(ilustrasi)
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan menuturkan, demokrasi dan Islam di Indonesia adalah wujud harmoni yang saling memberikan warna, tidak ada pertentangan di antaranya.
“Melainkan keserasian dan keseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya pada sela-sela seminar internasional yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa 28 Oktober 2014.
Seminar ini merukan hasil kerja sama antara Universitas Islam Madinah, Arab Saudi dengan Universitas Negeri Makassar (UNM). Tema yang diusung adalah “Nilai Moderat dalam Alquran dan Hadist serta Penerapannya pada Masa Modern di Arab Saudi dan Indonesia”.
Pada kesempatan itu tampak hadir antara lain Rektor Universitas Islam Madinah Abdurrahman bin Abdullah As Sanad, Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid, dan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Arismunandar.
Sebelumnya, Zulkifli mengatakan bahwa Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia memiliki keselarasan dengan nilai-nilai Islam sebagai agama yang “rahmatan lil alamin”.
Zulkifli menjelaskan, salah satu bukti moderasi Islam di Indonesia adalah diterimanya Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Meskipun umat Islam berjumlah mayoritas, tetapi hal itu tidak lantas memaksa mereka menjadikan Islam sebagai ideologi negara.
Terdapat pemahaman yang disepakati bersama bahwa Islam bukanlah negara, bukan pula sistem pemerintahan. Namun begitu, ideologi dan sistem pemerintahan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam.
“Artinya, substansi muatan Pancasila dinilai tidaklah bertentangan dengan nilai Islam, sehingga diterima sebagai dasar negara,” katanya.
(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email