Pesan Rahbar

Home » » INDONESIA YANG TIDAK PERNAH BELAJAR

INDONESIA YANG TIDAK PERNAH BELAJAR

Written By Unknown on Thursday 27 August 2015 | 17:57:00


Setelah krisis global 1998 harusnya negara mendorong dan mensuport sektor produksi dan mengurangi konsumsi. Tapi apa yang terjadi? Selepas krisis justru negara memperbesar dan memperpanjang subsidi untuk konsumsi bukan produksi. Hal ini diperparah saat negara semakin intens belanja produk import dan mematikan produk lokal. Artinya apa? Artinya kita berfoya-foya disaat masa pemulihan krisis tanpa memperkuat fundamental ekonomi. Kita terlena dengan angka pertumbuhan ekonomi sesaat. label sebagai negara pengekspor minyak pada tahun 1980-1990 an ternyata tdk mampu memperkuat dasar perekonomian kita.

Selepas krisis jilid II tahun 2008, maka tahun2 berikutnya kita dihadapkan pada kondisi APBN yg defisit primer, dimana pendapatan negara habis utk subsidi dan belanja negara rutin. Padahal jauh2 hari Amerika sdh memberi peringatan bahwa kebijakan Quantitave Easing ada batasnya. Yang berarti dollar akan menguat pada saat dollar kembali pulang kandang. Pemerintah tahu tapi diam tanpa ada rencana preventif. pemerintah tetap meneruskan subsidi dan program2 yg meninabobokkan rakyat. Kran import bahan2 pokok dibuka semakin besar, tanpa disertai penguatan produksi dalam negeri. Demikian juga subsidi BBM yg terus berlanjut tanpa disertai dgn penyediaan infrastruktur yang memadai. Hasrat untuk berfoya foya semakin tidak terkontrol, menjadikan bangsa ini manja dan bergantung pd negara lain.

Sekarang kita terkena dampak dr berakhirnya program Quantitave easing. Cukup beruntung bahwa di akhir 2014, kita di bangunkan dr tidur nyaman, disadarkan dengan keras bahwa rumah kita akan roboh. Kita harus segera mengganti pondasi dan tiang2 penyangga rumah. Subsidi BBM dicabut, program swasembada pangan, mengurangi import terutama bahan2 pokok yang bisa diproduksi di Indonesia, penggunaan IDR dalam segala transaksi di indonesia dll.

Sekarang di sekitar rumah dilanda badai, apa yg kita lakukan? Tetaplah dirumah bekerja membangun kekuatan rumah kita. Tidak ada guna melawan badai. Yang perlu kita lakukan adalah memperbaiki keropos2 di rumah kita sambil menunggu badai berlalu. Yang namanya merenovasi rumah memang tdk mudah dan tidak nyaman.

3 kali Krisis yang kita alami selama 4 dekade, memberi pelajaran bahwa kita harus mulai giat berproduksi jangan hanya bisa mengkonsumsi. Jangan bergantung seluruhnya pada negara lain, jangan menjadi komsumer barang2 import, import apa saja, termasuk garam, sapi, baju dll . Seberapapun kecil kita melepas ketergantungan tsb akan cukup membantu mengendurkan urat nadi perekonomian kita.

Janganlah kita menjadi bangsa Indonesia yang latah dan tidak pernah belajar. Teriak ketika rumah dilanda banjir tapi menolak ketika kita di relokasi ketempat yang nyaman. Teriak ketika dollar menguat, tapi juga menghujat ketika pemerintah menghentikan import beras . Teriak ketika krisis di depan mata tapi merengek ketika subsidi BBM dihilangkan.

Belajarlah kepada negara Iran, yang walaupun di embargo oleh dunia tapi tetap bisa berdiri tegak, belajarlah kepada Israel yang walaupun hidup di gurun tapi bisa mengekspor buah buahan dan bunga ke seluruh dunia, belajarlah kepada negara Yunani, yang bangkrut karena terlalu terlena menjadi negara konsumsi, belajarlah dari bangsa Arab dan China yang walaupun kaya raya tapi ikut goyah juga ketika dihantam krisis.

(fb-katakita/Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: