Pesan Rahbar

Home » » Bocor! Hasil Investigasi Terhadap Irene Handono, Mengejutkan!

Bocor! Hasil Investigasi Terhadap Irene Handono, Mengejutkan!

Written By Unknown on Thursday 12 January 2017 | 19:25:00


Hasil Investigasi terhadap Irene Handono

Posted by: forum ARIMATEA in Hasil Invesigasi


Berikit ini adalah salinan surat yang kami sampaikan kepada Dewan Pembina ARIMATEA Pusat

Kepada Yth ;
Dewan Pembina ARIMATEA Pusat

Dari ;
Ketua Umum & Sekjen ARIMATEA Pusat

Perihal ;
Lap hasil Investigasi terhadap Irene Handono

Lampiran ;

Surat pernyataan dari seseorang, yang memergoki Irene Handono dengan berpakaian lengkap seorang biarawati dalam sebuah pertemuan tertutup di Singapore.

Keterangan tentang kesaksian seorang panitia penjemput acara tabligh di Jakarta, yang melihat Irene menggunakan kalung salib dibalik baju rumahan yang dikenakan Irene, yang tidak sengaja tersingkap.

Keterangan tentang kesaksian seorang jamaah lain yang melihat dibalik baju Irene terlihat ada salib.

Notulen rapat ARIMATEA pusat, ARIMATEA Malang & Tim Investigasi.

Rekaman (hasil Shooting) laporan tim investigasi kita, kepada ARIMATEA pusat & ARIMATEA Malang.

Pernyataan dari ARIMATEA Malang tentang pernyataan Irene, sebelum kasus ini mencuat, yang mengajak para pengurus ARIMATEA Malang untuk memisahkan diri dari ARIMATEA Pusat. Dan Tuduhan Irene yang menyatakan bahwa Andronikus Kaparang sengaja disusupkan ke MMI oleh Diki Candra (sekjen ARIMATEA).

Guntingan Koran Republika tgl 15 Februari 2009 tentang bantahan Irene.

Ass. Wr. Wb.

Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT. yang masih memberikan kesempatan untuk beribadah kepada-Nya.

Berikut kami sampaikan perkembangan hasil investigasi sementara terkait informasi tentang Irene Handono ;

1. Sejak ARIMATEA berdiri sampai surat ini dibuat, kita (di Pusat & Daerah) sudah berhasil mengungkap 30 kasus penyusupan (operasi rahasia/misi terselubung) yang dilakukan oleh tim dari lembaga misi/gereja. Sebagian diantaranya diproses ke Kepolisian/Pengadilan. Dan diperkirakan akan semakin marak dengan tujuan akhir ; Transformasi 2020 & Abad Penuaian Jiwa akhir zaman (Dalam rangkaian menyambut kedatangan Yesus Kristus).

2. Adanya pengakuan sdr. Imam Safari, yang sering masuk ke komunitas salibis, menyatakan pada tahun 2007 pernah melihat dengan jelas Irene Handono berada dalam pertemuan khusus disebuah gereja di Singapore, dengan pakaian lengkap seorang biarawati. Bahkan saat bersaksi dihadapan 6 orang tim ARIMATEA, ia bersedia disumpah dengan Al-Qur’an bahwa apa yang dia lihat benar adaya. (Surat pernyataan dan penjelasannya yang ditanda-tanganinya diatas materai dan ditanda-tangani oleh 6 orang tim ARIMATEA yang menyaksikan penjelasannya, disertakan dalam lampiran-1).

3. Setelah adanya surat pernyataan tersebut, agar tidak menjadi fitnah, maka kami telah turunkan tim Investigasi. Dan hasil laporan tim investigasi kita adalah sbb ;
Menurut informasi dari Selly (asisten pribadinya Irene), Irene pernah keluar negeri pada waktu yang ternyata hampir sama sesuai waktu dalam surat pernyataan yang dinyatakan Imam Safari. Laporan dalam bentuk sms dari tim investigasi pada tgl.19 Nov 2008, jam 17.15. (Kesimpulan; Ada kecocokan)

Yang lebih menarik, menurut Selly, karena urusan pribadi maka ia tidak tahu Irene berangkat ke Negara mana dan semua urusan keberangkatannya, Irene sendiri yang urus. Masih menurut Selly, biasanya semua urusan Irene, ia yang urus, namun keberangkat kali ini Irene sendiri yang urus. (Kesimpulan; Mendukung arah surat pernyataan Imam Safari tsb).

Dicatatan Kantor Imigrasi, ternyata ada nama Irene (yang tercatat didata kantor imigrasi namanya; IRENE H.) ke luar negeri. Dan tujuannya ke Singapore, dengan waktu yang hampir sama dengan informasi dari Selly dan Surat pernyataan dari Imam Safari tsb (Kesimpulan; Ada kecocokan)

Laporan lengkap dari tim investigasi tersebut telah digelar dihadapan sekitar 20 orang pengurus ARIMATEA Pusat dan ARIMATEA Malang di Masjid Muhajirin Malang/Sekretariat ARIMATEA pada tanggal 30 Des 2008. (Rekaman Video peristiwa rapat tersebut disertakan dalam lampiran -2).


Kesimpulan dari hasil kerja tim investigasi ARIMATEA;

Walaupun mengarah kepada kebenaran, namun Fakta penemuan tim kita tsb belum sampai membuktikan kekuatan hukum positif, antara keterkaitan Irene ke Singapore tersebut dengan isi surat pernyataan sdr Imam Safari.

Karena, kalaupun surat pernyataan tsb benar, bisa saja Irene beralasan ke Singapore tsb adalah jalan-jalan dengan menunjukan photo-photo ditempat wisata di Singapore. Sekali lagi jika Surat pernyataan itu benar, maka adalah wajar selain mengikuti pertemuan gereja tsb, Irene tentunya memanfaatkan juga untuk jalan-jalan.

Perlunya tim kita bersama-sama dengan Imam Safari berangkat ke Singapore. Sampai saat ini kita belum memiliki dana untuk memberangkatkan mereka, yang diperkirakan memerlukan waktu minimal 3 hari.

Sekitar bulan November 2008, saat semua informasi ini tertutup hanya diketahui oleh Pembina/pengurus ARIMATEA pusat, ada seorang muallaf yang sudah dikenal Irene Center, datang ke Irene center dengan memberikan info ARIMATEA sedang menyelidiki tentang Irene di Singapore tsb. Sampai saat ini muallaf tsb belum kita diketahui, namun dipastikan bukan muallaf yang tinggal di wisma muallaf.
Catatan; Karena Wisma muallaf adalah tempat publik dimana siapapun dapat keluar masuk, sangat mungkin seseorang ini mendengar percakapan pengurus ARIMATEA pusat terkait Irene ini, sehingga mungkin menginformasikan lagi ke pihak lainnya.

Dalam acara taklim di Bali di bulan Desember 2008, Irene dan tim nya sengaja mengatur dengan mengundang ARIMATEA Bali untuk tujuan klarifikasi/membantah yang dihadapan jamaah yang hadir saat itu/publik, yang bertujuan agar ARIMATEA Bali menginformasikan ke ARIMATEA Pusat;

Mendengar itu ARIMATEA Bali kaget mengapa Irene membuka sendiri ke publik isu ini, padahal ARIMATEA tidak pernah bicara ini ke Publik, kecuali terbatas kepada para pengurusnya dan itu pun untuk tujuan melakukan investigasi.

Dalam bantahannya dihadapan ratusan jamaah yang tidak mengerti apa-apa Irene mengajak mubahallah kepada yang memberikan info tentang dirinya di Singapore tsb.

Namun lucunya Irene salah menyatakan bulan/waktu (Salah jauh) ke berangkatannya ke

Singapore seperti tertulis dalam surat pernyataan sdr Imam Safari tsb, dimana Ia berani bersumpah bahwa pada bulan September 2007 ia tidak ke Singapore, namun ada di rumah, maka ia mengajak bermubahallah.

Jika seandainya benar/katakanlah benar Irene itu seorang penyusup/sedang bersandiwara sesuai pernyataan Imam Safari, maka tentunya ia berani bersumpah (mubahallah) atas nama Allah SWT, karena bagi seorang penyusup dari Salibis tentunya hatinya beriman kepada Yesus Kristus, bukan kepada Allah SWT.

Kesimpulan; Langkah Irene tsb semakin membenarkan teori dunia Intelijen. Jika informasi tsb tidak benar, seharusnya menghubungi ARIMATEA, dan mempertanyakan tentang laporan seseorang tsb. Sepertinya Irene hanya perlu publikasi untuk keyakinan publik/jamaah bahwa info tsb tidak benar. Jadi Irene sendiri yang mengumumkan dan Irene sendiri yang mengklarifikasi.

Pada tgl 13 Februari 2009, kita mendapat informasi bahwa ada seorang Ustadz telah mendapat laporan dari dua orang jamaah yang berbeda, yang melihat bahwa ;

Kesaksian pertama; Ybs adalah panitia acara taklim, yang bertugas sebagai penjemput Irene. Disaat kedatangan ke rumahnya, ybs melihat Irene menggunakan kalung salib dibalik baju rumahan yang dikenakan Irene, yang tidak sengaja tersingkap. Saat dijemput tsb kondisi Irene belum siap, sehingga masih menggunakan baju rumahan.

Kesaksian dari yang lain; Dalam sebuah pertemuan/acara, ybs melihat dibalik baju Irene terlihat ada salib.
(Peristiwa, nama & alamat rumah ustadz dan berbagai keterangan lengkapnya disertakan dalam lampiran 3 & 4)

Pada tgl 16 Feb 2009, jam 19.30 dua orang tim kita sudah bertemu langsung dengan ustadz di rumahnya, dan dipastikan saksi mata tersebut siap bertemu dan bersaksi, dengan syarat ARIMATEA meminta surat resmi.


KESIMPULAN & USULAN SIKAP KITA ;

Sampai dengan target tahap penelitian 3 bulan ini, kami belum mendapatkan bukti yang diakui oleh hukum positif dinegara kita.kondisi ini pula yang menyebabkan dari 30 orang penyusup yang kita ungkap, hanya sedikit yang bisa diproses oleh hukum.

Dengan fakta-fakta tersebut, maka sampai saat ini status Irene hanya sampai tingkat Subhat. Dimana jika ditanya jamaah, maka ARIMATEA akan menginformasikan bahwa sebaiknya kita tidak dulu memanfaatkan/dimanfaat Irene untuk kepentingan dakwah, sampai jelas segala permasalahan yang ada.

Irene akan terus melakukan manuver klarifikasi kepada yang sebetulnya tidak tahu apa-apa. Patut diduga langkah ini selain tujuan diatas, mungkin agar semakin adanya simpati dari umat kepadanya. Sebab mengapa ia bicara kepada orang yang tadinya sama sekali tidak tahu?

Dengan tujuan mencari kebenaran, bukan mencari publikasi, maka kita tetap akan bekerja tanpa perlu counter balik/penjelasan kepada publik, tanpa harus terbawa arus gerakan Irene yang terus mengumumkan sendiri dan klarifikasi sendiri.

Tujuan hasil akhir dari penelitian ini adalah jika kami menemukan bukti yang diakui hukum positif Negara kita, maka kita akan proses secara hukum, seperti yang lainnya.

Kita memiliki tujuan baik agar info dari saudara Imam safari ini tidak jadi fitnah, maka kita melakukan langkah mencari tahu kebenarannya, namun jika Irene berpikir lain tentang maksud baik ini, kita tetap tidak akan melakukan langkah apapun terhadap Irene ini, kecuali dianggap sangat membahayakan bagi persatuan umat.

Dengan kondisi saat ini yang sudah terlanjur diumumkan ke publik oleh Irene sendiri dan dibantah Irene sendiri kepada umat yang sama sekali sebelumnya tidak tahu, maka jikapun nanti tetap belum ada fakta hukum, maka segala resikonya semua adalah tanggung jawab Irene sendiri, dan biarlah umat yang menilai.

Dengan sudah terungkapnya 30 kasus penyusupan oleh kita, maka Kita yakin bahwa intelijen Salibis akan semakin manuver untuk melemahkan ARIMATEA. Analisa kita apa yang akan mereka lakukan adalah ;

– Seperti yang sudah-sudah, akan menggulirkan tema-tema fitnah baru kepada ARIMATEA sebagai lembaga, kepada pengurus ARIMATEA, kepada lembaga-lembaga Sub-Ordinasi ARIMATEA seperti Wisma Muallaf, LBH Arimatea, dll.

– Seperti biasa, fitnah itu akan diatur masuk kepada tokoh/aktifis yang dianggap selama ini lemah & bersebrangan dengan ARIMATEA, sehingga tema fitnah tersebut mudah bergulir.

– Akan ada tekanan-ancaman lebih nyata kepada pengurus inti, termasuk kemungkinan jebakan baru yang lebih canggih lainnya.

– Akan ada usaha penyusupan baru yang akan terus mereka lakukan ke ARIMATEA pusat, seperti pernah terjadi 2 bulan setelah wisma beroperasional.

Demikian, laporan ini kami buat. Semoga perjuangan ini tetap bisa dipertahankan dan mendapat ridho dari Allah SWT. Amiin. Mohon ada tanggapan, bila dianggap masih ada yang harus kami lakukan yang belum termasuk seperti penjelasan diatas, atau ada langkah yang harus dikoreksi.

Jakarta, 17 Februari 2009

(Habib Muhsin Ahmad Alatas Lc.)
Ketua Umum

(Diki Candra)
Sekjen


Kesaksian berikut:

Sekeluarnya dari biara, Hj. Irena Handono ( HIH) mengaku kuliah di Atma Jaya. Tak ada kejelasan kapan tepatnya ia mulai kuliah ataupun kapan lulusnya, serta mengambil jurusan apa. Ia hanya bercerita bahwa di Atma Jaya kemudian menikah dengan seniornya yang aktivis kampus.

Tujuannya, menurut pengakuan HIH sendiri, adalah karena ia berharap keraguan imannya bisa hilang. Namun itu tidak berhasil; kehidupan perkawinannya diisi dengan perdebatan tentang agama hingga akhirnya kandas setelah HIH memutuskan untuk menjadi mualaf pada tahun 1983.

Pernikahan pertamanya ini konon hanya berusia 5 tahun dengan dikaruniai 3 orang anak. Kalau dihitung berarti HIH menikah pada tahun 1977-1978.

Sementara itu, HIH juga menyebut bahwa saat menjadi mualaf pada tahun 1983 itu adalah 6 tahun setelah keluar dari biara. Itu akan berarti ia keluar pada tahun 1977-1978.

Sementara kita sudah menghitung bahwa HIH tidak mungkin lebih dari 2 tahun di biara (artinya maksimal sampai tahun 1975). Kalau benar HIH keluar pada tahun 1977-1978, artinya dia keluar dari biara langsung menikah? Lalu tahun berapa masuk Atma Jaya, berapa lama kenal dengan seniornya itu sebelum menikahinya? Apa baru kenal langsung diajak menikah?

Bukankah dia mengaku keluar dari biara dalam keadaan sakit sehingga harus masuk Rumah Sakit? Sibuk benar dia di tahun 1977-1978 itu kalau begitu; masuk Rumah Sakit, mendaftar kuliah, dan menikah? Jika ditambah fakta bahwa tahapan persiapan pernikahan Katolik tidak singkat, semua hal ini menjadi kejanggalan yang ketiga.

Akan lebih masuk akal jika kita pegang tahun 1975 sebagai tahun keluarnya HIH dari biara. Karena berarti ia menikah setelah kenal seniornya itu setidaknya 2 tahun. Dan itu artinya dia bukan di biara selama “bertahun-tahun” sebagaimana dikatakan dalam versi kisah berbeda di beberapa blog lain.

Dalam postingan berbagai blog, termasuk di blog milik Sally Setianingsih, staf lembaga dakwah (ataukah anak perempuan?) HIH sendiri yang menjadi salah satu referensi saya, bisa kita lihat bahwa umur yang disebutkan saat HIH menjadi mualaf pada tahun 1983 adalah 26 tahun, padahal kalau dihitung maka yang benar adalah 29 tahun. Apakah ini typo yang luput dari perhatian staf/anak perempuan HIH sendiri yang seharusnya bisa memberikan kisah yang lebih kredibel & personal, yang bukan hanya copas?

Kemungkinannya adalah HIH sendiri yang keceplosan karena terbawa oleh pernyataannya sendiri bahwa ia menjadi mualaf “6 tahun setelah keluar dari biara” tanpa mengacu kapan tepatnya tahun ia menjadi mualaf itu. Karena jika HIH keluar dari biara sebelum genap 2 tahun masa Aspirat, berarti dia keluar pada umur 20 tahun lebih sekian bulan, maka “6 tahun setelah keluar dari biara” memang umurnya 26 tahun. Akibat keceplosan ini, indikasi kapan sebenarnya dia keluar dari biara sekaligus berapa lama dia di sana menjadi lebih jelas.

Dari semua rangkaian fakta ini, kesimpulannya tetap bahwa HIH berbohong dan tidak tidak berhak menyebut diri sebagai “mantan biarawati” karena saat keluar dari biara Ursulin ia tetap sebagai seorang awam yang tak pernah dilantik menjadi biarawati. Sungguh disayangkan bahwa seorang da’i yang seharusnya mengajarkan akhlak mulia, namun keukeuh memelihara sebuah kebohongan.


Kesaksian Sr Lucyana Bongkar Kebohongan Hj Irena Handono

Berikut adalah kesaksian Sr Lucyana dari Biara Ursulin yang pernah dimuat tabloid Sabda tahun 2005 tentang Hj Irena Handono setelah kesaksian kemantan-biarawatiannya beredar meluas lagi.
Menurut kesaksian Sr. Lucyana, Irene masuk postulan biara Suster Ursulin tahun 1974 di Jalan Supratman I Bandung. Hanya beberapa bulan sebagai postulan, karena selanjutnya dia tidak diterima untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yang diawali dengan proses “kleding” (penerimaan pakaian suster).

Alasannya tidak diterima karena Irene mengidap berbagai penyakit seperti asma, sehingga sampai kasur tidur harus special tidak seperti kasur-kasur biarawati yang lain, selain itu Irene juga membawa motor pribadi merk Suzuki.

Maklum orang tuanya adalah pengusaha pabrik plastik dan peternakan ayam di Jawa Timur. Lebih dari itu, ada kekhususan yang dimiliki Irene, yaitu irene tidak lebih dulu melalui tahapan pengenalan selama 1 tahun (aspiran) sebagaimana biasanya, melainkan langsung menjadi postulan yang merupakan tahap kedua setelah aspiran.

Saat postulan Irene mendapat tugas studi filsafat di Jalan Pandu yang sekarang menjadi Fakultas Filsafat dan Teologi Bandung. Tetapi, berhubung dia tidak diterima untuk proses kleding, maka ia hanya beberapa bulan saja studi filsafat dan berhenti, menurut Suster Lucy, ia baru pada tahap Pengantar Ilmu Filsafat dan Sejarah Gereja. Karena tidak bisa melanjutkan pada proses tahap selanjutnya di biara, dia pun pindah ke Jakarta dan tinggal di asrama putri St.Ursula di Jalan Pos II.

Kemudian Irene masuk kuliah di Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Sebagai mahasiswa dia harus melanjutkan proses ploncoan. Pada saat orientasi itulah dia mengenal seorang senior bernama Maxi Sintu Da Rato yang menjadi pemimpin plonco, yang pada akhirnya menjadi suaminya pada tahun 1975 mereka menikah di gereja Katolik Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

Dari pernikahan itu Tuhan mengaruniai 3 orang anak. Pasangan ini tidak langgeng. Karena itu keduanya berpisah. Kabarnya, Irene akhirnya hidup dengan seorang pria Arab-Pakistan, yang bekerja pada perternakan warisan ayahnya yang dipercaya kepada mantan suaminya Maxi.

Lebih lanjut teman-teman yang seangkatan yang sudah menjadi suster antara lain: Sr. Engeline menjadi kepala sekolah SMP Vincentius Putri Jakarta di Jalan Otista, Jakarta Timur, Sr. Imelda, suster di St. Theresia Jl. Sabang, Jakarta, Sr. Benigna yang dulu pemimpin postulan dan novisiat Biara Ursulin di Bandung, dan kini tinggal di biara Otista.

Jadi dengan tegas Sr. Lucyana mengatakan bahwa Irene bukan mantan biarawati, karena tahapan menjadi seorang biarawati tidak dilalui Irene.

Menurutnya, tahapan menjadi biarawati Ursulin adalah pada saat menerima pakaian suster (kleding) atau masuk masa novisiat. Masa itu harus dijalani selama setidaknya 2 tahun.

Kemudian masa yunior dengan mengikrarkan kaul pertama yang harus dijalani 5 tahun.
Setelah itu baru seorang biarawati menjadi biarawati sesungguhnya dengan mengikrarkan kaul kekal. Dengan demikian klaim Irene bahwa Ia adalah mantan biarawati sampai belajar di perguruan tinggi teologi sama sekali tidak benar.

Sumber: komuni-katolik, semakinra.me

https://kabarnet.in/2012/12/26/hj-irena-handono-inilah-sejarah-natal/

(Komuni-Katolik/Semakinra-Me/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: