Pesan Rahbar

Home » » Terjawab Sudah, Siti Aishah Ternyata Dijebak. Begini Modusnya!

Terjawab Sudah, Siti Aishah Ternyata Dijebak. Begini Modusnya!

Written By Unknown on Saturday, 18 February 2017 | 16:26:00


Sosok Siti Aisyah (dalam pemberitaan sebelumnya ditulis Siti Aishah), warga negara Indonesia yang dituduh terlibat kasus pembunuhan tingkat tinggi di Malaysia, masih menjadi misteri.

Muncul dugaan Siti Aisyah (25) dijebak oleh sebuah sindikat, namun Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia belum dapat menemui tersangka yang kini ditahan Polis Diraja Malaysia,

Wakil Menteri Luar Negri (Wamenlu), Abdurrahman Mohammad Fachir, mengatakan pihaknya masih mengupayakan agar bisa menemui Siti Aisyah.

"Kami minta akses konsuler kepada warga kita. Kemudian kami bisa melakukan pendampingan, itu yang paling penting. Itu yang dilakukan teman-teman kita di sana," ujarnya, di Jakarta, Jumat (17/2).

Siti Aisyah ditangkap setelah menyemprotkan cairan kimia yang mengandung racun berkekuatan tinggi kepada Kim Jong Nam, kakak tiri penguasa Korea Utara, Kom Jong Un.
Muncul sinyalemen dinas rahasia Korea Utara berada di balik kasus pembunuhan yang berlangsung di Terminal Keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (13/2/2017) lalu.

Sebuah situs berita Tiongkok menyebut Siti Aisyah sempat didekati oleh seorang pria misterius di klub malam tersebut. Siti Aisyah ditawari uang 100 dolar AS (setara Rp 1,3 juta), untuk ikut syuting sebuah reality show. Tugasnya mengerjai orang tak dikenal.
Karena butuh uang, Siti Aisyah lalu menyanggupinya, meski mengaku tak kenal Kim Jong Nam dan orang-orang lainnya yang dikatakan terlibat dalam kematian Kim Jong Nam.

Dari hotel di Ampang tempatnya bersembunyi usai mengerjai Kim Jong Nam, rencananya Siti Aisyah akan kabur keluar Malaysia. Siti Aisyah dan Doan Thi Huong ditahan oleh kepolisian untuk keperluan interogasi dan penyelidikan sampai 21 Februari mendatang.

Cerita serupa juga diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyebut Siti Aisyah sebenarnya juga korban dari kasus itu. Ia mengatakan Siti merupakan korban rekayasa dan penipuan pihak tertentu.
"Apa yang terjadi di kuala lumpur itu korban dari korban. Jadi Kim itu korban dari korban. Siti Aisyah korban juga. Ia korban dari semacam rekayasa atau penipuan," jelasnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat.

Menurut Jusuf Kalla, ada pihak pihak yang pura-pura akan menyelenggarakan program reality show di sebuah stasiun televisi. Kemudian, orang tersebut menyuruh Siti Aisyah melakukan aktivitas tertentu terhadap Kim Jong Nam di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

"Iya reality show. Itu kan orang bisa lihat di media, dia pikir begitu. Kadang-kadang pakai kamera tersembunyi atau jarak jauh. Jadi, menurut saya dia itu korban," katanya.

Jusuf Kalla sangsi Siti Aisyah merupakan seorang agen dinas rahasia. Menurutnya, jika benar Siti adalah seorang agen, ia tidak ada lagi di Kuala Lumpur setelah melakukan pembunuhan.

"Kalau benar dia merupakan agen, saya kira sudah tidak ketahuan ke mana rimbanya. Tapi kok dia pergi ke hotel, tidur dan bersembunyi. Hotel ada di dekat airport itu," katanya.

Dia juga menilai ada sebuah cara atau metode tersendiri untuk melenyapkan seseorang dengan menggunakan semprotan racun.


Barang Bermerek di Tempat Persembunyian

Kepolisian Malaysia menemukan sejumlah uang dan barang mewah, termasuk sebuah tas bermerek Louis Vuitton, di tempat ditemukan di tempat persembunyian Siti Aisyah di Malaysia. Siti Aisyah ditangkap di sebuah hotel di daerah Ampang, Kuala Lumpur, Malaysia, sekitar pukul 02.00 waktu setempat, Selasa.

Hotel tersebut dikatakan menjadi tempat persembunyian Siti Aisyah setelah melakukan operasi pembunuhan Kim Jong Nam.

Kamar Siti Aisyah, yang terletak di lantai tiga hotel tersebut, ditemukan tak terkunci saat digerebek polisi.

Polisi menemukan sejumlah mata uang asing, termasuk tiga lembar uang tunai senilai 100 dolar AS (setara Rp 4 juta). Ditemukan pula beberapa barang mewah seperti sebuah tas bermerek Louis Vuitton, sebuah kaca mata hitam bermerek Ray-Ban, dan sepasang sepatu Charles and Keith.

Polisi menyita dua ponsel, satu di antaranya berisi Sim card Malaysia, sedangkan satu lagi tidak ada kartu SIM card-nya. Siti Aisyah diantar ke hotel tersebut oleh kekasihnya, Muhammad Farid bin Jalaluddin, yang hari itu juga ikut ditangkap.

Siti Aisyah diantar dari sebuah hotel di kawasan Bandar Baru Salak Tinggi, tempat ia menginap sebelumnya bersama tersangka Doan Thi Huong, perempuan pemegang paspor Vietnam. Doan Thi Huong ditangkap polisi Malaysia, Rabu (15/2/2017), atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Kim Jong Nam.

Menurut laporan sejumlah media iternasional, Siti Aisyah telah tinggal di Kuala Lumpur selama beberapa bulan terakhir. Disebutkan, Siti Aisyah bekerja di sebuah klub malam.

Sempat Pulang ke Tambora Saat Imlek, Ini yang Dikatakan Siti Aisyah Pada Keluarga
Kaget dan tidak percaya. Itulah yang dirasakan keluarga dan tetangga Siti Aisyah di Jakarta.

Mereka mengenal sosok Siti Aisyah sebagai pribadi yang sopan serta perempuan baik-baik.
Pada 2008- 2011, Siti Aisyah dan suaminya tinggal di rumah sederhana di kawasan padat penduduk, Tambora, di Jakarta Barat.

Mertuanya, Tjia Liong Kiong, mengatakan Siti Aisyah sebagai sosok yang sangat baik, sopan, dan sangat menghormati orang. "Saya tidak percaya ia melakukan kejahatan semacam itu," ucap sang mertua, Jumat (17/2/2017).

Tjia Liong Kiong terakhir kali bertemu Aisyah pada 28 Januari 2017 atau bertepatan dengan Hari Raya Imlek. Secara mendadak Aisyah datang ke kediaman Liong Kiong, mengaku ingin bertemu dengan anaknya.

"Hanya sehari dia di sini. Pagi-pagi berangkat. Dia bilang kerja jaga toko baju di Batam, tidak kerja di Malaysia," kata Liong Kiong.

Nia (25), seorang warga Tambora, mengenal Aisyah sebagai sosok lugu dan tertutup. Ibu satu orang anak itu jarang terlihat berkomunikasi dengan warga. "Saya tak percaya. Tampangnya saja bloon," tutur Nia.

Ia mengetahui Aisyah ditangkap Kepolisian Malaysia setelah melihat berita di televisi. Dalam berita itu diperlihatkan foto Aisyah di paspor yang dikeluarkan kantor Imigrasi Jakarta Barat.

"Saya baru tahu setelah wartawan ramai datang ke sini menanyakan perihal Siti dan melihat pemberitaan di televisi serta internet," katanya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Siti Aisyah sempat tinggal di sebuah rumah nomor 16, Gang Kacang, RT005/RW03, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di rumah Tjia Lian Kiong dan bekerja di usaha konveksi milik keluarga itu sejak 2007.

Lalu, dia menikah dengan seorang anak Lian Kiong, Gunawan Hasim atau Ajun, pada 2008. Mereka dikaruniai seorang anak, Rio, kini berusia 7 tahun. Pasangan suami istri itu sempat pindah ke Malaysia pada 2010. Berselang dua tahun kemudian mereka bercerai.

Setelah mereka berpisah, Aisyah sempat pulang ke Indonesia, kemudian bekerja di pabrik sepatu. Sedang Ajun menikah lagi dan menetap di Dumai, Provinsi Riau. Rio diasuh oleh kakeknya di Jalan Samarasa I Nomor 03, Tambora.

Rahmat Yusri, Ketua RT 5/ RW 3, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, mengaku mengenal wanita itu sejak sebelum menikah. "Pendiam. Tertutup orangnya. Jarang bertetangga. Kalau ditanya, paling ketawa. Dia kerja di rumah Liong Kiong," kata Rahmat Yusri.

Rahmat mengaku sudah menghubungi pihak keluarga Aisyah di Serang, Banten. "Yang menerima ibunya. Sepertinya belum tahu, karena ia tak ada kaget, tak ada apa. Ia terima biasa saja," kata Rahmat Yusri.

Rumah yang pernah ditinggali Aisyah sudah berganti kepemilikan. Kini, rumah itu dimiliki oleh Koh Asun, seorang pengusaha konveksi.

Menurut data di Ditjen Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM, Siti Aisyah masuk ke Malaysia melalui Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data perlintasan, ia berangkat dari Batam pada 2 Februari 2017, pukul 08.32 WIB.

"Dari BTH (Batam center) tujuan Johor Baru," kata kata Kepala Bagian Humas dan Umum, Agung Sampuno, Jumat.

Siti Aisyah diantar dari sebuah hotel di kawasan Bandar Baru Salak Tinggi, tempat ia menginap sebelumnya bersama tersangka Doan Thi Huong, perempuan pemegang paspor Vietnam.
Doan Thi Huong ditangkap polisi Malaysia, Rabu (15/2/2017), atas dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Kim Jong Nam.

(Tribun-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: