Pesan Rahbar

Home » » KONFERENSI PERSATUAN ISLAM INTERNASIONAL KE 24

KONFERENSI PERSATUAN ISLAM INTERNASIONAL KE 24

Written By Unknown on Tuesday 29 July 2014 | 17:35:00













Persidangan Antarabangsa Perpaduan Islam ke-24 menutup majlisnya dengan pembacaan sebuah deklarasi tentang kepentingan perpaduan umat Islam. Deklarasi ini telah menilai langkah-langkah penting perpaduan Islam dalam 30 agenda gerak kerja Pendekatan Antara Mazhab-Mazhab Islam yang disertai 750 ilmuan sambil mengenepikan perbezaan politik, akidah, sejarah mahupun fiqh yang diikuti penganut agama. Dalam deklarasi ini, para peserta menganggap umat Islam berada dalam cabaran besar yang menyasarkan bidang akidah, identiti budaya, dan landasan-landasan eksistensi serta peranan peradaban Islam.

Pada bahagian lain deklarasi itu menyatakan, “Musuh berusaha dengan berbagai konspirasi pemecah belah untuk memundurkan umat Islam dalam segenap segi lapangan selain bergantung dengan pengaruh dengan barat". Para peserta menganggap hawa nafsu, orientasi politik, dan maraknya sikap fanatik buta dari beberapa pengikut mazhab terhadap mazhab-mazhab lain, telah melahirkan perbuatan salah seperti fenomena pengkafiran, ekstrimisme, dan kepuakan. Menurut mereka kesan-kesan negatif fenomena itu akan melemahkan keupayaan umat Islam dan membuka jalan bagi pihak musuh menyerang akidah dan pemikiran murni berilmiyah. Di penghujung deklarasi ini, peserta-peserta menekankan betapa pentingnya sikap saling hormat menghormati, menyerahkan perbahasan-perbahasan ikhtilaf kepada ulama dan pakar sambil tidak menghina simbol suci antara satu sama lain.

Deklarasi ini juga turut menghargai fatwa bersejarah Pemimpin Agung Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Al-Uzma Sayid Ali Khamenei tentang haramnya penghinaan terhadap tokoh-tokoh mazhab Islam, di mana fatwa ini mendapat sambutan meluas daripada para ulama besar dan umat Islam (antaranya di sini). Menurut laporan ini, dengan kesedaran betapa pentingnya memisahkan orang ramai dari ketaksuban demi untuk mendekatkan hubungan antara mazhab-mazhab dalam Islam dalam berbagai bidang, para peserta menyeru hendaklah sebuah mazhab tidak disebarkan di tengah pengikut mazhab lain. Bahagian lain penghujung deklarasi ini mengecam pencerobohan Zionis ke atas bangsa Palestin yang masih bersabar sambil memuji keberanian dan kegagahan mereka.
Deklarasi ini menegaskan tentang pentingnya menyedari dan memerhatikan hak-hak rakyat Palestin untuk mewujudkan kerajaan merdeka di seluruh pelusuk Palestin hingga ke ibukota Baitul Maqdis sementara warga asal dikembalikan ke ibu pertiwi mereka. Para peserta meminta masyarakat antarabangsa mengutuk dan menghukum jenayah regim Zionis. Para peserta dalam Persidangan Antara Mazhab Islam menganggap kebangkitan adalah hak-hak sebuah bangsa namun menurut pandangan Islam, pemberontakan yang berasaskan operasi keganasan dikecam. Mereka juga menyanjung tinggi pencapaian kemenangan gemilang bangsa-bangsa Islam seperti di Tunisia dan Mesir yang menentang rejim diktator sambil meneruskan gerakan menuntut hak-hak nasional menurut perundangan.

Antara pernyataan dalam penghujung deklarasi persidangan ini ialah pujian terhadap jihad bangsa Iran dan pegawai-pegawainya untuk menghidupkan agama Allah dan melaksanakan hukuk-hukum Islam dalam semua lapangan kehidupan. Selain itu para pesera mengecam sebarang bentuk komplot menentang proses tersebut. Para peserta sempat memberikan sokongan mereka terhadap usaha Republik Islam Iran dalam meluaskan keupayaan nuklear untuk tujuan keamanan. Selain itu mereka mengecam tindakan menghalang hak negara ini dengan berasaskan undang-undang antarabangsa. Akhirnya para peserta menyampaikan terima kasih mereka kepada pemimpin agung Revolusi Islam Iran dan Majma' Taqrib Mazhab Islam yang menjadi tuan rumah untuk menganjurkan persidangan ini.

Persidangan Antabangsa Perpaduan Islam ke-24 ini telah berlangsung dengan jayanya bermula dari tanggal 19 hingga 21 Fabruari di Tehran. Persidangan ini disertai oleh beberapa orang cendiakawan dan ilmuan dari negara Afghanistan, Jerman, Rusia, Indonesia, Iraq, Lubnan, Arab Saudi, Thailand, Al-Jazair, Yunan, Amerika, Australia, Denmark, Oman, Qatar, Kuwait, Mesir dan beberapa negara lain.

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-24 menutup agendanya dengan mengeluarkan sebuah deklarasi bersama. Sebagaimana dilaporkan kantor berita taghrib (TNA), upacara penutupan konferensi diisi dengan pidato beberapa perserta dan juga pembacaan bait-bait syair tentang urgensi persatuan umat Islam beserta pembacaan deklarasi akhir.

Deklarasi itu menilai partisipasi 750 ilmuan dan pelaksanaan 30 pertemuan agenda pendekatan antara mazhab-mazhab Islam, sebagai langkah penting dalam persatuan Islam. Perserta konferensi juga menilai perseteruan politik bukan faktor lahirnya perselisihan akidah, fikih dan atau sejarah para pemeluk agama.

Para peserta konferensi menilai umat Islam berada dalam tantangan besar, yang menargetkan bidang akidah, identitas budaya, dan landasan-landasan eksistensi serta peran peradaban Islam.

Pada bagian lain deklarasi itu disebutkan, “Musuh melalui konspirasi perpecahan dan disintegrasi, berupaya menciptakan kemunduran bagi umat Islam di berbagai bidang dan mempromosikan ketergantungan dan ketertarikan kepada Barat.”

Mereka menganggap hawa nafsu, orientasi politik, dan maraknya sikap fanatik buta dari beberapa pengikut mazhab terhadap mazhab-mazhab lain, telah melahirkan fenomena pengkafiran, ekstrimisme, dan pengelompokan. Menurut mereka, dampak-dampak negatif fenomena itu akan memperlemah kemampuan umat Islam dan membuka jalan bagi musuh untuk menghantam ideologi dan pemikiran teoritis dan praktis murni Islam.

Lebih lanjut deklarasi tersebut menegaskan sikap menghormati satu sama lain dan melimpahkan isu-isu perbedaan kepada para ulama dan pakar, dan juga menekankan untuk tidak menghina sakralitas satu sama lain.

Pernyataan sikap tersebut juga mengapresiasi fatwa bersejarah Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei tentang larangan menghina pemuka-pemuka mazhab Islam, yang mendapat sambutan luas dari para ulama besar dan juga umat Islam.

Berdasarkan laporan ini, memperhatikan kebutuhan mendesak untuk mewujudkan program terperinci bagi pendekatan mazhab-mazhab Islam dalam berbagai bidang, para peserta konferensi menyeru pendekatan yang jauh dari segala bentuk fanatisme mazhab atau upaya untuk menyebarkan sebuah mazhab di tengah pengikut mazhab lain.

Lebih jauh deklarasi itu mengutuk arogansi rezim Zionis Israel terhadap bangsa Palestina dan juga memuji perlawanan gagah berani bangsa tersebut. Seraya menegaskan pentingnya merealisasikan cita-cita bangsa Palestina untuk menciptakan negara merdeka di seluruh wilayah Palestina dengan ibukota Baitu Maqdis dan hak kembalinya para pengungsi Palestina ke tanah air mereka, para peserta konferensi mendesak masyarakat internasional untuk mengadili dan menghukum penjahat-penjahat Zionis.

Para peserta pertemuan Tehran menilai perlawanan dan resistensi sebagai hak legal bangsa-bangsa. Mereka juga secara prinsip menentang aktivitas yang disebut operasi terorisme dan dikecam oleh Islam.

Deklarasi mengapresiasi kemenangan gemilang umat Islam, termasuk di Tunisia dan Mesir dalam menumbangkan diktator. Mereka mendesak dilanjutkannya semua upaya hingga mencapai hak-hak legal bangsa-bangsa dan mengambil sikap-sikap yang sah.

Pada bagian lain deklarasi tersebut, perserta konferensi juga menghargai perjuangan bangsa Iran dan pejabat negara ini dalam menghidupkan agama Allah Swt dan melaksanakan hukum Islam dalam semua dimensi kehidupan dan mengutuk segala bentuk konspirasi terhadap proses tersebut.

Pada kesempatan itu, para peserta menyatakan dukungan mereka terhadap sikap Republik Islam Iran dalam mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. Mereka juga mengecam setiap langkah yang bertujuan mencegah Iran untuk memperoleh hak-hak legalnya berdasarkan aturan internasional. Mereka mendesak negara-negara Islam untuk memanfaatkan kapasitas yang dimiliki Iran dalam bidang nuklir.

Pada bagian akhir deklarasi, peserta konferensi menyampaikan rasa terimakasih kepada Republik Islam Iran, Rahbar dan Forum Internasional Pendekatan Mazhab-mazhab Islam (FIPMI), yang telah menggelar pertemuan tersebut.

Konferensi Internasional Persatuan Islam ke-24 digelar mulai tanggal 19 hingga 21 Februari 2011 di Tehran. Acara ini dihadiri oleh para cendekiawan dan pemikir Muslim lebih dari 50 negara.

(ABNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: