Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Shalat Subuh. Show all posts
Showing posts with label Shalat Subuh. Show all posts

Melihat Keseharian Muslim di China Selama Ramadan


Otoritas Islam China telah menetapkan awal Ramadan 1436 H pada hari Kamis 18 Juni 2015, dan akhir Ramadan 1436 H, atau Hari Raya Idul Fitri pada Jumat 17 Juli 2015. Oleh karena itu, seluruh Muslim di China akan memulai ibadah puasa pada hari ini.
 
Berdasarkan jadwal imsakiyah dari Masjid Agung Niujie, Kota Beijing, yang diterima Antara menyebutkan, waktu subuh untuk hari ini adalah pukul 03.09, dan maghrib pukul 19.45 waktu setempat.

Waktu Salat Subuh dan berbuka puasa untuk setiap kota di China, berbeda satu hingga satu setengah jam dari Kota Beijing. Selama Ramadan, sekira 50 juta Muslim di China akan berpuasa, Salat Tarawih, dan melakukan tadarus di sejumlah masjid.

Muslim Indonesia yang berada di China, biasanya melakukan Salat Tarawih di masjid atau di rumah masing-masing. Khusus di Kota Beijing, sebagian dari mereka melakukan buka puasa bersama di Kedutaan Besar RI (KBRI), kemudian dilanjutkan dengan Salat Tarawih berjamaah.

Islam mulai masuk ke Negeri Tirai Bambu itu pada akhir masa Dinasti Sui atau menjelang berdirinya Dinasti Tang (Abad ke 7), yang dibawa oleh saudagar Arab Saudi yang datang melalui Bandar Kanton (Guang Dong), dan Bandar Quanzhou.

Bahkan hingga kini, masih ada warga keturunan Arab yang tinggal di Kota Quanzhou, dan banyak juga makam para ulama Islam Tionghoa keturunan Arab di kota itu.

[Sumber: Okezone.com]

Urgensi Salah Subuh Berjamaah di Masjid


Hujjatul Islam Musawi, Imam Jamaah Masjidun Nabi, dalam wawancara dengan bagian pemberitaan masjid KBS, dengan menjelaskan bahwa tujuan pembinaan para ruhani di Hawzah Ilmiah untuk menjadi imam jamaah, pelaksaan beragam training dalam bidang manajemen masjid, mengatakan bahwa masalah ini harus menjadi perhatian khusus di Hawzah Ilmiah kita dan mereka yang belajar di Hawzah di awal masuknya sudah seharusnya mengikuti training itu supaya arah dan tujuannya menjadi jelas, dengan demikian mereka akan mendapatkan kemampuan dalam training itu.

Ia melanjutkan, mengadakan pelajaran untuk tingkat lanjutan tertinggi dengan tema Masjid, dalam aspek aspek ilmiah, tentu sangat dibutuhkan dan para ruhani yang berkhidmat di masjid harus mengenal secara sempurna dan menyeluruh tentang masalah fiqh masjid, oleh karena itu, mengajukan pelajaran tentang fikih masjid kepada para pelajar Islam yang terkhusus ingin menjadi imam masjid adalah sangat diperlukan, namun masalah merupakan bagian dari keseluruhan.

Tentang aktivitas keagamaan dan kebudayaan yang luas di masjid, ia mengatakan, menurut saya kecenderungan masyarakat untuk hadir di masjid saat ini lebih besar dari sebelumnya, jika masjid diupayakan berjalan dalam upaya memecahkan masalah masyarakat, maka kecenderungan masyarakat akan semakin kuat untuk hadir di masjid.

Hujjatul Islam Musawi memandang pelaksanaan salat lima waktu di masjid sebagai faktor lain yang mempengaruhi maraknya kegiatan-kegiatan di masjid dan mengatakan bahwa sebagian masjid tidak mengadakan salat subuh berjamaah di masjid sementara kehadiran orang-orang di masjid di awal hari dan mengerjakan salat subuh berjamaah di masjid akan menguatkan semangat keagamaan mereka, di samping itu memulai hari dengan menegakkan salat subuh berjamaah dijanjikan mendapatkan hari yang penuh berkat.

(Shabestan)

Nabi Saw: Ketahuilah, Surat Al-Lail Diturunkan Kepada Ali


Hari itu, setelah menunaikan shalat Ashar, seorang lelaki mendekati Imam Ali as dan berkata, "Wahai Ali! Ada yang ingin saya sampaikan kepadamu dan saya berharap engkau sudi memenuhinya."

Imam Ali as melihatnya dan berkata, "Katakan apa yang engkau mau."

Lelaki menjelaskan, "Tetangga dekat rumah saya memiliki pohon kurma di rumahnya. Waktu itu ada angin kencang dan burung, lalu buah kurmanya terjatuh di halaman rumah kami. Saya dan anak-anak memungutnya dan memakannya. Suatu hari saya mendatanginya dan meminta agar ia menghalalkan kurma yang kami makan, tapi ia tidak rela. Sudikah engkau menjadi perantara antara kami dengannya untuk mendapatkan kehalalan dari kurma yang kami makan itu?"

Imam Ali as tidak pernah menolak untuk melakukan perbuatan baik. Tanpa banyak berpikir, beliau langsung mengikuti lelaki itu dan menemui pemilik pohon kurma. Ketika Imam Ali as melihat pemilik pohon kurma, beliau berkata, "Sudikah anda merelakan tetanggamu yang telah memakan buah kurma yang terjatuh? Semoga Allah Swt juga rela kepadamu."

Tetangga lelaki itu menolak permintaan Imam Ali as. Tapi Imam Ali as tidak berputus asa. Untuk kedua kalinya beliau mengulangi permintaan yang sama. Tapi pria itu tetap menolak. Untuk yang ketiga kalinya, Imam Ali as berkata, "Bila engkau merelakan tetanggamu, Demi Allah, saya akan menjadi jaminan dari Rasulullah Saw bahwa Allah Swt akan menganugerahimu sebuah kebun di surga."

Aneh, orang itu tidak menerimanya!

Imam Ali as kembali berkata, "Apakah engkau mau menukar rumahmu dengan satu dari kebun milikku?"

Pria itu menjawab, "Iya, saya mau menukar rumahku dengan kebunmu."

Imam Ali as memandang lelaki yang memintanya sebagai perantara guna menyelesaikan masalahnya dan berkata, "Sejak saat ini, rumah ini juga menjadi milikmu. Allah Swt memberkatimu dan rumah ini halal bagimu."

Keesokan harinya, setelah menunaikan shalat Subuh di masjid, Nabi Muhammad Saw menghadap para jamaah shalat dan berkata, "Tadi malam, siapa di antara kalian yang melakuan perbuatan baik?"

Karena tidak ada yang menjawab, Nabi Saw kembali berkata, "Kalian akan mengucapkannya, atau aku yang mengatakan?"

Ali as berkata, "Wahai Rasulullah! Silahkan anda yang mengatakan."

Nabi Muhammad Saw berkata, "Saat ini Jibril mendatangi aku dan berkata, ‘Tadi malam Ali melakukan perbuatan baik.' Saya bertanya kepadanya, ‘Apa yang dilakukannya?' Sebagai jawabannya, Jibril membawakan surat al-Lail kepadaku."

Setelah itu Nabi Saw berkata, "Wahai Ali! Engkau membenarkan surga dan mengganti kebunmu dengan rumah dan memberikan rumah itu kepada lelaki itu?"

Dengan wajah gembira Imam Ali as berkata, "Benar, wahai Rasulullah!"

Nabi Saw Bersabda, "Ketahuilah bahwa surat al-Lail diturunkan dengan sebab perbuatan baik yang engkau lakukan."

Setelah itu Nabi Saw mencium dahi Ali as dan berkata, "Saya adalah saudaramu dan engkau adalah saudaraku."

Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as

Terkait Berita: