Korban ledakan Istanbul, Turki pada 13 Januari 2016.
Turki kembali diguncang ledakan. Sedikit-dikitnya 28 orang tewas dan 61 orang terluka, Rabu 17 Februari 2016, akibat serangan bom mobil yang menyasar militer Turki di jantung ibukota Ankara, serangan terbaru dalam serangkaian serangan yang mengguncang negara itu.
Dilansir dari Jawa Pos, ledakan itu menghantam sebuah konvoi kendaraan militer tepatnya mengenai bus militer dan satu kendaraan pribadi, kata Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus, yang memastikan jumlah korban terbaru.
Saat kejadian, bus tengah berhenti di lampu merah dekat gedung parlemen Turki. Lokasi ledakan juga hanya berjarak 300 meter dari gedung tempat pimpinan militer, pasukan udara, dan angkatan laut Turki. Bom mobil meledak ketika sebuah konvoi bus militer yang membawa puluhan tentara yang berhenti di lampu lalu lintas di pusat Ankara, menyebabkan kepanikan dan kekacauan.
Sebanyak 26 orang yang menjadi korban tewas adalah tentara Turki. “Serangan ini sangat jelas menyasar bangsa kami yang terhormat secara keseluruhan dan dilakukan dengan cara keji, berbahaya dan tersembunyi,” kata Kurtulmus.
Bom diperkirakan berasal dari mobil yang dipenuhi bahan peledak. Sebab, bunyi ledakan itu terdengar luar biasa nyaring. Ledakan kedua juga ditujukan pada kendaraan militer di Provinsi Diyarbakir kemarin (18/2). Enam orang dilaporkan tewas akibat kejadian tersebut.
Otoritas Turki menuduh pelaku pengebomam adalah Kurdi. Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu menjelaskan bahwa pelaku pengeboman ialah Salih Necar. Pria kelahiran 1992 itu merupakan penduduk Hasakah, Suriah, dan merupakan anggota YPG.
YPG pun adalah pasukan bersenjata milik Partai Persatuan Demokratik (PYD) Kurdi di Suriah. Partai tersebut memiliki hubungan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Turki. YPG pun selama ini didukung Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk memerangi Islamic State (IS) atau ISIS.
PM Davutoglu menegaskan, pelaku pengeboman Rabu lalu ialah penduduk Suriah yang menyaru sebagai pengungsi. Selang beberapa jam setelah ledakan pertama, pasukan Turki langsung melancarkan serangan udara ke pasukan Kurdi di Suriah.
Serangan tersebut menewaskan setidaknya 60–70 anggota pasukan YPG Syria. Serangan bertubi-tubi dilancarkan pula di markas PKK di Iraq. Turki menuding PKK ikut andil dalam serangan bom itu. Pemerintah Turki juga menahan 14 orang lainnya yang ditengarai memiliki hubungan dengan kejadian pengeboman tersebut. Serangan terhadap pasukan YPG di Suriah akan terus dilakukan dalam kurun waktu beberapa hari ke depan.
Davutoglu berharap sekutu-sekutu Turki di NATO ikut bekerja sama dalam menghancurkan YPG. Itu adalah permintaan kali kedua Turki terhadap negara-negara anggota NATO. Beberapa hari sebelum ledakan, Ankara meminta NATO bersama-sama melakukan serangan darat di Suriah.
Militan YPG memang tengah menguat belakangan ini. Hal tersebut seiring dengan intensifnya serangan dari pasukan Rusia dan Suriah ke Aleppo. Perkembangan itu tentu saja membuat Turki waswas. Sebab, hal tersebut bisa membuat separatis Kurdi di dalam negeri bergolak. Karena itu, sejak seminggu yang lalu, pasukan YPB di Kota Azaz, Syria, sudah dibombardir Turki. Kota tersebut merupakan pertahanan terakhir bagi pemberontak Suriah yang didukung Turki. Rusia pun kemarin ikut menyatakan bela sungkawa dan mengecam aksi pengeboman di Ankara.
Terpisah, PKK maupun YPG menolak tudingan bahwa mereka terlibat dalam pengeboman yang menewaskan 28 orang itu. Mereka malah menuding bahwa Turki sengaja menggunakan bom tersebut sebagai alasan untuk meningkatkan serangan di Suriah. ’’Davutoglu memiliki rencana lain karena mereka sudah membombardir kami selama seminggu ini,’’ ujar Saleh Muslim, petinggi YPG.
Dia menegaskan bahwa Turki sengaja mencari-cari alasan untuk menyerang YPG. Sebelum ada pengeboman itu, Turki beralasan bahwa mereka menyerang YPG sebagai bentuk balasan karena adanya serangan ke perbatasan Ankara. ’’Saya bisa menjamin tidak ada satu peluru pun yang ditembakkan YPG ke Turki. YPG tidak menganggap Turki sebagai musuh,’’ ucapnya.
(Jawa-Pos/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email