Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label NAZI. Show all posts
Showing posts with label NAZI. Show all posts

Jutaan Data Pelanggan Telkomsel & Indosat Disadap NSA Bagian Kelima

Meksiko Berang AS Menyadap Negaranya

Meksiko mengutuk keras pemerintah AS atas tuduhan negara adikuasa itu melakukan aksi mata-mata terhadap pemimpinnya setelah muncul laporan bahwa surat-surat elektronik mantan Presiden Meksiko ke 56, Felipe Calderon, diretas oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) AS.

Felipe Calderón, mantan Presiden Meksiko, periode December 1, 2006 – December 1, 2012 (wikimedia).

Data yang dibocorkan oleh analis keamanan yang kini buron, Edward Snowden, menunjukkan peretasan terhadap surat elektronik Presiden Calderon dilakukan tahun 2010, seperti diberitakan majalah Jerman Der Spiegel mengutip pernyataan Snowden.

Kementrian Luar Negeri Meksiko mengatakan kegiatan mata-mata semacam ini “tak dapat diterima, ilegal” dan berlawanan dengan prinsip berhubungan baik.
 
Mereka mendesak Presiden Barack Obama agar melakukan penyelidikan terhadap tuduhan ini.
Dalam pernyataan resminya Kementrian Luar Negeri Meksiko mengatakan akan segera menyampaikan kembali pentingnya penyelidikan seperti yang disebut ini melalui jalur diplomatik.

“Dalam hubungan antar tetangga dan mitra, tak ada ruang untuk praktik-praktik seperti yang dituduhkan itu,” demikian bunyi pernyataan itu.

Penyelidikan lengkap

Dalam laporan terpisah sebelumnya NSA disebut melakukan peretasan terhadap jalur komunikasi sejumlah pemimpin negara termasuk terhadap Presiden Enrique Pena Nieto sebelum ia menjabat tahun 2012 juga terhadap Presiden Brazil Dilma Rousseff.

Pesan-pesan terkait para pembantu dekat Presiden Rouseff serta perusahaan minyak milik negara Petrobas juga disebut turut disadap.


Terungkapnya dugaan ini langsung direspon dengan tanggapan keras dari Brazil, dimana rencana kunjungan kenegaraan Presiden Rousseff ke Washington bulan depan akhirnya ditunda.
NSA juga dituding mencuri lihat data elektronik dari sejumlah pemerintah negara Amerika Latin lain termasuk Venezuela dan Ekuador.

Pada ajang pertemuan G20 di Rusia bulan lalu, Presiden Obama menjanjikan dilangsungkan penyelidikan terhadap tudingan-tudingan ini termasuk yang ditujukan pada Rousseff dan Pimpinan Meksiko.
“Yang saya terima dari Presiden Obama adalah janjinya untuk melangsungkan penyelidikan lengkap… dan kalau benar akan ada sanksi sebagai balasan,” kata Presiden Pena Nieto kepada BBC.

Tudingan-tudingan ini juga muncul berkat bocoran yang diungkap oleh Snowden. Sebuah pengadilan federal di AS telah mendakwa mantan pegawai kontrak itu dengan tudingan aksi mata-mata dan mengupayakan ekstradisinya ke AS.

Tetapi hingga kini Snowden masih bertahan di Rusia setelah mendapat suaka sementara. (bbc.co.uk).
_________________________
Ternyata. penyadapan yang dilakukan AS tak sebatas para pemimpin-pemimpin negara Eropa, bahkan sekelas duta besar dan berada di luar Eropa pun tetap disadap oleh agen-agen AS tersebut, seperti Ekuador misalnya. (baca: Equador Disadap AS, Ditemukan Mikropon di Kedubesnya di London!)

Alat Penyadap Ditemukan di Kedubes Ekuador di London!

Pemerintah Ekuador menemukan alat penyadap di kedutaan besar mereka di London, Inggris. Kedubes Ekuador di London menjadi sorotan setelah menampung dan melindungi bos Wikileaks, Julian Assange.

Diberitakan Reuters, penemuan alat penyadap berupa microphone tersembunyi ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Ricardo Patino, Rabu waktu setempat.
Menurutnya, alat penyadap itu ditemukan di ruangan dubes Ekuador untuk Inggris, Ana Alban, saat Patino mengunjungi kedubes itu untuk bertemu Assange pada 16 Juni lalu.

Assange yang sejak lebih dari setahun lalu tinggal di Kedubes Ekuador. Dia bekerja dan beraktivitas di ruangan lainnya dalam kedubes. Menanggapi penemuan ini, Patino mendesak Inggris untuk membantu mereka menemukan siapa yang meletakkan penyadap itu dan dalang di baliknya.
“Setelah penemuan ini, pemerintah Ekuador meminta kolaborasi dengan pemerintah Inggris dalam menyelidiki siapa yang melakukan operasi spionase ini,” kata Patino.

Belum ada tanggapan dari pemerintah Inggris terkait permintaan tersebut. Patino menduga, penyadapan dilakukan oleh perusahaan Surveillance Group Limited untuk seorang klien. “Ini adalah salah satu perusahaan spionase dan investigasi terbesar di Inggris,” jelasnya.


Assange berlindung di Kedubes Ekuador untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas tuduhan pelecehan seksual dan perkosaan oleh dua wanita. Assange membantahnya. Dia mengatakan ini adalah cara untuk menghentikan langkahnya membongkar kebusukan pemerintahan Amerika Serikat.

Dalam akun Twitternya, Wikileaks mengutuk penyadapan tersebut. “Menyadap Kedubes Ekuador di London menunjukkan arogansi imperial yang masih terus berlanjut,” tulis Wikileaks.
Sebelumnya, Assange dengan Wikileaks-nya mempublikasikan dokumen-dokumen rahasia pemerintah AS dalam jumlah besar. Selain Assange, Edward Snowden juga melakukan hal yang sama. Snowden membuat AS kebakaran jenggot karena mempublikasikan praktik penyadapan AS terhadap telepon seluler dan email warga.

Ekuador juga menjadi salah satu negara tempat tujuan suaka Snowden, di antara 20 negara lainnya. Snowden saat ini dilaporkan masih di Moskow dalam perlindungan pemerintah Rusia. Dia terus diburu oleh FBI untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. (Reuters)
______________________

Pada saat KTT 20 di Londong Inggris beberapa waktu lalu, Presiden Indonesia juga sempat disadap oleh Amerika dan Inggris (baca: Indonesia Disadap AS, saat KTT G20 di London)

Presiden Prancis Francois Hollande, meminta masalah penyadapan AS ini menjadi salah satu agenda yang dibahas di pertemuan pemimpin Eropa hari ini.
Akibat hal ini, perjanjian perdagangan bebas antara AS dan Eropa yang akan dimulai akhir tahun depan akan terancam.

Eropa Tuntut AS Tidak Lagi Mata-matai Mereka

Jerman dan Prancis menuntut Amerika Serikat menandatangani kesepakatan pada akhir tahun ini untuk tidak lagi memata-matai mereka. Tuntutan ini diamini juga oleh negara-negara Eropa yang berang dengan aksi penyadapan NSA yang dibongkar Edward Snowden.

Kanselir Jerman Angela Merkel

Diberitakan Reuters, tuntutan ini disampaikan Kanselir Jerman Angela Merkel pada KTT Uni Eropa di Brussels, Kamis 24 Oktober 2013. Kanselir yang juga menjadi korban penyadapan NSA ini menuntut tindakan nyata dari Presiden Barack Obama, bukan hanya meminta maaf.

Negaranya bersama dengan Prancis menghendaki adanya “kesepahaman bersama” dengan AS terkait badan intelijen mereka. Negara-negara anggota UE lainnya bisa ikut ambil bagian.
“Berarti kita akan membuat kerangka kerja sama antara badan intelijen terkait. Jerman dan Prancis yang mengambil inisiatif dan negara anggota lainnya akan bergabung,” kata Merkel.

Dalam pernyataan akhir hari pertama KTT, ke-28 pemimpin Uni Eropa menyatakan mendukung rencana Jerman dan Prancis ini. Gagasan ini pertama kali diangkat Merkel saat Obama mengunjungi Berlin Juni lalu, namun tidak terealisasi.

Merkel semakin mangkel saat Der Spiegel memuat bocoran Edward Snowden yang mengatakan bahwa dirinya salah satu korban penyadapan. Merkel mengatakan, tidak ayal hal ini bisa mengganggu hubungan kedua negara.

“Persahabatan dan kemitraan antara Eropa, termasuk Jerman, dengan Amerika bukanlah satu arah saja. AS perlu juga bersahabat dengan dunia,” kata Merkel.

Sebelumnya AS telah memiliki kesepakatan “jangan memata-matai” dengan Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Kelima negara memiliki aliansi yang dikenal dengan “Lima Mata”, terbentuk sejak akhir Perang Dunia II.

Tegangnya hubungan antara AS dengan Jerman dan Prancis mengancam juga perusahaan-perusahaan internet asal Amerika. Hal ini terkait dukungan Parlemen Eropa terhadap regulasi yang diajukan Komisi Eropa pada awal 2012 untuk memperketat undang-undang perlindungan data yang telah telah ditetapkan sejak 1995 lalu.

Peraturan baru ini nantinya melarang perusahaan-perusahaan seperti Google dan Facebook membagi data mereka dengan negara non-Eropa. Peraturan ini juga memberikan hak bagi warga Eropa untuk meminta agar jejak digital mereka dihapus. Ada denda 100 juta euro bagi perusahaan yang melanggar.

AS khawatir Jerman dan Prancis semakin gigih mendorong peraturan ini, pasca terungkapnya penyadapan. Pasalnya jika peraturan ini diterapkan, maka ongkos penanganan data di Eropa akan meroket. Perusahaan seperti Google, Yahoo! Microsoft dan yang lainnya tengah giat melobi pemerintah.

Mega Skandal Penyadapan AS Picu Kemurkaan Negara Sekutu

Presiden Barack Obama bisa dipastikan tengah pening luar biasa belakangan ini. Pasalnya, berbagai masalah menderanya, salah satunya mengancam persahabatan Amerika Serikat dengan negara-negara sekutunya di Barat.

Masalah ini dipicu aksi Edward Snowden yang semakin liar mengumbar aib: Mega Skandal Penyadapan AS. Beberapa negara sekutu murka luar biasa. Di Amerika Latin ada Brasil dan Meksiko. Sementara barisan sakit hati di Eropa adalah sekutu dekat AS: Jerman dan Prancis.


Dampaknya terjadi Rabu pekan ini. Seharusnya Rabu malam waktu Washington lalu Gedung Putih mengadakan makan malam tamu kehormatan negara. Namun gagal lantaran tamunya jengkel dan memutuskan membatalkan pertemuan tersebut.

Dia adalah Presiden Brasil Dilma Rousseff yang secara pribadi murka pada Obama. Rousseff adalah salah satu korban penyadapan intelijen AS, NSA, yang dibongkar Snowden yang saat ini berlindung di Rusia.
Alasan AS menyadap demi menanggulangi terorisme, dimentahkan para pejabat Brasil. Sekutu terdekat AS di Amerika Selatan ini mengatakan bahwa penyadapan dilakukan untuk mengeruk keuntungan, demi kepentingan spionase komersial dan industri.

Rabu lalu juga, Obama dihantam protes serupa dari sekutunya di Eropa, Jerman. Kanselir Jerman Angela Merkel meneleponnya, marah percakapan teleponnya disadap. Informasi ini diperoleh Merkel dari majalah Der Spiegel.

Merkel punya pengalaman kelam soal dimata-matai. Dia lahir tahun 1954 di Hamburg, Jerman Timur, saat polisi polisi rahasia NAZI atau Stasi menguntit keseharian warganya. Tidak heran Merkel murka.
Pembelaan juru bicara Gedung Putih Jay Carney juga terlihat ambigu. Kepada media dia mengatakan, NSA (Badan Keamanan Nasional AS) “Sekarang tidak sedang mengawasi dan tidak akan mengawasi telepon Merkel.”

Carney menggunakan kata kerja “sekarang.” Dia tidak mampu menjelaskan apakah sebelumnya AS pernah menyadap Merkel atau tidak. NSA pun makin terpojok.

Dua hari sebelumnya pada Senin, Snowden kembali buat ulah membocorkan penyadapan AS terhadap Prancis, negara sahabat lainnya di Eropa. Harian Le Monde menuliskan, NSA memantau 70,3 juta percakapan telepon di Paris, hanya dalam kurun 30 hari, antara 10 Desember 2012 sampai 8 Januari 2013.


NSA, lanjut Le Monde, juga kemungkinan menyadap jutaan SMS di Prancis. Tidak jelas apakah percakapan dan SMS yang disadap itu disimpan secara utuh, atau hanya berupa metadata – yaitu hanya daftar siapa berbicara dengan siapa.

Tidak dijelaskan juga apakah operasi penyadapan bernama sandi US-985D itu masih terus berlangsung atau sudah dihentikan. Laporan itulah yang membuat Menlu Fabius awal pekan ini memanggil Dubes AS untuk Prancis. Dia menuntut Dubes AS itu memberi klarifikasi atas kabar di media massa itu.

Beberapa hari sebelumnya, Meksiko juga marah besar pada Amerika. NSA dilaporkan menyadap Presiden Enrique Pena Nieto dan pendahulunya, Felipe Calderon. Tidak hanya itu, Amerika juga dituduh menyadap PBB dan Uni Eropa.

Pemimpin 35 Negara

Di bawah perlindungan Rusia, nyanyian Snowden akan mega skandal penyandapan AS semakin tidak terbendung. Jumat kemarin, The Guardian -mitra media Snowden- mengungkapkan bocoran dokumen yang menunjukkan bahwa AS telah menyadap telepon puluhan kepala negara di seluruh dunia.
Hal ini dibuktikan dalam dokumen soal memo rahasia dari Direktorat Sinyal Intelijen (SID) di NSA untuk berbagai instansi yang mereka sebut “pelanggan”. Beberapa di antara instansi ini adalah Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri dan Pentagon.

Dalam memo itu, SID meminta para pejabat tinggi di instansi AS memberikan informasi nomor telepon para petinggi politik dan pengusaha di berbagai negara.
Terkumpullah 200 nomor, termasuk di dalamnya ada 35 nomor kepala negara.Tidak disebutkan pemimpin mana saja yang disadap, namun NSA disebut langsung melakukan operasi intelijen.

Dilihat dari memo tertanggal Oktober 2006 itu, ini bukan kali pertama SID meminta bantuan pejabat negara, melainkan operasi rutin. Judul memo itu, “Pelanggan Bisa Membantu SID Mendapatkan Nomor Telepon Target”. Dalam pembuka memo, dikatakan bahwa para pejabat yang dekat dengan para pemimpin dan politisi dunia bisa membantu operasi mata-mata.

Memo dikirimkan pada pertengahan periode kedua George Bush, saat Condoleezza Rice menjabat Menteri Luar Negeri dan Donald Rumsfeld di akhir masa jabatannya sebagai Menteri Pertahanan.
Dalam KTT Eropa di Brussels yang seyogyanya membicarakan masalah ekonomi, Jerman dan Prancis menyampaikan uneg-uneg mereka. Mereka mengatakan kepercayaan Eropa terhadap AS hampir sirna dan harus kembali dibangun.

“Memata-matai sahabat itu tidak benar. Sekarang kepercayaan harus kembali dibangun,” kata Merkel, Kamis waktu setempat, yang menuntut aksi nyata, bukan hanya ucapan maaf dari Obama.
Akhirnya kedua negara ini kompak menuntut AS membuat kesepakatan paling lambat akhir tahun ini untuk tidak lagi memata-matai mereka. Hal ini diamini oleh ke-28 pemimpin Uni Eropa. Sebenarnya gagasan ini pertama kali diangkat Merkel saat Obama mengunjungi Berlin Juni lalu, namun tidak terealisasi.
“Persahabatan dan kemitraan antara Eropa, termasuk Jerman, dengan Amerika bukanlah satu arah saja. AS perlu juga bersahabat dengan dunia,” kata Merkel.

Kesepakatan semacam ini telah dibuat AS dengan Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada. Kelima negara memiliki aliansi yang dikenal dengan “Lima Mata”, terbentuk sejak akhir Perang Dunia II.

Lebih Parah dari Wikileaks

Akibat penyadapan ini persahabatan AS dengan berbagai negara yang telah terjalin bertahun-tahun terancam. Kebijakan luar negeri AS yang dirancang sedemikian rupa juga jadi di ujung tanduk. AS diprediksi merugi.

Dalam KTT kemarin, mega skandal penyadapan AS membuat negara-negara Eropa tidak ragu-ragu lagi mendukung pengetatan undang-undang perlindungan data tahun 1995. Dalam peraturan baru nanti, perusahaan-perusahaan seperti Google dan Facebook dilarang membagi data mereka dengan negara non-Eropa.

Peraturan ini juga memberikan hak bagi warga Eropa untuk meminta agar jejak digital mereka dihapus. Ada denda 100 juta euro bagi perusahaan yang melanggar.

AS khawatir Jerman dan Prancis semakin gigih mendorong peraturan ini, pasca terungkapnya penyadapan. Pasalnya jika peraturan ini diterapkan, maka ongkos penanganan data di Eropa akan meroket.
Perusahaan seperti Google, Yahoo! Microsoft dan yang lainnya tengah giat melobi pemerintah.
Kerugian diplomatis dan finansial ini membuat dampak bocoran Snowden lebih besar ketimbang bocoran kabel diplomatik oleh Bradley Manning di Wikileaks. Hal ini sempat diungkapkan oleh mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS P.J. Crowley dalam akun Twitternya.

“Semakin jelas saja, walaupun besarnya skala #WikiLeaks, bocoran #Snowden menyebabkan lebih banyak kerusakan publik,” tulis Crowley.

Menurut Slate.com, bocoran WikiLeaks memang memberi dampak buruk terhadap situasi politik di beberapa negara. Salah satunya soal kecurangan pemilu Peru, korupsi pejabat India dan gaya hidup keluarga Ben Ali yang berperan pada awal-awal revolusi di Tunisia.

Kendati mencengangkan, namun bocoran kabel di WikiLeaks dibuat oleh para diplomat dan tidak mencerminkan kebijakan luar negeri AS yang menjadi rahasia. Bahkan, para pejabat Kemlu AS mengakui bahwa terungkapnya kabel itu “memalukan tapi tidak merusak”.

Jerman Ajukan Resolusi PBB Anti Spionase Internet

Jerman dan Brasil menyusun draf resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa yang meminta penghentian spionase Internet dan pelanggaran privasi. Pemimpin dua negara ini sama-sama mengutuk aksi pengintaian Internet yang dilakukan National Security Agency (NSA) Amerika Serikat.

Pengungkapan data NSA yang telah mengakses puluhan ribu rekaman telepon di Prancis dan memantau telepon seluler Kanselir Jerman Angela Merkel, telah membuat Eropa marah. Jumat kemarin, Jerman mengatakan mengirim kepala intelijennya ke Washington DC untuk meminta penjelasan.
Respons atas fakta yang diungkap bekas pekerja di NSA, Edward Snowden, ini adalah rancangan resolusi. Delegasi Jerman dan Brasil telah bekerja untuk memasukkan draf ini di Majelis Umum PBB, menurut beberapa diplomat PBB kepada Reuters.

“Resolusi ini akan didukung penuh di Majelis Umum, karena tak ada yang suka NSA memata-matai mereka,” kata seorang diplomat Barat di PBB yang tak mau diungkap namanya, Jumat 25 Oktober 2013.
Resolusi Majelis Umum PBB tidak mengikat, tak seperti resolusi Dewan Keamanan PBB yang terdiri dari 15 negara. Namun resolusi ini bisa mendapat dukungan luas dari 193 negara anggota PBB sehingga membawa bobot moral dan politik.

Kamis lalu, Merkel meminta Washington meneken perjanjian “nihil spionase” dengan Berlin dan Paris pada akhir tahun ini. Dia meminta tindakan langsung Presiden AS Barack Obama, bukan hanya permohonan maaf. (vivanews/Reuters)

Snowden Siap Beber `Dosa` Intelijen AS ke Pihak Jerman

Jerman sedang kesal dengan Amerika Serikat, menyusul dugaan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) menyadap ponsel Kanselir Angela Merkel. Bahkan selama 10 tahun!
Merkel sudah menelepon langsung Presiden AS Barack Obama, menuntut penjelasan. Petinggi intelijen pun dikirim ke Washington DC. Dan kini, pemerintah Jerman merasa perlu mendengar informasi langsung dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden, sang pembocor.

“Jika Snowden ingin memberikan informasi, dengan senang hati kami akan menerimanya,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Hans-Peter Friedrich, seperti dimuat BBC, Jumat (1/11/2013).

“Apapun klarifikasi, informasi, dan fakta yang bisa kami dapatkan dari dia, akan berguna.”
Secara terpisah, pengacara Snowden, Anatoly Kucherena mengatakan, pertemuan dimungkinkan dilakukan di Moskow — tempat Snowden tinggal setelah mendapat suaka dari Rusia. Bukan di Jerman.
Sebelum niat pemerintah Jerman terlaksana, secara mengejutkan, politisi dari Partai Hijau Jerman, Hans-Christian Stroebele lebih dulu bertemu Snowden di Moskow.

Dari pertemuan itu Stroebele mengetahui bahwa Snowden siap membeberkan pada Jerman tentang seluk-beluk spionase AS.

Tak sekedar omongan, Stroebele juga menunjukkan surat dari Snowden (lihat lampiran surat dibawah) yang menegaskan sikapnya yang bersedia bekerja sama dengan Jerman untuk membongkar aksi intelijen AS yang dinilainya melanggar hukum.


Menurut Stroebele, Snowden ingin agar penyidik Jerman menemuinya di Moskow. Namun, mau saja ke Jerman, dengan syarat, keamanannya dijamin, tak lantas diekstradisi ke AS.

Menlu AS Akui NSA Kelewatan

Usianya baru 30 tahun, namun Edward Snowden mampu membuat AS kalang kabut. Rahasia aksi mata-mata AS yang ia bocorkan bahkan dianggap menyebabkan efek yang lebih serius ketimbang apa yang dilakukan Bradley Manning saat membocorkan ribuan kawat diplomatik AS ke situs Wikileaks.


Sejumlah kepala negara disebut-disebut menjadi target penyadapan AS: Meksiko, Brasil, Prancis, Jerman, Spanyol, bahkan Indonesia – yang diduga melibatkan Australia.
Sementara, Kementerian Luar Negeri RI telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty soal kabar penyadapan, Jumat pagi tadi.

China pun belakangan menuntut penjelasan dari AS, menyusul kabar dugaan penyadapan NSA terhadap Tiongkok lewat fasilitas intelijennya di kedutaan dan konsulat di Beijing, Shanghai, dan Chengdu.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry tak menampik, intelejennya seringkali bertindak berlebihan.

Ia berjanji, bersama Obama, akan mencegah agar tidak ada lagi tindakan yang berlebihan dilakukan oleh NSA di masa depan. (Alv/Ein)

Kisah Sukarno dan Jakarta Yang Bercerita

Sebuah kota bukan sekedar tembok-tembok beton, ia adalah susunan narasi..sebuah penceritaan

Minggu ini warga DKI Jakarta akan mencari Gubernurnya, saya rasa sudah cukuplah kita memahami siapa yang akan memimpin Jakarta sesuai dengan pilihan kita dan aturan demokrasi yang fair, mungkin yang terbaik di hari minggu yang rileks ini kita bercerita bagaimana sebuah kota menjadi tata ruang yang bercerita.

Dari seluruh pemimpin-pemimpin Indonesia sepanjang negeri ini berdiri. Mungkin yang paling terobsesi dengan Jakarta adalah Sukarno, Dia-lah yang mengubah wajah Jakarta yang tadinya hanya berpusat sebagai tempat kongkow sosialita Hindia Belanda yang berpusar di Harmoni Societet, menjadi skup Jakarta yang meluas, sebuah Jakarta yang tidak terbatas hanya Harmoni Societet, tetapi Jakarta yang hidup di jantung degup rakyat banyak, sebuah etalase bagi panggung kerakyatan. Bila di masa De Jonge, Batavia adalah role model keberhasilan kolonial dalam pemerintahan tata kota dengan pembangunan perumahan elite bagi juragan-juragan perkebunan, jenderal-jenderal Hindia Belanda dan pejabat tinggi Gubernemen, maka bagi Sukarno : “Jakarta bukan saja kemenangan rakyat untuk berdaulat, tapi juga menceritakan pada dunia bagaimana rakyat hidup di tengah kota, budaya urban rakyat kecil tidak digusur oleh pemodal”Sukarno, sendiri secara terus terang berkata “Aku menyukai orang-orang mencuci di sepanjang kanal Gadjah Mada-Hayam Wuruk”

Bagi Sukarno, Jakarta adalah sebuah penceritaan kemenangan, sebuah titik nol kilometer nyawa yang dibangun untuk menghidupkan sebuah bangsa. -Bila di akhir masa kekuasaannya, ia diledek oleh para mahasiswa KAMI sebagai orang tua pikun “Patung dikira celana”. Maka sesungguhnya, Bung Karno menangis melihat tingkah anak muda Indonesia yang gagap memahami seni, gagal mencintai kebudayaan.
Ada satu sisi yang menarik dalam konsep penceritaan tata ruang kota Sukarno untuk Jakarta, terutama sekali soal monumen. -Sukarno memang pada awalnya adalah seorang Arsitek, ketika menjadi mahasiswa ia memiliki nilai sempurna untuk menggambar. Imajinasinya hidup, bila ia menggambar sesuatu ia tidak sekedar menggambar objek tapi menggambar bagaimana objek itu bergerak dan bekerja, penafsiran bukanlah sekedar suatu yang beku dan mati, ia menafsirkan dengan amat lugas, ia paham ruang dialektik suatu karya.

Kekaguman Sukarno dengan monumen adalah ketika ia mengunjungi Rusia pada medio tahun 1950-an,  Ia melihat sendiri bagaimana patung-patung dan monumen menjadi gambaran cita-cita sebuah bangsa. Tapi puncak kekaguman Sukarno bukanlah di Moskow, namun ketika ia mengunjungi Amerika Serikat pada tahun 1956 saat ia melihat Monumen Kemerdekaan Amerika Serikat, sebuah patung obelisk dengan julangannya yang meninju langit, disitu Sukarno terdiam bahkan hatinya bergetar, dia berpikir “dari patung inilah Jefferson memulai pemikirannya, seluruh bangsa bergerak menuju pembebasannya”. Sukarno juga mengunjungi Mesir, ia berdiri di depan Piramida, lalu ia mengunjungi sungai Nil bersama Gamal Abdel Nasser, Sukarno paham bangsa Mesir baru tak perlu bikin monumen karena sejarahnya sendiri adalah Monumen.

Di Jakarta Sukarno kemudian gandrung membangun jiwa dari sebuah bangsa ini. Pertama kali yang ia bangun adalah Monumen Nasional.  Konsep Monumen Nasional (Monas) sebenarnya diinginkan Sukarno karena ia terobsesi dengan Menara Eiffel, kepada beberapa orang Sukarno mengeluh karena Presiden De Gaulle memusuhinya dan tak mengundangnya ke Paris, padahal ia amat ingin ke Paris dan melihat Eiffel, Sukarno pernah membaca satu cerita yang ditulis pada sebuah koran tentang bagaimana berkebudayaannya kota Paris, sehingga ketika pasukan NAZI Jerman masuk, salah seorang komandan pasukannya menangis karena harus mengebom sisi-sisi kota. -Bagaimana bisa saya menghancurkan kebudayaan. Kata komandan Pasukan NAZI Jerman itu, seorang Kolonel Angkatan Darat-. Sukarno menceritakannya ini pada satu pagi di tahun 1953, dengan seorang arsitek ternama bernama Silaban. Tapi rencana ini ditunda karena kisruh politik, soal Parlemen yang melebar ke pengusiran warga Belanda sampai pada pemberontakan daerah.

Lalu Bung Karno berkhayal dan berimajinasi,  ”Apakah kita bisa menjadikan Jakarta sebagai ‘Tweede de Eiffel?’ apakah bisa Eiffel yang nyawa orang Perancis bisa dibangun dalam nyawa orang Jakarta, dengan apa rakyat Indonesia mengenangnya. “Silaban, saya paham setiap manusia pasti mengenang dimana ia berasal, dimana ia lahir, orang Amerika Serikat mengenang negaranya dengan Gedung Putih dan gedung-gedung yang tinggi itu, orang Perancis mengenang menara Eiffel, bagaimana dengan orang Indonesia? dengan apa ia mengenang negaranya? ‘ Sukarno menatap mata Silaban dengan amat tajam.

Saat itu tahun 1953sebagai Presiden RI ia tidak begitu sibuk, karena pekerjaan sebagai pemimpin praktis diambil Perdana Menteri di Kabinet, ia tidak lagi memegang ruang eksekusi pemerintahan. Ia hanya sekedar pralambang dari kepemimpinan politik. Saat itu Indonesia menganut Demokrasi Parlementer. – Di tahun 1954 diadakan sayembara membangun Monumen Nasional. Sukarno sudah mendapatkan data-data bahwa kemungkinan Jepang akan membayar biaya ganti rugi Perang. Sementara di Parlemen sendiri Konferensi Medja Bundar 1949 digugat oleh kelompok Murba, mereka minta dibatalkan. Sukarno mengambil kesempatan politik : -Mengusir Belanda, menjadikan Proyek perebutan Irian Barat sebagai politik diam-diam menendangi pantat orang Parlemen dan menjadikan Revolusi Nasional pengalihan aset sebagai pusat perjuangan baru. Sukarno berhitung dana Pampasan Jepang akan cukup membiayai proyek-proyek baru tersebut. Ia juga akan menjadikan Jakarta sebagai kota lambang Revolusi.

Pada tahun 1960, sudah masuk sekitar 100-an karya konsep Monumen Nasional, namun panitia sama sekali tak ada yang meloloskan. -Akhirnya dengan sedikit putus asa, panitia menunjuk Silaban untuk membuat gambarnya, namun Silaban membuat gambar dengan nada spektukular, sangat luar biasa besar. Ketika diajukan kepada Bung Karno, Bung Karno menggeleng-geleng “Biayanya terlalu tinggi, ekonomi kita tidak cukup biayai ini” kata Bung Karno. Silaban membalasnya dengan agak ketus “Ya, tunggu saja Pak sampai ekonomi kita membaik”. Sukarno melotot dan berkata “Aku bukan orang yang diciptakan untuk menunggu, kerjakan tapi sesuaikan dengan keadaan”


Akhirnya Silaban tetap mengerjakan dengan dibantu RM Soedarsono sebuah monumen bergaya minimalis tapi begitu bernyawa, di atas lahan 80 hektar. Sukarno menggunakan kebiasaan tata ruang kabupaten untuk membangun tata ruang kota DKI. Dalam tata ruang kabupaten ada ciri pokok yang dikenal : Alun-Alun, Masjid Agung di sebelah barat Alun-Alun, Keraton Kadipaten di sebelah utara Alun-Alun dan Kantor Kepatihan Kadipaten dan Karesidenan di sebelah selatan Kadipaten. -Nuansa ini diikuti Bung Karno, ia memerintahkan tanah Ikada 80 Hektar adalah Alun-Alun Indonesia, sebuah lapangan kebudayaan.

Pembangunan Monas Medio tahun 1960-an (Sumber Photo : LIFE)

Monas adalah ‘Lapangan Kebudayaan’ disitu Bung Karno bermimpi besar, akan ada panggung teater, Museum dan seluruh pergerakan kesenian rakyat bermula disitu, kemudian dari titik garis lurus Monas akan bertemu dengan Gelora Bung Karno yang melambangkan ‘Suasana Gerak Olah Raga Rakyat’ Bung Karno bermimpi : Kelak disuatu hari bangsa ini akan menjadi bangsa besar, dimana Rakyatnya yang bebas merdeka  membangun kehidupan, menguasai olahraga dunia”.  Stadion Gelora Bung Karno Senayan di masanya adalah Stadion paling besar sedunia.

Bung Karno juga membangun patung-patung, namun ada ciri khas Bung Karno yaitu bila ia membangun Patung, ia membangun sebuah penceritaan, sudut-sudut kota bernarasi. Seperti misalnya Patung Selamat Datang, ia membuat dua orang melambai, ‘Datanglah datang di Tanah Jakarta, Tanah Gerbang Indonesia”. Begitu kata M. Yamin, salah seorang Menteri Sukarno yang amat gandrung dengan Kebudayaan,  melihat Hotel Indonesia dan meninjau rencana pembuatan Patung Selamat Datang, tak lama kemudian M Yamin meninggal sebelum sempat pembukaan Hotel Indonesia dan peresmian Patung Selamat Datang.

Di Cikini ada hadiah Patung yang teramat cantik dari Pemerintahan Moskow,   Patung ini dibuat oleh ayah anak Matvel Manizer dan Otto Manizer, seorang ahli pahat dari Sovjet Uni. Patung ini bercerita seorang anak bangsa dari kaum tani berjuang pergi bertempur dan ibunya menangis. Bung Karno karena patung bukan sekedar sosok, tapi Patung adalah sebuah media reflektif yang dihentikan oleh waktu sebagai cermin bagaimana kenangan disimpan di laci-laci langit pikiran banyak orang.

Konflik Sukarno-Suharto membuat Jakarta terkepung tentara (Sumber Photo : LIFE)

Di akhir pemerintahannya ketika pasukan tak dikenal mengepung Istana Negara, Gubernur DKI yang juga teman ngobrol Bung Karno, Henk Ngantung ditangkap tentara Pro Suharto karena ia bagian dari Lekra, seluruh kawan-kawan Bung Karno satu persatu diciduk. Bung Karno sendirian dalam ruang sunyi-nya. Ia memilih Ali Sadikin sebagai ganti Sudiro, Sukarno tak begitu suka dengan Sudiro yang terlalu birokratis, ia ingin Ali paham bagaimana cara pikir Sukarno.

Soeharto tahu bahwa pengangkatan Ali Sadikin adalah ‘bargain’ diam-diam dengan Sukarno bahwa Angkatan Darat akan berhadapan ‘head to head’ dengan Angkatan Laut, apalagi di Surabaya Panglima KKo Hartono sudah siap perang dengan Soeharto. “Tinggal tunggu perintah Bung Karno”.  Tapi Soeharto tak terpancing untuk mendongkel Ali, bahkan Ali didiamkan sampai tahun 1977.

Justru Jakarta di Jaman Ali Sadikin inilah, mengalami lompatan luar biasa.  Ali Sadikin dijadikan barometer untuk mengukur tingkat keberhasilan memimpin Jakarta. Ali bukanlah pemimpin DKI yang sekedar nge boss, tapi ia benar-benar membawa Jakarta melompati sejarah, dari sekedar The Big Village menjadi kota modern yang berkebudayaan sesuai dengan apa yang diinginkan Sukarno.

Di tangan Ali, Jakarta dibawa sebagai kota dengan warganya bergerak. Ia membangun gelanggang-gelanggang kesenian, ia membangun pasar-pasar rakyat, ia membangun jalan-jalan. Di tengah masa kekuasaan Suharto yang tak begitu menyukainya dan Ali disuruh nyari duit sendiri untuk pembangunan DKI padahal Pemerintah Pusat baru saja dapat bantuan besar dari negara maju. Ali Jalan terus!…ia pakai dana judi untuk bangun Jakarta dan ini ia bertarung dengan banyak orang. Sikap keras Ali dikenang banyak orang sebagai tonggak nol kilometer kepemimpinan DKI.

Tugu Tani, Landmark terbesar DKI setelah Monas Pernah terancam digusur karena dangkalnya penafsiran sejarah atas tata ruang kota (Sumber Photo : LIFE)

Setelah era Sukarno dan mundurnya Ali Sadikin di tahun 1977, Jakarta hanya sekedar kota yang bergerak tanpa arah.  Manusia Indonesia gagal mengapresiasi sejarah. Ada cerita soal Patung-Patung di Jakarta yang menarik,  saat itu di akhir tahun 1982 Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo berkata dalam sebuah wawancara yang momennya waktu itu adalah ‘Peringatan hari kesaktian Pancasila’. Sarwedi berkata : “Patung itu patung Pak Tani Komunis. Mana ada petani kita sikap angkuhnya begitu. Tidak ada! Di Indonesia mana ada petani yang angkuh? Petani kita sopan-sopan,” Lalu ucapan itu dibumbui kalimat provokatif : “Kalau patung Pak Tani BTI (Barisan Tani Indonesia-organisasi PKI Red), apa haru kita pasang terus?”. Cetusan Sarwedi saat itu menjadi polemik yang amat menarik dan berita di koran-koran. Berbondong-bondong pejabat lain menjilat ucapan Sarwedi, seperti Daoed Joesoef yang katanya orang berbudaya itu ia berkata : “. “Kalau benar patung Pak Tani dan istrinya itu melambangkan petani bersenjata seperti dalam pikiran negara-negara komunis, sudah jelas untuk zaman sekarang sudah tidak tepat lagi,”

Untung ucapan-ucapan penggusuran Patung Pak Tani di counter oleh Adam Malik, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden RI, bung Kancil yang terkenal dengan prinsip hidupnya ’semua bisa diatur’.  berkata keras :
“Salah sama sekali jika dikatakan bahwa patung itu berbau kolone kelima,” kata Wapres. Menurut Adam Malik, tatkala mengunjungi Uni Soviet sekitar 1960, Bung Karno memintanya–waktu itu ia menjabat Dubes di Moskow –mencari pematung terkenal Rusia, Manizer, untuk membuat patung perjuangan pembebasan Irian Barat. “Dengan demikian patung tersebut bukan hadiah atau hasil pemikiran orang Soviet, melainkan pesanan dan pemikiran Bung Karno sendiri,”
(Majalah Tempo, 16 Oktober 1982)

Soeharto tentu berhati-hati melihat polemik ini, waktu itu Gubernur DKI R Suprapto juga tidak menanggapi ucapan emosional Sarwo Edhie Wibowo soal patung Pak Tani itu.  Dan sampai sekarang Patung Pak Tani tetap menjadi simbol prapatan Cikini, sebuah landmark kota Jakarta yang tak tergusur.

Tapi apakah kemudian Patung Pak Tani yang selamat, tentu tidak dimasa setelah Ali Sadikin banyak patung yang dipindah, yang paling terkenal adalah pemindahan patung Diponegoro karya pematung Italia yang sudah amat terkenal di Monas dipindah ke Jalan Diponegoro tanpa memperhatikan konteks.

Di masa Sutiyoso pernah ada ide bahwa setiap jalan yang bernama Pahlawan akan dibuatkan patung-nya,  ide Sutiyoso ini kelak jadi tertawaan banyak orang karena selain berbiaya besar, bagaimana patung adalah penceritaan bukan hanya membangun sosok yang kaku. Di masa Orde Baru yang terkenal dengan sikap ‘Anti Intelektual’ terhadap kebudayaan yang menyangkut ruang kekuasaan maka Patung-Patung yang didirikan di masa itupun berkisar soal sosok, soal perkelahian seperti pejuang yang mengangkat bambu runcing, jarang dibangun patung yang bercerita, satu-satunya patung yang bercerita dan menjadi landmark di masa Orde Baru adalah patung Arjuna Wijaya yang dibangun Nyoman Nuarta, Suharto menggambarkan dirinya di masa pertarungan maraton dengan Bung Karno, selain semar yang jadi idola Suharto, Suharto yang gemar berpuasa itu selalu mengindentikkan dirinya dengan Arjuna, sementara Bung Karno diidentikkan dengan Adipati Karno, pertarungan Arjuna dengan Adipati Karno dimana di pihak Arjuna kusir kudanya adalah Kresna dan dipihak Adipati Karno kusir kudanya adalah Prabu Salya.  Suharto mendeskripsikan puncak Mahabharata adalah pertarungan antara Arjuna dan saudara kandung lain bapak, Adipati Karno. Dan sejarah memang mencatat Suharto memenangkan pertempurannya 1966/1967 sementara Sukarno di internir di wisma Yaso, terpuruk dan menua, seperti Patung Pancoran yang dilibas dua baris jalan layang.

Anton DH Nugrahanto.

(Dimuat pertama kali di Kompasiana, bila mencopas harus ditulis nama penulis dan media kompasiana sebagai media pertama pemuatan tulisan).




TNI AL Temukan Kapal NAZI di Laut Jawa


Tim penyelam Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menemukan kapal selam U Boat milik pasukan Nazi Jerman yang karam di perairan Laut Jawa sejauh 98 Nautical Miles dari Kepulauan Karimun Jawa di kedalaman 25 meter.

"Belum ada rencana untuk pengangkatan, tugas kami hanya memfoto," kata Komandan Tim Penyelam Kopaska Mayor Yudo Ponco Ari saat menyampaikan paparan bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo dan sejumlah pejabat Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Kamis.
Kopaska belum tahu apakah kapal itu U-183 atau U-168, jenis kapal Jerman yang pernah ditemukan tim arkeolog pada 2013 di Laut Jawa.

Kopaska menemukan kapal selam Nazi tersebut di wilayah perairan yang lebih dekat ke Kalimantan.
Kapal selam yang sebelumnya berukuran panjang 60 meter itu kini tinggal separuh bagian depan saja, sekitar 30 meter. Separuh bagian belakangnya diperkirakan sudah tenggelam ke tempat yang lebih dalam dan tercabik-cabik.

Bangkai kapal yang ditemukan terdiri atas sejumlah ruangan seperti ruang komandan, ruang komunikasi, dan ruangan lainnya, kata Yudo Ponco Ari.
Selain itu tim juga menemukan sejumlah barang seperti peralatan makan buatan Jerman, sake dengan tulisan kanji Jepang, alat penyelamat, dan potongan haluan kapal.
"Seharusnya ada juga peluncur torpedo, tetapi sudah hilang, mungkin sudah ada orang yang lebih dulu menemukan dan mengambilnya," katanya.

"Kami juga menemukan dua tengkorak yang masih berdiri terjepit. Dari kapasitas kapal sekitar 50 orang, melalui dokumen diketahui 23 orang selamat kala itu," katanya.

Kopaska menemukan bangkai kapal selam itu dalam ekspedisi pada 30 Mei-1 Juni 2014 bersama komunitas sejarah dari Surabaya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan pemerintah berencana menjadikan situs itu sebagai salah satu tujuan wisata, khususnya untuk turis Jerman.

Pemerintah, lanjut dia, juga akan memberikan penghargaan kepada para kru kapal riset Jerman, Sonne, pada Hari Nusantara di Kotabaru, 15 Desember 2014.
"Para kru yang terdiri dari para ilmuwan Jerman dan Indonesia ini pada 1981 menghentikan risetnya untuk membantu penyelamatan kapal Tampomas II yang tenggelam di sekitar Kepulauan Masalembo Laut Jawa. Sebanyak 29 mayat berhasil diangkat," katanya.

Duta Besar Jerman Georg Witschel menyambut baik rencana tersebut dan menyatakan penghargaan tersebut akan semakin mempererat hubungan kedua negara. (IRIB Indonesia / Antara / SL)

Sejarah Kebohongan Perang AS (1)


Perang Suriah sudah di ambang pintu. Alasan yang dipakai: rezim Assad telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya. Untuk itu, dunia internasional harus menyerang Suriah demi menghentikan kejahatan Assad.

 Jika Presiden Obama tidak berbohong dalam hal ini, maka ini akan menjadi perkecualian yang langka dalam sejarah perang para Presiden Amerika Serikat. Karena, ketidakjujuran kepada rakyat AS tentang alasan perang di luar negeri sudah menjadi tradisi di Gedung Putih selama seabad terakhir ini. Berikut ini catatan kebohongan yang telah berkontribusi signifikan atas terjadinya pertumpahan darah besar dan kehancuran di berbagai negara.

1.      Woodrow Wilson: Tenggelamnya Kapal Lusitania- Perang Dunia I, 1917-1918
“Ini adalah perang melawan semua bangsa. Nyawa warga Amerika direnggut, kita perlu menyelidikinya; warga negara-negara lain yang netral juga telah direnggut dengan cara yang sama. Tidak ada diskriminasi. Ini adalah kejahatan melawan seluruh umat manusia. Setiap negara harus memutuskan sendiri bagaimana menghadapi kejahatan ini. Pilihan yang tepat untuk bangsa kita harus cocok dengan karakter dan tujuan kita sebagai bangsa. Kita harus mengenyampingkan perasaan dendam. Motif kita [untuk berperang] bukanlah balas dendam atau unjuk kekuatan fisik bangsa ini, melainkan pembelaan atas hak asasi manusia, dan kitalah satu-satunya pemenang.” (April 2, 1917).

Catatan: Pada 7 Mei 1915, kapal Lusitania milik Inggris tenggelam di lepas pantai Irlandia dan menewaskan 1,200 penumpang dari berbagai negara, termasuk AS. Konon, kapal itu tenggelam karena serangan torpedo tunggal kapal selam Jerman. Tenggelamnya kapal ini menjadi alasan bagi AS untuk terjun dalam PD I dan pasukan Sekutu pun meraih kemenangan. Namun, kecurigaan muncul: mengapa kapal itu tenggelam dengan sangat cepat  ke bawah permukaan laut? Hal ini hampir tak mungkin terjadi bila kapal sekedar ditembak torpedo tunggal. Kemungkinannya, kapal sipil itu membawa amunisi illegal dan terjadi ledakan besar akibat ditembak tornado. Menggunakan kapal sipil untuk membawa amunisi dan instrumen perang lainnya adalah melanggar perjanjian internasional.


2.      Franklin D. Roosevelt: Pearl Harbor-Perang Dunia II, 1941-1945
“Kemarin, 7 Desember 1941 – tanggal yang dikenang dalam kehinaan – Amerika Serikat tiba-tiba dan sengaja diserang oleh angkatan laut dan udara Kekaisaran Jepang. Amerika Serikat sudah berdamai dengan negara itu dan, atas ajakan Jepang, masih dalam perundingan untuk menciptakan perdamaian di Pacifik. Jarak Hawaii dari Jepang meyakinkan kita bahwa jelas serangan itu sengaja direncanakan beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu lalu. Selama rentang waktu itu, pemerintah Jepang telah sengaja berusaha untuk menipu Amerika Serikat dengan memberikan pernyataan palsu mengenai harapan perdamaian.” (8 Desember 1941).

Catatan: Ada hal yang aneh dalam kejadian ini: pada tanggal 4 Desember, 3 hari sebelum penyerangan, pihak intelijen Australia memberitahukan kepada AS mengenai pergerakan armada Jepang yang menuju Pearl Harbour, namun AS tidak menghiraukannya. Lalu, dalam sebuah catatan jurnal yang dibuat oleh Menteri Angkatan Perang Roosevelt, Henry Stimson, tertanggal 25 November 1941, tercantum percakapan yang ia lakukan dengan Roosevelt: “Pertanyaannya adalah bagaimana cara membuat pihak Jepang agar menyerang terlebih dahulu… Hal itu memang diharapkan agar terlebih dahulu dilakukan oleh pihak Jepang sehingga tidak ada sedikitpun keraguan atas siapa yang menjadi pihak agresor.”

Beberapa bulan sebelum terjadinya serangan terhadap Pearl Harbour, Roosevelt melakukan segala hal yang bisa memicu amarah pihak Jepang, dengan menunjukan kebijakan-kebijakan yang agresif. Ia menghentikan semua impor minyak Jepang dari perusahaan Minyak Amerika. Ia membekukan semua aset milik Jepang di Amerika, ia memberi pinjaman secara terbuka pada kelompok Nasionalis China serta menyuplai persenjataan kepada Inggris dan keduanya merupakan musuh Jepang di perang, yang sekaligus juga berarti melanggar hukum internasional yang mengatur perang.

Jadi, sebagaimana yang memang diharapkan terjadi, pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour sehingga menewaskan 2400 orang tentara. Sebelum kejadian Pearl Harbour, 83% masyarakat Amerika tidak menginginkan Amerika terlibat dalam perang. Setelah kejadian Pearl Harbour, 1 juta orang mendaftarkan diri menjadi sukarelawan perang. (sumber: di sini)
===============

Konspirasi Amerika Terhadap Perang Dunia II


Teori Konspirasi Amerika Dalam Perang Dunia II
Para bankir internasional mendapatan keuntungan besar dalam PDI, tapi masih ada peristiwa lain yang dimanfaatkan oleh para bankir ini.
Pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour, yang membuat Amerika ikut terlibat dalam peperangan. President Franklin D Roosevelt mengumumkan serangan pada hari itu dikenang sebagai “ Sebuah hari keji yang akan dikenang”. Benar sebuah hari yang keji, akan tetapi bukan karena serangan mendadak terhadap Pearl Harbour.Setelah selama 60 tahun menggali informasi, dapat dipastikan bahwa bukan saja rencana serangan terhadap Pearl Harbour telah diketahui 1 minggu sebelumnya, kejadian itu diharapkan terjadi dan sengaja diprovokasi. 

Franklin D Roosevelt

Presiden Roosevelt, yang keluarganya merupakan anggota kelompok bankir New York sejak abad ke-18, pamannya bernama Fedrik, merupakan pendiri awal Federal Reserve, Sangat bersimpati terhadap keinginan para bankir internasional yaitu agar Amerika memasuki peperangan, dan sebagaimana telah kita saksikan, tidak ada hal yang lebih menguntungkan bagi klompok bankir internasional, selain perang.
Dalam sebuah catatan jurnal yang dibuat oleh Menteri Angkatan Perang Roosevelt, Henry Stimson tertanggal 25 November 1941, ia mendokumentasikan percakapan yang ia lakukan dengan Roosevelt: “Pertanyaannya adalah bagaimana cara membuat pihak Jepang agar menyerang terlebih dahulu... Hal itu memang diharapkan agar terlebih dahulu dilakukan oleh pihak Jepang sehingga tidak ada sedikitpun keraguan atas siapa yang menjadi pihak agresor.”
Beberapa bulan sebelum terjadinya serangan terhadap Pearl Harbour, Roosevelt melakukan segala hal yang bisa memicu amarah pihak Jepang, dengan menunjukan kebijakan-kebijakan yang agresif. Ia menghentikan semua impor minyak Jepang dari perusahaan Minyak Amerika. Ia membekukan semua aset milik Jepang di Amerika, ia memberi pinjaman secara terbuka pada kelompok Nasionalis China serta menyuplai persenjataan kepada Inggris dan keduanya merupakan musuh Jepang di perang, yang sekaligus juga berarti melanggar hukum internasionla yang mengatur perang.
Dan pada tanggal 4 Desember, 3 hari sebelum penyerangan, pihak intelijen Australia memberitahukan kepada Roosevelt mengenai pergerakan armada Jepang yang menuju Pearl Harbour. Roosevelt tidak menghiraukannya.

Serangan udara Jepang yang menghancurkan kapal perang Amerika di Pearl Harbour
Jadi, sebagaimana yang diharapkan serta dibiarkan terjadi, pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour yang menewaskan 2400 orang tentara. Sebelum kejadian Pearl Harbour, 83% masyarakat Amerika tidak menginginkan Amerika terlibat dalam perang. Setelah kejadian Pearl Harbour, 1 juta orang mendaftarkan diri menjadi sukarelawan perang.
 Peristiwa Pearl Harbour


Perlu dicatat, bahwa perang yang dilancarkan oleh Nazi Jerman, mendapat dukungan yang besar dari dua organisasi, salah satunya bernama I.G. Farben yang memproduksi 84% dari bahan peledak yang digunakan Jerman, bahkan hingga bahan kimia Zyklon B- yang digunakan di kamp konsentrasi mereka untuk membunuh jutaan orang. Salah satu rekan bisnis terselubung dari I.G. Farben adalah Standard Oil Company milik J.D. Rockefeller di Amerika. Bahkan sebenarnya armada udara Jerman tidak akan bisa beroperasi, tanpa bahan adiktif khusus yang disuplai oleh perusahaan Standard Oil milik Rockefeller. Peristiwa drastis pemboman kota London oleh pihak Jerman misalnya, hanya dimungkinkan setelah terjadi transaksi penjualan bahan bakar sebesar 20 juta dolar kepada pihak I.G. Farben oleh perusahaan Standard Oil milik Rockfeller. Ini hanyalah sebuah contoh kecil mengenai bagaimana bisnis Amerika membiayai kedua belah pihak yang bertikai dalam Perang Dunia ke-2.
Sebuah organisasi busuk lain yang patut untuk disebutkan adalah Union Banking Corporation di New York. Organisasi ini tidak hanya membiayai banyak aspek sehingga Hitler kemudian berkuasa lengkap dengan berbagai peralatan perang yang ia gunakan, melainkan juga merupakan tempat pencucian uang bagi NAZI, yang kemudian diketahui menyimpan jutaan dolar milik NAZI pada ruang penyimpanannya.
 Prescott Bush

Union Banking Corporation of New York akhirnya disita, karena melakukan pelanggaran hukum, yaitu berdagang dengan pihak musuh. Dan coba tebak siapa Direktur dan Wakil Presiden dari Union Bank saat itu. Prescott Bush, kakek dari George W Bush. Ingat hal itu untuk menimbang pandangan moral dan politik dari keluarga Bush. Dan salah satu tujuan politik Bush adalah menggunakan tragedi 11 September yang digunakan untuk mencapai tujuannya. (dari berbagai sumber) 

Union Banking Corporation
_____________________________________
3.  Harry S. Truman: Ancaman komunisme, Pelanggaran UN Charter-Perang Korea 1950-1953
“Pada hari Minggu, tanggal 25 Juni, pasukan Komunis menyerang Republik Korea. Serangan ini telah menjelaskan semua keraguan, bahwa gerakan Komunis Internasional telah melakukan invasi bersenjata untuk menaklukkan negara-negara yang independen. Tindakan agresi seperti ini menciptakan bahaya yang sangat nyata terhadap keamanan semua bangsa merdeka. Serangan terhadap Korea adalah pelanggaran atas perdamaian dan pelanggaran atas Piagam PBB. Dengan tindakan mereka di Korea, pemimpin Komunis telah menunjukkan kebencian mereka atas prinsip-prinsip moral yang menjadi landasan didirikannya PBB. Ini adalah tantangan langsung terhadap upaya negara-negara merdeka dalam membangun dunia yang bebas dan damai. Tantangan ini telah disajikan dengan jitu dan kita harus menghadapinya dengan jitu pula. “(19 Juni 1950).

Catatan: Sebulan kemudian, Truman berhasil membujuk Kongras AS untuk menambah anggaran perang demi ‘mencegah tersebarnya komunisme di dunia’. AS melibatkan diri dalam Perang Korea dengan cara mengirim pasukan untuk membantu Korea Selatan, melawan Korea Utara yang didukung Uni Soviet. IF Stone  dalam bukunya ‘Hidden Story of the Korean War’ antara lain menyebut bahwa Korsel memang sengaja memancing serangan Korut. Ketika AS terjun ke dalam perang, siapa yang mengambil keuntungan? Tentu saja, para makelar perang (the industrial military complex).

4.  Lyndon B. Johnson: Insiden Teluk Tonkin, “Domino Effect”-Perang Vietnam, 1964-1974; “Perang Melawan Kemiskinan”
“Tadi malam saya mengumumkan kepada rakyat Amerika bahwa rezim Vietnam Utara telah melakukan serangan lanjutan yang disengaja terhadap kapal angkatan laut AS yang beroperasi di perairan internasional. Karena itu, kita melancarkan serangan udara yang berhasil menimbulkan kerusakan besar terhadap kapal dan fasilitas [Vietnam Utara]. Dua pesawat AS hilang dalam operasi ini. Setelah berkonsultasi dengan para pemimpin Kongres, saya juga mengumumkan keputusan untuk meminta Kongres agar mendukung upaya AS dalam melindungi kebebasan dan perdamaian di Asia tenggara. Aksi rezim Vietnam Utara ini telah memberikan perubahan besar bagi situasi Asia Tenggara yang sudah sangat serius.” (5 Agustus 1964)
Catatan: Tanggal 4 Agustus 1964, kapal USS Maddox dan USS Turner Joy melaksanakan patroli bersama di sepanjang Teluk Tonkin yang berjarak sekitar 18 km dan pantai Vietnam Utara. Tiba-tiba ada serangan dari kapal-kapal torpedo Vietnam Utara. [menurut versi Vietnam Utara, saat itu kapal AS melakukan misi intelijen dan memang sengaja memancing serangan]. Presiden Johnson memerintah Angkatan Udara dan Laut AS untuk melancarkan serangan udara terhadap pangkalan kapal-kapal torpedo Vietnam Utara. Selanjutnya, AS mengirim pasukannya ke Vietnam. Lagi-lagi, yang diuntungkan secara finansial tentu saja para makelar perang  (the industrial military complex)

5.      Richard M. Nixon: “Vietnamisasi”; Pemboman Kamboja, 1969-1973, “Perang Melawan Kejahatan”
“Malam ini, Amerika dan Vietnam Selatan akan menyerang markas operasi militer komunis seluruh di Vietnam Selatan … Ini bukan invasi ke Kamboja … Kami mengambil tindakan ini bukan untuk tujuan memperluas perang ke Kamboja, tapi untuk tujuan mengakhiri perang di Vietnam dan memenangkan perdamaian dengan adil. Kami akan terus melakukan segala upaya untuk mengakhiri perang ini melalui negosiasi di meja konferensi daripada melalui pertempuran di medan perang …. Pengumuman saya ini sekaligus memberitahukan kepada pemimpin Vietnam Utara bahwa kami mau bersabar untuk mengupayakan perdamaian di meja rapat, tapi kami tidak akan dipermalukan. Kami tidak akan kalah.” (30 April 1970)

Catatan: Konflik Vietnam merembet ke Kamboja. Nixon menyatakan bahwa Vietnam Utara telah memperluas agresinya ke berbagai wilayah, termasuk Kamboja. Di Kamboja, tentara Partai Komunis Kamboja bersekutu dengan Republik Demokratik Vietnam (=Vietnam Utara) dan Front Pembebasan Vietnam Selatan, melawan pemerintah Kamboja yang didukung oleh Amerika Serikat dan Republik Vietnam (=Vietnam Selatan). Nixon kemudian memerintahkan tentara AS untuk melakukan pengeboman besar-besaran di Kamboja dengan alasan mencegah berkuasanya pasukan komunis.

6.      Ronald Reagan: Kirim Marinir ke Beirut 1983, Invasi Grenada 1983, Pengeboman Libya 1986, Perang Dingin 1981-1989, Iran-Contra 1985
Secara keseluruhan, Reagan mengatakan ‘Saya tidak ingat’ 88 kali dalam delapan jam kesaksian atas kasus Iran-Contra pada 16-17 Februari 1990, “ tulis New York Times.
“Aku ingat diberitahu bahwa ada agen atau pemerintahan dalam level tertentu, yang tidak dilarang oleh Amandemen Boland, dan saya ingat itu. Dan saya mengatakan bahwa kita harus tetap dalam koridor hukum dan sebagainya. Dan saya tidak pernah menantang atau mempertanyakan apa yang diberitahukan kepada saya… “ [Intinya, Reagan menyatakan tidak tahu menahu tentang Iran-Contra]
Catatan: Pada 1982, sebanyak 96 warga negara asing, sebagian besarnya warga AS dan Eropa Barat, diculik oleh kelompok tak dikenal. AS meyakini pelakunya adalah Hizbullah (meski Hizbullah tidak pernah resmi mengakui hal ini). Karena Hizbullah adalah sekutu Iran, AS pun terpaksa mendekati Iran untuk meminta tolong. Iran yang saat itu tengah diagresi Irak dan sangat membutuhkan senjata untuk mengusir Irak, segera memanfaatkan peluang itu. Iran bersedia membantu pembebasan sandera dengan imbalan pemberian senjata. Amerika kemudian mengirim senjata untuk Iran via pihak ketiga (gerilyawan Contra). Namun Iran mempermainkan Amerika seperti boneka. Meski ribuan rudal dan senjata telah digelontorkan, Iran mengulur-ulur pembebasan sandera. Iran bahkan membocorkan kesepakatan rahasia itu ke publik setelah tujuannya mendapatkan senjata tercapai. Akibatnya skandal terbongkar pada tahun 1986. Pemerintah Amerika mendapatkan aib, sementara Iran berhasil mengusir Irak (yang sejak awal perang didukung AS) pada tahun 1988. (Selengkapnya baca di sini)
______________________

BENARKAH IRAN DAN ISRAEL MAIN MATA?

Oleh: Husein Sarallah.

Belakangan ini kita sering mendengar beberapa pengamat Timur Tengah yang tampil di layar kaca TVOne mengutarakan bahwa Iran dan Israel itu sebenarnya main mata. Tujuan pernyataan ini sebenarnya ingin menunjukkan adanya konspirasi di balik retorika Iran dalam memusuhi Israel dan membantu rakyat Palestina. Mereka ingin membangun argumen bahwa Iran itu cuma berpura-pura dalam dukungannya pada Palestina dan perlawanannya terhadap Israel.

Mereka biasanya membawa dalil bahwa Iran tidak pernah menghantam Israel dengan roket atau rudal balistiknya. Demikian pula sekutu Iran dari kalangan Arab seperti Suriah juga tidak menghajar Israel. Bukti lain yang biasanya diajukan ialah pertemuan sejumlah pemimpin Iran dengan rabbi-rabbi Yahudi dari kelompok Naturei Karta (yang sebenarnya justru merupakan kelompok Yahudi anti Zionis Israel).

Para pengamat ini sebenarnya mengikuti garis argumen (palsu) yang kini umum beredar di media Arab pro Zionis seperti Aljazeera dan Alarabiya. Bagi mereka yang bisa berbahasa Arab pasti akan mudah menemukan omongan-omongan serupa di kolom komentar di situs-situs media Arab pro Zionis tersebut.

Namun, benarkah demikian? Benarkah Iran main mata dalam perlawanannya terhadap AS dan Zionis Israel? Benarkah Iran hanya tipu-tipu dalam mendukung Palestina? Marilah kita tinggalkan manipulasi dan pemutarbalikan fakta ala para pengamat dan media Arab pro Zionis di atas dan kembali ke realitas yang ada.

Sebelum Revolusi Islam tahun 1979, di saat AS masih mengangkangi Teluk Persia seutuhnya, Shah Reza Pahlewi yang ketika itu berkuasa memiliki hubungan mesra dengan Israel. Pada saat itu pula, segenap rezim Arab tunduk di bawah ketiak Shah dan membayar upeti untuk setiap tanker minyak yang melewati Teluk Persia. Dan pada saat itu sebenarnya Shah sudah mengaku dirinya sebagai penganut Syiah, sementara raja-raja Arab tidak pernah merasa menjadi pengayom Sunni dalam melawan Shah yang sangat benci terhadap Arab itu. Di zaman ketundukan Iran pada AS itu, segalanya seperti berjalan normal tanpa ketegangan sektarian seperti yang tergambar saat ini. Kedekatan dengan AS ketika itu tampaknya adalah kunci dari kedigdayaan Iran di mata rezim-rezim Wahabi Arab.

Namun, segalanya seperti berubah ketika Revolusi Islam Iran meletus pada 1979. Tiba-tiba saja Irak berkoar soal nasionalisme Arab dalam melawan Persia, dan raja-raja Arab penghasil petrodolar itu bersekongkol ingin menghabisi Iran. Alasan mereka banyak. Di antaranya, Iran ingin mengekspor revolusi, Iran akan mensyiahkan Timur Tengah dan dunia Islam, dan alasan terakhir yang paling absurd ialah karena Iran bermain mata dengan Israel untuk melemahkan Islam dan Arab.

Alasan terakhir ini kini seperti mendapatkan pembenaran lantaran apa yang terjadi di Suriah. Apalagi kini juga tak henti-hentinya para ulama bayaran yang hidup dalam ketiak raja-raja korup terus mengumandangkan ujaran-ujaran kebencian terhadap Iran dan komunitas Syiah di Timur Tengah.

Tapi, lagi-lagi, benarkah demikian? Tentu jawabannya bagi sebagian besar yang mengerti seluk-beluk Timur Tengah sudah jelas. Tak perlu analisis dan argumentasi sepanjang ini. Namun, belakangan, pengulangan argumen ini di sejumlah media nasional dapat menyebabkan khalayak yang kurang wawasan menerima bualan itu sebagai kenyataan. Di bawah ini saya coba berikan beberapa penjelasan.

Pertama, sejak Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini telah menjadikan pembelaan terhadap Palestina dan perlawanan terhadap AS-Israel sebagai prinsip ideologisnya. Dua gerakan perlawanan rakyat Palestina, seperti Hamas dan Jihad Islam, mendapat dukungan logistik dari Iran di tengah boikot total dari seluruh rezim Arab. Dan untuk dukungannya ini, Iran harus membayar mahal.

Selain itu, Suriah sebagai satu-satunya negara Arab yang berbatasan langsung dengan Israel dan hingga kini belum meneken perjanjian damai dengan Israel juga mendapat dukungan penuh dari Iran. Dasar hubungan strategis Iran-Suriah ialah perlawanan terhadap Israel. Demikian pula hubungan trio Iran-Suriah-Hizbullah pun berlaku dalam kerangka melawan Israel dan hegemoni AS di Timur Tengah. Dan karena hubungan ini pula maka ketiganya terus digencet oleh seluruh kekuatan pro Zionis Israel dan AS, baik rezim-rezim Arab, Turki maupun kelompok-kelompok ekstremis Islam model Al-Qaedah.

Jadi, apa maksud sebenarnya dari pernyataan komentator-komentator di atas? Banyak, tapi sedikitnya ada lima motif di balik pemutarbalikan fakta ini. Masing-masing fakta ini sebenarnya saling memperkuat. Pertama, pemutarbalikan fakti ini dihembuskan untuk mengaburkan kenyataan yang terang-benderang tentang ketundukan negara-negara Arab terhadap hegemoni dan kebijakan AS-Israel di Timur Tengah. Negara-negara yang mengangkat dirinya sendiri sebagai pengayom mayoritas Muslim itu ingin menyatakan bahwa permusuhannya pada Iran dikarenakan Iran sebenarnya bermain mata dengan AS juga. Padahal, bukti-bukti kerjasama yang coba diungkap dari balik layar tersebut tidak pernah bisa dibandingkan dengan kenyataan terang-benderang hubungan mesra negara-negara Arab dan Turki dengan AS-Israel. Di sini misalnya kita bisa menyebutkan bahwa Turki adalah negara Muslim pertama yang mengakui eksistensi negara Israel.

Kedua, tujuan dimunculkannya rumor ini ialah menutup-nutupi kolaborasi negara-negara Arab plus Turki dengan rezim Zionis dalam menindas rakyat Palestina dan mengabaikan hak-hak asasi mereka dengan cara merontokkan eksistensi negara Suriah sebagai tulang-punggung poros perlawanan terhadap AS-Israel di kawasan Timur Tengah. Hancurnya Suriah bakal berujung dengan penghancuran paru-paru dukungan logistik Iran terhadap kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas dan Jihad Islam.

Ketiga, mencuatkan permusuhan di antara umat Islam untuk mengalihkan perhatian mereka dari musuh yang sebenarnya, yakni Israel dan AS. Menumbuhkan pertentangan dan permusuhan antara Iran dan mayoritas Muslim dunia merupakan tujuan puncak AS-Zionis bekalangan ini agar umat yang sudah tertindas ini makin tercabik-cabik dan saling menghabisi.

Keempat, memberi legitimasi ketundukan rezim Arab dan Turki dengan cara memunculkan isu adanya konflik sektarian di antara umat. Tentu saja ini sebuah kekeliruan besar, lantaran pada dasarnya semua konflik di Timur Tengah bersifat politik. Karena, dalam kenyataannya, ada orang Sunni yang pro Zionis sebagaimana Syiah yang pro Zionis demikian pula sebaliknya. Sebagai contoh, Okab Saqr, anggota Parlemen Lebanon yang bermazhab Syiah, kini menjadi pendukung utama kelompok-kelompok pemberontak Suriah yang konon berjuang melawan rezim Suriah yang bermazhab Syiah. Ayyad Alawi yang merupakan ketua fraksi oposisi di Parlemen Irak juga politisi bermazhab Syiah yang sangat memusuhi Iran dan berkawan dekat dengan AS dan rezim-rezim Arab lain.

Kelima, mencampuradukkan antara gerakan-gerakan Islam yang benar-benar anti AS dan Israel dengan gerakan-gerakan Islam palsu bentukan AS yang tidak pernah melawan AS, seperti Fath Al-Islam dan Jund Sham.

Kesimpulannya, pemutarbalikan fakta soal siapa kawan dan siapa lawan dalam politik biasanya bertujuan untuk menyembunyikan kawan dan menyelamatkan lawan. Siapa saja yang berupaya memutarbalikkan fakta tentang Iran tidak bisa dianggap sebagai bersikap polos, melainkan memiliki agenda politik untuk mengacaukan peta pertarungan yang sebenarnya.


Apa pendapat Anda tentang tokoh Teuku Umar? Dalam Perang Aceh yang berlangsung akhir abad 19 hingga awal abad 20 ketika para pejuang Aceh tengah mengalami tekanan berat, Teuku Umar membelot ke kubu penjajah Belanda. Namun kemudian ia kembali berjuang mengusir Belanda dengan senjata yang diberikan Belanda kepadanya sebagai hadiah pembelotannya.

Jika Anda bersikukuh Teuku Umar sebagai pengkhianat, jangan teruskan membaca tulisan ini karena Anda tidak memiliki kecerdasan minimal untuk melihat sesuatu dari berbagai perspektif untuk bisa mengambil kesimpulan dengan bijaksana. Anda tidak berbeda dengan para "mujahid palsu" yang telah banyak menimbulkan kerusakan dengan serangan-serangan teroris sebagaimana banyak terjadi di Syria atau Irak. Namun jika Anda menganggap Teuku Umar sebagai pejuang yang cerdas, silakan teruskan membaca tulisan ini.

Tanpa lelah para pembenci Shiah dan Iran terus berteriak-teriak tentang "konspirasi Iran dengan Israel". Menuduh permusuhan antara Iran dengan Israel sebagai permainan politik keduanya untuk mengelabuhi dan pada akhirnya menghancurkan umat Islam di seluruh dunia. Mereka mengajukan beberapa alasan yang sekilas tampak "masuk akal", namun seperti saya katakan di awal, hanya kebenaran palsu karena tidak dilihat dari berbagai perspektif.

Di antara klaim-klaim itu di antaranya adalah: (1) senjata-senjata Amerika yang berada di Irak justru banyak yang jatuh ke tangan Iran, (2) senjata-senjata Israel juga banyak yang jatuh ke tangan Iran, dan (3) skandal Iran-Contra.

Saya akan coba jelaskan semua tuduhan tersebut agar pembaca bisa melihatnya masalah itu dengan lebih bijak. Pertama tentang senjata-senjata Amerika di Irak yang jatuh ke tangan Iran. Tujuan utama Amerika menyerang Irak adalah menghancurkan salah satu ancaman potensial yang dihadapi Israel, yaitu regim Saddam Hussein. Setelah Saddam dijungkalkan, Amerika sebenarnya ingin mendapatkan pijakan kokoh berupa pangkalan militer di Irak sebagaimana selama ini mereka dapatkan di Arab Saudi, Turki dan negara-negara Arab lain. Namun pemerintahan yang berdiri di Irak (Nuri al Maliki) ternyata tidak menyetujui keinginan Amerika dan justru merapat ke Iran-Rusia. Sangat beralasan karena sebagai agresor yang banyak membantai rakyat Irak, Amerika sangat dibenci oleh sebagian besar rakyat Irak.

Sebagai negara tetangga yang sama-sama penduduknya mayoritas beragama Shiah, tentu Iran tentu saja memiliki pengaruh kuat di Irak. Bahkan selama perang Irak berlangsung, tidak bisa dibantah Iran telah banyak berperan menyuplai persenjataan dan personil militer kepada para pejuang Irak. Iran menjadikan Irak sebagai medan "perang asimetri" alias perang tidak langsung melawan Amerika-Israel sebagaimana di Lebanon atau Syria saat ini. Dan pengaruh Iran di Irak semakin kuat setelah Saddam Hussein tumbang. Bisa dikatakan "petualangan" Amerika di Irak adalah kegagalan yang sangat telak. Bermaksud memperkuat pengaruh, Amerika justru kehilangan pengaruh dan Iranlah yang justru semakin berpengaruh di Irak.

Selama proses politik dan sosial itu berlangsung tentu saja banyak terjadi perlintasan manusia, perbekalan, dan senjata lintas perbatasan Iran-Irak. Selain senjata Iran yang masuk ke Irak, juga senjata-senjata Irak yang masuk ke Iran. Sebagian besar senjata dari Irak itu tentu saja adalah senjata buatan Amerika. Jadi dalam hal ini tentu saja Amerika tidak pernah memberikan senjatanya ke Iran.

Yang kedua tentang senjata-senjata Israel yang masuk ke Iran melalui negara ketiga. Bagi yang mengerti watak orang-orang Israel tentu faham bahwa para pejabat Israel adalah orang-orang opportunis yang memanfaatkan "kebijakan" negara untuk kepentingan pribadi. Salah satu bisnis favorit para pejabat Israel adalah perdagangan senjata. Limpahan senjata kiriman Amerika (Israel sendiri selalu menganggap senjata buatannya lebih baik dari senjata Amerika) justru dijual ke padagang gelap senjata yang kebanyakan juga orang-orang yahudi, termasuk rudal-rudal Patriot yang dimaksudkan untuk melindungi Israel dari serangan rudal Iran dan Syria. Para pejabat Israel itu tentu saja tidak pernah peduli jika senjata-senjata itu kemudian jatuh ke tangan musuh-musuh mereka atau musuh sekutu dekatnya, Amerika. Di sisi lain, Iran yang tengah menghadapi ancaman perang, sangat haus dengan kebutuhan senjata canggih, tidak saja untuk digunakan berperang mempertahankan negara, juga demi mendapatkan teknologinya untuk dibuat tiruannya. Demi kepentingan yang lebih besar, Iran tentu juga tidak mau bertindak bodoh dengan membatasi asal senjata-senjata itu. Di sinilah hukum ekonomi terjadi saat penawaran Israel bertemu dengan permintaan Iran, di pasar gelap tentu saja dan melalui pihak ketiga.

Tidak ada yang salah dengan Iran. Iran hanya memanfaatkan ketamakan para pejabat Israel sebagaimana Teuku Umar memanfaatkan keluguan para pejabat Belanda di Aceh hingga menyangkanya telah benar-benar membelot dan kemudian menghadiahinya dengan uang dan senjata.

Selanjutnya tentang skandal Iran-Contra yang terjadi pada saat Amerika dipimpin oleh Presiden Reagan. Jika kita lihat dalam perspektif luas, skandal ini sebenarnya adalah bagian dari perang asimetris Iran melawan Amerika-Israel yang brutal dan berdarah-darah di Lebanon pada dekade 1980-an. (Iran tidak menganggapnya sebagai skandal, melainkan kemenangan besar. Amerika lah yang menganggapnya sebagai skandal karena dengan telak telah dikelabuhi Iran).

Pada tahun 1982 Israel menyerbu Lebanon demi mengusir para pejuang Palestina sekaligus menancapkan kekuasaannya atas negara tetangga itu. Tujuan pertama berhasil diraih Israel setelah para pejuang PLO berhasil diusir ke luar Lebanon, dan tujuan kedua telah nyaris didapatkan setelah Israel dan Lebanon yang dipimpin Presiden Gemayel menandatangani perjanjian damai yang secara de facto dan de jure melegalisir pendudukan Israel atas Lebanon. Selanjutnya untuk mengukuhkan kemenangan Israel itu Amerika dan Perancis mengirimkan tentara pendudukan yang disamarkan sebagai tentara perdamaian.

Para pejuang dan nasionalis Lebanon pun berontak. Dengan dibantu Syria dan Iran mereka membom Gemayel dan pangkalan militer Amerika dan Perancis. Akibatnya perjanjian damai Israel-Lebanon dibatalkan Lebanon dan tentara Amerika dan Perancis pun hengkang. Tidak hanya itu, serangan-serangan gerilya pejuang Lebanon (terutama Hizbollah) berhasil mengusir tentara pendudukan Israel dari seluruh Lebanon (terakhir Israel meninggalkan Lebanon Selatan tahun 2000).

Selama perang di Lebanon itu Iran telah memberikan pengorbanan sangat besar. Meski negeri sendiri tengah dilanda perang hebat akibat invasi Irak, Iran tetap mengirimkan senjata dan personil militernya untuk membantu pejuang Lebanon. Bahkan bisa dikatakan, faktor Iran-lah yang telah menjadi kredit terpenting kemenangan pejuang Lebanon atas plot Israel-Amerika-Perancis.

Salah satu bagian dari Perang Lebanon adalah aksi-aksi penculikan yang dilakukan para pejuang pro-Iran  terhadap warga Amerika di Lebanon yang dianggap sebagai agen rahasia ataupun kolaborator Amerika. Di bawah tekanan politik untuk membabaskan para tawanan, Amerika terpaksa mendekati Iran untuk meminta tolong. Iran yang sangat membutuhkan senjata untuk mengusir Irak tentu saja memanfaatkan peluang itu dengan menetapkan syarat pemberian senjata sebagai imbalan pembebasan sandera.

Kesepakatan terjadi, Amerika pun menggelontorkan senjata untuk Iran via pihak ketiga (gerilyawan Contra). Namun Iran mempermainkan Amerika seperti boneka. Meski ribuan rudal dan senjata telah digelontorkan, Iran mengulur-ulur pembebasan sandera. Iran bahkan membocorkan kesepakatan rahasia itu ke publik setelah tujuannya mendapatkan senjata tercapai. Akibatnya skandal terbongkar, pemerintah Amerika mendapatkan aib, namun Iran berhasil mendapat senjata yang akhirnya berhasil digunakan untuk mengusir Irak tahun 1988.

Sebagimana Iran mengalahkan Amerika di Irak, Iran juga berhasil mengalahkan Amerika di Lebanon. Dan kini perang asimetri Amerika-Israel melawan Iran kembali berlangsung di Syria. Apakah Iran kembali bakal muncul sebagai pemenang? Kita tunggu saja. Namun saya tetap percaya Iran bakal kembali memenangkan perang sebagaimana saya percaya dengan hadits Rosulullah yang mengatakan:

"Jika kebenaran digantungkan di gugusan bintang, maka sekelompok orang dari bangsa Parsi akan meraihnya." (HR Bukhori tentang keutamaan bangsa Parsi). 

____________________________________


Bersambung .....

Terkait Berita: