Perempuan UEA diminta mematuhi larangan bercadar berlaku di negara-negara Eropa, termasuk Prancis, Belgia, dan Belanda.
Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) melarang warga negaranya tengah bepergian ke luar negeri, terutama di negara-negara Barat, memakai pakaian tradisional demi alasan keamanan. Artinya kaum lelaki UEA disarankan tidak bergamis dan berkafiyeh, sedangkan perempuannya tidak bercadar.
"Bagi warga negara bepergian ke luar negeri dan untuk memastikan keamanan mereka, kami menekankan untuk tidak berpakaian formal, terutama di tempat-tempat umum," kata Kementerian Luar Negeri UEA lewat akun Twitternya Sabtu lalu.
Ahmad Ilham adh-Dhahiri, pejabat urusan konsuler di Kementerian Luar Negeri UEA, juga meminta warga UEA di luar negeri tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar, lebih baik memakai kartu kredit. Dia merekomendasikan perempuan UEA mematuhi larangan bercadar berlaku di negara-negara Eropa, termasuk Prancis, Belgia, dan Belanda.
Kebijakan ini ditempuh setelah pekan lalu pengusaha asal UEA Ahmad al-Minhali dibekuk polisi di Kota Avon, Ohio, Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat, karena dikira anggota milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).
Dari rekaman video beredar, lima polisi bersenjata pada 29 Juni lalu berteriak meminta Minhali tiarap, saat dia tengah berbicara lewat telepon dalam bahasa Arab di luar hotel. "Jangan lakukan ini, saya turis. Ini tidak baik," kata Minhali memprotes tindakan polisi.
Lewat keterangan tertulis, Kementerian Luar Negeri UEA menjelaskan mereka telah memanggil Wakil Duta Besar Amerika buat UEA Ethan Goldrich untuk memprotes kejadian menimpa pengusaha UEA di Ohio itu.
Goldrich telah meminta maaf atas peristiwa itu dan berjanji mencari klarifikasi dari pihak-pihak berwenang, seperti dilansir kantor berita resmi WAM. Wali kota dan kepala polisi Avon juga sudah meminta maaf kepada Minhali karena kasus salah tangkap.
(Arabian-Business/Guardian/Independent/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Ahmad al-Minhali, pengusaha asal Uni Emirat Arab, terkapar, setelah dibekuk lima polisi di Kota Avon, Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat, pada 29 Juni 2016. Dia dibekuk karenba dikiran anggota ISIS. (Foto: Avon Police Department)
Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) melarang warga negaranya tengah bepergian ke luar negeri, terutama di negara-negara Barat, memakai pakaian tradisional demi alasan keamanan. Artinya kaum lelaki UEA disarankan tidak bergamis dan berkafiyeh, sedangkan perempuannya tidak bercadar.
"Bagi warga negara bepergian ke luar negeri dan untuk memastikan keamanan mereka, kami menekankan untuk tidak berpakaian formal, terutama di tempat-tempat umum," kata Kementerian Luar Negeri UEA lewat akun Twitternya Sabtu lalu.
Ahmad Ilham adh-Dhahiri, pejabat urusan konsuler di Kementerian Luar Negeri UEA, juga meminta warga UEA di luar negeri tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar, lebih baik memakai kartu kredit. Dia merekomendasikan perempuan UEA mematuhi larangan bercadar berlaku di negara-negara Eropa, termasuk Prancis, Belgia, dan Belanda.
Kebijakan ini ditempuh setelah pekan lalu pengusaha asal UEA Ahmad al-Minhali dibekuk polisi di Kota Avon, Ohio, Negara Bagian Ohio, Amerika Serikat, karena dikira anggota milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah).
Dari rekaman video beredar, lima polisi bersenjata pada 29 Juni lalu berteriak meminta Minhali tiarap, saat dia tengah berbicara lewat telepon dalam bahasa Arab di luar hotel. "Jangan lakukan ini, saya turis. Ini tidak baik," kata Minhali memprotes tindakan polisi.
Lewat keterangan tertulis, Kementerian Luar Negeri UEA menjelaskan mereka telah memanggil Wakil Duta Besar Amerika buat UEA Ethan Goldrich untuk memprotes kejadian menimpa pengusaha UEA di Ohio itu.
Goldrich telah meminta maaf atas peristiwa itu dan berjanji mencari klarifikasi dari pihak-pihak berwenang, seperti dilansir kantor berita resmi WAM. Wali kota dan kepala polisi Avon juga sudah meminta maaf kepada Minhali karena kasus salah tangkap.
(Arabian-Business/Guardian/Independent/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email