Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Taurat. Show all posts
Showing posts with label Taurat. Show all posts

Filsafat dari Nama Rasulullah Saw


Ketika Rasuulluh Saw belum dilahirkan, nabi-nabi terdahulu, mulai Nabi Adam sampai Nabi Isa telah memberi kabar kepada umatnya akan datangnya nabi akhir zaman dengan ciri-ciri yang tertentu. Yaitu, dilahirkan di kota Makkah, hijrah di kota Madinah dan wafatnya juga di kota Madinah, dan kekuasaannya membentang sampai di kota Syam. Nama Rasulullah Saw kalau di Kitab Injil adalah Ahmad. Allah berfirman
"Dan (Ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan Kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QR. As-Shaf : 6).

Perlu diketahui, bahwa nama yang dikemukam oleh Nabi Isa tadi, itu bukan sekedar nama. Akan tetapi merupakan pemberian dari Allah Swt yang tentunya ada makna yang terkandung. Di dalam nama Ahmad jika ditulis dengan huruf Arab tanpa dipisah-pisah ada filsuf tentang adanya gerakan salat. Huruf alif (ا) menunjukan simbol tentang orang yang berdiri. Huruf ha (ح) menggambarkan tentang orang yang sedang rukuk. Huruf mim (م) menggambarkan tentang orang yang sedang sujud. Huruf dal (د)  menunjukan gambaran orang yang sedang duduk tahiyat salat.

Selain makna tersebut, ada juga makna yang tersembunyi di balik nama Ahmad. Yaitu, secara Gramatika Arab, kata Ahmad itu termasuk sighat mubalaghah (bentuk yang mempunyai arti banyak) dari kata Hamdu (memuji). Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwa Nabi Ahmad, nama dari Nabi Muhammad Saw mempunyai arti orang yang paling banyak memuji Allah. 

Nabi Muhammad Saw bersabda, “Aku adalah Ahmad tanpa mim (م)” Ahmad tanpa mim (م) akan mempunyai arti Ahad (Esa), yang merupakan sifat Allah yang sangat unik. Mim (م) yang merupakan simbol personafikasi dan manifestasi Allah dalam diri Nabi Muhammad Saw pada hakikatnya adalah bayangan Ahad yang ada di alam semesta. Mim adalah wasilah antara makhluk dengan Khaliqnya. Mim adalah jembatan yang menghubungkan para kekasih Allah dengan sang kekasihnya yang mutlak. Dengan kata lain, Nabi Muhammad Saw merupakan mediator antara makhluk dengan Allah Swt. 

Menurut Iqbal, "Muhammad benar-benar berfungsi “mim” yang  “membumikan” Allah dalam kehidupan manusia. Dialah “Zahir”nya Allah; dialah Syafi’ (yang memberikan syafaat, pertolongan dan rekomendasi) antara makhluk dengan Tuhannya. Ketika anda ingin merasakan kehadiran Allah dalam diri anda, hadirkan Muhammad. Ketika anda ingin disapa oleh Allah, sapalah Muhammad. Ketika anda ingin dicintai Allah, cintailah Muhammad. Qul inkuntum tuhibbunallah fat tabi’uni yuhbibkumullah, “Apabila kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Muhammad) kelak Allah akan cinta kepada kalian.” Kepada orang seperti inilah kita diwajibkan cinta, berkorban dan bermohon untuk selalu bersamanya, di dunia dan akhirat. Sebab seperti kata Nabi, “Setiap orang akan senantiasa bersama orang yang dicintainya.”

Selain nama Ahmad, Rasulullah Saw juga mempunyai nama Muhammad. Nama ini pemberian dari kakeknya, Abdul Muthalib. Nama ini diilhami atas  harapan besar  Abdul Muthalib agar kelak cucunya ini dipuji oleh makhluk seantero dunia karena sifatnya yang terpuji. Adapun nama tersebut kalau ditinjau secara Gramatika Arab berstatus sebagai Isim Maful (obyek) dari asal kata Hammada. Menurut kiai Maksum bin Ali dalam kitab Amsilatut Tasrifiyah menyebutkan bahwa penambahan tasdid mempunyai faidah Taksir (banyak). Jadi, artinya adalah orang yang banyak dipuji. Sebab semua makhluk di dunia ini memuji Rasulullah Saw dengan membaca shalawat untuknya. Allah berfirman, ”Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab :56).

Yang heboh lagi, dari nama Muhammad, di situ ada makna yang terkandung. Yaitu, jika kita mau mengangan-angan kerangka huruf Muhammad apabila ditulis dengan hurup Arab ternyata menunjukan kerangka manusia. Sebab, mim (م) yang bundar dari kata Muhammad (محمد) itu menunjukan kepala manusia, karena kepala manusia itu bundar. Huruf  ha (ح) kalau kita dobelkan menjadi dua akan menunjukan dua tangan manusia. Huruf  mim (م) yang kedua menunjukan tentang perut manusia. Huruf dal (د) menunjukan kedua kaki manusia.

Selain itu, ada juga makna-makna yang tersembunyi lagi. Yaitu, huruf mim menunjukan kata Minnah yang berarti anugerah. Sebab, Allah memberi anugerah kepada Rasulullah Saw dengan anugerah yang sangat luar biasa melebihi apa yang telah diberikan kepada yang lainnya. Huruf ha menunjukan kata Hubbun (cinta). Sebab, Allah mencintai Nabi Muhammad Saw dan umatnya melebihi cintanya kepada nabi-nabi yang lain beserta umatnya. Huruf mim yang kedua menunjukan kata Maghfirah yang berarti ampunan. Sebab, Allah mengampuni segala dosa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw, baik yang sudah lampau atau yang akan datang. Nabi Muhammad Saw adalah nabi yang maksum (terjaga dari melakukan dosa). Adapun jika disandarkan untuk umatnya, maka  Allah akan mengampuni dosa-dosa umat Nabi Muhammad Saw jikalau mereka mau bertaubat. Tidak seperti umat-umat terdahulu yang apabila melakukan dosa langsung mendapat siksa dan teguran dari Allah. Huruf dal menunjukan kata Dawaamuddin. Artinya, abadinya agama Islam. Sebab, agama Islam akan tetap ada sampai akhir zaman. Apabila agama Islam sudah lenyap karena ditinggal oleh manusia, maka tunggulah kehancuran dunia ini.

Kesimpulan dari semua ini adalah, kalau orang itu sudah mengaku agamanya Islam, maka kerjakanlah salat. Sebab, salat merupakan tiang agama dan merupakan ajaran nabi-nabi terdahulu yang disempurnakan oleh Nabi Muhammad Saw. Jika seseorang sudah menjalankan salat dan ajaran Islam yang lainnya, maka dia termasuk orang yang bertaqwa yang akan dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya. Karena umat Nabi Muhammad Saw yang masuk ke surga itu akan dirupakan manusia. Mengapa demikian? Ini kembalinya kepada keagungan nama Nabi Muhammad saw yang menunjukkan kerangka manusia. Apabila  manusia masih berbentuk manusia, maka dia tidak akan masuk neraka. Adapun mengenai orang kafir, ada ulama yang berpendapat bahwa mereka di neraka itu berwujud babi.

*Penulis Adalah Esais dan ketua Website PP. Al Anwar Sarang Rembang Jateng asal Pati.
Disadur dari:  www.nu.or.id

Terdapat dalam buku sejarah yang manakah cerita tentang tangan baidha atau tangan putih, tongkat Nabi Musa yang menjadi Naga dan Nabi Musa yang melewati sungai Nil?

Fakta Mu'jizat Nabi Musa "Membelah Laut Merah"


Seorang Arkeolog bernama Ron Wyatt pada ahir tahun 1988 silam mengklaim bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan tsb saat digunakan u ntuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.

Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang manusia dan tulang kuda ditempat yang sama. Temuan ini tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa2 tulang belulang itu merupakan bagian dari kerangka para bala tentara Pharaoh yang tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang berhasil ditemukan,memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang sama. poros roda dari salah satu kereta kuda Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas.

Mungkin Allah sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Diantara beberapa bangkai kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang terbuat dari emas.

Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang ditunggangi oleh Pharaoh sang raja. Sekarang mari kita perhatikan gambar diatas, Pada bagian peta yang dilingkari (lingkaran merah), menurut para ahli kira-kira disitulah lokasi dimana Nabi Musa bersama para kaumnya menyebrangi laut Merah. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab.

Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat Diperkirakan jarak antara Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter.Lebar lintasan Laut Merah yang terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah kita membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat membelah air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama, mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan, diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin,menurut beberapa perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu 4 jam!!! sungguh luar biasa, Allah Maha Besar.

Sumber:  http://sangpembuatjejak.blogspot.com/2013/01/fakta-mujizat-nabi-musa-membelah-laut.html

Senbagai Jawaban AHLUL BAIT NABI SAW:


Terdapat dalam buku sejarah yang manakah cerita tentang tangan baidha, tongkat Nabi Musa yang menjadi naga dan Nabi Musa yang melewati sungai Nil? Mohon Anda perkenalkan beberapa nama ahli sejarah dan kitab-kitabnya dalam kaitannya dengan para Nabi-nabi lainnya, demikian juga para Imam maksum As. Saya juga menginginkan nama-nama para sejarahwan non Muslim untuk menghilangkan keragu-raguan.

Jawaban Global:
Banyak dari surah-surah al-Quran yang berbicara tentang mukjizat-mukjizat para nabi, termasuk Nabi Musa dan terutama cerita tentang tangan baidha, tongkat beliau yang menjadi naga dan cerita mengenai lewatnya Nabi Musa di atas sungai Nil.

Demikian juga banyak kitab-kitab sejarah yang membahas tentang masalah ini, termasuk Ibnu Katsir dalam al-Bidâyah wa al-Nihâyah dan Ya'qubi dalam kitab Tarîkh Ya'qubî-nya.

Dengan menggunakan kitab-kitab samawi lainnya dan riwayat-riwayat yang sampai dari para maksum, para sejarahwan dan para pembesar agama menjelaskan tentang banyak dari nama-nama mereka bersama dengan biografinya.

Antara lain:
An-Nûr al-Mubîn fî Qashashi al-Anbiyâ wa al-Mursalîn, Muhaddits Jazairi.
Qishâshu al-Anbiyâ, Fatimah Masyayikh.
Dâstân Payâmbarân yâ Qeshehhâye Qurân az Âdam to Khâtam.

Dan mengenai pertanyaan Anda yang kedua:
Dari riwayat-riwayat Islam dapat disimpulkan bahwa baik sifat-sifat maupun keutamaan-keutamaan Rasul Saw dan juga para penerus dan kekhalifahan Imam Ali As, demikian juga seluruh Imam, telah dijelaskan dalam kitab-kitab mereka.

Akan tetapi kitab-kitab suci yang berada di tangan para Yahudi dan Nasrani telah banyak mengalami penyimpangan. Oleh karena itu, banyak masalah yang disinggung dalam riwayat-riwayat mereka tidak lagi terdapat dalam "Dua Perjanjian" (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) yang ada saat ini, pada saat yang bersamaan, dalam Taurat saat ini terdapat sebuah tema yang membuktikan kandungan riwayat.

Jawaban Detil:
Sebelum membahas jawaban di atas, terdapat satu poin penting.
Dengan seluruh masalah dan kritikan-kritikan yang dilontarkan oleh non Muslim atas Quran, kendati mereka tidak menerima penisbatannya pada Tuhan, akan tetapi sama sekali tak ada seorang pun yang ragu dalam penisbatannya pada Rasulullah. Oleh karena itu al-Quran sebagai salah satu dari kitab terpercaya yang memiliki nukilan-nukilan sejarah, paling tidak bisa diletakkan sebagai sandaran.

Banyak dari surah-surah al-Quran yang membahas tentang mukjizat-mukjizat para nabi, termasuk Nabi Musa As, terutama mengenai cerita tangan baidha, tongkat beliau yang berubah menjadi naga, dan beliau yang berhasil melewati sungai Nil.

Di antaranya:
Surah Qishash, ayat 31 dan 32.
Surah an-Naml ayat 10-12.
Surah Thaha, ayat 17-23, 66 hingga 70, dan 78.
Surah al-A'raf, ayat 136.
Surah Al-Dzariyat, ayat 40.

Demikian juga kitab-kitab sejarah banyak yang membahas tentang tema ini, termasuk Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidâyah wa Al-Nihâyah[1], Ya'qubi dalam Tarîkh Ya'qubî[2]. Para ahli sejarah dan penulis sirah juga menggunakan kitab-kitab langit lain dan riwayat-riwayat yang disampaikan oleh para Imam Maksum As dan para pembesar agama. Kebanyakan nama-nama mereka dijelaskan bersama dengan biografi mereka.

Di antaranya:
An-Nûr al-Mubîn fî Qahashi al-Anbiyâ wa al-Mursalîn, Muhaddits Jazairi.
Qishash al-Anbiyâ, Fatimah Masyayikh.
Dâstân Payâmbarân yâ Qeshehhâye Qurân az Âdam to Khâtam.

Dan mengenai pertanyaan Anda yang kedua:
Jika yang dimaksud adalah bagaimana sosok para Imam Maksum As direfleksikan dalam kitab kitab-kitab agama tauhid, maka harus dikatakan, dari riwayat-riwayat Islami bisa disimpulkan bahwa sifat-sifat dan keutamaan-keutamaan Rasulullah, pelanjut, dan khalifah benar setelahnya, yaitu Imam Ali As, demikian juga seluruh Imam As lainnya, terdapat dalam kitab-kitab suci mereka.

Allah Swt dalam salah satu ayat al-Quran berfirman, "Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui."[3]
Ayat ini telah membuka tirai hakikat penting bahwa terdapat penjelasan yang sangat jelas dalam kitab-kitab terdahulu mengenai sifat ruh, jasmani dan keistimewaan-keistimewaan Rasulullah Saw, dimana gambaran sempurna darinya terpatri pada benak-benak mereka yang berurusan dengan kitab ini.

Dalam berbagai riwayat dikatakan bahwa suatu hari seorang Yahudi bertanya kepada Imam Ali As, "Apa nama Muhammad, anak paman Anda, nama Anda dan nama putra-putra Anda di Taurat?, beliau menjawab, "Nama Muhammad Saw di Taurat adalah Thab-thab, namaku Iliya, nama putra-putraku Syubbar dan Syubair."

Mendengar jawaban ini, lelaki Yahudi ini segera memeluk agama Islam dan mengucapkan syahadatain, setelah bersaksi atas ketauhidan Tuhan dan kerisalahan Rasulullah, ia juga bersaksi atas kewashian dan kewilayahan Imam Ali As.[4]

Dari riwayat ini bisa disimpulkan bahwa kekhalifahan Imam Ali As dan kedudukan beliau sebagai pelanjut Rasulullah, secara tegas telah diungkapkan dalam Taurat. Karena jika yang terjadi adalah selain itu, maka lelaki Yahudi ini tidak akan segera menerima perkataan Imam Ali As.

Demikian juga telah dinukilkan bahwa nama-nama mulia seluruh para Imam Ahlulbait As juga telah dinukilkan dalam Turat dengan bahasa Ibrani sebagai berikut: Midzmidz (Mushthafa), Iliya (Ali Murtadha), Qaidzur (Hasan Mujtaba), Iril (Husain Syahid), Masyfur (Zainal Abidin), Mashur (Imam Baqir), Masymuth (Ja'far Shadiq), Dzumara (Musa Kazdim), Hadzad (Ali bin Musa ar-Ridha), Taimura (Muhammad Taqi), Nasthur (Ali an-Naqi), Nuqasy (Hasan Askari), dan Qadimuniya (Muhammad bin Hasan) Shahibuzzaman.[5]

Akan tetapi, kitab-kitab suci yang berada di tangan Yahudi dan Nashrani telah banyak mengalami penyimpangan, oleh karena itu banyak tema-tema yang disinggung dalam riwayat-riwayat mereka, tidak ada lagi dalam "Dua Perjanjian" yang ada saat ini.

Demikian juga, dalam Taurat terdapat tema-tema yang membuktikan kandungan riwayat-riwayat. Dalam perjalanan kemunculan Taurat dikatakan, "Wahai Ibrahim, Aku mendengar doamu dalam hak kebenaran Ismail. Kini ia telah diberkati. Aku akan mengantarkannya pada makam yang tinggi. Akan muncul di antara keturunannya, duabelas orang amir dan pemimpin."[6] Jelaslah bahwa kedua belas amir ini tak lain adalah Ahlulbait As, dan dengan memperhatikan riwayat-riwayat yang terdapat dalam kaitannya dengan masalah ini, dengan yakin bisa dikatakan bahwa yang dimaksud tak lain adalah para Ahlulbait As.

Dalam Injil resmi Kristen tidak terlihat tema khusus dalam kaitannya dengan Imam Ali As, dan memang tidak bisa diharapkan, karena Injil yang asli dan hakiki tidak bisa lagi dijangkau, Injil yang ada saat ini pada hakikatnya adalah pandangan-pandangan dari sebagian Hawariyun yang dikumpulkan dan disusun setelah Nabi Isa As diangkat ke langit. Oleh karena itu terdapat banyak kontradiksi dan perbedaan dalam Injil-injil itu sendiri. Itulah sebabnya hal ini tidak bisa dipercaya, bersamaan dengan itu, dalam Injil Barnabas, menurut pemilik kitab Bisyârât ‘Ahdain, Imam Ali As disebut sebagai seorang yang pantas memiliki segala bentuk kesempurnaan.[7]

Akan tetapi, jika yang dimaksud dari pertanyaan tersebut adalah bagaimana pandangan-pandangan para sosok dan penulis penting dan terpercaya agama dan mazhab mengenai para Imam As secara umum, dan Imam Ali As secara khusus, hal ini tidaklah tersembunyi dari pandangan para teorikus dan ilmuwan agama-agama lain. George Jordac, salah seorang dari penulis besar Kristen mengatakan, "Pernahkah Anda mengenal manusia besar seperti Ali yang mengenalkan hakikat manusia pada rasio dan akal manusia, sebuah hakikat insani yang mendalam seperti azal dan masa depan yang tetap seperti abadiyat."

Gibran Khalil Gibran, salah satu dari pembesar, penulis mahir dan pemikir Kristen, mengatakan, "Aku percaya bahwa putra Abi Thalib adalah orang pertama Arab yang berinteraksi dengan ruh sempurna, ia adalah sosok pertama Arab yang lisannya menyenandungkan melodi ruh sempurna di telinga manusia yang sebelumnya tidak pernah didengar. Ia meninggalkan dunia ini sementara belum menyampaikan risalahnya kepada dunia, ia menutup matanya dari dunia, sebagaimana para nabi yang diangkat di tengah-tengah masyarakat yang tidak memiliki kapasitas untuk mendapatkan para nabi tersebut. Ia telah masuk ke tengah-tengah masyarakat yang tidak memiliki kelayakan atas para nabi. Allah memiliki hikmah atas hal ini dan Dialah yang lebih mengetahui."

Mikha'il Na'imah, seorang pemikir Kristen mengatakan, "Tak seorang pun dari sejarahwan dan penulis, kendati memiliki kelebihan dan kecerdasan, yang akan mampu menggambarkan wajah sempurna dari manusia besar seperti Ali As bahkan dalam sebuah kumpulan seribu halaman."[8]

Literatur untuk kajian lebih lanjut:
Imâm ‘Ali Usweye Wahdat, Muhammad Jawad Chirri.
Imâm ‘Ali wa Akhlâq Islâmi, Muhammad Dasyti.[9]
Al-Imâm ‘Ali Shautu al-‘Adâlah al-Insaniyyah, tulisan Geroge Jordac Masi.

Dalam kaitannya dengan pertanyaan Anda mengenai para Imam As, rujuklah pada penelitian-penelitian yang berkaitan dengan masalah ini di situs ini.
Indeks: Nama Para Imam dalam al-Quran', No. 6104(id6304).
Indeks: Tipologi Para Imam dalam al-Quran', No. 7754(id7921).
Indeks: Dalil-dalil Keyakinan terhadap Imamah dan para Imam, No. 6761(id6846).

Referensi:
[1]. Al-Bidâyah wa an-Nihâyah, Abu al-Fida Ismail bin Umar bin Katsir al-Damisyqi (w. 774 HQ), Beirut, Dar al-Fikr, 1407/1986.
[2]. Tarîkh Ya'qûbî, Ahmad bin Abi Ya'qub bin Wadhih Ya'qubi (w. 292 HQ), terjemahan Muhammad Ibrahim Aiti, Teheran, Intisyarat ‘Ilmi wa Farhanggi, cet. 6, 1371 Hsy.
[3]. (Qs. Al-Baqarah [2]: 146).
[4]. Ats-Tsûqib fî Manâqib, hlm. 271,Thusi,, Hamzah, , Qom, Anshariyan, Duwwum, 1412 HQ.
[5]. Shaduq, ‘Uyûn Akhbâr ar-Ridhâ, jil. 2, hlm. 147, Beirut, Muasasah ‘Ilmi Mathbu'ati, Awwal, 1404 HQ.
[6]. Kejadian, 20/17, hlm. 14.
[7]. Shadiqi, Muhammad, Bisyârat al-‘Ahdain, hlm. 213, Daru al-Kutub al-Islamiyyah, 1362 HQ.
[8]. Ja'fari, Muhammad Taqi, Syarh Nahj al-Balâghah, jil. 1, hlm. 173,Teheran, Daftar Nasyr al-Islami, Keempat, 1380 HQ.
[9]. Pusat Kajian dan Penelitian-penelitian Budaya Hauzah Ilmiah (dengan sedikit perubahan)

kisah hidup Nabi Isa As


Pertanyaan:
Tolong beberkan secara ringkas tentang kisah hidup Nabi Isa As?
Jawaban Global:
Nabi Isa As merupakan salah satu nabi besar Ilahi. Allah Swt menciptakan Nabi Isa As dari ibunya tanpa seorang ayah. Karena peristiwa ini merupakan kejadian aneh bagi masyarakat dan tidak terbayangkan bagi mereka bagaimana mungkin seorang bocah lahir tanpa seorang ayah? Karena mereka melontarkan tuduhan kepada Maryam oleh itu Allah Swt menjadikan Nabi Isa semenjak hari pertama kelahirannya mampu berbicara guna melepaskan ibundanya dari segala macam tuduhan. Pada detik-detik pertama kelahirannya itulah Nabi Isa As memproklamirkan dirinya sebagai Nabi Allah.

Kemudian setelah berlalu beberapa tahun lamanya, Allah Swt mengutus Nabi Isa sebagai nabi dan petunjuk bagi Bani Israil. Allah Swt mengajarkan kepadanya Taurat dan Injil serta menganugerahkan mukjizat-mukjizat seperti menghidupkan orang mati sehingga dengan perantara mukjizat-mukjizat ini Nabi Isa dapat menetapkan kenabiannya.

Meski demikian, hanya segelintir orang yang beriman kepadanya. Yang menonjol dari segelintir orang ini adalah kaum Hawariyun yang senantiasa berada di samping Nabi Isa As dan berguru kepadanya.
Akhirnya para musuh Nabi Isa memutuskan untuk membunuhnya. Hal itu terjadi akibat pengkhianatan salah seorang Hawariyun yang membocorkan tempat tinggal Nabi Isa As. Para musuh menyergap ke tempat itu dan seseorang yang mirip dengan Nabi Isa mereka tangkap dan salib. Demikianlah Allah Swt menyelamatkan Nabi Isa As dan kemudian mengangkatnya ke langit.
Jawaban Detil:
Nabi Isa As merupakan salah satu nabi besar Ilahi. Nama nabi besar ini berada pada jejeran empat nabi ulul azmi. Penciptaannya serupa dengan penciptaan Nabi Adam  As. Artinya Allah Swt menciptakan Nabi Isa As dari ibunya Maryam Uzara Sa yang merupakan seorang wanita salehah dan suci tanpa seorang ayah.[1]

Kelahiran
Kakek Nabi Isa As bernama Imran. Istrinya tatkala hamil bernazar bahwa ia akan menjadikannya sebagai pelayan di Baitul Muqaddas. Ia mengira bahwa jabang bayi yang ia kandung adlaah seorang bocah laki-laki. Namun, tatkala bayi itu lahir, ia melihat bahwa yang dilahirkannya adalah seorang bocah perempuan. Karena itu ia memberikan nama kepada bocah perempuan itu dengan nama Maryam. Setelah Maryam kian beranjak besar, ibunya mengirimnya ke Baitul Muqaddas untuk berkhidmat di sana.

Nabi Zakariyyah memikul tanggung jawab sebagai wali bagi Maryam. Selama itu, sedemikian Maryam menggondol derajat spiritual yang sangat tinggi sehingga Allah Swt mengirimkan makanan dari langit untuknya.[2] Namun selain Nabi Zakariyah terdapat orang lain yang merawat Maryam dan ingin memperoleh kehormatan dengan merawatnya; karena itu untuk memilih siapa yang dapat memperoleh kehormatan merawat Maryam diadakanlah undian dengan menggunakan pena-pena mereka. Hasil undian menunjukkan nama Nabi Zakariyah yang berhak merawat Maryam.[3]

Hingga suatu hari Bunda Maryam menyingkir dari tengah masyarakat dan pergi ke salah satu bagian Baitul Muqaddas dan melakukan uzlah di situ. Allah Swt mengutus seorang malaikat dalam bentuk manusia guna memberikan Nabi Isa kepada Bunda Maryam. Dengan demikian, Bunda Maryam mengandung tanpa berhubungan dengan seorang pria.[4] Pada sebagian riwayat disebutkan, Bunda Maryam  mengandung dengan cara memakan dua butir korma yang dibawakan oleh Jibril kepadanya.[5]

Masa kehamilan Bunda Maryam disebutkan berbeda-beda dalam riwayat; sebagian menyebutnya enam bulan[6] dan sebagian lainnya sembilan jam sebagai ganti sembilan bulan. [7] Tatkala tiba masa kelahiran Nabi Isa As, sakit akibat persalinan yang membawa Bunda Maryam ke sebuah tempat pada pangkal pohon kurma. Bunda Maryam sangat risau karena pelbagai tudingan akan dilayangkan kepadanya sedemikian sehingga ia berharap mati. Namun Nabi Isa yang baru saja lahir, berbicara sesuai dengan perintah Allah Swt dan menghibur ibundanya. Kisah Bunda Maryam ini diabadikan dalam al-Quran sebagaimana berikut:
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma. Ia berkata, “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” . Maka Jibril menyerunya dari bawah kakinya, “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawah kakimu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.’” (Qs. Maryam [20]:23-26).

Bunda Maryam dengan hati mantap, sembari menggendong anaknya, kembali ke kaum dan keluarganya.
Masyarakat yang hanya mampu melihat secara lahir masalah ini, memandang Maryam dengan penuh curiga. Al-Quran mengisahkan peristiwa itu demikian:
“Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.” Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam buaian?” Isa berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.  Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Qs. Maryam [19]:27-33).

Dengan ucapan ini, Nabi Isa menepis tuduhan keji itu yang dialamatkan kepada ibunya dan juga menetapkan kenabiannya bagi masyarakat.

Masa Pertumbuhan
Satu-satunya risalah Nabi Isa As pada masa-masa awal setelah lahir adalah menetapkan makam kenabiannya dan bahwa ibunya tidak berdosa. Namun ia belum lagi memikul tanggung jawab untuk memberikan petunjuk dan menyampaikan agama Ilahi. Pada saat yang sama bahaya yang dilancarakan oleh sekelompok Yahudi mengancam jiwa Nabi Isa As. Allah Swt menuntun mereka berdua ke tempat yang aman; negeri yang tinggi memiliki keamanan dan air yang mengalir[8] sehingga di tempat itu Nabi Isa melalui masa-masa pertumbuhan dan menyiapkan dirinya untuk menyampaikan risalah samawi. Pada sebagian riwayat disebutkan bahwa tempat itu adalah Najaf.[9]

Masa Kenabian
Nabi Isa As tumbuh dalam pangkuan dan gemblengan Bunda Maryam hingga mencapai usia 7 atau 8 tahun. Dalam masa ini, Nabi Isa mendapatkan tugas untuk menghidayahi Bani Israel dan menyelamatkan mereka dari kesesatan.[10]
Allah Swt mengajarkan kitab Taurat dan Injil kepada Nabi Isa dan menganugerahkan kepada hikmah dan ilmu khusus-Nya.[11]

Allah Swt sebagaimana mengaruniai pelbagai mukjizat kepada para nabi lainnya, juga mengaruniai kepada Nabi Isa As mukjizat supaya ia dapat menetapkan kenabiannya kepada masyarakat.

Salah satu mukjizatnya adalah ia dapat menciptakan burung dari lempung. Ia meniupkan ruh dan membentuknya dengan izin Allah Swt sehingga lempung berubah menjadi seekor burung. Allah Swt memberikan izin kepadanya guna menyembuhkan orang buta. Salah satu mukjizat Nabi Isa yang sangat menakjubkan adalah menghidupkan orang mati. Ia dengan perintah Allah Swt menghidupkan beberapa orang. Ia bahkan mengabarkan kepada masyarakat makanan yang mereka santap dan mereka simpan.
Hidangan langit adalah salah satu mukjizat lain Nabi Isa yang dipenuhi akibat permintaan Hawariyun (murid-murid khusus Nabi Isa). Hidangan makanan dari langit turun dan meski jumlah roti dan ikan hanya sembilan biji,[12] namun dapat mengeyangkan empat ribu orang.[13]

Dengan adanya semua mukjizat ini, hanya segelintir orang yang beriman kepada Nabi Isa dan yang paling menonjol adalah Hawariyun. Jumlah Hawariyun adalah dua belas orang dan yang paling pandai di antara Hawariyun adalah al-Wiqa.[14] Namun orang-orang dari Bani Israel yang memilih kufur mendapatkan laknat Nabi Isa[15] dan sesuai dengan sebuah riwayat disebutkan bahwa mereka menjadi hewan jadi-jadian yaitu mereka berubah menjadi hewan.[16]

Perjalanan Akhir Nabi Isa As
Sebagian Yahudi yang menyimpan permusuhan kepada Nabi Isa berencana untuk membunuhnya. Akibat pengkhianatan salah seorang Hawariyun yang bernama Yahuda Iskariot yang tidak beriman kepada Nabi Isa dalam hatinya dan termasuk sebagai seorang munafik membongkar tempat persembunyian Nabi Isa As dan musuh segera menyergap di tempat itu. Mereka menangkap seseorang yang mirip dengan Nabi Isa As. Orang-orang Kristen dan orang lain meyakini bahwa musuh telah menyalib Nabi Isa para hari Jumat kemudian membunuhnya. Namun setelah berlalulnya tiga hari dari kematian Nabi Isa, hari Minggu ia kembali hidup dan naik ke langit.[17]

Namun kitab samawi al-Quran menolak bahwa Nabi Isa As telah disalib dan dibunuh. Al-Quran menyatakan:
Dan lantaran ucapan mereka, “Sesungguhnya Kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. al-Nisa [4]:157-158).

Benar, Allah Swt menjaganya dari kejahatan musuh-musuhnya dan membawanya ke langit hingga mengembalikanya ke bumi hingga pada masa kemunculan Imam Mahdi Ajf dan menunaikan salat di belakangnya.[18]

Referensi:
[1]. “Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia) , maka jadilah dia.”(Qs. Ali Imran [3]:59)  
[2].  (Ingatlah), ketika istri ‘Imran berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu dariku. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maka tatkala istri ‘Imran melahirkan anaknya, ia pun berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya aku melahirkan seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada-Mu dari setan yang terkutuk.” Lalu Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria pemeliharanya. Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan ) ini?” Maryam menjawab, “Makanan itu berasal dari sisi Allah Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (Qs. Ali Imran [3]:35-37)
[3].  “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (hai Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka ketika mereka melemparkan pena-pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.” (Qs. Ali Imran [3]:44)
[4]. “Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al-Qur’an pada saat ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitul Maqdis). Maka ia membentangkan tabir antara dirinya dan mereka (sehingga tempat menyepi itu siap untuk digunakan sebagai tempat ibadah); lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, lalu ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata, “Sesungguhnya aku berlindung darimu kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, jika kamu seorang yang bertakwa.” Ia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.” Maryam berkata, “Bagaimana mungkin aku akan memiliki seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!” Jibril berkata, “Demikianlah adanya. Tuhan-mu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar Kami dapat menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.’” Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.” (Qs. Maryam [19]16-22)  
[5]. Burqi, Ahmad bin Muhammad bin Khalid, al-Mahâsin, jil. 2, hal. 537, Qum, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Kedua, 1371 S.  
[6].  Muhamad bin Yakub Kulaini, al-Kâfi, Riset oleh Ali Akbar Ghaffari dan Muhammad Akhundi, jil 1, hal. 465, Tehran, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Cetakan Keempat, 1407 H.
[7]. Sayid Hasyim bin Sulaiman Bahrani, al-Burhân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 3, hal. 707, Qum, Muassasah Bi’tsat, Cetakan Pertama, 1374 S.  
[8].  “Dan Kami telah menjadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi mendatar yang aman dan memiliki sumber-sumber air bersih yang mengalir.” (Qs al-Mukminun [23]:50)  
[9]. Sayid Hasyim bin Sulaiman Bahrani, al-Burhân fi Tafsir al-Qur’ân, jil. 3, hal. 707, Qum, Muassasah Bi’tsat, Cetakan Pertama, 1374 S.  
[10]. Muhamad bin ‘Ayyas Bahrani, Tafsir al-‘Ayyâsyi, Riset oleh Rasul Mahallati, jil. 1, hal. 174, Tehran, al-Mathba’ah al-‘Ilmiah, Cetakan Pertama, 1380 S.
[11].  “Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil.” (Qs. Ali Imran [3]:48)
[12]. Muhammad Baqir Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 14, hal. 249, Beirut, Dar Ihya al-Turats al-‘Arabi, Cetakan Kedua, 1403 H.  
[13]. Tafsir Mansub ila al-Imâm al-Hasan al-‘Askari, hal. 195, Qum, Madrasah Imam Mahdi Ajf, Cetakan Pertama, 1409 H.  
[14]. Syaikh Shaduq, Muhamad bin Ali, al-Tauhid, hal. 421, Qum, Daftar Nasyr Islami, Cetakan Ketiga, 1398 H.  
[15].  “Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Isra’il melalui lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.” (Qs. al-Maidah [5]:78)
[16]. Ali bin Ibrahim, Tafsir al-Qummi, jil. 1, hal. 176, Dar al-Kitab, Cetakan Keempat, 1367 S.
[17]. Injil Yohanes 20:25
[18]. Yahya bin Hasan Ibnu Bithriq, Umdah ‘Uyun Shihâh al-Akhbâr fi Manâqib Imâm al-Abrâr, hal. 430, Qum, Daftar Nasyr Islami, Cetakan Pertama, 1407 H.  

Tadarus; Membaca Ulang Dialog Masyarakat, Nabi Isa, Maryam dan Allah


Di antara dialog yang disebutkan dalam al-Quran adalah dialog para malaikat dengan Maryam as juga dialog Isa as dengan Allah. Maryam ibu Nabi Isa as adalah seorang perempuanyang beriman dan suci. Dalam tingkat ibadah dan penghambaan beliau mencapai derajat tertentu sehingga makanan langit hadir di hadapannya. Allah telah memilihnya dan Nabi Isa as diangkat sebagai nabi dari pangkuan dan kesuciannya. Kita simak kisah ini dari al-Quran:

"Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas semua wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)." (QS: Ali Imran:42)

"Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." (QS: Ali Imran:43)

…"Hai Maryam!Seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)" (QS: Ali Imran:45)

"Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh." (QS: Ali Imran:46)

"Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia." (QS: Ali Imran:47)

Ketika Maryam kembali kepada kaumnya dengan menggendong bayi, masyarakat mencelanya seraya berkata, "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar."

Tanpa mengucapkan kata-kata, Maryam memberikan isyarat kepada anaknya. Mereka berkata, "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?"

Tiba-tiba Nabi Isa berkata, "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka." (QS. Maryam:30-33)

"Dan ia ditetapkan sebagai seorang Rasul untuk Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhan kalian, yaitu aku membuat sesuatu berbentuk burung dari tanah; kemudian aku meniupnya, maka dengan izin Allah, ia menjadi seekor burung; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak (belang-belang); dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah; dan aku kabarkan kepada kalian apa yang kalian makan dan apa yang kalian simpan di rumah kalian. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagi kalian, jika kalian benar-benar beriman."

"Dan (aku datang kepada kalian) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian yang telah diharamkan untuk kalian, dan aku datang kepada kalian dengan membawa suatu tanda (mukjizat) daripada Tuhan kalian. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku!"

"Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus." (QS. Ali Imran:49-51)

Sekelompok orang dari pengikut Isa telah tersesat dan menyekutukan Allah dengan Isa serta menyebutnya sebagai putra-Nya. Dalam sebagian dialog al-Quran, kepada Isa Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."

"Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhan kalian" dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu."

"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan mereka ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar." (QS. Maidah:116-119)

Sumber: IRIB Indonesia / Emi Nur Hayati

Terkait Berita: