gubernur Kufah Sa’d bin Abi Waqqash dengan Walid bin ‘Uqbah bin Abi Mu’aith, saudara seibu dengannya. Walid disebut sebagai munafik dalam Al-Qur’an.

Ali, Thalhah dan Zubair, tatkala Utsman mengangkat Walid bin ‘Uqbah jadi gubernur Kufah, menegur Utsman: “Bukankah Umar telah mewasiatkan kepadamu agar jangan sekali-kali mengangkat keluarga Abi Waith dan Banu ‘Umayyah untuk memerintah umat?”  Dan Utsman tidak menjawab sama sekali’. [12]

Walid adalah seorang pemabuk dan penghambur uang negara. Utsman juga mengganti gubernur Mesir ‘Amr bin ‘Ash dengan Abdullah bin Sa’id bin Sarh, seorang yang pernah disuruh bunuh Rasul saww kerana menghujat Rasul. Di Bashrah ia mengangkat Abdullah binAmir, seorang yang terkenal sebagai munafik.
Utsman juga dituduh telah menghambur-hamburkan uang negara kepada keluarga dan paragubernur Banu ‘Umayyah’ yaitu orang-orang yang disebut oleh para sejarahwan sebagai takbermoral(fujur), pemabuk (shahibu‘l-khumur), tersesat(fasiq), malah terlaknat oleh Rasulsaww (la’in) atau tiada berguna(‘abats). Ia menolak kritik-kritik para sahabat yang terkenal jujur. Malah ia membiarkan pegawainya memukul saksi seperti Abdullah bin Mas’ud, pemegang baitul mal di Kufah sehingga menimbulkan kemarahan Banu Hudzail.

Ia juga membiarkan pemukulan ‘Ammir bin Yasir sehingga mematahkan rusuknya dan menimbulkan kemarahan Banu Makhzum dan Banu Zuhrah. Ia juga menulis surat kepada penguasa di Mesir agar membunuh Muhammad bin Abu Bakar. Meskipun tidak sampai terlaksana, tetapi menimbulkan kemarahan Banu Taim.

Ia membuang Abu Dzarr al-Ghifari –pemrotes ketidakadilan dan penyalahgunaan uang negara- ke Rabdzah dan menimbulkan kemarahan keluarga Ghifari. Para demonstran dating dari segala penjuru, seperti Mesir, Kufah, Bashrah dan bergabung dengan yang di Madinahyang mengepung rumahnya selama 40 hari  [13] yang menuntut agar Utsman memecat Marwan yang tidak hendak dipenuhi Utsman. Tatkala diingatkan bahwa uang Baitul Mal adalahmilik umat yang harus dikeluarkan berdasarkan hukum syariat seperti sebelumnya oleh ‘AbuBakar dan Umar ia mengatakan bahwa ia harus mempererat silaturahmi dengan keluarganya.Ia mengatakan: “Akulah yang memberi dan akulah yang tidak memberi. Akulah yang membagi  uang sesukaku!”.[14]

Utsman memberikan kebun Fadak kepada Marwan, yang telah diambil oleh Abu Bakar dari Fathimah  SA putrid Rasulullah SAWW.

Dirham adalah standar mata uang perak dan dinar adalah standar mata uang emas. Satudinar berharga sekitar 10-12 dirham. Satu dirham sama harganya dengan emas seberat 55butir gandum sedang. Satu dinar seberat 7 mitsqal. Satu mitsqal sama berat dengan 72 butirgandum. Jadi satu dinar sama berat dengan 7 X 72 butir gandum atau dengan ukuransekarang sama dengan 4 grain. Barang dagangan satu kafilah di zaman Rasul yang terdiridari 1.000 unta, dan dikawal oleh sekitar 70 orang berharga 50.000 dinar yang jadi milikseluruh pedagang Makkah. Seorang budak berharga 400 dirham.

Contoh penerima hadiah dari Utsman adalah Zubair bin ‘Awwam. Ia yang hanya kepercikanuang baitul mal itu, seperti disebut dalam shahih Bukhari, memiliki 11 (sebelas) rumah diMadinah, sebuah rumah di Bashrah, sebuah rumah di Kufah, sebuah di Mesir…Jumlahuangnya, menurut Bukhari adalah 50.100.000 dan di lain tempat 59.900.000 dinar, disamping [15] seribu ekor kuda dan seribu budak.  [16]

Aisyah menuduh Utsman telah kafir dengan panggilan Na’tsal [17] dan memerintahkan agar iadibunuh. Zubair menyuruh serbu dan bunuh Utsman. Thalhah menahan air minum untukUtsman. Akhirnya Utsman dibunuh. Siapa yang menusuk Utsman, tidak pernah diketahuidengan pasti. Siapa mereka yang pertama mengepung rumah Utsman selama empat bulandan berapa jumlah mereka dapat dibaca sekilas dalam catatan berikut. Mu’awiyah mengejarmereka satu demi satu.

—————————————————————————————————-
  1.  Sebagaimana biasa, banyak perdebatan telah terjadi mengenai kata-kata ‘Umar ini. Bukankah ‘Umar mengatakan bahwa Rasul Allah saww rida kepada mereka berenam?.
  2.  Al-Qur’an, al-Ahzab (33), ayat 53.
  3.  Lihat Tafsir al-Qurthubi jilid 14, hlm. 228; Faidh al-Qadir, jilid,4, hlm. 290; Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, hlm.506; Tafsir Baqawi jilid 5, hlm. 225; Ibn Abil Hadid, Syarh Nahju’l-Balaghah, jilid 1, hlm. 185, 186, jilid 12, hlm. 259 dan lain-lain.
  4. Ibn Abil-Hadid, Syarh Nahju’l-Balaghah, jilid 1, hlm. 175.
  5. Ibn Abil-Hadid, Syarh Nahju’I-Balaghah, jilid 12, hlm. 259.
  6. Ibn Abil-Hadid, Syarh Nahju’l-Balaghah, jilid 1, hlm. 186.
  7. Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jilid 5, hlm. 16.
  8.  Abu uysuf dalamal-Atsar, hlm. 215.
  9. 9.      Ibnu Sa’d,Thabaqat, jilid 3, hlm. 247; Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jilid 5, hlm 16; Mithibbuddin Thabari,Ar-Riydah an-Nadhirah, jilid 2, hlm. 76
  10. Lihat Bab 15, ‘Sikap ‘Ali terhadap Peristiwa Saqifah’ dan Bab 14: ‘Pembaiatan ‘Umar dan’Utsman’.
  11. Yang dibebaskan, baru memeluk Islam setelah penaklukan Makkah.
  12. Ba-ladzuri, Ansab al-Asyraf, jilid 5, hlm. 30.
  13. Menurut Mas’udi, ‘Utsman dikepung selama 49 hari, Thabari 40 hari, dan ada yang mengatakan lebih dari itu. Ia dibunuh malam Jumat 3 hari sebelum berakhir bulan Dzul Hijah, tahun 34 H, 8 Juli 655 M. LihatMurujadz-Dzahab, jilid 1, hlm. 431-432
  14. Dengan lafal yang sedikit berbeda lihatlah Shahih Bukhari, jilid 5, hlm. 17; Sunan Abu Dawud, jilid 2, hlm.25.
  15. Shahih Bukhari, Kitab Jihad, jilid 5, hlm. 21 dll.
  16. Lihat Mas’udi, Muruj adz-Dzahab, jilid 1, hlm. 424.
  17. Nama lelaki asal Mesir dan berjanggut panjang menyerupai ‘Utsman. Dalam al-Lisan al-’Arab Abu Ubaid berkata: ‘Orang mencerca ‘Utsman dengan nama Na’tsal ini’. Ada yang mengatakan Na’tsal ini orang Yahudi.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: