Pesan Rahbar

Home » » Jonru Aman Karena Didukung Cendana Cikeas

Jonru Aman Karena Didukung Cendana Cikeas

Written By Unknown on Saturday, 9 July 2016 | 10:32:00


Seorang pembaca seword.com pernah menemui saya dan menanyakan banyak hal tentang saya dan web ini. Beliau datang dari tempat yang cukup jauh hanya untuk menemui saya.

Beliau penasaran dengan kefrontalan saya yang sudah keterlaluan, keberanian beropini yang mungkin baginya sudah cukup mengkhawatirkan. Baginya, tidak semua data perlu dibuka, tidak semua nama boleh ditunjuk hidungnya, dan seterusnya.

Jujur saya sempat tersenyum sinis. Jangan-jangan orang ini suruhan sapi sebelah? Pura-pura menasehati, tapi tujuannya adalah untuk menghentikan opini-opini transparan di seword.com?

“Kalau pembuat fitnah, hoax, penghina Presiden aman-aman saja, kenapa saya yang beropini terukur (meski keras) harus khawatir?” Tantang saya waktu itu.

“Yang mengkhawatirkan justru karena opini Mas nya benar. Kalau hoax dan fitnah, saya ga akan datang ke sini,” jawabnya.

Saya masih menerka siapa orang yang saya hadapi? Punya kepentingan apa? Dan seterusnya. Karena sejak awal ketemu kami belum sempat berkenalan soal background, karena sepertinya juga tidak penting siapa saya dan siapa dia.

“Kalau saya dipermasalahkan, harusnya orang kayak Jonru sudah lebih dulu anda datangi,” tambah saya sedikit kesal.

Ajaibnya, beliau kemudian tersenyum sinis. Kemudian beliau cerita kalau Jonru itu didanai dan dilindungi oleh kelompok yang berseberangan dengan Jokowi. Dulu saat kampanye Pilpres, Jonru mendapat banyak bayaran hanya untuk status-status copasnya.

“Yang ini saya tau sendiri Mas,” meyakinkan saya.

Dari obrolan kopdar singkat itulah akhirnya saya tau bahwa Jonru memang dibayar untuk menjelekkan Jokowi. Itu cara satu-satunya yang bisa dilakukan oleh kubu kampret karena tidak mungkin mereka membayar media mainstream untuk memfitnah. Di media mainstream mereka bayar untuk hal yang lain, misalnya memuat komentar orang mendadak pengamat atau contoh seperti tuduhan Fadli Zon terkait isu Jokowi melindungi Ahok, media terkait jelas mendapat bayaran untuk memuat berita absurd tersebut.

Kalau anda bertanya-tanya kenapa Jonru tidak ditangkap? Jawabannya jelas, karena ada backing Cendana. Bagaimanapun Jonru harus dilindungi karena dia adalah boneka yang bisa digerakkan sesuai keinginan asal ada koinnya.

Jonru ini pebisnis sosial media. Dia beli ribuan likers supaya terlihat banyak peminat untuk dijadikan magnet, setelah itu orang lain akan ikut berkumpul. Dia bisa dapat uang dari orderan opini publik soal politik, tapi juga bisa mendapat uang hasil iklan produk seperti sprei dan sebagainya. Inilah cara Jonru bertahan hidup menafkahi keluarganya.

Sebab Jonru ini tidak bisa menulis, dia hanya copas kanan kiri. Entah dari media atau status FB orang lain. Bukunya yang terbit juga tidak ada yang laku. Peserta seminarnya hanya bisa dihitung jari. Kalau anda berpikir Jonru ini penulis, kalaupun dia pendukung capres kalah Prabowo dan tidak suka Jokowi, harusnya dia bersikap seperti Tere Liye atau Asmanadia. Hanya sesekali ikut mencibir, namun selebihnya didominasi oleh karya-karyanya. Tapi Jonru bukan penulis, dia tidak bisa bertahan hidup hanya dari hasil menulis buku yang pasti tidak laku itu.


Kalau saat ini Jonru terlihat semakin menggila, itu kemungkinannya hanya dua, ada orderan atau meningkatkan posisi tawar sebeb Pilkada DKI sudah semakin mendekat. Dan kita tahu Ahok adalah lawan kampret sebelah.

Pertemuan atau perkenalan saya dengan orang baru tersebut sudah cukup lama, 4 bulan yang lalu. Saya baru menuliskan ini setelah berkenalan lebih lanjut dan verifikasi informan, selain itu karena saya pikir penting untuk dipahami oleh para netizen Indonesia.

Kesimpulannya, sebanyak apapun bukti Jonru memfitnah, itu tidak akan cukup untuk menangkapnya. Sebab Jonru dilindungi oleh orang-orang lawan politik Jokowi, entah itu Cendana atau Cikeas. Sama lah seperti Fahri Hamzah yang sudah dipecat PKS tapi tetap jadi pimpinan DPR, atau Fadli Zon yang kampanyekan Donald Trump dan minta fasilitas KJRI tidak akan diberi sanksi oleh MKD karena ada yang melindungi mereka.

Orang-orang seperti Fahri, Fadli dan Jonru ini adalah manusia tanpa rasa malu. Sebab yang penting mereka bisa makan. Fadli Zon berkali-kali ngeles, dari tidak mengakui adanya surat ke KJRI sampai membayar ongkos antar jemput. Fahri Hamzah juga sama, ngeles dan tidak hadir saat dipanggil majlis syuro PKS tapi malah membuat pernyataan fitnah di media terkait PKS vs dirinya. Apalagi Jonru, tak terhitung sudah berapa banyak status fitnahnya dan dia tidak akan pernah merasa malu.

Lalu bagaimana menangkap atau melengserkan sapi-sapi ini? jawabnya adalah kasus, bukan perkara fitnahnya. Sama seperti Daeng Azis yang ditangkap karena mencuri listrik PLN, padahal tujuan akhirnya adalah menutup Kalijodo.

Sebenarnya ada momentum Jonru bisa masuk penjara saat foto Jokowi difitnah editan. Fotografer istana sempat mau memprosesnya secara hukum. Namun saat itu Pak Jokowi menahan agar tidak memperpanjang perkaranya, fokus menjadi fotografer istana.

Sementara Fadli Zon dan Fahri Hamzah harus diselidiki kasus korupsinya, karena hanya itu yang dapat membuat keduanya keluar dari DPR. Sebab kalau mengharap MKD tegas pada kasus Fadli Zon atau Fahri Hamzah, itu sama seperti mengharap Isyana masuk jadi anggota JKT48, mustahil.

Begitulah kura-kura.

(Seword/Berbagai-Sumber-Lain-ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI