Masyarakat muslim Australia sedang mengkhawatirkan serangan-serangan kekerasan terhadap kaum wanita berhijab dan aksi-aksi Islamofobia yang lain.
Eda Inaneire, salah seorang mahasiswa di Ilim College yang terletak di utara Melbourne, mengutarakan, “Kami kaum wanita lebih merasakan tekanan daripada kaum pria, karena kami muda dikenal dan keamanan kami pun terancam.”
Alina Fahim, mahasiswi yang lain, menegaskan, “Kita jangan melakukan penilaian hanya dengan berlandaskan pada perilaku beberapa orang muslim.”
Walid Mawas berkisah, “Pada suatu hari ketika menaiki kereta api bersama saudariku yang berhijab, kami diserang oleh beberapa orang, dan kami disebut binatang. Saya hanya bisa diam dan merasa malu mengapa mereka menilai Islam demikian. Padahal agama ini adalah agama perdamaian.”
Di sepanjang tahun kemarin, setelah Nu‘man Haidar terbunuh di luar kantor kepolisian Melbourne dan beberapa ditangkap dengan tuduhan klaim aksi teroris, kawula muda Australia sangat memperoleh pengawasan.
Memang ada usaha-usaha untuk menunjukkan Islam yang berbeda kepada masyarakat Australia. Museum Islam Australia yang terletak di pusat kota Thornbury dirubah menjadi yayasan lokal penting untuk masyarakat muslim. Mustafa Fahur sebagai pendiri museum ini menekankan, “Kami ingin menunjukkan perbedaan Islam sejati dan kebohongan-kebohongan yang selama ini selalu diklaim.”
Pada permulaan tahun 2014 lalu, museum ini pernah dikunjungi oleh 20 ribu pengunjung termasuk 200 kelompok mahasiswa, baik muslim maupun nonmuslim.
(ABC/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email