Pesan Rahbar

Home » » Ronas Kolur: Darul Quran Nabi Muhammad (Saw) Adalah Proyek Bersama, Iran dan Filipina

Ronas Kolur: Darul Quran Nabi Muhammad (Saw) Adalah Proyek Bersama, Iran dan Filipina

Written By Unknown on Wednesday 7 September 2016 | 13:53:00


Ketua atase kebudayaan Iran di Manila mengatakan, Darul Quran Nabi Muhamad (Saw) merupakan proyek resmi bersama komisi urusan muslim Filipina dan atase kebudayaan, yang mengemban pengembangan kebudayaan qurani dan aktivitas-aktivitas dakwah.

Jafar Ronas Kolur, ketua atase kebudayaan Iran di Manila saat wawancara dengan IQNA menjabarkan aktivitas-aktivitas Darul Quran Nabi Muhammad (Saw) di Manila dan mengatakan, Darul Quran ini merupakan proyek resmi komisi urusan muslim Filipina dan atase kebudayaan Iran di Manila, dimana dalam kerangka MoU kedua belah pihak, mengemban pengembangan kebudayaan Qurani, aktivitas-aktivitas dakwah dan publikasi al-Quran.

Ia menambahkan, Darul Quran ini terletak di Masjid Biru (masjid pemerintah Filipina) dan di salah satu kawasan muslim Manila di kota Maharlika.


Pendirian pada Tahun 1387

Ronas Kolur menegaskan, Darul Quran Nabi Muhammad (Saw) didirikan pada tahun 1387 dan dengan tujuan seperti peduli terhadap pengembangan aktivitas-aktivitas Qurani di tengah-tengah kalangan berpengaruh di pelbagai negara, identivikasi, memikat, dan edukasi potensi-potensi Qurani, dukungan terhadap para cendekiawan Qurani di luar negeri dan membantu pemograman dan koordinasi aktivitas-aktivitas Qurani atase kebudayaan.

Ketua atase kebudayaan Iran di Filipina melanjutkan, termasuk aktivitas-aktivitas lain Darul Quran adalah pengembangan kapasitas hauzah maya dalam aktivitas-aktivitas Quran luar negeri, pemindahan dan identivikasi aktivitas-aktivitas Quran di dalam dan luar negeri dan pengembangan aktivitas-aktivitas dakwah – publikasi al-Quran.

Ia mengisyaratkan kewajiban-kewajiban yang diprediksikan untuk Darul Quran dan mengatakan, penyelenggaraan pekan-pekan al-Quran, pameran, majelis, dan musabaqoh al-Quran, pelembagaan aktivitas-aktivitas Qurani lewat partisipasi lembaga-lembaga pribumi, penyelenggaraan panel-panel khusus al-Quran, menjawab syubhat dan pertanyaan-pertanyaan al-Quran, pengembangan keterampilan pembacaan mudah, pembacaan sahih dan mengetahui makna kalam Ilahi serta menciptakan ranah partisipasi dan kerjasama para cendekiawan Qurani termasuk kewajiban-kewajiban, yang sejatinya merupakan kumpulan komprehensif aktivitas-aktivitas Qurani yang bisa jadi di luar negeri.


Hanya Markas Resmi yang Mengajar al-Quran di Filipina

Jafar Ronas Kolur menjelaskan, Darul Quran memiliki dewan kebijakan dan 5 anggota hukum dan hanya markas resmi yang mengajar al-Quran dengan metode-metode pendidikan teratur di Filipina, yang dikenal di pelbagai titik negara ini.

Ronas Kolur mengungkapkan, untuk para pelajar al-Quran markas ini akan diberikan ijazah pendidikan dan jika merampungkan kursus tersebut mereka akan diberi sertivikat lulus dan bagi yang meraih peringkat istimewa maka akan diberikan izin mengajar.

Ia mengisyaratkan pertemuan terbarunya dengan para penanggung jawab Darul Quran nabi Muhammad (Saw) dan menegaskan, termasuk program pertemuan tersebut adalah kunjungan kelas-kelas pelajar al-Quran, pertemuan dengan para guru dan para pelajar markas ini serta partisipasi dalam salat Jumat.


Penambahan Jam Pendidikan dari Dua Hari menjadi Tujuh Hari

Ketua atase kebudayaan Iran di Filipina melanjutkan, ketua urusan administrasi masjid dalam pertemuan ini dengan mengucapkan rasa terimakasih kepada atase dan kedutaan Republik Islam Iran dalam mendukung kebudayaan dan bangunan mengungkapkan, dari dua bulan lalu sampai sekarang dengan melihat sambutan yang dilakukan dan banyaknya para pelajar al-Quran, maka kami memutuskan untuk menambah pengajaran dari dua hari menjadi tujuh hari dalam sepekan, dimana di sini saya ucapkan terimakasih kepada kaum muslimin kawasan atas kerjasama Darul Quran dengan kalian, yang menjadi wakil Iran.

Dalam kelanjutan pertemuan tersebut, Jafar Ronas Kolur lewat sebuah ceramah mengungkapkan kegembiraannya akan adanya para pecinta al-Quran di kalangan kaum muslim Asia Tenggara, dan menegaskan urgensitas persatuan antar kaum muslim di setiap kaum dan kelompok. Ia berbicara kepada para aktivis al-Quran yang hadir dalam pertemuan tersebut dengan mengatakan, bisa jadi kami secara lahiriah memiliki bahasa dan kebudayaan yang berbeda; namun apa yang mendekatkan kita semua adalah al-Quran, kalam wahyu Ilahi.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: