Pesan Rahbar

Home » » Perdebatan Muslim Inggris Soal Memperpendek Waktu Berpuasa

Perdebatan Muslim Inggris Soal Memperpendek Waktu Berpuasa

Written By Unknown on Sunday 22 May 2016 | 00:10:00

Akvitas muslim Inggris di bulan Ramadhan dengan membagikan makanan kepada kalangan tunawisma

Dr Usama Hasan, akademisi Quilliam Foundation, menyeru agar waktu puasa di Inggris diperpendek. Sontak, seruan itu pun memicu perdebatan sengit di media sosial.

Waktu berpuasa di Inggris kurang lebih 18 jam dengan jam imsak pukul 02:39 dan magrib pukul 21:23. Sedangkan di Indonesia kurang lebih 13 jam.

Inggris menempati urutan kedua di dunia yang paling lama jam puasanya, setelah Rusia.

Urutan ketiga, Amerika Serikat rata-rata 15 jam sekian menit. Arab Saudi rata-rata 14 jam 30 menit.

Seperti dilansir BBC, Rabu 17 Juni 2015, Dr Usama Hasan, mengatakan Muslim yang berpuasa di Inggris lebih baik mengikuti waktu Mekah untuk berbuka karena durasinya lebih pendek.

Hasan mengatakan “Islam adalah tentang keseimbangan dan fleksibel…dan saat musim panas puasa terlalu lama karena (Inggris) lebih dekat Kutub Utara dibandingkan dengan khatulistiwa.”

Namun banyak yang memprotes argumentasi yang dilontarkan Dr Usama Hasan dan mengatakan waktu berpuasa sebaiknya tetap dijalankan seperti adanya.

Pada hari pertama Ramadhan di Inggris yang akan jatuh pada Kamis 18 Juni 2015, waktu Imsak jatuh pada pukul 02.39 dan Maghrib pada pukul 21.23 waktu setempat.

Sarankan Ikut Waktu Mekah


Perdebatan tentang lama puasa telah lama terjadi. Hasan mengatakan puasa harusnya dilakukan “dengan mengikuti waktu seperti di Mekah dengan 12, 14 atau bahkan 16 jam tetapi tidak lebih lama.”

“Dan itu semua adalah pendekatan yang berimbang dan perlu diikuti oleh Muslim di Inggris,” tambah Hasan.


Tetapi pernyataan Hasan ini banyak dikritik melalui media sosial. Akun atas nama @AbdulAnsar01 antara lain menyebutkan “mengejutkan…Usama Hasan menyerukan waktu Ramadan diperpendek.”

Sementara Jamal Osman, wartawan dan pembuat film Afrika yang tinggal di Inggris menulis, “Aneh! Intinya puasa atau tidak.” Sedangkan Hambdullah Baycan mengatakan, “Siapa yang bertanggung jawab untuk mengurangi waktu puasa….Tidak hanya di Inggris yang 18 jam, di semua tempat.”


Namun ada juga komentar yang mempertanyakan Jamal Osman termasuk McShouty dengan menulis, “Apa yang Anda lakukan di Norwegia utara? Kelaparan sampai mati?”

Dia mengacu pada waktu berpuasa di Norwegia yang jauh lebih panjang pada musim panas mengingat matahari terbenam pukul 22.40 dan terbit pukul 04.00 waktu setempat.

Dr Usama Hasan adalah penasehat di Quilliam Foundation – lembaga penelitian kontra ekstremisme – di Inggris.

Menurut keterangan dalam situs Quilliam, Hasan sempat ikut serta dalam ‘jihad’ melawan komunis di Afghanistan namun setelah pemboman di London, pada Juli 2005, Hasan mulai mengampanyekan penentangan terhadap ekstremisme.

Quilliam Foundation didirikan dengan menggunakan nama Abdullah Quilliam, anak pendeta yang menjadi Muslim pertama di Inggris.

(BBC/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: