“Seseorang yang melakukan zina, ia bisa bertaubat setelah itu, (dan jika taubatnya sungguh-sungguh) maka Allah swt akan mengampuninya, namun orang yang mengghibah ia tidak akan dimaafkan sampai mendapat ridha dari orang yang dighibahnya.”
Shabestan News Agency, mengenai taubat dari dosa ghibah ialah sebelum ia bertaubat ia harus meminta keridhaan dari orang yang pernah dighibahnya hal ini jika orang yang digibah mengetahuinya, dan jika orang yang dighibah itu tidak mengetahuinya yakni tidak mendengarnya maka tidak perlu meminta keridhaan darinya dan hanya bertaubat dengan penuh penyesalan.
Dalam kitab Majma’ Al-Bayan pada tafsir surat Al-Hujurat disebutkan bahwa Allah swt “Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” dan terdapat sebuah riwayat yang dinukil dari Jabir bahwasanya Rasulullah saww bersabda “berhati-hatilah kalian terhadap ghibah, karena ghibah itu lebih buruk dari pada berzina.”
Kemudian beliau saww berkata “seseorang yang melakukan zina, ia bisa bertaubat setelah itu, (dan jika taubatnya sungguh-sungguh) maka Allah swt akan mengampuninya, namun orang yang mengghibah ia tidak akan dimaafkan sampai mendapat ridha dari orang yang dighibahnya.”
Imam Ali as berkata, “berhati-hatilah kalian dari perbuatan ghibah, karena sesungguhnya ghibah itu menjauhkan pelakunya dari Allah dan manusia serta dapat menghapus pahala-pahala kalian.”
Imam Shadiq as berkata “Barangsiapa mengghibah seseorg dengan (membuka) sesuatu aib dan keburukan yang ada padanya, dia telah keluar dari wilayah Allah dan memasuki wilayah setan.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email