Pesan Rahbar

Home » » Perbedaan Kematian Fujjar dan Abrar

Perbedaan Kematian Fujjar dan Abrar

Written By Unknown on Thursday 13 July 2017 | 09:11:00


A brâr adalah orang-orang yang baik menurut ajaran Allah ‘azza wa jalla dan fujjâr adalah sebaliknya. Dalam beberapa riwayat, kedua kelompok ini ada perbedaan yang sangat dalam kaitannya dengan kematian. Orang yang baik menurut Allah ‘azza wa jalla setelah mati akan hidup nyaman, tenang, sejahtera dan istirahat dari kepenatan hidup di dunia, tetapi orang yang tidak baik menurut-Nya setelah matinya akan semakin sibuk, payah dan letih yang tidak ada istirahatnya.


قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : مَوْتُ الأَبْرَارِ رَاحَةٌ ِلأَنْفُسِِهِمْ وَ مَوْتُ الْفُجَّارِ رَاحَةٌ لِلْعَالَمِ

Amîrul Mu`minîn as berkata, "Kematian abrâr (orang-orang yang saleh) adalah rehat untuk diri-diri mereka (dari keletihan hidup di dunia) sedangkan kematian fujjâr (orang-orang yang tidak saleh) adalah rehat bagi alam yang lain (dari keburukan-keburukannya)."


قَالَ رَسُولُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : مُسْتَرِيْحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ, الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيْحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللهِ تَعَالَى, وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرْيْحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ

Rasûlullâh saw berkata, "Orang yang mati ada dua macam: ada mustarîh (yang istirahat) dan ada mustarâh minhu (diistirahatkan orang lain darinya), hamba yang beriman beristirahat dari keletihan dunia dan kepedihannya kepada rahmat Allah yang maha tinggi, sedangkan (dengan kematian) hamba yang fâjir akan beristirahat hamba-hamba yang lain, berbagai negeri, pepohonan dan binatang dari (keburukan)nya."


عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : النَّاسُ اِثْنَانِ وَاحِدٌ أَرَاحَ وَ آخَرُ اسْتَرَاحَ, فَأَمَّا الَّذِي اسْتَرَاحَ فَالْمُؤْمِنُ إِذَا مَاتَ اسْتَرَاحَ مِنَ الدُّنْيَا وَ بَلاَئِهَا وَ أَمَّا الَّذِي أَرَاحَ فَالْكَافِرُ إِذَا مَاتَ أَرَاحَ الشَّجَرَ وَ الدَّوَابَّ وَ كَثِيْرًا مِنَ النَّاسِ

Dari Abû Ja'far as berkata: Rasûlullâh saw bersabda, "Manusia itu (bila dilihat dari sisi kematian) ada dua: Satu mengistirahatkan dan yang lainnya istirahat. Adapun orang yang istirahat, maka dia itu orang yang beriman, jika dia mati dia istirahat dari dunia dan cobaannya. Dan adapun orang yang mengistirahatkan, maka dia adalah orang yang tidak beriman, dia mengistirahatkan pepohonan, binatang-binatang dan banyak manusia."


Dari Bilâl berkata: Saudah telah berkata, "Wahai Rasulullah, si Fulan telah meninggal, lalu dia beristirahat." Maka beliau saw bersabda, "Hanya orang yang mendapatkan pengampunan yang akan beristirahat."


Mengeluarkan Ruh Mu`min dan Kâfir 

عَنْ إِدْرِيسَ الْقُمِّيِّ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَأْمُرُ مَلَكَ الْمَوْتِ فَيَرُدُّ نَفْسَ الْمُؤْمِنِ لِيُهَوِّنَ عَلَيْهِ وَ يُخْرِجَهَا مِنْ أَحْسَنِ وَجْهِهَا فَيَقُولُ النَّاسُ لَقَدْ شَدَّدَ عَلَى فُلَانٍ الْمَوْتُ وَ ذَلِكَ تَهْوِينٌ مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ عَلَيْهِ وَ قَالَ يُصْرَفُ عَنْهُ إِذَا كَانَ مِمَّنْ سَخِطَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَوْ مِمَّنْ أَبْغَضَ اللَّهُ أَمْرَهُ أَنْ يَجْذِبَ الْجَذْبَةَ الَّتِي بَلَغَتْكُمْ بِمِثْلِ السَّفُّودِ مِنَ الصُّوفِ الْمَبْلُولِ فَيَقُولُ النَّاسُ لَقَدْ هَوَّنَ اللَّهُ عَلَى فُلَانٍ الْمَوْتَ

Dari Idrîs Al-Qummi berkata: Saya telah mendengar Abû 'Abdillâh as berkata, "Sesungguhnya Allah 'azza wa jalla memerintah Malakul Maut supaya dia meringankan jiwa orang yang beriman dan mengeluarkannya dengan cara yang paling baik, tetapi orang-orang berkata, 'Sungguh kematian telah keras atas si Fulân.' Dan yang demikian itu keringanan dari Allah 'azza wa jalla atasnya." Dan dia berkata, "Dan dipalingkan darinya apabila dia termasuk orang yang dimurkai Allah atasnya atau termasuk orang yang Allah benci perkaranya untuk menarik dengan tarikan (yang keras) yang sampai kepada kamu semisal besi untuk menusuk daging (safûd ) dari bulu yang basah, maka orang-orang berkata, 'Allah telah meringankan kematian atas si Fulân.'"


عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عليه السلام قَالَ دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَ هُوَ يَجُودُ بِنَفْسِهِ فَقَالَ يَا مَلَكَ الْمَوْتِ ارْفُقْ بِصَاحِبِي فَإِنَّهُ مُؤْمِنٌ فَقَالَ أَبْشِرْ يَا مُحَمَّدُ فَإِنِّي بِكُلِّ مُؤْمِنٍ رَفِيقٌ وَ اعْلَمْ يَا مُحَمَّدُ أَنِّي أَقْبِضُ رُوحَ ابْنِ آدَمَ فَيَجْزَعُ أَهْلُهُ فَأَقُومُ فِي نَاحِيَةٍ مِنْ دَارِهِمْ فَأَقُولُ مَا هَذَا الْجَزَعُ فَوَ اللَّهِ مَا تَعَجَّلْنَاهُ قَبْلَ أَجَلِهِ وَ مَا كَانَ لَنَا فِي قَبْضِهِ مِنْ ذَنْبٍ فَإِنْ تَحْتَسِبُوا وَ تَصْبِرُوا تُؤْجَرُوا وَ إِنْ تَجْزَعُوا تَأْثَمُوا وَ تُوزَرُوا وَ اعْلَمُوا أَنَّ لَنَا فِيكُمْ عَوْدَةً ثُمَّ عَوْدَةً فَالْحَذَرَ الْحَذَرَ إِنَّهُ لَيْسَ فِي شَرْقِهَا وَ لَا فِي غَرْبِهَا أَهْلُ بَيْتِ مَدَرٍ وَ لَا وَبَرٍ إِلَّا وَ أَنَا أَتَصَفَّحُهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ وَ لَأَنَا أَعْلَمُ بِصَغِيرِهِمْ وَ كَبِيرِهِمْ مِنْهُمْ بِأَنْفُسِهِمْ وَ لَوْ أَرَدْتُ قَبْضَ رُوْحِ بَعُوضَةٍ مَا قَدَرْتُ عَلَيْهَا حَتَّى يَأْمُرَنِي رَبِّي بِهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ص إِنَّمَا يَتَصَفَّحُهُمْ فِي مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فَإِنْ كَانَ مِمَّنْ يُوَاظِبُ عَلَيْهَا عِنْدَ مَوَاقِيتِهَا لَقَّنَهُ شَهَادَةَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللَّهِ ص وَ نَحَّى عَنْهُ مَلَكُ الْمَوْتِ إِبْلِيسَ

Dari Abû 'Abdillâh as berkata: Rasûlullâh 'alaihish shalâtu was salâm masuk kepada seorang lelaki dari sahabatnya dan dia bermurah hati kepadanya, maka beliau berkata, "Wahai Malakul Maut, sayangilah sahabatku ini, sebab dia itu orang yang beriman." Maka dia berkata, "Gembiralah wahai Muhammad, karena aku sayang kepada setiap orang yang beriman, dan ketahuilah wahai Muhammad bahwa aku menggenggam ruh anak Ãdam, lalu menjerit keluarganya, maka aku berdiri di satu sudut rumah mereka, lalu aku berkata: Teriakan apa ini, maka demi Allah, kami tidak bersegera sebelum ajalnya, dan kami juga tidak berdosa karena mencabut nyawanya, maka jika kalian mengharap rela Allah dan bersabar, niscaya kalian diberi pahala, tetapi jika kalian tidak bersabar, maka kalian berdosa dan diberi siksa, dan ketahuilah bahwa kami akan kembali pada kalian kemudian akan kembali, maka waspadalah-waspadalah, tidak ada satu ahli rumah pun baik di belahan bumi sebelah timurnya maupun di baratnya, tidak di darat dan tidak di laut melainkan aku mengusap mereka pada setiap hari lima kali, dan aku lebih tahu kepada yang kecilnya dan yang besarnya daripada diri-diri mereka. Dan kalaulah aku ingin mencabut ruh seekor nyamuk, niscaya aku tidak bisa melakukannya sehingga Tuhanku menyuruhku dengannya.' Maka Rasûlullâh saw berkata, "Sesungguhnya dia mengusap mereka pada waktu-waktu shalat, maka jika orang itu disiplin dalam mendirikannya pada waktu-waktunya, dia akan men-talqîn-kannya syahâdah bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad Rasûlullâh saw, dan Malakul Maut akan menjauhkan Iblîs darinya."


عَنْ أَبِي جَعْفَرٍ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ حَضَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ رَجُلاً مِنَ الْأَنْصَارِ وَ كَانَتْ لَهُ حَالَةٌ حَسَنَةٌ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ ص فَحَضَرَهُ عِنْدَ مَوْتِهِ فَنَظَرَ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ ص ارْفُقْ بِصَاحِبِي فَإِنَّهُ مُؤْمِنٌ فَقَالَ لَهُ مَلَكُ الْمَوْتِ يَا مُحَمَّدُ طِبْ نَفْساً وَ قَرَّ عَيْناً فَإِنِّي بِكُلِّ مُؤْمِنٍ رَفِيقٌ شَفِيقٌ وَ اعْلَمْ يَا مُحَمَّدُ إِنِّي لَأَحْضُرُ ابْنَ آدَمَ عِنْدَ قَبْضِ رُوحِهِ فَإِذَا قَبَضْتُهُ صَرَخَ صَارِخٌ مِنْ أَهْلِهِ عِنْدَ ذَلِكَ فَأَتَنَحَّى فِي جَانِبِ الدَّارِ وَ مَعِي رُوحُهُ فَأَقُولُ لَهُمْ وَ اللَّهِ مَا ظَلَمْنَاهُ وَ لَا سَبَقْنَا بِهِ أَجَلَهُ وَ لَا اسْتَعْجَلْنَا بِهِ قَدَرَهُ وَ مَا كَانَ لَنَا فِي قَبْضِ رُوحِهِ مِنْ ذَنْبٍ فَإِنْ تَرْضَوْا بِمَا صَنَعَ اللَّهُ بِهِ وَ تَصْبِرُوا تُؤْجَرُوا وَ تُحْمَدُوا وَ إِنْ تَجْزَعُوا وَ تَسْخَطُوا تَأْثَمُوا وَ تُوزَرُوا وَ مَا لَكُمْ عِنْدَنَا مِنْ عُتْبَى وَ إِنَّ لَنَا عِنْدَكُمْ أَيْضاً لَبَقِيَّةً وَ عَوْدَةً فَالْحَذَرَ الْحَذَرَ فَمَا مِنْ أَهْلِ بَيْتِ مَدَرٍ وَ لَا شَعْرٍ فِي بَرٍّ وَ لَا بَحْرٍ إِلَّا وَ أَنَا أَتَصَفَّحُهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ عِنْدَ مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ حَتَّى لَأَنَا أَعْلَمُ مِنْهُمْ بِأَنْفُسِهِمْ وَ لَوْ أَنِّي يَا مُحَمَّدُ أَرَدْتُ قَبْضَ نَفْسِ بَعُوضَةٍ مَا قَدَرْتُ عَلَى قَبْضِهَا حَتَّى يَكُونَ اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ هُوَ الْآمِرَ بِقَبْضِهَا وَ إِنِّي لَمُلَقِّنُ الْمُؤْمِنِ عِنْدَ مَوْتِهِ شَهَادَةَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَ أَنَّ مُحَمَّداً رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ

Dari Abû Ja'far as berkata: Rasûlullâh saw hadir pada seorang lelaki dari kalangan anshâr, dia punya keadaan yang baik di sisi Rasûlullâh saw, maka Rasûlullâh saw mandatanginya ketika dia akan matinya, lalu beliau melihat Malakul Maut dekat kepalanya, maka Rasûlullâh saw berkata kepadanya, "Sayangilah sahabatku ini, sebab dia itu orang yang beriman." Malakul Maut berkata, "Wahai Muhammad, tenanglah jiwa dan sejuklah mata, karena aku teman yang sayang kepada setiap orang yang beriman, dan ketahuilah wahai Muhammad bahwa aku mendatangi anak Ãdam ketika pencabutan ruhnya, apabila aku mencabutnya, maka ketika itu berteriaklah orang yang berteriak dari keluarganya, lalu aku menjauh ke samping rumah sedang ruhnya bersamaku, maka aku berkata kepada mereka: Demi Allah, kami tidak menzaliminya dan tidak mendahului ajalnya dan kami tidak mendahului takdirnya, dan kami tidak berdosa karena telah mencabut ruhnya, jika kalian rela dengan apa yang diperbuat Allah dengannya dan kalian bersabar, niscaya kalian diberi pahala dan terpuji, tetapi apabila kalian tidak sabar dan tidak rela, kalian berdosa dan mendapat siksa, maka mengapakah kalian tidak punya kesabaran pada kami, dan sesungguhnya kami akan mencabut yang lainnya dari kalian dan akan kembali, maka waspadalah-waspadalah, maka tidak ada satu ahli rumah pun, tidak selembar bulu pun di darat dan tidak di laut melainkan aku mengusap mereka pada setiap hari lima kali pada waktu-waktu shalat sehingga aku lebih tahu kepada diri-diri mereka daripada mereka sendiri. Wahai Muhammad kalaulah aku hendak mencabut jiwa seekor nyamuk, niscaya aku tidak bisa mencabutnya sehingga Allah 'azza wa jalla Dialah yang memerintah untuk mencabut nyawanya, dan sesungguhnya aku akan men-talqîn -kan orang yang beriman ketika matinya dengan kesaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad Rasûlullâh saw."

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: