Pesan Rahbar

Home » , » Agama Faktor Keterbelakangan Muslimin, Benarkah?

Agama Faktor Keterbelakangan Muslimin, Benarkah?

Written By Unknown on Monday 6 July 2015 | 02:56:00


Sudah sejak lama para musuh Islam mendiktekan kepada dunia bahwa agama terutama Islam adalah faktor keterbelakangan Muslimin. Banyak dari kalangan kita juga termakan propaganda ini, dan mereka pun menanggalkan pakaian agama. Tidak sampai di sini, mereka juga mengajak masyarakat untuk beramai-ramai memarginalkan peran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Tetapi pandangan Ayatullah Dr. Hasyim Hasyimzadeh salah seorang anggota Dewan Ahli Rahbari berbeda dengan propaganda di atas.

Menurut ahli agama ini, teori “agama faktor keterbelakangan” adalah sebuah teori kuno yang sudah usang dan berkarat. Kemenangan Revolusi Islam Iran menepis semua upaya propaganda ini. Agama Islam bukan hanya menjadi faktor keterbelakangan, tetapi malah menjadi cemeti untuk bangkit, waspada, usaha keras, dan bergerak maju.

Semua itu kembali kepada kita. Pertikaian partai yang tidak membuahkan hasil telah menyebabkan keterbelakangan kita. Lantaran hal ini, propaganda itu mencuat kembali. Tentu, jelas hal ini tidak memiliki hubungan dengan agama. Semua itu kembali kepada kiat dan usaha kita sendiri.

Dalam ajaran Islam, kita bisa menemukan jawaban untuk propaganda usang tersebut:
a. Menurut pengakuan para ilmuwan Barat nonmuslim, Islam muncul di sebuah masyarakat yang paling buas, paling bodoh, dan paling miskin. Dalam jangka waktu yang sangat pendek, agama ini telah menjadi figur dunia. Di abad-abad permulaan, Muslimin telah menjadi masyarakat yang paling maju. Banyak teori ilmu pengetahuan, seni, budaya, etika, hukum, dan keadilan Islam telah mempengaruhi banyak negara dunia.
b. Banyak ayat dan hadis yang mendorong kita supaya bekerja dan berusaha. Wa an laisa lil insāni illā mā sa‘ā adalah salah contohnya.
c. Para pemimpin agama kita telah melakukan usaha yang sangat keras dalam sejarah kehidupan mereka. Sumber-sumber air yang pernah digali oleh Imam Ali di Madinah masih tetap eksis hingga sekarang.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: