Ujaran kebencian atau “hate speech” adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lain-lain.
“Hampir semua hal yang berkaitan dengan agama dan kebangsaan, tidak akan bisa dipisahkan dari NU. Bahkan tidak akan ada kehebohan bila tidak ada embel-embel NU didalamnya. NU jadi rebutan sekaligus incaran.
Demikian pula, Wahabi membuat deklarasi, seminar, tabligh akbar atau sejenisnya dalam rangka menolak Syi’ah maka tidak akan heboh kecuali ada embel-embel NU yang nyangkut di acara tersebut, baik dengan mencatut logo NU, nama tokoh NU, dan sebagainya, atau ada tokoh NU yang dihadirkan pada acara tersebut.
Dalam hal ini, biasanya yang sering dihadirkan oleh Wahabi adalah Habib Achmad bin Zein Al-Kaf dari Yayasan Al-Bayyinat. Ia kerap kali diundang Wahabi lalu pada undangan atau acara Wahabi diberi tulisan yang jelas (besar) dengan nama “PWNU Jatim”. Embel-embel NU menjadi penting untuk disertakan. Sekalipun Zein Al-Kaf hadir atas nama pribadinya atau lainnya, dan tidak atas nama PWNU Jatim, sebab acaranya bukan program PWNU Jawa Timur.
Untuk lebih terlihat dahsyat, maka Zein Al-Kaf diposisikan sebagai Ketua PWNU Jawa Timur, sebagaimana ditulis pada salah satu fanpage Wahabi yang menggunakan nama tokoh Wahabi Hartono Ahmad Jaiz. Secara masif mereka tebar kebohongan.
Didalam Nahdlatul Ulama ada Syuriyah dan ada Tanfidziyah. Bila dikatakan sebagai Ketua, hal itu berarti Ketua Tanfidziyah . Ketua (Tanfidziyah) PWNU Jawa Timur adalah KH Muhammad Hasan Mutawakkil Alallah, bukan Habib Achmad bin Zein Al-Kaf. Sedangkan Rais Syuriah PWNU Jawa Timur adalah KH Miftachul Akhyar.
Ahmad Bin Zain Alkaf saat menyampaikan ceramah dengan pengawalan ala ISIS
Zain Al-Kaf memang termasuk anggota MUI Jatim dan PWNU Jatim tetapi bukan sebagai Ketua PWNU Jawa Timur. Kebanyakan acara Wahabi yang dihadirinya atas nama pribadi atau mungkin atas nama Yayasan Al-Bayyinat, bukan atas nama PWNU Jawa Timur.
Habib Achmad bin Zein Al-Kaf ditengarai sebagai tokoh dibalik kekisruhan Sektarian yang ada di Indonesia, meskipun disini tentang isu dan masalah Sektarianisme konon mau diberantas oleh pemerintah, tapi hingga saat ini tidak ada langkah riil, banyak pihak yang dirugikan, dan yang jelas stabilitas Negara terganggu.
Dengan seenaknya beliau menyalahkan para ulama seperti : KH Aqil Siradj (Ketum PBNU), KH Muhyidin MUI (Anggota MUI), Qurais Syahab, Dr. Umar Syahab, Mentri Agama H. Lukman Syaifuddin, ini jelas-jelas merupakan hal yang tidak wajar dan aneh. Betapa hebatnya habib satu ini yang sering kali menyuarakan sektarianisme di Indonesia tanpa ada satupun yang bisa menahannya. Padahal ulama-ulama besar baik dari sunnah-syiah bersepakat untuk persatuan, berikut para ulama yang menyerukan persatuan Islam :
1. Imam Masjidil Haram: Keragaman Mazhab adalah Sunnatullah yang Tidak Bisa Dirubah
Khatib itu menambahkan, “Konflik yang terjadi dalam krisis saat ini bukanlah konflik sektarian dan tidak pula perselisihan dengan Syiah. Kecintaan kepada Ahlul bait Nabi saw tidak akan menjadi sumber keresahan, apalagi menjadi penyebab perpecahan dan fitnah, na’udzubillah.”
2. Cirebon, Habib Abu Bakar Adny dari Yaman “Tekankan Persatuan dan Dakwah Inklusif”
Dalam kaitannya dengan konflik di Yaman saat ini, Habib Abubakar menggambarkannya sebagai “keributan yang bersifat politik”, tidak ada hubungannya dengan urusan mazhab atau agama. Di Yaman, kalangan Sunni dan Syiah hidup berdampingan dan bahkan di antara mereka telah terjadi perkawinan sejak ratusan tahun lamanya, katanya. “Orang yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi di Yaman itu bersifat mazhab atau agama barangkali memang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya”.
3. Video Khotib Jum’at New York; Baca Buku Wahabi Bisa Jadi Teroris
Sheikh Tariq Yousef, Khotib jumat di masjid New York mengatakan: “siapa saja yang membela Ibnu Taimiyah, menebar kebencian dan intoleran di dunia Islam, dan siapa saja yang membela Ibnu Abd al-Wahhab adalah ISIS, yang harus kita cap sebagai teroris. Ulama yang selalu mengkafirkan dan melaknat orang-orang syiah atau menganggap mereka najis adalah teroris. Salman Audah pernah mengklaim bahwa sekelompok jin datang kepadanya dan mengatakan bahwa Syiah lebih berbahaya dari pada orang-orang Yahudi! Artinya mereka tidak hanya menukil perkataan manusia untuk mengkafirkan syiah, tetapi juga harus menukil perkataan jin.
4. MEDIA WAHABI MENGADU DOMBA UMAT NABI SAW?
Seakan-akan NU berpihak pada mereka. Padahal NU (PBNU), Muhammadiyah (Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin), MUI, tidak pernah menyatakan Syiah sesat apalagi Kafir, apalagi bukan Islam. Ucapan-ucapan itu jelas bertendensi politik, kelompok Wahabi dan Kaum Radikal. (Kita bisa lihat, Semua situs Radikal yang dibredel oleh menkofindo atas permintaan BNPT kemarin sangat membenci Syiah. Dan mereka bukan NU dan Muhammadiyah. Lalu Siapa mereka?)
5. MENAG LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN. “SYIAH ADALAH BAGIAN DARI ISLAM”
Bagaimana pun juga ini menyangkut keragaman paham keagamaan Islam. Di dalam Islam tidak dipungkiri ada beragam paham keagamaan, dalam hal teologi, dalam hal fiqih, tasawuf. Ada Sunni ada Syiah. Itu bagian realitas umat Islam sejak awal. Syiah ada sejak zaman sahabat. Ini bukan barang baru, sejak zaman Abubakar dan seterusnya sudah ada.
6. Surat Terbuka Syekh ‘Aidh al-Qarniy kepada Muslim Sunnah dan Syiah
Wahai orang-orang berakal di kalangan Sunnah dan Syi`ah! Haramkanlah segala fatwa yang membolehkan membunuh, menumpahkan darah dan mengobarkan api permusuhan, kebencian dan kedengkian. Kita semua, Sunnah dan Syi`ah, menyerukan hidup berdampingan secara damai serta bersedia berdialog dengan kelompok-kelompok non-Muslim. Apakah kita harus gagal menjalani kehidupan damai antara kaum Sunnah dan Syi`ah? Siapa saja yang gagal memperbaiki urusan rumahnya sendiri, tidak akan berhasil memperbaiki urusan rumah orang lain.
Demi keuntungan siapakah terdengarnya suara sumbang busuk tak bertanggungjawab yang berseru: “Hai Syi`i, bunuhlah seorang Sunni, niscaya kau masuk surga!” Lalu dari arah yang lain terdengar suara: “Hai Sunni, bunuhlah seorang Syi`i sebagai penebus agar kau terhindar dari neraka!” Logika apa ini?! Akal apa ini?! Dalil apa ini?! Hujjah apa ini?! Bukti apa ini?!
Wajiblah kita berkata: “Hai Sunni, darah si Syi`i adalah suci; haram menumpahkannya!” “Hai Syi`i, darah si Sunni adalah suci; haram menumpahkannya! “
Motif apa dibalik keberanian habib satu ini? Ternyata beliau didukung oleh kelompok radikal Wahabi-Salafy yang memang ingin membuat isu sektarianisme semakin panas, mereka memanfaatkan, merawat dan mengolahnya dengan baik, agar rencana dan misi mereka untuk membuat Negara Khilafah terwujud, dan membenturkan pertikaian antara sunnah-syiah, sehingga kedua madzhab itu sibuk dengan masalah yang di ciptakan oleh para wahabi-salafy lewat Achmad bin Zein Al-Kaf. Bukanlah sifat habib kalau sering menyebarkan pertikaian di antara muslimin.
Dengan begitu maka amat sangat pantas sekali kalau beliau Habib Achmad Bin Zein Al-Kaf dijuluki bapak “Anti Persatuan Islam” Indonesia, kita hidup di Indonesia yang beragam suku, budaya, ras dan agama pasti akan terusik dengan ulah para penyokong instabilitas Negara, yang dengan bangganya membuat NKRI menjadi pecah dan akan hancur. Sudah banyuak contoh-contoh Negara yang dirusakoleh para pemuja isu sectarian ini, contoh nyata perang Irak-Iran, Suriah, terbaru Yaman.
Semoga kita sebagai manusia yang mempunyai nalar dan berpegang teguh dengan Islam yang mengajarkan kedamaian dan tidak terpengaruh oleh provokasi sektarian dari kelompok radikal wahabi-salafi. Sebagai warga Negara NKRI kita harus menjaga kedaulatannya dari para penyokong Takfirisme ini.
(Voa-Islam-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email