Pasukan Hizbullah Libanon
Oleh: Abu Muhammad
Pertemuan OKI ke 13 di Ankara Turki 14-15 April lalu diakhiri dengan pernyataan kecaman terhadap Hizbullah dan Iran. Hizbullah oleh OKI dianggap sebagai kelompok teroris, sementara Iran dianggap mendukung teroris dan turut campur dalam urusan negara lain.
OKI yang dikomandoi oleh Saudi berhasil mempengaruhi negara-negara anggotanya seperti Qatar, Kuwait, Oman, Bahrain dan negara-negara muslimin lain di Afrika dan Asia. Kemampuan Saudi untuk memasukkan pernyataan tersebut memiliki arti bahwa kebencian Saudi terhadap Hizbullah dan rivalnya Iran semakin nampak jelas. Besar kemungkinan ini berhubungan dengan kefrustrasian Saudi dalamnya meruntuh presiden Suriah Bashar al-Assad setelah Hizbullah membantu tentara Suriah dalam memerangi militansi teroris di negara dilanda konflik ini.
Bukan hanya itu dukungan serang udara Rusia secara signifikan mengacaubalaukan kubu-kubu teroris yang memaksa kelompok teroris untuk mundur dari wilayah yang mereka kuasai.
Sadar akan posisinya yang mulai melemah Saudi yang dikenal luas mendukung militansi di Suriah berusaha mengkambinghitamkan “kekalahan” ini kepada Hizbullah dan Iran dan ini cara yang paling kecil risikonya, bila dibandingkan harus menyalahkan Rusia.
Saudi tidak berani berhadapan dengan Rusia dalam hal ini, wajar saja mereka berpikir demikian karena sekuat Eropa dan Amerika saja harus berpikir ribuan kali untuk berhadapan dengan kekuatan Rusia. Yang paling kecil risikonya dan memiliki tujuan ganda adalah menyalahkan Hizbullah dan Iran disamping bisa merusak citra muslim Syiah di dunia juga bisa membakar semangat mereka yang membenci Syiah untuk terus melakukan aksinya membabat muslim Syiah.
Saudi sangat berkepentingan dengan penyebaran ideologi Wahabi yang merupakan ideologi kerjaan untuk berkembang terus di seluruh dunia muslim. Kini sudah ratusan ribu sekolah beraliran Wahabi di dunia dibangun dan dibiayai Saudi. Senator senior Amerika mengungkapkan Arab Saudi menggelontorkan dana sebesar 100 milyar dolar untuk menyebarkan ajaran Wahabi ke Negara lain. Ini pula yang di khawatirkan oleh dunia mengingat Wahabi mengajar ideologi radikal yang melahirkan terorisme di Suriah dan Irak yang menyebar ke seluruh dunia.
Penyebaran ini sangat penting bagi kerjaan. Seperti diketahui kaum muslimin sangat tergantung dengan negara kerjaan ini. Dua tempat suci kaum muslimin yang menjadi cita-cita mereka berkunjung berada di negara kerjaan ini. Lihat saja setiap tahunnya jutaan orang berziarah ke negara ini untuk haji dan tentunya akan terus hingga akhir zaman.
Dari sisi ekonomi kunjungan kaum muslimin kekerajaan untuk ibadah haji dan Umrah telah menyumbang pendapatan bagi kerjaan yang sangat besar, di tahun 2014 saja kerajaan meraup $8,5 milyar dan terus bertambah setiap tahunnya, apalagi melihat kondisi ekonomi Saudi yang sekarang ini sedang melemah akibat anjloknya harga minyak dunia. Bahkan Saudi telah mengalami defisit $ 80 milyar.
Kefrustrasian Saudi bertambah jadi ketika Amerika baru-baru ini berencana mengajukan undang-undang 9/11 yang memungkinkan keluarga kerjaan dituntut di pengadilan AS sehubungan dengan serangan teroris terhadap menara kembar September 2001.
Jadi, Saudi sekarang bukan saja berhadapan dengan Hizbullah dan Iran, juga berhadapan dengan Amerika yang marah akibat baru-baru ini mengancam penjualan aset Amerika yang senilai $750 milyar yang dipegang keluarga kerjaan akan di jual. []
(Mahdi-News/Facebook/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email