Pesan Rahbar

Home » » Surat Wasiat Politik Ilahiah Imam Khomeini

Surat Wasiat Politik Ilahiah Imam Khomeini

Written By Unknown on Wednesday, 15 June 2016 | 11:20:00


Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Beberapa tahun sebelum wafat, Sayid Ahmad Khomeini, putera Imam Khomeini, menulis di salah satu bukunya sebagai berikut. "Lembar demi lembar dari tulisan ataupun kata-kata Imam mengingatkan saya kepada penderitaan panjang dan perjuangan keras yang telah dilakukan oleh beliau, dengan segala tantangan dan halangan yang dihadapinya. Adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa pada seluruh kata-kata ataupun tulisan Imam terekam berbagai peristiwa dan krisis yang menghiasi pelataran sejarah Revolusi Islam Iran. Karenanya, kata-kata atau tulisan beliau benar-benar bisa menjadi petunjuk bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh hendak menempuh jalan yang telah beliau rintis. Tulisan dan kata-kata Imam adalah piagam Revolusi Islam Iran sekaligus naskah sejarah otentik dari sebuah keberhasilan kebangkitan paling merakyat dan paling hakiki yang pernah kita saksikan di zaman kita ini".

Pembaca yang budiman, buku yang ada di tangan Anda saat ini adalah sebuah naskah tertulis Revolusi Islam Iran yang paling akhir. Sudah sepantasnyalah generasi masa kini maupun masa mendatang mau memanfaatkannya karena merekalah sebenarnya yang menjadi audiens dari semua tulisan Imam ini. Kitab ini ditulis dengan ketulusan niat yang sangat tinggi, atau dengan ungkapan lainnya, lidah dan tangan Imam saat berkata-kata atau menuliskan surat wasiat ini telah menjadi lisanullah dan yadullah (lisan dan tangan Allah). Karenanya, tulisan Imam ini menjadi sangat padat, menyeluruh, dan kuat. Tulisan beliau ini menjadi penjelasan atas ajaran agama Islam yang murni, Islam yang Muhammadi, yang diungkapkan secara fasih sekaligus mengenai sasaran. Tulisan ini ditujukan kepada masyarakat yang merupakan representasi manusia masa mendatang.

*

Jalaluddin Rumi dalam kitab syairnya "Matsnawi" Jilid I menjelaskan makna dari risalah terakhir yang diemban Nabi Muhammad sebagai berikut.

Nama "Ahmad" hakikatnya adalah rangkaian nama sejumlah nabi
Ketika bilangan seratus tiba, sembilan puluh bilangannya ada di samping kita

Imam Khomeini adalah pembawa panji kelanjutan risalah Nabi Muhammad SAWW dan kepemimpinan para awshia. Karenanya, seperti Nabi Muhamad, Imam bagaikan Bapak Manusia, Nabi Adam a.s. Ia senantiasa mengingatkan manusia tentang kesalahan pertama manusia yang membuatnya menyadari keberadaan alam nasut dan alam mulk. Imam, sebagaimana Nabi Adam a.s., selalu mengingatkan manusia tentang keberadaan "tanah air keabadian" yang sudah lama ditinggalkannya. Imam mengingatkan manusia zaman sekarang bahwa kerinduan dan keterkaitan mereka dengan alam abadi bukanlah sebuah ilusi, khayalan, atau impian.

Perjuangan Imam Khomeini juga menjadi representasi dari risalah yang diemban oleh Nabi Nuh a.s. Bagaikan Nuh, bertahun-tahun lamanya Imam menunggu dan menjalani berbagai penderitaan. Ia pertaruhkan nyawanya secara sabar. Ia ajak umatnya untuk menaiki bahtera keselamatan hingga umat ini bisa terselamatkan dari ganasnya banjir dan topan kezaliman. Imam adalah penjaga warisan kata-kata Rasul yang mulia bahwa Matsalu Ahli Baiti kamatsali safinati Nuh (Ahlul Baitku itu umpama bahtera Nabi Nuh).

Imam juga bertindak seperti Ibrahim Khalilullah a.s., nabi penghancur berhala yang namanya terpatri abadi dalam sejarah. Imam telah berhasil menghancurkan berhala-berhala zaman ini yang bersemayam pada jiwa-jiwa manusia. Imam juga meneriakkan perlawanan terhadap Namrud-Namrud zaman ini, yaitu manusia-manusia yang tetap menjadi "tanah" akibat sikap egois yang terus mereka pelihara.

Imam bagaikan Nabi Musa a.s. yang diusir oleh Firaun-Firaun zaman ini di tengah malam yang gelap. Akan tetapi, justru dalam kegelapan malam itulah Imam berhasil menemukan cahaya penerang dan tongkat yang membakar kezaliman. Dengan bermodalkan semua itu, Imam kemudian kembali kepada Firaun-Firaun itu untuk meneriakkan perlawanan. Beliau mengalahkan para pemilik istana itu. Kemudian, orang-orang tuli yang sepanjang sejarah selalu lalai dalam mengambil pelajaran atas berbagai peristiwa yang terjadi, beliau tenggelamkan dalam lautan revolusi Islam yang bergelora. Setelah itu, Imam tidak pernah berhenti mengingatkan umat manusia agar tidak tertipu oleh "sihir Samiri" atau silau dengan "kekayaan Qarun".

Imam juga berperan seperti Nabi Isa Al Masih a.s. Ia muncul di pentas sejarah bagaikan Nabi Isa yang datang menyambut penantian masyarakat akan datangnya seorang juru selamat. Imam juga datang sebagai penyembuh atas penyakit buta hati umat manusia, semuanya dengan izin Allah. Imam juga menjadi manifestasi atas peran kepemimpinan Al Masih di zaman ini. Dengan seruan "mari kita melangkah bersama", umat ini beserta para pemimpinnya diseru ke arah kemenangan hakiki.

Sungguh, Allah telah menganugerahkan Khomeini sejumlah nikmat yang dulu dianugerahkan kepada para nabi. Sebagai Adam, Imam mendapatkan anugerah "Bapak Manusia"; sebagai Nuh, Imam adalah penyelamat umat; sebagai Ibrahim, Imam adalah pemimpin umat; sebagai Musa, Imam menjadi petunjuk umat; sebagai Isa, Imam adalah penyembuh umat; dan akhirnya, Imam juga mewarisi nikmat yang dulu dianugerahkan Allah kepada rasul terakhirnya Muhamad SAWW, yaitu seluruh nikmat yang pernah dianugerahkan kepada para nabi terdahulu: nikmat bapak pengayom umat, nikmat penyelamat, nikmat pemimpin, nikmat petunjuk, dan nikmat penyembuh. Hal-hal inilah yang membuat kita semakin yakin bahwa Imam datang sebagai pelanjut misi yang dulu dibawa oleh Nabi Muhamad SAWW. Ajaran Imam adalah "Islam Muhammadi", bukannya Islam yang tercemari dengan konsep Dajjal Amerika Serikat. Dengan inilah, Imam menunjukkan batas yang tegas antara hak dan batil hingga umat manusia ini tidak terlunta-lunta dalam kegelapan.

Sebagaimana yang kita ketahui, surat wasiat Imam Khomeini ini telah dijadikan salah satu mata kuliah di sejumlah perguruan tinggi di Iran. Ternyata, cukup banyak di antara para mahasiswa kita, para "putra Imam" ini, yang menemui kesulitan untuk memahami secara utuh beberapa bagian penting dari kalimat-kalimat yang dituliskan Imam dalam surat wasiatnya ini. Adalah sebuah fakta bahwa dalam beberapa bagiannya, isi surat wasiat Imam ini mengandung konsep filosofis yang sangat tinggi. Karenanya, beberapa orang cendekiawan kita yang cerdas secara khusus telah menyusun buku berisi penjelasan atas konsep-konsep filosofis yang berat itu.

Upaya untuk menjelaskan berbagai makna yang terdapat pada sejumlah kalimat dari wasiat Imam ini memang sangat berat bagi saya, atau malah bisa dikatakan mustahil. Akan tetapi, saya berharap bahwa betapapun buruknya penjelasan saya atas sejumlah konsep pada kitab ini, semuanya bisa bermanfaat; bagaikan upaya berpayah-payah yang dilakukan oleh seekor semut, yang tetap dianggap sebagai karya seni berharga oleh Nabi Sulaiman.

*

Surat wasiat Imam Khomeini merupakan ringkasan atas semua wasiat yang ingin disampaikannya sepanjang hayatnya yang penuh berkah itu. Secara umum, isi surat wasiat ini merupakan seruan kepada umat manusia agar melanjutkan proses revolusi Islam yang telah berhasil beliau pimpin. Surat wasiat ini pertama kali dirampungkan oleh Imam pada tanggal 26 Bahman 1361 HS (Februari 1983). Selama sekitar lima bulan, surat itu beliau simpan. Kemudian, pada tanggal 22 Tir 1362 HS (Juli 1983), bersamaan dengan dimulainya masa kerja Dewan Ahli Periode I, surat wasiat itu diserahkan oleh Imam kepada Dewan Ahli untuk disimpan. Kemudian, pada tanggal 19 Azar 1366 HS (Desember 1987), Imam menyelesaikan sejumlah perubahan atas surat wasiatnya itu. Kemudian, naskah surat yang telah diubah itu digandakan oleh Imam. Naskah asli kembali diberikan kepada Dewan Ahli, sedangkan naskah kedua diberikan oleh Imam kepada Pengurus Pusara Imam Ridha a.s. Akhirnya, pada tanggal 15 Khordad 1368 (5 Juni 1989), sehari setelah Imam wafat, surat wasiat tersebut untuk pertama kalinya dibuka dan dibacakan oleh Ayatullah Khamenei di depan sidang Dewan Ahli.

Surat wasiat Imam Khomeini ini diawali dengan sebuah pemaparan singkat tentang dasar-dasar kebenaran madzhab Syiah. Setelah itu, Imam memaparkan hakikat dari ajaran Rasulullah SAWW sambil menunjukkan sejumlah contoh. Imam lalu menjelaskan kebatilan orang-orang yang mengklaim diri sebagai pembela agama Islam, padahal di balik semua itu, mereka adalah sahabat dari negara musuh Islam bernama Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan dalam bagian pembukaan dari surat wasiatnya.

Kemudian, di bagian selanjutnya, Imam mengajak generasi saat itu dan generasi mendatang agar menjaga sekaligus melanjutkan revolusi Islam. Imam menjelaskan secara gamblang potensi yang dimiliki agama Islam dalam membimbing manusia ke arah kebahagiaan hakiki. Seruan dan ajakan Imam itu ditujukan kepada berbagai lapisan masyarakat, seperti para pejabat dan politisi pada pemerintahan Islam Iran, para pemimpin negara-negara muslim, serta kaum muslimin dan orang-orang tertindas di seluruh dunia. Seruan-seruan Imam tersebut beliau bagi ke dalam 18 butir. Selamat membaca!

Ali Reza Esmaili (penyusun buku)


Naskah Lengkap Wasiat Politik Ilahiah Imam Khomeini

بسم الله الرحمن الرحيم
قال رسول الله (ص): اني تارك فيكم الثقلين كتاب الله و عترتي اهل بيتي فانهما لن يفترقا حتي يردا علي الحوض
الحمد لله و سبحنك اللهم صلي علي محمد و آله مظاهرجمالك و جلالك و جزائن اسراركتابك تجلي

Saya merasa pada tempatnyalah untuk menyampaikan risalah singkat dan pendek mengenai tsaqalain atau dua hal yang penting ini; bukan dari sisi kedudukan gaib, maknawiah, dan irfani keduanya, karena pena saya tidak sanggup untuk menuliskannya. Derajat irfani keduanya lebih tinggi dari malak hingga malakut yang tertinggi serta dari sana hingga alam lahut. Derajat irfani keduanya lebih besar dari apa yang bisa saya dan Anda fahami, sehingga untuk memahami ketinggian derajat mereka adalah sesuatu hal yang berat, bila tidak saya katakan tidak mungkin.

(Saya merasa perlu untuk menyampaikan risalah ini) bukan karena segala sesuatu yang telah terjadi pada umat manusia, meskipun sangat banyak dari mereka yang telah memisahkan diri dari hakikat kedudukan tsiql akbar dan tsiql kabir , yang keduanya memiliki superioritas keagungan dibandingkan segala apapaun yang ada di alam ini, dan bahkan, tsiql akbar memiliki kebesaran yang mutlak; bukan pula dari apa yang telah ditimpakan para musuh Allah dan para penguasa yang zalim terhadap kedua tsiql itu. Menghitung semua kejadian itu tidak mungkin bagi saya karena terbatasnya informasi dan waktu yang saya miliki. Namun, tetap saja saya melihat sangat tepat dalam kesempatan ini untuk meninjau secara singkat apa yang telah terjadi terhadap kedua tsiql ini.

Mungkin kalimat "Lan yaftariqa hatta yarida ‘alayya al-Haudh" mengisyaratkan pada hakikat bahwa setelah kepergian Rasulullah Nabi Muhammad SAWW , apa yang terjadi pada salah satu dari tsaqalain ini akan menimpa pula terhadap yang lain. Artinya, tindakan umat Islam untuk memisahkan diri dari salah satunya berarti memisahkan diri dari keduanya, sampai kelak ketika kedua wasiat Rasul itu menemui Rasulullah di Telaga Haudh.

Lalu, apakah Haudh merupakan tempat bertemunya sesuatu yang jamak dengan sesuatu yang tunggal , dan tempat melesapnya tetesan ke dalam lautan, ataukah itu memiliki makna yang lain yang tidak mampu dicerna oleh akal dan irfan manusia? Yang pasti, harus dikatakan bahwa kekejaman yang dilakukan terhadap kedua wasiat Rasulullah SAWW itu berarti kekejaman yang tidak hanya dilakukan terhadap kaum muslimin, melainkan kekejaman terhadap seluruh umat manusia, yang (besarnya kekejaman itu) tidak bisa dituliskan oleh pena.

Ada satu poin penting yang harus disebutkan, yaitu bahwa hadis tsaqalain ini bernilai mutawatir di antara kaum muslimin. Hadits ini tercantum dalam kitab-kitab Ahlus-sunnah yang biasa disebut sebagai Kutub Al Sittah , serta kitab-kitab lainnya dengan redaksi yang berbeda-beda , dan dalam pembahasan yang berbeda-beda, yang dikutip dari ucapan Rasulullah SAWW secara mutawatir. Hadis yang mulia ini merupakan hujjah (argumen) yang tegas bagi umat manusia, terutama kaum muslimin dari berbagai madzhab. Adalah menjadi kewajiban kaum muslimin yang telah mendengar hujjah yang sempurna mengenai hadits ini untuk mempertanggungjawabkan pengamalan mereka atas hadits tersebut. Hanya orang-orang yang tidak mengetahui masalah ini saja yang bisa dimaafkan.

Kini, marilah kita melihat apa yang telah terjadi bagi Kitabullah yang telah diwariskan oleh Rasulullah untuk kita, kaum muslimin. Masalah yang sangat disayangkan dan harus kita tangisi dengan air mata darah adalah kejadian yang dimulai setelah gugurnya Imam Ali. Orang-orang yang egois dan para penguasa yang zalim telah menjadikan Al Quran hanya sebagai alat untuk mendirikan pemerintahan yang tidak Qurani. Sementara itu, para mufasir Al Quran dan orang-orang yang mengetahui kebenaran Al Quran secara paripurna sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAWW disingkirkan dengan alasan yang berbeda-beda dan dengan konspirasi yang telah dirancang sebelumnya. Padahal, para mufassir inilah yang mendengarkan seruan Rasul "Inni taaraktu fiikumuts-tsaqalain".

Orang-orang yang selalu bersama dengan Al Quran, yang di dalamnya terdapat petunjuk terbesar kehidupan duniawi dan maknawiah bagi manusia hingga kelak memasuki Telaga Haudh, justru malah disingkiran dari medan oleh orang-orang zalim. Mereka (orang-orang zalim itu)lah yang telah menggantikan kebenaran pemerintahan Ilahi yang adil, yang merupakan salah satu idealisme kitab suci ini, dengan pemerintahan yang batil. Mereka telah meletakkan dasar dan prinsip penyelewengan terhadap agama Allah, Kitabullah, serta sunnah-Nya hingga terjadilah hal-hal memalukan yang tidak mampu dituliskan oleh pena.

Setiap kali bangunan (pemerintahan) yang miring ini terus berjalan ke depan, semakin miring dan semakin besarlah penyelewengan yang terjadi. Hingga, akhirnya Kitab Suci ini dijadikan oleh para penguasa zalim untuk menyingkirkan para manusia suci. Akibatnya, terjadilah situasi ketika Al Quran dijadikan alat untuk mendirikan kesesatan dan kerusakan sekaligus alat untuk menjustifikasi para pezalim dan orang-orang yang ingkar dari kebenaran Allah.

Padahal, Al Quran Al-Karim yang diturunkan secara gradual dari derajat tauhid yang tinggi ke derajat kesempurnaan Muhammadi ini , dibuat untuk membebaskan para putera "'allamahul-asma" dari cengkeraman setan dan para penguasa zalim. Al Quran diturunkan untuk mengantarkan manusia kepada keadilan dan keseimbangan. Sayang sekali, di tangan para musuh Allah dan orang-orang yang bodoh, Kitab Suci yang merupakan penentu nasib manusia ini tidak memiliki peran selain di kuburan dan majelis-majelis kematian. Al Quran yang seharusnya menjadi alat pemersatu kaum muslimin dan manusia, serta menjadi petunjuk kehidupan bagi mereka, malah menjadi alat untuk memecah-belah dan sumber perseteruan, atau bahkan sama sekali disingkirkan dari kehidupan.

Saya melihat bahwa jika ada orang yang mengambil langkah untuk mendirikan pemerintahan Islam dan membicarakan politik-sesuatu yang sesungguhnya merupakan peran besar Islam dan Rasulullah SAWW, serta merupakan isi dari Al Quran dan sunnah-mereka akan menyatakan bahwa hal itu adalah kesalahan besar dan mereka akan menjulukinya sebaga "ulama politis" , sekaligus menganggapnya sebagai ulama yang tidak beragama. Hal ini masih terus terjadi hingga saat ini.

Akhir-akhir ini, kekuatan Setan Besar dengan menggunakan pemerintahan-pemerintahan yang menyeleweng dari ajaran Islam, yang selalu berbohong atas nama Islam, terus-menerus berupaya untuk menyingkirkan Al Quran. Untuk mengokohkan tujuan-tujuan syaitaniah ini, negara adidaya dunia turut membantu mencetak Al Quran dengan indah dan mengirimkannya ke bebagai penjuru dunia. Dengan tipuan seperti ini, mereka telah melemparkan Al Quran keluar dari kehidupan. Kita semua melihat betapa Al Quran yang dicetak oleh Muhammad Reza Pahlevi telah menipu sebagian orang. Sebagian ulama yang tidak memahami maksud Pahlevi itu bahkan memuji-mujinya. Kita juga melihat bahwa Raja Fahd setiap tahun menggunakan dana besar yang tak terbatas, yang diambil dari rakyatnya, untuk mencetak Al Quran dalam rangka mendirikan pusat-pusat propaganda madzhab yang anti Al Quran, sekaligus menyebarluaskan faham Wahabi , yaitu sebuah madzhab yang tidak memiliki asas kuat sekaligus penuh dengan pandangan khurafat. Al Quran yang mulia ini malah dijadikan alat untuk mendorong masyarakat yang lalai dari berbagai bangsa untuk berpihak kepada adidaya. Orang-orang inilah yang menggunakan Islam yang mulia dan Al Quran Al Karim justru untuk menghancurkan Islam dan Al Quran itu sendiri.

Kita merasa bangga, dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa ini bersama keseluruhan wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al Quran. Kita bangga karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al Quran-yang menyerukan persatuan kaum muslimin, bahkan seluruh manusia-dari kuburan- kuburan, sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia dari berbagi ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka; ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan penghambaan pada penguasa zalim.

Kita merasa bangga bahwa kita adalah pengikut madzhab yang didirikan oleh Rasulullah atas perintah langsung dari Allah, dan madzhab ini juga ditumbuhkembangkan oleh Imam Ali a.s., hamba yang telah membebaskan diri dari segala ikatan sekaligus menjadi petugas bagi pembebasan umat manusia dari segala rantai besi dan perbudakan.

Kita merasa bangga bahwa kitab Nahjul Balaghah , yang setelah Al Quran, merupakan kitab teragung yang berisi aturan kehidupan duniawi dan maknawi, kitab tertinggi yang membebaskan manusia, serta kitab yang memuat aturan-aturan maknawi dan pemerintahan, yang merupakan jalan pembebasan terbesar; ternyata berasal dari Imam suci kita.

Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita, mulai dari Imam Ali a.s. hingga Imam Mahdi a.s., (seribu salam dan shalawat bagi mereka) semua adalah imam kita. Imam Mahdi a.s. adalah penyelamat manusia dan pemilik zaman, yang dengan kekuasaan Allah yang Maha Kuasa, masih hidup di tengah-tengah kita dan menjadi pengawas segala urusan.

Kita merasa bangga memiliki berbagai kitab bernilai tiada tara, yang berasal dari para Imam Maksum kita, seperti doa-doa yang memberikan kehidupan yang disebut sebagai Quran Sha'id. Kita juga punya Munajat Sya'baniah para imam, Doa Arafah dari Husain bin Ali as., Shahifah Sajjadiah dari Imam Ali bin Husain dan Shahifah Fathimiah yang merupakan kitab yang diilhamkan Allah SWT kepada Fathimah Az-Zahra s.a.

Kita merasa bangga bahwa kita memiliki seorang Baqirul Ulum , sebagai pribadi yang tertinggi dalam sejarah, dan tidak ada yang bisa memahami ketinggian posisinya itu selain Allah, Rasulullah SAWW dan para Imam Maksum a.s..

Kita merasa bangga bahwa madzhab kita adalah madzhab Ja'fari, yang meletakkan dasar-dasar sistematika fiqih kita; yang keilmuan beliau bagaikan sebuah lautan tanpa batas. Fiqih kita merupakan hasil karya beliau dan kita merasa bangga telah menjadi pengikut seluruh Imam Maksum a.s.

Kita merasa bangga bahwa para Imam Maksum kita adalah pejuang di di jalan Allah dan Islam. Mereka juga adalah pejuang di jalan penegakan Al Quran yang menyuruh umat manusia untuk mendirikan sebuah pemerintahan yang adil. Kita bangga karena dalam usaha mereka untuk menentang pemerintahan yang zalim, mereka telah dipenjara, diasingkan, dan akhirnya gugur syahid. Dan kita hari ini merasa bangga bahwa kita ingin menegakkan tujuan-tujuan Al Quran dan sunnah. Kita juga bangga karena berbagai lapisan masyarakat dari bangsa kita telah menyatakan kesiapannya untuk berkorban, baik jiwa maupun raga, di jalan yang besar dan menentukan nasib ini.

Kita merasa bangga bahwa kaum perempuan, baik tua maupun muda, kecil maupun besar, selalu siap hadir di kancah kebudayaan, ekonomi, dan militer. Mereka semua bahu-membahu bersama para lelaki, dan dalam beberapa hal, kaum perempuan itu mampu mengerjakannya secara lebih baik dari para lelaki itu. Kita bangga karena kaum perempuan kita sanggup beraktivitas di jalan Allah, Islam, dan Al Quran.

Mereka yang mampu berperang, telah bergabung dalam pendidikan militer, karena membela Islam dan negara Islam merupakan kewajiban penting. Kaum perempuan kita juga dengan gagah berani mampu melepaskan diri dari kepungan konspirasi musuh-musuh Islam, yaitu mereka yang tidak mengenal hukum-hukum Islam dan Quran; mereka yang terikat pada khurafat yang dibawa oleh musuh kepada orang-orang yang tidak bijaksana, serta sebagian ulama yang tidak mengetahui apa yang baik bagi kaum muslimin.

Sementara itu, kaum perempuan kita yang tidak memiliki kemampuan berperang telah membaktikan diri mereka di belakang medan perang dengan memberikan bantuan yang sangat bernilai, bantuan yang membuat hati bangsa bergetar karena senang dan gembira, sementara hati para musuh, dan orang-orang bodoh yang lebih berbahaya dari musuh, bergetar karena marah.

Kita juga berkali-kali melihat, betapa kaum perempuan kita bagaikan Zainab a.s. yang berseru bangga karena mereka telah mengorbankan anak-anak mereka serta segala sesuatu yang dimiliki di jalan Allah SWT dan Islam. Kaum perempuan itu bangga atas hal ini karena mereka mengetahui bahwa yang akan mereka dapatkan lebih tinggi dari surga na'im , yang tidak ada bandingannya dengan kenikmatan dunia yang sama sekali tidak bernilai ini.

Bangsa kita, bahkan jutaan bangsa-bangsa muslim dan kaum tertindas di dunia, merasa bangga karena musuh mereka adalah juga musuh Allah yang Mahabesar, musuh Al Quran Al-Karim, dan musuh Islam yang mulia. Kita bangga karena musuh mereka adalah hewan-hewan yang tidak pernah berhenti dalam melakukan kejahatan dan pengkhinatan demi mencapai tujuan-tujuan jahat mereka. Untuk mencapai posisi kepemimpinan dan keserakahan , orang-orang jahat itu tidak mengenal kawan atau lawan.

Ketahuilah, bahwa panglima tertinggi mereka adalah Amerika Serikat, sebuah negara yang esensinya adalah terorisme yang telah membakar seluruh penjuru dunia. Sementara itu, sekutu AS adalah gerakan Zionisme Internasional yang selalu melakukan kejahatan dalam mencapai tujuan-tujuan tamaknya. Inilah rezim yang wataknya sangat memalukan, bahkan bila esensinya itu hanya diungkapkan lewat tulisan pena atau ucapan lidah sekalipun. Demi mencapai impian bodoh mereka, yaitu Israel Raya , mereka telah melakukan segala bentuk kejahatan.

Negara-negara Islam dan kaum tertindas dunia merasa bangga bahwa musuh-musuh mereka adalah Husein dari Yordania , Hasan dari Maroko , dan Husni Mubarak dari Mesir , yang bekerja sama dengan Isarel dalam berbagai kejahatan demi mengabdi kepada AS dan Israel. Mereka adalah musuh-musuh Islam yang tidak segan-segan melakukan kejahatan, bahkan kepada bangsa mereka sendiri. Dan kita merasa bangga bahwa musuh kita adalah Saddam yang mengabdi kepada paham Aflack. Ialah diktator yang oleh kawan ataupun lawannya, dikenal sebagai pelaku kejahatan dan pelanggar hak-hak internasional, sekaligus pelanggar hak-hak asasi manusia. Semua mengetahui bahwa kejahatan yang dia lakukan kepada bangsa tertindas Irak dan negara-negara Syeikh di Teluk, tidak kurang dari kejahatan yang dia lakukan terhadap Iran.

Kita dan negara-negara tertindas di dunia juga merasa bangga bahwa setiap tuduhan kejahatan dan pengkhianatan yang ditimpakan kepada kita dan semua kaum tertindas dunia, selalu datang dari media massa dan badan-badan propaganda dunia, yang melakukan semua itu atas perintah negara-negara adidaya.

Adakah hal yang lebih membanggakan dari kenyataan bahwa AS ternyata tidak berkutik menghadapi bangsa Iran dan negeri Imam Mahdi ini? Padahal, AS selama ini merasa menjadi penguasa dunia karena memiliki klaim, fasilitas militer, serta kekuasaan atas sejumlah pemerintahan bonekanya dan juga kekuasaan atas kekayaan milik bangsa-bangsa tertindas; padahal, negeri adidaya ini memiliki segala jaringan media massa. Akan tetapi, kini AS terus dipermalukan dan terjebak untuk terus melakukan berbagai skandal.

Adakah hal lain yang lebih membanggakan kita dibandingkan dengan fakta bahwa AS sampai tidak tahu kepada siapa harus melobi; ketika wajahnya dipalingkan ke berbagai arah, ia menerima jawaban penolakan? Hal ini semua bisa terjadi tidak lain karena adanya pertolongan gaib dari Allah SWT yang telah membangunkan bangsa-bangsa, terutama bangsa Iran ini, sekaligus membimbingnya keluar dari kegelapan akibat pemerintahan yang keji, ke arah cahaya Islam.

Kini, kepada bangsa Iran yang mulia, bangsa yang telah mengalami ketertindasan ini, saya menganjurkan agar mereka istiqamah di jalan yang lurus milik Allah, jangan sampai condong ke Timur yang atheis , dan jangan pula ke Barat yang kafir dan kejam. Tetaplah berpegang teguh di jalan yang telah ditetapkan Allah sebagai jalan yang kuat dan kokoh. Kita jangan sampai lupa, walaupun hanya sedetik, untuk bersyukur atas nikmat ini.

Jangan biarkan antek-antek para adidaya, baik itu di luar negeri, maupun yang lebih buruk lagi di dalam negeri, menggoncangkan niat tulus dan semangat baja kita. Ketahuilah bahwa semakin besar jaringan media massa dunia dan kekuatan setan di Barat dan Timur melakukan kejahatan , semakin besarlah bukti bahwa kekuatan Ilahiah-lah yang kita miliki. Allah Yang Mahabesar akan menghukum mereka, baik di dunia maupun di alam akhirat. Innahu waliyyun-ni'am wa biyadihi malakuutu kulli syai'in -Sesungguhnya, Dialah pemilik segala nikmat, dan di tangan-Nya lah segala sesuatu .

Dengan penuh kesungguhan, saya minta kepada bangsa-bangsa muslim agar mematuhi bimbingan para Imam Maksum dalam budaya politik, sosial, ekonomi, dan militer. Merekalah pembimbing besar umat manusia. Karena itu, patuhilah mereka dengan baik, dengan jiwa dan raga, serta dengan penuh pengorbanan. Di antara (masalah yang harus dipatuhi itu) adalah masalah fiqih tradisional , yang merupakan penjelasan atas risalah dan keimaman, sekaligus penjamin pertumbuhan dan kebesaran bangsa. Baik fiqih tradisional itu berupa hukum-hukum primer maupun sekunder , semuanya merupakan satu kesatuan dalam fiqih Islam. Janganlah menyeleweng darinya, meskipun hanya sedikit.

Saya juga menasehatkan agar umat Islam jangan mendengarkan was-was atau bisikan setan berbentuk manusia yang selalu menunjukkan penentangan atas kebenaran agama. Ketahuilah bahwa satu langkah penyelewengan merupakan pendahuluan dari kehancuran agama, hukum Islam, dan pemerintahan yang berkeadilan Ilahi. Jangan lupakan shalat Jumat dan juga shalat berjamaah, yang menujukkan sifat politik dari shalat. Shalat Jumat merupakan inayah terbesar dari Allah kepada Republik Islam Iran.

Hal lain yang juga tidak boleh dilupakan adalah upacara duka cita mengenang kemazluman Imam Maksum, khususnya Imam Husain a.s., yang merupakan penghulu orang-orang tertindas dan panglima para syuhada (semoga shalawat dan salam dilimpahkan oleh Allah, para nabi, para malaikat Allah, dan oleh orang-orang yang salih, atas jiwa besar Imam Husein).

Ketahuilah bahwa perintah para Imam Maksum a.s. untuk mengenang kebesaran perjuangan dalam sejarah Islam ini, serta kebencian dan kutukan kepada para pelaku kezaliman terhadap Ahlul Bait, merupakan seruan perjuangan bangsa-bangsa dalam menghadapi penguasa zalim dalam sepanjang sejarah. Ketahuilah bahwa laknat dan kebencian dan teriakan atas ketidakadilan Bani Umayah , meskipun mereka telah jatuh dan dikirim ke neraka jahannam, sesungguhnya merupakan teriakan terhadap para pelaku kezaliman di dunia. Teriakan itu akan menghidupkan teriakan yang sangat kita perlukan untuk menghancurkan kezaliman ini.

Dalam ratapan-ratapan duka cita dan syair-syair elegi, serta syair-syair pujian terhadap Imam Maksum a.s., secara tegas haruslah juga diingatkan tragedi dan kezaliman para penzalim di berbagai masa dan penjuru. Masa kini merupakan zaman kemazluman dunia Islam oleh AS, Uni Sovyet, dan negara-negara lain yang bergabung dengan mereka. Di antara para pengikut para penzalim adalah keluarga Saud, pengkhianat Baitullah (laknat Allah, malaikat, dan rasul-Nya bagi mereka).

Kejahatan-kejahatan mereka itu haruslah tetap diingat, diteriakkan, dan dikutuk. Semua harus mengetahui bahwa upacara politik, yaitu upacara haji, adalah sarana untuk mempersatukan kaum muslimin sekaligus sarana penjaga nasionalitas kaum muslimin, terutama para syiah (pengikut) Imam Dua Belas a.s.

Hal yang juga perlu saya ingatkan adalah bahwa wasiat politik Ilahiah yang saya sampaikan ini tidaklah dikhususkan untuk bangsa Iran yang besar, melainkan juga merupakan nasehat bagi seluruh negara-negara muslim dan kaum tertindas di dunia, dari bangsa manapun dan agama apapun.

Seraya mengakui kelemahan yang saya miliki, saya memohon kepada Allah azza wa jalla, agar jangan sampai meninggalkan kita dan bangsa kita walaupun sedetik, dan jangan sampai Dia melepaskan perlindungan gaib-Nya kepada putera-putera Islam dan para pejuang yang mulia, meskipun hanya sedetik.

Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini



Bismillahirrahmanirrahim

Nilai penting dari revolusi Islam yang agung ini - yang merupakan hasil perjuangan jutaan manusia yang mulia, ribuan syuhada yang abadi, dan orang-orang yang terluka- adalah keberadaan para ‘syuhada yang hidup' ini, hingga menjadi tumpuan harapan jutaan kaum muslimin dan kaum tertindas di seluruh dunia. Nilai revolusi ini sedemikian agung hingga penilaian atasnya jauh melebihi kemampuan pena dan lidah. Saya, Ruhullah Musawi Khomeini, yang tidak akan putus asa atas kemuliaan Allah, meskipun saya telah melakukan banyak kesalahan; saya yang terlahir di jalan yang penuh bahaya namun saya selalu terikat kepada kemuliaan Zat Yang Maha Mulia; dan saya seorang santri yang hina, yang sebagaimana semua saudara-saudara seiman, memiliki harapan kepada revolusi dan kekekalan hasil revolusi ini hingga mencapai hasil yang lebih besar, dalam kesempatan ini menyampaikan sebuah wasiat kepada generasi yang ada sekarang, dan generasi masa depan yang mulia. Saya menyampaikan hal-hal yang bisa jadi merupakan nasehat-nasehat pengulangan. Kepada Allah Yang Maha Pengasih, saya memohon agar dianugerahi keikhlasan niat dalam penyampaian wasiat ini.

(1) Kita mengetahui bahwa revolusi besar ini, yang telah memotong tangan para penguasa dunia dan para penzalim dari Iran yang besar ini, telah mencapai kemenangannya dengan bantuan gaib dari Allah. Jika bantuan dari Allah itu tidak ada, tidak akan mungkin masyarakat dengan jumlah sebanyak 36 juta ini, dengan segala kondisi faktualnya, mampu melakukan gerakan sedahsyat ini.

Kita semua tahu bahwa revolusi ini bergelora dan berhasil mencapai tujuannya pada saat segala propaganda anti Islam dan anti ulama, khususnya dalam seratus tahun terakhir, sedang sangat gencar dilancarkan musuh-musuh Islam. Musuh tidak pernah berhenti melakukan segala usaha pemecah-belahan yang dilakukan para penulis dan orator bayaran dalam media massa, pidato-pidato, pertemuan-pertemuan, serta perkumpulan yang anti Islam dan anti bangsa dalam bentuk nasionalisme. Mereka sangat aktif menggelar pertunjukan lagu-lagu bernilai rendah serta mendirikan berbagai pusat hiburan (yang menyebarkan) maksiat, judi, mabuk-mabukan, dan narkoba, yang semuanya adalah untuk mengajak generasi muda ke arah kemaksiatan dan ketidakpedulian atas segala tindakan para pengkhianat. Padahal, energi para pemuda itu seharusnya disalurkan untuk beraktivitas di jalan kemajuan bangsanya. Inilah kemaksiatan yang dipaksakan oleh Shah yang keji dan ayahnya yang tidak berbudaya, agar dilakukan oleh bangsa kita, dan inilah yang digelar oleh pemerintah, parlemen-seremonial, dan kedubes-kedubes negara-negara adidaya agar ditiru oleh bangsa kita.

Yang lebih buruk dari semua itu adalah situasi universitas, sekolah menengah, dan pusat-pusat pendidikan yang seharusnya menjadi tulang punggung kemajuan bangsa. Pengurusan lembaga-lembaga itu malah diserahkan kepada guru-guru dan dosen-dosen yang berorientasi ke Barat atau Timur; yang seratus persen menentang Islam dan budaya Islam, dengan membawa nama nasionalisme. Meskipun memang ada di antara mereka para pengajar yang merupakan orang-orang yang setia dan empati kepada Islam, namun jumlah mereka sangat sedikit, dan mereka ditempatkan di tempat kerja yang sempit sehingga tidak bisa melakukan perbuatan positif apapun.

Dengan semua masalah ini, dan puluhan masalah lainnya, tidaklah mungkin bangsa dengan kondisi seperti ini bisa sampai bersatu-padu melakukan revolusi. Tidak mungkin di seluruh penjuru negeri, bangsa ini dengan satu ide bersama-sama meneriakkan ‘Allahu Akbar'. Tidak mungkin bangsa ini secara menakjubkan mampu melawan semua kekuatan di dalam dan luar negeri sampai akhirnya mampu meraih pengurusan bangsa dalam genggaman tangan sendiri. Oleh karena itu, kita tidak boleh ragu lagi bahwa Revolusi Islam Iran berbeda dengan semua revolusi lainnya, baik dalam esensinya, kualitas perjuangannya, maupun dalam tujuannya. Tidak diragukan lagi, bahwa ini adalah sebuah hadiah yang jarang dianugerahkan oleh Ilahi kepada sembarang bangsa. Ini pastilah sebuah hadiah gaib yang diberikan Tuhan yang Maha Pemurah terhadap bangsa yang tertindas dan dirampok ini.

(2) Islam dan pemerintahan Islam merupakan fenomena Ilahiah; siapa saja yang melaksanakan Islam dan pemerintahan Islam, kebahagiaan anak-anaknya di dunia dan akhirat akan terjamin dalam bentuknya yang paling tinggi. Islam dan pemerintahan Islam memiliki kekuatan yang dapat menorehkan tinta merah terhadap para penindas, perampok, pelaku kejahatan, dan para agresor. Islam akan mengantarkan manusia ke arah kesempurnaan yang diinginkannya.

Islam dan pemerintahan Islam merupakan lembaga yang-berbeda dengan lembaga-lembaga lain yang tidak berasaskan ketauhidan-mencampuri dan memiliki konsep dalam setiap urusan individu maupun masyarakat. Islam dan pemerintahan Islam punya konsep terkait masalah-masalah material, spiritual, budaya, politik, militer, dan ekonomi. Ajaran ini sama sekali tidak mengabaikan, walau satu poinpun, perannya dalam mendidik manusia dan masyarakat ke arah kemajuan material dan spiritual, serta dalam upaya untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan mereka.

Kini, atas taufik dan bantuan Allah pemilik Republik Islam ini, dan dengan perjuangan bangsa yang beriman, Republik Islam telah berdiri. Jelas sekali bahwa yang mengemuka dalam pemerintahan Islam ini adalah Islam dan hukum-hukum Islam. Karena itu, bangsa besar Iran harus berjuang untuk mengejawantahkan Islam dan hukum Islam itu dalam semua dimensi. Islam harus dijaga dan dilindungi oleh bangsa ini. Menjaga Islam adalah kewajiban terbesar yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin, sebagaimana yang dulu dilakukan oleh para nabi agung, mulai dari Adam a.s. hingga Khatamul Anbiyaa' Muhamamd SAWW, dengan mengorbankan jiwa raga mereka. Tidak ada penghalang apapun yang mampu menahan mereka dalam melaksanakan kewajiban besar ini. Begitu pula, setelah mereka, para sahabat Rasul yang beriman, dan para Imam Maksum a.s., dengan segala daya upaya, bahkan hingga mengorbankan jiwa raga, telah berjuang menjaga Islam.

Hari ini, bangsa Iran khususnya, dan seluruh kaum muslimin pada umumnya, wajib untuk menjaga amanah Ilahi ini dengan seluruh kekuatannya; sebuah amanah suci yang di Iran secara resmi telah dideklarasikan dan dalam jangka waktu singkat berhasil mencapai hasil yang besar. Bangsa Iran wajib berusaha untuk memenuhi berbagai tuntutan demi keabadian amanah ini sekaligus menyingkirkan berbagai halangan dan masalahnya.

Saya berharap percikan cahaya Islam menyinari seluruh bangsa Islam. Kita semua tentu berharap semua pemerintahan dan bangsa Islam satu sama lain memiliki kesepahaman dalam masalah yang sangat vital ini dengan cara bersama-sama menyingkirkan untuk selama-lamanya tangan-tangan negara adidaya yang mengusai dunia, yaitu mereka yang selama ini menjadi pelaku kejahatan sejarah atas kaum tertindas dan terzalimi di dunia.

Saya, yang kini tengah menghirup nafas-nafas terakhir dari umur saya, atas dasar kewajiban saya untuk menjaga dan mempertahankan sebagian amanah Ilahiah, dan mengingat adanya berbagai rintangan dan ancaman terhadap Islam, saya akan menyampaikan beberapa hal berikut ini untuk generasi saat ini dan generasi masa depan, dan untuk itu, saya meminta pertolongan dari Allah Penguasa Alam bagi kita semua.

(a) Tidak diragukan lagi, kunci untuk mempertahankan revolusi Islam adalah kunci yang sama yang pernah digunakan untuk memenangkannya. Kunci kemenangan ini dikenali dengan baik oleh bangsa ini. Generasi yang akan datang akan membaca dalam sejarah bahwa ada dua prinsip utama dari kunci kemenangan itu. Pertama, tujuan Ilahiah dan maksud yang tinggi berupa pembentukan pemerintahan Islami yang mendasari gerakan bangsa ini, dan yang kedua, persatuan bangsa di seluruh penjuru negeri dengan persamaan kata untuk mencapai tujuan dan maksud itu.

Kepada semua generasi saat ini dan generasi yang akan datang, saya berwasiat, jika mereka menginginkan agar Islam dan pemerintahan Islam berdiri tegak dan mereka terus mampu memotong tangan para kolonialis dan eksploitator di dalam dan luar negeri, janganlah mereka sampai melepaskan tujuan Ilahiah ini, tujuan yang sebenarnya telah diperintahkan Allah dalam Al Quran. Ada sejumlah hal penting yang bisa dikategorikan sebagai fenomena melawan tujuan Ilahiah ini, yaitu berpecah belah dan bercerai-berai. Oleh karena itu, tidaklah aneh bila serangan propaganda di seluruh dunia dan kaki tangan mereka yang ada di dalam negeri, senantiasa mengerahkan seluruh kemampuan untuk menciptakan isu-isu dan kebohongan yang bertujuan untuk memecah-belah, dan untuk itu, mereka mau menghabiskan dana milyaran dolar.

Dari sini, bisa juga dipahami bahwa berbagai perjalanan dan kunjungan secara kontinyu dilakukan oleh para penentang Republik Islam ke kawasan Timur Tengah. Sayangnya, kita melihat bahwa ada di antara para penguasa dan pemerintahan negara-negara muslim yang mau bergabung dengan mereka. Mereka adalah para penguasa yang tidak memikirkan apapun kecuali kepentingan pribadi mereka sendiri dan dengan mata dan telinga tertutup, menyerah kepada AS. Sangat disayangkan juga ada sebagian orang yang menampilkan diri secara lahiriah sebagai ulama yang juga mau bergabung dengan para penentang Republik Islam ini.

Hari ini, dan di masa depan, hal yang harus dilakukan oleh bangsa Iran dan kaum muslimin dunia, dan hal tersebut harus diperhatikan, adalah menggagalkan propaganda yang bersifat memecah-belah itu. Nasehat saya kepada kaum muslimin, khususnya bangsa Iran, teristimewa kepada generasi masa kini, yang telah memberikan perlawanan kepada konspirasi ini, adalah meningkatkan perlawanan tersebut sehingga kaum kafir dan munafik menjadi putus asa. Peningkatan perlawanan itu harus dilakukan dengan kedisiplinan dan persatuan, serta dengan segala cara yang mungkin dilakukan,

(b) Di antara berbagai konspirasi penting yang terjadi dalam abad terakhir ini khususnya dalam dekade-dekade terakhir, dan khususnya pula setelah kemenangan revolusi Islam ini, adalah upaya menimbulkan rasa putus asa terhadap Islam di kalangan bangsa-bangsa, khususnya bangsa Iran yang telah banyak berkorban. Upaya dan propaganda dengan jelas dapat dilihat sebagai fenomena yang meluas dengan berbagai dimensinya.

Propaganda jenis pertama adalah propaganda yang bersifat amatir yang dengan terang-terangan menyatakan bahwa hukum Islam, yang diturunkan 1.400 yang lalu, tidak bisa digunakan untuk mengatur negara-negara pada zaman ini. Atau mereka menyatakan bahwa Islam adalah sebuah agama yang murni reaksioner. Agama ini dikatakan menentang semua penemuan baru dan manifestasi peradaban, padahal pada zaman kini, bangsa manapun tidak bisa mengasingkan diri dari peradaban dunia dan manifestasinya.

Propaganda jenis kedua adalah propaganda bodoh -dan pada saat yang sama, bersifat jahat-yang berupa dukungan kepada kesucian Islam dan menganggap Islam -dan agama-agama samawi lain-melulu berurusan dengan maknawiah, perbaikan jiwa, dan peringatan. Agama ini diturunkan agar manusia menjauh dari masalah duniawiah. Islam, menurut mereka, diturunkan agar manusia meninggalkan dunia dan sibuk dengan ibadah, zikir , dan doa-doa yang akan mendekatkan manusia kepada Tuhannya. Dalam propaganda seperti ini, pemerintahan, masalah politik, dan administrasi dianggap berlawanan dengan maksud dan tujuan besar dari agama, karena semua itu hanya untuk kepentingan dunia.

Sayangnya, propaganda seperti ini telah mempengaruhi sebagian ulama dan orang-orang saleh yang tidak memahami Islam, sehingga mereka bahkan berpendapat bahwa ikut campur dalam pemerintahan dan politik adalah sama dengan perbuatan dosa dan kefasikan. Pemahaman seperti ini merupakan bencana besar bagi Islam.

Kelompok yang mendukung propaganda jenis pertama, bisa disebut sebagai pihak yang bodoh -atau demi kepentingan pribadinya, bersikap tidak mau tahu-atas hakikat pemerintahan, hukum, dan politik. Sesungguhnya, pelaksanaan hukum itu berdasarkan standar keadilan dan dalam rangka mencegah berlangsungnya kezaliman dan pemerintahan yang despotik. Hukum dibuat agar tercipta keadilan bagi individu dan masyarakat. Hukum, politik, dan pemerintahan dibangun untuk mencegah kefasadan, kemungkaran, dan berbagai jenis penyimpangan. Dengan hukum, diharapkan akan terjamin kebebasan dengan standar akal, keadilan, kemerdekaan, dan independensi. Hukum dibuat agar imperialisme, kolonialisme, dan perbudakan bisa dicegah. Hukum adalah sarana bagi terealisasinya hudud , qishash , dan ta'dziraat. Semuanya dibangun di atas standar keadilan demi mencegah kefasadan dan kejahatan dalam masyarakat.

Dari sini, kita melihat bahwa politik, hukum, atau pengaturan masyarakat atas dasar akal sehat, keadilan, dan keseimbangan, juga ratusan masalah semacam ini lainnya, bukanlah hal-hal yang akan menjadi usang seiring dengan berlalunya zaman. Klaim yang menyatakan bahwa prinsip-prinsip itu ketinggalan zaman ini sama saja dengan mengatakan bahwa kaidah-kaidah logika dan matematika pada abad ini harus diubah dan digantikan dengan kaidah-kaidah lainnya; sama saja dengan mengatakan bahwa pada asal mula penciptaan, keadilan memang harus ditegakkan, namun karena sekarang adalah zaman nuklir, konsep keadilan sudah ketinggalan zaman.

Selanjutnya, klaim bahwa Islam menentang penemuan baru, sebagaimana yang dulu dikatakan oleh Muhamad Reza Pahlevi yang mengatakan bahwa para penggagas kebangkitan Islam ini ingin menjadikan hewan berkaki empat sebagai alat transportasi pada zaman sekarang, jelas ini merupakan klaim yang tidak lebih dari sebuah tuduhan bodoh. Peradaban dan penemuan baru, juga industri maju yang bermanfaat bagi kemajuan umat manusia, tidak pernah sekalipun ditentang oleh Islam dan mazhab-mazhab tauhid manapun. Ilmu dan sains bahkan merupakan hal yang ditekankan oleh Islam dan Al Quran.

Memang, jika makna dari kemajuan dan peradaban adalah sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian "cendikiawan profesional", yaitu kebebasan dalam segala kemungkaran dan kemaksiatan, bahkan kebebasan terhadap homoseksualisme, dan sejenisnya, maka semua agama samawi, kaum cendekiawan, dan orang-orang yang berakal pasti akan menolaknya, meskipun orang-orang yang westernized atau easternized secara membabi buta mempropagandakan hal ini.

Sedangkan kelompok pendukung propaganda jenis kedua adalah mereka yang memiliki rencana untuk merusak (Islam) dan menganggap Islam terpisah dari pemerintahan dan politik. Kepada orang-orang yang tidak bijak ini, kita harus mengatakan bahwa Al Quran dan sunnah Rasulullah SAWW sedemikian banyak mengandung hukum-hukum mengenai pemerintahan dan politik. Bahkan, sebagian besar hukum-hukum ibadah dalam Islam adalah ibadah politik. Melalaikannya telah membawa bencana, seperti yang kita alami sekarang ini. Rasulullah SAWW membentuk pemerintahan, sebagaimana pemerintahan lainnya di dunia, dengan tujuan menegakkan keadilan dalam masyarakat. Khalifah-khalifah awal Islam juga memiliki pemerintahan yang luas. Pemerintahan Ali bin Abi Thalib a.s, juga memiliki tujuan yang sama, dengan cara yang lebih luas dan besar. Ini merupakan fakta sejarah. Setelah itu, secara bertahap pemerintahan yang dibentuk atas nama Islam telah berdiri. Sekarangpun banyak pemerintahan yang mengaku sebagai pemerintahn Islami dengan meneladani Islam dan Rasulullah SAWW.

Saya, dalam surat wasiat ini, hanya menyampaikan sekilas saja tentang masalah ini. Namun, saya berharap para penulis, sosiolog, dan sejarawan muslimin mampu keluar dari kesalahan pemahaman semacam ini. Islam menolak klaim yang sudah dikatakan -dan akan terus dikatakan-bahwa para nabi a.s. hanya berurusan dengan masalah spiritualitas serta menjauhkan diri dari pemerintahan dan administrasi. Kitapun harus melakukan penolakan ini karena semua ini merupakan kesalahan sangat besar, yang ujung-ujungnya akan menyeret bangsa-bangsa muslim kepada kejahatan, sekaligus membuka jalan bagi para imperialis yang haus darah.

Pemerintahan yang ditolak oleh Islam ialah pemerintahan setan yang diktatoris dan zalim; yang memiliki tujuan hanya untuk mencari kekuasaan serta tujuan-tujuan lainnya yang sesat dan terlarang. Mereka mengejar dunia, yaitu mengumpulkan kekayaan, harta, kekuasaan, dan berhala, atau dengan kata lain, dunia yang membuat manusia lalai dari kebenaran hakiki. Inilah yang ditolak oleh Islam. Sedangkan pemerintahan yang membela kaum tertindas, mencegah kezaliman, serta menegakan keadilan masyarakat, sebagaimana yang dulu diusahakan oleh Nabi Sulaiman bin Daud , dan para penerus agung beliau, adalah model pemerintahan yang penegakkannya merupakan kewajiban terbesar bagi kita. Mendirikan pemerintahan yang adil adalah bentuk ibadah yang tertinggi. Bangsa Iran yang telah bangkit dan sadar harus menghancurkan konspirasi ini dengan menggunakan pandangan Islam, serta dengan bantuan para orator dan penulis yang beriman. Mereka semua harus bangkit untuk menolong bangsa dan memotong tangan para pelaku konspirasi ini.

(c) Bentuk konspirasi lainnya, yang mungkin malah lebih jahat, adalah isu-isu yang beredar secara umum di negara ini, lebih-lebih lagi di ibukota- ibukota provinsi, bahwa pemerintahan Islam tidak melakukan apa-apa untuk rakyat. Isu-isu itu mengatakan, "Betapa malangnya rakyat yang dengan penuh semangat dan antusias berkorban untuk melepaskan diri rezim yang zalim, kini malah terperangkap oleh rezim yang lebih buruk! Orang-orang yang kuat semakin kuat dan orang-orang tertindas semakin tertindas! Penjara-penjara penuh dengan para pemuda yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa. Siksaan yang dilakukan rezim ini lebih kejam dan lebih tidak manusiawi dibandingkan dengan rezim sebelumnya. Setiap hari sejumlah orang dihukum mati atas nama Islam. Alangkah baiknya bila nama Islam tidak dilekatkan pada pemerintahan ini. Zaman sekarang lebih buruk daripada zaman Reza Khan dan anaknya. Rakyat tenggelam dalam kesulitan, kesusahan, dan harga-harga yang mencekik. Para pemimpin sedang mengarahkan rezim ini ke arah rezim komunis. Harta benda rakyat disita dan kebebasan bangsa dalam segala bentuk dipasung!"

Masih banyak lagi isu-isu semacam ini yang disebarluaskan secara konspiratif dan terencana. Dengan cara konspiratif dan terencana ini pula, kita saksikan setiap beberapa hari, satu isu dikemukakan di setiap sudut dan tempat. Di taksi-taksi, isu ini pula yang dibicarakan. Begitu pula di bis-bis dan dalam berbagai pertemuan. Jika satu isu telah usang, muncul lagi isu yang baru. Sayangnya, sebagian ulama yang tidak memahami tipu daya setan, hanya dengan berbicara dengan satu-dua orang pelaku konspirasi ini, mereka mengira bahwa isu itu benar adanya.

Orang-orang yang mendengar dan mempercayai isu-isu ini, tidak memiliki pengetahuan tentang kondisi dunia, revolusi-revolusi di dunia, kejadian-kejadian pasca revolusi, serta kesulitan-kesulitan yang tidak bisa dihindari. Mereka tidak memiliki informasi yang benar tentang berbagai transformasi pasca Revolusi Islam Iran, yang semuanya menguntungkan Islam. Mereka dengan mata tertutup dan tanpa pengetahuan, mendengarkan isu-isu ini dan secara sengaja maupun tidak, telah terpengaruh oleh isu-isu tersebut.

Saya mengajak Anda semua agar jangan dulu melontarkan kritikan destruktif terhadap kondisi yang ada, sebelum menelaah sejumlah hal yang membuat kondisi kita menjadi seperti sekarang ini. Bandingkanlah revolusi Islam dengan revolusi-revolusi lain di dunia. Kenalilah keadaan bangsa-bangsa yang sedang dalam masa revolusi dan apa yang terjadi pada mereka setelah revolusi.

Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kondisi bangsa kita yang telah ditindas oleh pemerintahan zalim Reza Khan dan lebih buruk lagi, Muhammad Reza, yang telah mewariskan kerusakan kepada bangsa ini. Kerusakan itu tampak pada dinasti Pahlevi sendiri, kementerian-kementerian, kantor-kantor, struktur perekonomian, militer, pusat-pusat hiburan, dan toko-toko penjual minuman keras, dengan cara memunculkan kebebasan tanpa batas dalam seluruh sektor kehidupan.

Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kondisi pendidikan dan pengajaran, kondisi sekolah-sekolah dan universitas, kondisi sinema, tempat hiburan, serta kondisi para pemuda, perempuan, ulama, orang-orang saleh, pejuang kebebasan yang beriman, kaum perempuan bertakwa yang tertindas, dan mesjid-mesjid di zaman pemerintahan zalim.

Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kasus-kasus orang-orang yang dihukum mati dan orang-orng yang dijatuhi hukuman penjara pada zaman itu. Perhatikanlah kondisi penjara dan kinerja para agen intelijen mereka. Telaahlah kondisi keuangan para investor dan pemakan lahan besar, juga para penimbun barang dan para pedagang yang menjual barang dengan harga mahal. Lihat juga kondisi kejaksaan dan pengadilan-pengadilan revolusi, kemudian bandingkan dengan kondisi kejaksaan dan pengadilan di masa lampau.

Janganlah melemparkan kritikan sebelum memperhatikan kondisi para anggota Parlemen Islam, para anggota kabinet, pejabat pemerintahan, dan para petugas negara lainnya yang kini bertugas, serta membandingkannya dengan zaman sebelumnya. Perhatikan kinerja pemerintah dan lembaga "Jihad Pembangunan" yang giat membangun di desa-desa terpencil, kawasan yang tidak memiliki akses atas segala pelayanan kesejahteraan, bahkan air minum dan puskesmas. Bandingkanlah semua itu dengan apa yang dilakukan rezim yang lalu.

Tidak bisa juga diabaikan kesulitan yang dialami selama perang Iran-Irak yang dipaksakan (oleh konspiror asing) selama delapan tahun, dan dampak-dampaknya, seperti jutaan pengungsi, keluarga syuhada, dan orang-orang yang mendapat akibat buruk selama perang. Fakta adanya jutaan pengungsi dari Afganistan dan Irak (yang mengungsi ke Iran) juga faktor yang tidak bisa begitu saja dilupakan. Apalagi embargo ekonomi, konspirasi terus-menerus yang dilancarkan AS dan para antek-anteknya, baik di luar maupun di dalam negeri, hingga kini masih berlangsung. Tambahkan pula faktor kurangnya tenaga mubalig yang memahami masalah, kurangnya tenaga hakim syar'i, dan puluhan masalah lainnya.

Saya meminta (Anda semua) agar sebelum mengenali masalahnya, janganlah menghambat pekerjaan pemerintah serta memberikan kritikan yang destruktif dan penuh caci-maki. Kasihanilah agama Islam yang terasing ini, yang setelah ratusan tahun tertindas dan dibodohi; agama yang hingga hari ini masih merupakan anak yang baru merangkak serta anak yang dikelilingi dan mendapatkan kesulitan dari musuh-musuh luar dan dalam. Kepada kalian yang telah sering menghambat pekerjaan pemerintah, marilah berpikir, bukankah lebih baik melakukan perbaikan dan berusaha menolong daripada menekan? Bukankah lebih baik memihak orang-orang yang terzalimi, tertindas, dan terasing daripada memihak para munafik, penindas, para investor dan penimbun yang tidak adil, yang tidak mengenal Tuhan? Bukankah lebih baik memperhatikan para korban teror, yang terdiri dari para ulama dan para pengabdi yang beriman dan terzalimi, daripada bergabung dengan kelompok-kelompok perusak dan teroris yang jahat, atau menjadi pendukung mereka secara tidak langsung?

Saya tidak pernah mengatakan dan tidak akan mengatakan bahwa hari ini, dalam pemerintahan ini, semua konsep Islam yang besar dengan segala dimensinya sudah bisa dilaksanakan. Saya juga tidak akan mengatakan bahwa saat ini, tidak ada lagi orang yang melakukan pelanggaran terhadap aturan Islam, baik karena kebodohan, keyakinan, atau ketidakdisiplinan. Namun, saya menjelaskan bahwa dewan legislatif, yudikatif, dan eksekutif tengah melakukan upaya sekuat tenaga dalam mengislamkan negara ini, dan bangsa ini -yang berjumlah jutaan orang-mendukung sekaligus membantu mereka. Jika kelompok minoritas yang selalu menghambat dan berusaha menghancurkan itu ikut juga menolong, realisasi dari cita-cita ini akan lebih mudah.

Akan tetapi, ketahuilah bahwa Jika Allah tidak menghendaki, mereka para penentang itu, tidak akan berhasil mencapai tujuannya, karena jutaan rakyat telah bangun dan memahami masalah. Rakyat kini hadir dalam medan perjuangan dan akan merealisasikan cita-cita Islam sesuai yang dikehendaki Allah dengan cara yang menakjubkan. Sementara itu, orang-orang penentang dan pelaku kejahatan tidak akan mampu melawan arus semangat juang ini.

Saya berani menyatakan bahwa bangsa Iran saat ini lebih baik daripada bangsa Hijaz pada masa Rasulullah SAWW atau masyarakat Kufah pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Husain bin Ali a.s. Bangsa Hijaz pada masa Rasulullah SAWW, meskipun telah menjadi muslim, mereka tidak mematuhi Rasulullah. Dengan berbagai dalih, mereka menolak untuk maju ke medan perang, sehingga Allah menurunkan ayat-ayat dalam Surah Al Taubah yang mengecam mereka dan menurunkan azab bagi mereka. Mereka sangat suka berbohong sampai-sampai Rasulullah -sebagaimana disebutkan dalam riwayat-mengutuk mereka di atas mimbar.

Begitu pula rakyat Irak dan Kufah pada zaman Imam Ali dan Imam Husein. Mereka sedemikian buruk berperilaku terhadap Amirul Mukminin dan tidak mau mematuhinya, sampai-sampai keluhan Amirul Mukminin terhadap mereka terkenal dalam catatan sejarah. Kaum Irak dan Kufah juga melakukan pengkhianatan terhadap Sayyidusy-Syuhada Husain bin Ali a.s. sehingga terjadilah apa yang telah terjadi, yaitu pembantaian terhadap Imam Husain dan keluarga beliau di Padang Karbala. Mereka yang tidak menodai tangan mereka dalam peristiwa pembantaian itu adalah mereka yang lari dari medan perang atau duduk berdiam diri sehingga kejahatan sejarah itu terjadi.

Namun, kini kita melihat bahwa bangsa Iran, mulai dari militer, kepolisian, garda revolusi, tentara rakyat, serta kekuatan rakyat, mulai dari pendekar suku-suku hingga para sukarelawan, telah melakukan pengorbanan dengan penuh semangat juang dan semangat rela berkorban. Betapa indahnya irama perjuangan yang mereka ciptakan. Kita juga melihat betapa besar bantuan yang diberikan oleh rakyat terhormat dari seluruh negeri ini. Kita juga melihat para keluarga yang ditinggalkan oleh para syuhada dan para korban perang, dengan wajah yang penuh kepahlawanan serta dengan tutur kata yang penuh semangat dan memberikan ketenangan, telah bertemu dengan saya dan Anda.

Semua ini berasal dari cinta dan iman yang besar dalam jiwa mereka terhadap Allah SWT, Islam, dan kehidupan yang abadi. Padahal, mereka tidak sezaman dengan Rasulullah SAWW dan tidak pula sezaman dengan para Imam Maksum a.s. Motivasi mereka adalah iman kepada Yang Gaib. Inilah rumus keberhasilan dan kemenangan dalam berbagai bidang. Islam harus berbangga karena telah mendidik anak-anak seperti ini dan kitapun berbangga karena berada pada zaman ini, serta berada di tengah-tengah bangsa seperti ini.

Saya dalam kesempatan ini berwasiat kepada mereka yang dengan berbagai motivasi, menentang Republik Islam serta kepada para pemuda yang telah dimanfaatkan oleh orang-orang munafik dan oportunis. Ambillah keputusan dengan adil dan pikiran yang bebas. Dengan cermat, pelajarilah propaganda dari pihak-pihak yang ingin menghancurkan Republik Islam. Bagaimana kualitas kerja mereka dan perilaku mereka terhadap rakyat kecil? Siapakah kelompok dan negara-negara asing yang menjadi pendukung mereka? Siapa pula kelompok-kelompok serta tokoh-tokoh di dalam negeri yang memayungi mereka? Bagaimana akhlak dan perilaku mereka di antara mereka sendiri dan di antara pendukung mereka? Bagaimana perubahan sikap mereka dalam menghadapi berbagai situasi? Perhatikanlah semua itu dengan cermat dan tanpa nawa nafsu.

Pelajari pula bagaimana keadaan orang-orang di dalam tubuh Republik Islam yang telah gugur syahid di tangan para munafikin dan penyeleweng. Bandingkanlah antara mereka dengan musuh-musuh mereka. Perhatikanlah, siapakah di antara kedua kelompok itu yang lebih memiliki keberpihakan kepada orang-orang yang tertindas?

Saudara-saudaraku, tulisan ini tidak akan kalian baca sebelum saya meninggal. Anda semua akan membacanya setelah saya pergi dari dunia ini, dan pada saat itu, saya tidak ada lagi di samping kalian. Dengan demikian, saya tidak bisa mengambil keuntungan bagi diri sendiri dari surat wasiat ini. Saya tidak mungkin menarik perhatian kalian semua untuk meraih kedudukan dan kekuasaan, serta mempermainkan jiwa muda kalian.

Kalian adalah para pemuda yang layak. Saya menginginkan agar masa muda kalian dimanfaatkan di jalan Allah, Islam, dan Republik Islam, agar kalian meraih kebahagiaan di dua alam (dunia dan akhirat). Kepada Allah Yang Maha Pengampun, saya memohon agar kalian dibimbing ke jalan kemanusiaan yang lurus. Semoga Dia memberi rahmat yang luas kepada masa lalu saya dan kalian. Selain itu, dalam kesendirian, kalian hendaknya juga meminta hal yang sama kepada Allah yang Maha Pemberi Petunjuk dan Maha Penyayang.

Berikutnya, saya akan memberikan wasiat kepada bangsa Iran yang mulia serta kepada bangsa-bangsa lain yang berada di bawah pemerintahan yang korup dan dalam belenggu kekuatan-kekuatan besar. Kepada bangsa Iran, saya berpesan agar memahami betapa besar nikmat yang telah diraih melalui jihad akbar yang telah kalian lakukan. Pahamilah ini sebagai hal yang paling kalian sayangi. Jaga dan lindungilah nikmat yang besar ini serta berjuanglah di jalan yang merupakan nikmat besar Ilahi dan amanah besar dari-Nya ini. Janganlah gentar dalam menghadapi berbagai kesulitan yang muncul dalam jalan yang lurus ini karena "In tanshurul-lah, yanshurkum wa yutsabbit aqdamakum". Berusahalah untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh pemerintah Republik Islam dengan hati dan jiwa. Anggaplah pemerintah dan Parlemen sebagai bagian dari dirimu dan jagalah mereka sebagaimana engkau menjaga orang yang kalian cintai.

Kepada Parlemen dan Pemerintah serta para pejabat, saya mewasiatkan agar kalian memahami nilai bangsa ini. Janganlah lalai dari berkhidmat kepada rakyat, khususnya rakyat yang selama ini tertindas, terpinggirkan, dan terzalimi. Mereka semua adalah cahaya mata saya dan sumber kebahagiaan bagi kita semua. Pemerintahan Islam merupakan hasil perjuangan mereka dan terbentuk atas pengorbanan mereka. Karenanya, kelangsungannya pun membutuhkan dukungan mereka. Anggaplah diri kalian sebagai bagian dari rakyat dan rakyat sebagai bagian dari diri kalian. Tentanglah selalu pemerintahan zalim yang kejam dan perampok, tentu saja dengan cara-cara yang manusiawi dan yang memang pantas dilakukan oleh sebuah pemerintahan Islam.

Kepada bangsa-bangsa Islam, saya mewasiatkan agar mereka meneladani pemerintahan Republik Islam Iran dan bangsa Iran yang mujahid. Janganlah menyerah kalah di hadapan pemerintahan mereka yang zalim. Dengan sepenuh kekuatan, tunjukkanlah kepada pemerintahan mereka bahwa sumber kesengsaraan kaum muslimin adalah keterikatan kepada Barat dan Timur. Saya juga sangat mewasiatkan agar mereka jangan sampai mendengarkan propaganda para penentang Islam dan penentang pemerintahan Islam, karena jelas sekali bahwa para penentang itu berupaya untuk menyingkirkan Islam demi mengamankan kepentingan negara-negara adidaya.

(d) Ketahuilah bahwa rencana-rencana keji yang selama bertahun-tahun dilaksanakan oleh kekuatan-kekuatan besar imperialis dan kolonialis, yang di Iran semakin memuncak pada masa Reza Khan dan diikuti oleh anaknya, Muhammad Reza, adalah penyingkiran para ulama. Pada masa Reza Khan, para ulama disingkirkan dengan cara penekanan, represi, pelucutan baju ruhani (pakaian khusus para ulama-pen.), pemenjaraan, pengasingan, pelecehan, penghukuman mati, dan lain sebagainya. Pada masa Muhammad Reza, hal ini dilakukan dengan metode yang lain, di antaranya dengan menciptakan permusuhan antara kaum akademisi dengan para ulama. Propaganda meluas telah dilakukan dalam rangka ini, yang sayangnya, dijalankan oleh orang-orang dari kedua pihak, baik dari pihak ulama ataupun para akademisi, yang tidak memahami konspirasi keji kekuatan-kekuatan adidaya.

Di satu sisi, diusahakan agar lembaga-lembaga pendidikan, mulai sekolah dasar hingga universitas, berada di tangan para guru, dosen, dan rektor yang pro-Barat atau pro Timur (westernized atau easternized-pent.) serta yang menyeleweng dari ajaran Islam atau agama-agama lainnya. Sementara itu, orang-orang yang beriman disingkirkan menjadi minoritas. Mereka mengontrol lapisan masyarakat yang kelak berpengaruh dalam pemerintahan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga pemuda. Mereka dididik sedemikian rupa agar secara mutlak membenci agama-agama, khususnya Islam, dan membenci apa saja yang terkait dengan agama, khususnya ulama dan mubalig. Mereka inilah antek-antek Inggris pada zaman itu. Mereka kemudian menjadi pendukung para kapitalis, tuan tanah, dan kelompok reaksioner. Mereka menjadi penentang peradaban Islam yang tinggi.

Di sisi lain, dengan berbagai propaganda busuk, para ulama, mubalig, dan orang-orang saleh malah dibuat takut terhadap universitas dan orang-orang kampus. Kampus dikesankan dengan pandangan buruk, bebas tanpa batas, sekaligus bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan agama-agama. Hasilnya, pemerintahan berada di tangan para penentang Islam, penentang ulama, dan anti orang-orang saleh. Sebaliknya, lapisan masyarakat kebanyakan yang terikat kepada agama dan ulama, menjadi penentang pemerintah dan segala sesuatu yang terkait dengannya. Pertentangan yang semakin dalam terjadi di antara pemerintah dan bangsa serta antara universitas dan ulama ini, telah membuka jalan bagi para perampok, sehingga seluruh aspek bangsa berada di bawah kontrol mereka. Semua cadangan kekayaan bangsa pun masuk ke kantong mereka. Inilah kenyataan yang telah kalian lihat terjadi pada bangsa yang mazlum ini.

Kini, atas kehendak Tuhan dan lewat perjuangan bangsa, mulai dari para ulama, kalangan universitas, para pedagang, buruh, petani, dan lapisan masyarakat lainnya, tali pengekangan itu telah dirobek dan kekuatan negara-negara adidaya pun dikalahkan. Negara kita telah terbebaskan dari kaki tangan dan antek-antek mereka. Saya mewasiatkan kepada generasi saat ini dan generasi yang akan datang agar mereka jangan sampai terlena. Para mahasiswa dan para pemuda saya minta agar sebanyak mungkin menjalin persahabatan dan memperkuat rasa saling pemahaman yang kuat dan kukuh dengan para ulama dan para pelajar ilmu-ilmu keislaman. Jangan terkecoh oleh rencana dan konspirasi musuh pengkhianat. Ketika kalian melihat oknum-oknum, baik mereka itu muncul secara perorangan maupun kelompok, yang dengan kata-kata atau perilaku mereka berencana untuk menanamkan benih-benih kemunafikan, berilah nasehat kepada mereka. Bila tidak berhasil, berpalinglah dari mereka, dan asingkanlah mereka.

Jangan biarkan konspirasi mereka menjadi berakar dan memblokir arus mata air kebaikan. Bila di antara para dosen ditemukan orang-orang yang berniat untuk menciptakan penyelewengan, berilah dia petunjuk. Bila tidak berpengaruh, jauhilah dosen itu dan kelasnya. Wasiat ini sebenarnya lebih saya tujukan kepada para ulama dan mereka yang menuntut ilmu-ilmu agama. Konspirasi di universitas-universitas memiliki kedalaman yang khas. Semua kelompok yang merupakan para pemikir dalam masyarakat harus berhati-hati terhadap berbagai konspirasi ini.

(e) Di antara rencana konspirasi lainnya adalah pengasingan bangsa-bangsa terjajah dari identitas dirinya sendiri, dan membuat bangsa-bangsa itu menjadi kebarat-baratan atau ketimur-timuran (westernized atau easternized-pen.). Sayang sekali, rencana ini telah memberikan pengaruh yang besar terhadap berbagai negara, termasuk negara yang kita cintai ini, dan pengaruhnya hingga kini masih banyak terlihat. Bangsa-bangsa tertindas telah mengabaikan kebudayaan mereka sendiri dan menganggap dua kutub adidaya, Barat atau Timur, sebagai ras yang lebih unggul dan memiliki kebudayaan yang lebih tinggi. Kedua kekuatan adidaya itu mereka jadikan kiblat dunia. Persekutuan dengan salah satu dari kedua kutub itu dianggap sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari. Kisah dari masalah ini amatlah menyedihkan dan panjang, serta pukulan yang telah kita terima -dan sekarang pun masih kita terima-dari konspirasi seperti ini sangatlah mematikan dan menghancurkan.

Hal yang lebih menyedihkan adalah bahwa mereka (kekuatan-kekuatan adidaya dunia itu) telah membuat bangsa-bangsa tertindas yang mereka kuasai tetap tertinggal dalam berbagai bidang dan menjadi negara-negara konsumtif. Mereka menakuti-nakuti bangsa-bangsa itu dengan kemajuan dan kekuatan syaitaniah yang mereka miliki, sehingga bangsa-bangsa tertindas itu tidak memiliki keberanian untuk melakukan terobosan dan inovasi. Bangsa-bangsa itu akhirnya menyerahkan segala sesuatunya, termasuk nasib bangsa, kepada negara-negara adidaya itu. Lalu, dengan menutup mata dan telinga, negera-negara malang itu mematuhi negara-negara adidaya tersebut. Otak kosong buatan seperti ini membuat kita tidak menyandarkan diri pada pemikiran dan pengetahuan kita sendiri, dan secara membabi-buta mengikuti pemikiran Barat atau Timur. Kalaupun kita memiliki budaya, sastra, industri, dan penemuan, para penulis dan jurubicara yang westernized atupun easternized akan mengkritik dan menghina habis-habisan. Pemikiran dan kekuatan pribumi yang kita miliki akan ditekan dan kita dibuat putus asa. Kemudian, mereka akan mempropagandakan dan memuji-muji adat-istiadat asing, meskipun rendah dan hina, baik dengan perilaku maupun dengan kata-kata dan tulisan.

Sebagai contoh, jika dalam buku, tulisan, atau perkataan, terdapat beberapa kata asing, tanpa mempedulikan isinya, biasanya kata-kata itu akan diterima dengan penuh ketakjuban, dan si pembicara atau penulisnya akan dipandang sebagai ilmuwan dan cendekiawan. Sejak lahir hingga kuburan, kepada apapun yang kita lihat, jika hal-hal itu diberi nama dengan kata-kata Barat atau Timur, maka hal itu akan diterima dengan antusias dan penuh perhatian, serta dianggap sebagai fenomena peradaban dan kemajuan. Akan tetapi, jika kata-kata pribumi yang digunakan, maka kata-kata itu akan ditolak dan dianggap ketinggalan zaman. Anak-anak kita, jika memiliki nama Barat, ia akan merasa bangga dan jika namanya adalah nama tradisional, ia akan merasa malu dan rendah diri.

Jalan-jalan, gang-gang, toko-toko, perusahaan, apotik, toko buku, toko kain, dan hasil-hasil produksi lainnya, meskipun diproduksi di dalam negeri, harus menggunakan nama asing agar rakyat senang dan menyambut barang itu. Sikap kebarat-baratan dalam sikap duduk atau berdiri, dalam pergaulan dan seluruh aspek kehidupan, memberikan kebanggaan akan kebudayaan dan kemajuan. Sebaliknya, adat istiadat tradisional akan disebut sebagai kuno dan ketinggalan zaman. Dalam setiap sakit, meskipun remeh dan bisa diobati di dalam negeri, orang-orang merasa harus pergi ke luar negeri. Para dokter serta ilmuwan kedokteran kita dikritik dan dibuat putus asa. Pergi ke Inggris, Perancis, AS, dan Moskow merupakan kebanggaan. Sedangkan pergi haji dan ke tempat-tempat penuh berkah lainnya merupakan sikap kuno dan ketinggalan zaman. Ketidakpedulian atas hal-hal yang berhubungan dengan agama dan spiritualitas dianggap sebagai salah satu ciri kecendekiawanan dan peradaban. Sebaliknya, keteguhan pada masalah agama dan spiritualitas adalah sikap kuno dan ketinggalan zaman.

Saya tidak mengatakan bahwa kita memiliki segalanya. Sudah jelas bahwa sepanjang sejarah, khususnya abad-abad terakhir, kita dihalang-halangi dari semua kemajuan. Pemerintah, khususnya Dinasti Pahlevi dan pusat-pusat propaganda yang menentang hasil-hasil kemajuan pribumi, adalah pengkhianat. Mereka menanamkan keyakinan bahwa diri kita ini kecil dan rendah. Mereka telah menghalangi kita dari setiap aktivitas untuk mencapai kemajuan. Berbagai usaha dilakukan untuk menjaga agar negara-negara tertindas tetap terbelakang.
Misalnya yang terkait dengan pakaian dan benda-benda penghibur pria dan wanita, khususnya para pemuda. Mereka mengimpor berbagai barang seperti alat kecantikan dan permainan yang kekanak-kanakan. Padahal, benda-benda inilah yang menyeret keluarga-keluarga ke dalam perlombaan konsumerisme, yang telah menciptakan berbagai kisah menyedihkan. Benda-benda itu menghibur kaum pemuda tetapi sekaligus menyeret mereka ke arah kejahatan. Mereka mendirikan pusat-pusat kemaksiatan dan minuman keras.

Saya memberikan wasiat yang bersumber dari simpati dan pengabdian saya kepada bangsa yang mulia ini, bahwa kini, ketika sampai batas-batas tertentu kita telah terbebas dari sebagian besar jebakan-jebakan ini, generasi yang dulu terisolir kini telah beraktivitas dan berinovasi. Kini kita melihat bahwa sebagian besar pabrik dan peralatan canggih, seperti pesawat dan hal-hal lain, telah mampu kita buat. Padahal, sebelumnya kita tidak menyangka bahwa para ahli Iran akan mampu mengoperasikan pabrik-pabrik dan hal-hal seperti itu, karena sebelumnya tangan kita selalu diarahkan ke Barat atau Timur dan ahli-ahli merekalah yang dulu mengoperasikan pabrik-pabrik itu. Bahkan, dalam era embargo ekonomi dan perang yang dipaksakan, para pemuda kita mampu memproduksi berbagai peralatan yang diperlukan. Peralatan itu telah dipasarkan dengan harga yang murah dan memenuhi kebutuhan kita. Itu semua membuktikan bahwa bila kita berkehendak, kita pasti mampu melakukannya.

Kalian harus waspada, bangun, dan berhati-hati, agar jangan sampai tertarik menjadi para perampok internasional, sesuatu yang terus diupayakan oleh para oportunis politik yang bergabung dengan Barat atau Timur. Bangkitlah untuk menghilangkan segala ketergantungan dengan kehendak yang kuat, aktif, dan kerja keras. Ketahuilah bahwa ras Aria dan Arab tidak memiliki kekurangan dibandingkan ras Eropa dan Amerika. Jika kita menemukan diri kita sendiri dan mampu mengusir rasa putus asa; jika kita tidak bergantung selain kepada kita sendiri, dalam jangka panjang, kita akan memiliki kekuatan untuk melakukan segala pekerjaan dan pembangunan. Sebagaimana manusia lainnya, kalian pasti mampu mencapai tahap seperti itu. Kita pasti mampu mencapai kehidupan yang mulia dan keluar dari bawah penguasaan pihak asing, dengan syarat kita tetap bertawakal kepada Allah SWT, percaya kepada diri sendiri, melepaskan ketergantungan kepada orang lain, dan bekerja keras.

Adalah kewajiban pemerintah dan para pejabat pemerintahan Islami, baik mereka yang bertugas di masa kini, maupun di masa yang akan datang, untuk menghargai kemampuan para teknokrat pribumi. Berilah mereka dukungan materi atau spiritual. Jangan biarkan masuk ke dalam negeri barang-barang yang sebenarnya mampu dibuat oleh tenaga ahli dalam negeri. Doronglah mereka untuk bekerja dan berproduksi.

Kepada kalian, wahai para pemuda dan pemudi, saya pesankan agar kalian menjaga kemerdekaan, kebebasan, dan nilai-nilai manusiawi, meskipun hal itu harus dijalani dengan menanggung susah-payah dan penderitaan. Janganlah kalian mengorbankan diri untuk keindahan dan kesenangan yang tanpa batas. Janganlah kalian datang ke tempat-tempat maksiat yang disebarluaskan oleh Barat dan antek-antek mereka. Mereka, sebagaimana telah ditunjukkan oleh pengalaman, tidak menginginkan apapun, kecuali agar kalian jatuh ke dalam kejahatan dan lalai atas nasib bangsa kalian sendiri. Mereka mempunyai tujuan merampok kekayaan alam kalian, untuk kemudian menarik kalian ke dalam rantai imperialisme dan ketergantungan yang memalukan. Mereka ingin mengeksploitasi bangsa dan negara kalian. Dengan cara ini, mereka ingin kalian tetap terbelakang atau, menurut istilah mereka, tetap setengah liar.

(f) Bentuk konspirasi besar lain yang dilancarkan oleh kekuatan imperialis dan kolonialis itu, sebagaimana yang sudah saya sebutkan dan berulang-ulang saya peringatkan, adalah dengan menguasai pusat-pusat pendidikan, khususnya universitas, karena nasib berbagai bangsa umumnya berada di tangan para lulusan universitas itu. Metode konspirasi mereka di universitas dan sekolah menengah umum berbeda dengan metode konspirasi yang dilancarkan terhadap para ulama dan sekolah agama Islam. Terhadap para ulama, cara yang mereka tempuh adalah dengan menyingkirkan, mengasingkan, merepresi, dan melancarkan kekerasan. Itulah yang pernah dilakukan pada zaman Reza Khan, namun tidak mencapai hasil.

Cara lainnya adalah dengan propaganda, penghinaan, dan cara-cara keji lainnya terhadap para ulama. Tujuannya adalah agar para ulama terjauhkan dari kalangan kampus, atau yang diistilahkan sebagai kaum cendekiawan. Pada zaman Reza Khan, semua ini dilakukan dengan cara tekanan dan represi. Pada zaman Muhammad Reza, hal itu dilanjutkan tanpa kekerasan, namun dampaknya lebih merusak.

Sementara itu di universitas-universitas, cara yang digunakan adalah dengan menjauhkan para pemuda dari budaya, adat, dan nilai-nilai bangsa, serta menarik mereka ke arah Barat atau Timur. Selanjutnya, para pejabat negara dipilih di antara orang-orang seperti ini, yaitu mereka yang condong ke Barat atau ke Timur. Orang-orang itulah yang kemudian memegang kendali pemerintahan negara dan melakukan apapun yang ingin dilakukan oleh kekuatan imperialis dan kolonialis itu. Mereka membuat negara-negara di dunia menjadi westernized atau easternized. Mereka lalu mengasingkan serta mengalahkan para ulama, atau menimbulkan kebencian terhadap ulama, sehingga para ulama tidak mampu melakukan usaha apapun untuk mencegah kejahatan tersebut. Hal ini merupakan cara terbaik untuk membuat negara-negara tetap berada di bawah imperialisme dan tetap terbelakang. Dengan cara itu, para kekuatan adidaya tanpa susah-payah, tanpa biaya, dan tanpa keributan, mampu mengeruk segala yang ada ke dalam kantong mereka.

Oleh karena itu, kini di saat dilakukannya reformasi dan pembersihan di universitas-universitas dan pusat-pusat pendidikan, kita semua harus membantu mereka yang bertanggung jawab atas masalah ini, dengan sekuat tenaga. Kini, jangan biarkan universitas-universitas itu diselewengkan. Di manapun terlihat adanya penyelewengan, kita harus segera melakukan langkah-langkah dan upaya untuk menghilangkannya. Pekerjaan yang penting ini pada tahap awal harus dilakukan oleh para mahasiswa sendiri. Penyelamatan atas universitas adalah penyelamatan terhadap bangsa dan negara.

Saya menyampaikan wasiat, pertama kepada para pemuda, kedua kepada para orang tua, dan ketiga kepada para pejabat dan pemikir yang peduli kepada bangsa ini, berjuanglah dengan sepenuh hati untuk menjaga negara ini dari segala macam gangguan. Dalam kondisi keterjagaan dan kewaspadaan ini, serahkan tanggung jawab atas universitas-universitas kepada generasi berikutnya. Demikianlah seterusnya wasiat ini saya sampaikan kepada generasi-generasi mendatang. Selamatkanlah negeri yang mulia dan agama yang suci ini dengan cara menjaga universitas-universitas dari kekeliruan pemikiran yang westernized ataupun easternized. Dengan pekerjaan yang mulia ini, potonglah tangan-tangan musuh, yaitu kekuatan-kekuatan adidaya dunia, dari negeri ini, hingga mereka menjadi putus asa. Allah akan menjaga dan melindungi kalian.

(g) Di antara masalah yang cukup penting lainnya adalah sifat amanah yang harus dimiliki oleh para anggota parlemen kita. Selama ini, kita melihat betapa Islam dan negeri Iran mengalami kerusakan yang sangat hebat dan menyedihkan akibat keberadaan para anggota parlemen yang tidak punya kapabilitas dan menyeleweng. Hal ini kita saksikan sejak dimulainya masa Revolusi Konstitusional hingga zaman Rezim Pahlevi. (Sebelum revolusi Islam, pernah terjadi sebuah revolusi yang dipimpin para ulama dengan tujuan untuk menerapkan konstitusi dalam sistem monarkhi absolut Iran. Revolusi ini disebut Revolusi Konstitusional dan berhasil tegak dengan dibentuknya parlemen dan UUD. Namun karena penyelewengan sebagian unsur parlemen, akhirnya rakyat Iran kembali jatuh dalam sistem monarkhi absolut-pen).

Kita melihat betapa besarnya musibah dan kerugian yang diderita oleh bangsa muslim ini. Selama lebih dari lima puluh tahun, kita melihat parlemen telah dihegemoni oleh orang-orang yang berhasil masuk ke parlemen dengan cara-cara curang. Sementara itu, hanya segelintir orang yang memiliki kapabilitas yang berhasil menjadi anggota parlemen dan mereka harus menghadapi kezaliman kelompok mayoritas iyu. Situasi inilah yang menyebabkan Inggris, Uni Soviet, dan pada akhirnya AS, dengan mudahnya melakukan intervensi terhadap parlemen Iran hingga segala urusan di negeri ini menjadi rusak. Setelah era Revolusi Konstitusional, bisa dikatakan bahwa tidak ada satupun butir undang-undang yang disahkan oleh parlemen yang bisa diimplementasikan. Pada zaman Reza Khan, semua urusan akhirnya diserahkan kepada orang-orang yang westernized atau para tuan tanah. Sementara itu, pada zaman Pahlevi, semua urusan diserahkan kepada rezim penumpah darah.

Berkat pertolongan Allah SWT dan perjuangan tiada henti bangsa yang agung ini, kini segala urusan dipegang oleh rakyat Iran sendiri. Kini, rakyat dengan bebas mengirimkan para wakil mereka untuk duduk di parlemen tanpa adanya intervensi dari negara atau para pejabat. Saya berharap agar para wakil rakyat yang duduk di parlemen adalah orang-orang yang terpercaya serta menjaga amanah Islam dan kepentingan negara. Untuk itulah, kepada rakyat Iran, saya menyampaikan pesan agar mereka betul-betul teliti saat memilih para wakil rakyat dalam pemilu. Pilihlah mereka yang setia kepada Islam dan pemerintahan Islami ini. Orang-orang seperti ini biasanya berasal dari kalangan menengah atau bahkan dari kalangan miskin. Pilihlah mereka yang tidak menyeleweng dari jalan yang lurus, tidak ke Barat dan juga tidak ke Timur. Pilihlah juga mereka yang berpendidikan serta memiliki wawasan terhadap masalah-masalah terkini yang terkait dengan politik-politik Islami.

Saya juga memiliki pesan untuk para ulama dan para ruhaniwan. Janganlah sekali-kali Anda menyingkir atau tidak peduli terhadap masalah-masalah politik, khususnya yang terkait dengan masalah pemilu kepresidenan atau pemilu parlemen. Anda semua tahu bahwa pada zaman dahulu, berbagai upaya telah dilakukan oleh orang-orang yang easternized atau westernized agar para ulama tersingkir dari urusan-urusan politik. Pada era Revolusi Konstitusional, para ulama sendiri bahkan sampai termakan oleh tipuan musuh-musuh Islam itu hingga mereka mengira bahwa berpolitik adalah suatu tindakan yang tidak sesuai dengan martabat seorang ulama atau ruhaniwan. Akhirnya, Anda sendiri tahu betapa besar kerusakan yang timbul, yang untuk menebusnya dibutuhkan waktu yang sangat lama.

Kini, dengan mengucapkan syukur ke hadirat Allah SWT, berbagai halangan telah tersingkirkan dan atmosfir kebebasan bagi berperansertanya berbagai lapisan masyarakat dalam urusan mereka sendiri, telah terbuka. Kini, tidak ada lagi alasan untuk mengabaikan urusan kaum muslimin. Pengabaian atas itu merupakan salah satu dosa besar. Setiap orang, menurut kemampuannya dan sejauh pengaruh yang dimilikinya, wajib untuk berkhidmat kepada Islam dan bangsa. Dengan penuh kesungguhan, setiap orang harus menyingkirkan infiltrasi antek-antek dua kutub imperialisme dan orang-orang yang westernized atau easternized. Pendeknya, para penyeleweng dari ajaran Islam yang agung ini harus disingkirkan.

Ketahuilah bahwa para penentang Islam dan negara-negara Islam adalah mereka yang saat ini merupakan kekuatan adidaya dan perampok internasional. Dengan cara bertahap dan cermat, mereka menyusup ke negara kita dan negara-negara Islam lainnya. Mereka menarik negara-negara Islam ke arah jebakan eskploitasi dengan memanfaatkan orang-orang pribumi. Kalian harus waspada dan berhati-hati. Ketika merasakan adanya langkah awal dari infiltrasi ini, bangkitlah untuk melawannya dan jangan beri kesempatan kepada mereka. Semoga Allah melindungi kalian.

Kepada kalian, wahai para wakil rakyat di Parlemen Islam, baik di zaman sekarang maupun di zaman yang akan datang, jika -mudah-mudahan saja hal itu tidak terjadi-ada orang-orang yang menyeleweng, yang dengan intrik atau permainan politik berhasil terpilih sebagai wakil rakyat, parlemen harus menolak surat surat pengangkatan mereka. Jagalah agar jangan sampai ada satupun unsur perusak yang bisa masuk ke dalam parlemen.

Kepada Anda para penganut agama minoritas , secara resmi saya mewasiatkan agar kalian mengambil pelajaran dari periode Rezim Dinasti Pahlevi. Pilihlah wakil-wakil kalian dari orang-orang yang berpegang teguh kepada agama kalian atau kepada pemerintahan Islam, dan tidak terkait dengan kekuatan-kekuatan imperialis dunia. Pilihlah mereka yang tidak memiliki kecenderungan terhadap aliran-aliran atheis, sesat, dan distortif.

Kepada semua wakil rakyat, saya meminta agar kalian bergaul dengan niat yang sepenuhnya baik dan sikap persaudaraan. Semua harus berupaya agar jangan sampai ada hukum yang menyimpang dari Islam. Berpegangteguhlah kepada Islam dan hukum-hukum Ilahi ini agar tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kepada Anda anggota Dewan Garda Konstitusi yang mulia, saya meminta dan memberi nasihat kepada Anda semua, baik generasi saat ini maupun generasi yang akan datang, agar melaksanakan kewajiban terhadap Islam dan bangsa dengan penuh kecermatan dan kekuatan. Janganlah terpengaruh oleh kekuatan apapun. Tolaklah segala UU yang bertentangan dengan hukum suci Ilahi dan UUD tanpa sedikitpun keragu-raguan. Saat mengesahkan suatu UU, perhatikanlah kepentingan mendesak negara, yang terkadang harus dilakukan baik atas dasar hukum sekunder maupun atas dasar kewenangan prorogatif wilayatul-faqih.

Saya berwasiat kepada bangsa yang mulia ini agar ikut serta dalam seluruh pemilu, baik pemilu kepresidenan, maupun pemilu parlemen dan Dewan Ahli yang bertugas menentukan pemimpin tertinggi. Pilihlah orang-orang yang memenuhi standar yang valid. Misalnya, dalam pemilihan anggota Dewan Ahli untuk menentukan presidium pemimpin atau pemimpin tunggal (pemimpin yang dimaksud di sini adalah Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam, yang saat ini dijabat oleh Ayatullah Khamenei-pen). Jika kita bersikap longgar dan para ahli tidak dipilih atas standar syar'i dan hukum, alangkah besarnya kerusakan yang akan ditimbulkan terhadap Islam dan negara; suatu kerusakan yang tidak akan bisa ditebus. Jika hal ini sampai terjadi, semua orang akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT. Semua unsur, mulai dari marji' dan ulama besar, hingga pedagang, petani, karyawan, dan buruh, semuanya, baik generasi saat ini maupun generasi yang akan datang, bertanggung jawab atas nasib bangsa dan Islam. Bahkan, dalam beberapa hal, masalah ketidakhadiran atau tidak berperan serta dalam penentuan nasib bangsa, serta sikap acuh tak acuh, bisa jadi merupakan sebuah dosa besar.

Kita harus mencegah bencana sebelum bencana itu terjadi. Jika tidak, akan terjadi bencana yang tidak mungkin lagi diatasi. Hal ini adalah kenyataan yang kita rasakan setelah berlangsungnya Revolusi Konstitusional.

Tidak ada cara untuk mencegah bencana seperti ini selain dengan partispasi seluruh unsur bangsa di seluruh pelosok negeri, untuk melaksanakan tugas-tugas yang diembannya sesuai dengan standar Islam dan UUD. Pakailah standar ini dalam penentuan presiden dan wakil-wakil rakyat anggota parlemen. Mereka harus dipilih di antara orang-orang yang berpendidikan agama dan memiliki wawasan luas atas berbagai urusan, sekaligus tidak terkait dengan negara-negara adidaya yang eksploitator. Mereka harus orang yang terkenal ketakwaan dan keimanannya terhadap Islam dan pemerintahan Islam. Bermusyawarahlah (dalam hal ini) dengan ulama dan ruhaniwan yang bertakwa serta setia terhadap pemerintahan Islam.

Patut pula diperhatikan bahwa presiden dan para anggota parlemen haruslah orang-orang yang mampu merasakan kemiskinan dan kesengsaraan kaum yang lemah dan orang-orang yang terpinggirkan dalam masyarakat. Para pejabat negara itu haruslah mereka yang selalu memikirkan cara untuk mensejahterakan orang yang terpinggirkan itu; bukannya mereka yang selalu memikirkan para pemodal, tuan tanah, orang-orang kaya, atau mereka yang tenggelam dalam kenikmatan dan syahwat; yang tidak bisa memahami kepahitan orang-orang miskin yang menderita kelaparan. Jika presiden dan anggota parlemen adalah orang-orang yang layak, setia kepada Islam, dan memiliki empati terhadap rakyat dan negara, sebagian besar masalah tidak akan datang menghadang perjalanan bangsa ini. Seandainyapun (masalah itu) datang, masalah itu akan bisa teratasi.

Hal yang sama juga harus diperhatikan saat rakyat ini memilih anggota Dewan Ahli yang nantinya bertugas menentukan Rahbar atau Presidium Rahbar. Jika para ahli yang dipilih oleh rakyat untuk menjadi anggota Dewan Ahli itu terpilih lewat proses yang penuh ketelitian dan lewat musyawarah antara rakyat dengan para ulama, maka sebagian besar pekerjaan-pekerjaan berat dan masalah-masalah yang mungkin timbul terkait penentuan Presidium Rahbar atau Rahbar tunggal, pasti tidak akan datang, atau kalaupun masalah itu datang, pasti dapat diselesaikan dengan baik. Karena itu, saya mewasiatkan kepada rakyat Iran agar dalam memilih anggota Dewan Ahli, mereka bermusyawarah dengan marji' agung di setiap zaman, ulama-ulama besar dari berbagai penjuru negeri, atau dengan orang-orang saleh dan cendekiawan yang beriman.

Berdasarkan pasal 109 dan 110 UUD , dijelaskan mengenai kewajiban berat bangsa dalam menentukan anggota Dewan Ahli dan Parlemen, sehingga sedikit saja ada sikap longgar dalam memilih, betapa besar dampak buruknya terhadap Islam dan pemerintahan Islam. Kewajiban ini bahkan bisa saja merupakan kewajiban agama.

Kepada Rahbar atau Presidium Rahbar di zaman ini maupun di zaman yang akan datang, saya mewasiatkan agar dalam mendukung Republik Islam, Anda semua harus mewakafkan diri Anda untuk berkhidmat kepada Islam, kaum tertindas, dan orang-orang miskin. Anda semua harus tetap ingat bahwa kita hidup di zaman penyerangan kekuatan-kekuatan adidaya dan antek-antek mereka di dalam dan luar negeri terhadap pemerintah Islam, yang pada hakikatnya adalah serangan kepada Islam itu sendiri. Janganlah menganggap bahwa posisi Rahbar adalah sebuah hadiah dan kedudukan yang tinggi. Anggaplah itu sebagai kewajiban yang berat dan berbahaya, yang jika Anda tergelincir, Anda akan terhina secara abadi di dunia dan kelak akan mendapatkan siksa api neraka di akhirat.

Saya memohon kepada Allah yang Maha Pemberi dan Maha Pemberi Petunjuk dengan penuh kerendahan hati dan doa , agar Dia meluluskan sekaligus menyelamatkan kita semua dari ujian yang berbahaya ini. Bahaya ini dalam tingkat yang lebih rendah juga menghadang presiden di masa sekarang maupun di masa yang akan datang serta menghadang para pejabat dan pegawai pemerintahan menurut tingkat tanggung jawab mereka masing-masing. Karena itu, selalulah sadar bahwa Allah selalu hadir dan mengawasi kita semua. Semoga Allah melapangkan jalan bagi kita semua.

(h) Di antara masalah yang sangat penting lainnya adalah masalah peradilan yang para pejabatnya bertanggung jawab atas nyawa, harta, dan pembelan terhadap rakyat. Saya mewasiatkan kepada Rahbar dan Presidium Rahbar yang bertanggung jawab dalam menentukan pejabat tertinggi di bidang pengadilan, berusahalah untuk memilih orang-orang yang terbukti keimanannya, serta sangat memahami urusan hukum, Islam, dan politik. Saya meminta kepada Dewan Tinggi Pengadilan, agar dengan penuh kesungguhan, melakukan perbaikan pada sistem peradilan, yang dalam rezim yang lalu ditempatkan dalam kondisi yang menyedihkan. Singkirkanlah orang-orang yang mempermainkan nyawa, harta, dan nasib masyarakat. Jangan angkat orang-orang yang tidak memahami keadilan Islam sebagai pejabat di posisi yang sangat penting ini. Dengan kerja keras dan kesungguh-sungguhan, secara bertahap, majukanlah sistem peradilan. Insya Allah, dengan kesungguhan hauzah ilmiah, khususnya hauzah ilmiah Qom, akan dididik para hakim yang menguasai hukum Islam untuk mengggantikn hakim-hakim yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Islam. Dengan demikian, insya Allah, pengadilan Islami akan segera diterapkan di seluruh negeri.

Kepada hakim-hakim yang mulia, baik di masa kini maupun di masa mendatang, saya mewasiatkan agar Anda sekalian menerima tanggung jawab atas urusan yang sangat penting ini dengan memperhatikan hadis-hadis dari Rasulullah SAWW dan Imam Maksum a.s. dalam memandang pentingnya pengadilan dan krusialnya posisi lembaga ini. Perhatikan juga berbagai kekeliruan yang pernah terjadi sebelumnya di lembaga peradilan Iran.

Laksanakanlah tugas yang krusial ini dan jangan biarkan jabatan ini diserahkan kepada orang-orang yang bukan ahlinya. Orang-orang yang memang ahli dalam bidang ini, janganlah menolak untuk menerima tanggung jawab ini. Jangan serahkan bidang ini kepada orang yang bukan ahlinya. Ketahuilah bahwa sebagaimana krusialnya jabatan mulia ini, sedemikian besar pula pahala dan keutamaan yang akan diraih. Ketahuilah bahwa melaksanakan pengadilan bagi orang-orang yang ahli di bidang ini adalah sebuah kewajiban kifayah.

(i) Wasiat saya kepada hauzah-hauzah ilmiah adalah sebagaimana yang telah berkali-kali saya sampaikan. Kepada lembaga tersebut saya ingatkan bahwa di zaman ini, para penentang Islam dan pemerintahan Islam telah bersiap-siap untuk menggulingkan Islam, dan berusaha untuk melakukan hal itu melalui setiap jalan yang mungkin ditempuh. Salah satu jalan yang terpenting untuk mencapai tujuan beracun dan berbahaya mereka bagi Islam serta hauzah-hauzah ilmiah adalah dengan memasukkan orang-orang yang sesat dan jahat ke dalam hauzah-hauzah.

Bahaya besar dalam jangka pendek dari hal ini adalah buruknya citra hauzah dengan perilaku, akhlak, dan metode mereka yang tidak layak dan sesat. Sementara itu, bahaya sangat besar dalam jangka panjang adalah ketika satu atau beberapa orang pembohong, dengan keilmuan Islam yang mereka miliki, mencapai kedudukan atau mendudukkan diri di berbagai lapisan masyarakat. Mereka berusaha menarik hati masyarakat kepada diri mereka dan pada saat yang tepat, mereka akan memberikan pukulan mematikan kepada hauzah ilmiah, Islam, dan negara. Kita mengetahui bahwa kekuatan-kekuatan besar perompak, memiliki cadangan orang-orang di tengah-tengah masyarakat dalam berbagai kedok, mulai dari orang-orang nasionalis, cendekiawan buatan, hingga mereka yang berlagak seperti ulama.

Mereka ini, jika kesempatannya telah tiba, akan jauh lebih berbahaya dan lebih merusak. Terkadang, selama 30 sampai 40 tahun, mereka akan melangkah seolah-olah bersama Islam dan sumber suci (Para Imam Maksum-pen.) Atau, bisa jadi mereka menampakkan diri sebagai orang yang membawa paham Pan-Iranisme, nasionalisme, serta tipuan-tipuan lainnya. Mereka dengan sabar dan menunjukkan sikap persaudaraan, hidup di tengah-tengah bangsa. Kemudian di waktu yang tepat, mereka pun melaksanakan misinya. Bangsa kita dalam jangka pendek pasca kemenangan revolusi Islam, telah menyaksikan contoh-contohnya, seperti kelompok Mujahidin Khalq , Fedaye Khalq , Partai Rakyat , serta nama-nama lainnya.

Kita semua harus berusaha menggagalkan konspirasi ini dengan penuh kesadaran. Yang lebih penting dari semuanya adalah upaya agar hauzah-hauzah ilmiah tetap dipimpin dan diisi oleh para pengajar yang terhormat dan mulia, yang memiliki pengalaman dalam penyusunan dan pemurnian hauzah. Mungkin mereka, musuh-musuh agama ini, akan mengaplikasikan cara-cara khas mereka yaitu membuat "keteraturan dalam ketidakteraturan" (menyebarkan paham-paham yang didasarkan pada ketidakteraturan berpikir, namun seolah-olah tampak ilmiah dan teratur-pen). Itu semua adalah racun yang diinstruksikan oleh para dalang dan konspirator upaya ini.

Yang pasti, wasiat saya adalah bahwa pada masa apapun, kebangkitan untuk mensistematiskan hauzah-hauzah adalah masalah yang mendesak dan harus dilakukan. Urgensinya semakin terasa khususnya pada zaman sekarang, yaitu di saat ketika berbagai rancangan dan konspirasi jahat dunia terjadi dengan cepat dan semakin menguat. Para ulama dan pengajar yang mulia hendaknya meluangkan sebagian besar waktunya untuk ini. Dengan program yang teliti dan benar, hauzah-hauzah, khususnya hauzah ilmiah Qum, harus dilindungi dari kerusakan pada zaman ini.

Para ulama dan pengajar yang terhormat, dalam mengajarkan pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan fiqih dan ushul, jangan pernah menyimpang dari metode yang telah ditunjukkan oleh para syeikh agung. Hanya inilah satu-satunya jalan untuk menjaga fiqih Islam. Hendaknya mereka berupaya agar tiap hari, dengan penuh ketelitan , meningkatkan pembahasan, penemuan, dan penelitian. Hendaknya mereka berupaya agar fiqih sunnah tetap terjaga. Ini adalah warisan para salafus-saleh (pendahulu yang saleh) dan penyimpangan dari fiqih sunnah ini akan menyebabkan lemahnya pilar-pilar penelitian dan ketelitian. Tentu saja, dalam bidang-bidang keilmuan lainnya, harus disusun program-program yang sesuai dengan kebutuhan bangsa dan Islam, dan untuk itu, harus dididik para ilmuwan di bidang-bidang tersebut.

Bidang pendidikan yang paling penting dan utama untuk diselenggarakan secara menyeluruh adalah bidang spiritualitas Islam, di antaranya ilmu akhlak, penyucian jiwa, dan ilmu "perjalanan menuju Tuhan" (semoga Allah mengaruniakan hal ini kepada saya dan Anda semua). Inilah bidang keilmuan yang menuntun kita menuju jihad yang besar.

(j) Di antara urusan yang memerlukan reformasi, pembersihan, dan penjagaan adalah lembaga eksekutif. Terkadang mungkin saja Parlemen mengeluarkan undang-undang yang progresif dan bermanfaat bagi masyarakat, dan Dewan Penjaga pun mengesahkannya, untuk kemudian disampaikan kepada menteri yang bersangkutan dalam masalah itu. Namun, di tangan para pelaksana yang tidak benar, UU itu bisa jadi mengalami penyelewengan, dan mereka melaksanakan UU itu secara berlawanan dengan peraturan yang telah ditetapkan. Para pejabat itu bisa saja menyelewengkan jabatannya dengan melakukan permainan "memo" dan kongkalingkong, yang sudah terbiasa mereka lakukan; atau secara sengaja mereka melakukan penyelewengan itu dengan tujuan untuk meresahkan masyarakat sehingga secara bertahap akan tercipta kerusuhan.

Wasiat saya kepada menteri-menteri di zaman sekarang maupun di masa yang akan datang, saya meminta kalian agar menyadari bahwa kalian dan para pegawai kementerian dibiayai oleh uang negara. Untuk itu, kalian harus menjadi pelayan rakyat, khususnya rakyat yang lemah. Sadarilah bahwa menciptakan kesulitan bagi rakyat dan melakukan pekerjaan yang bertentangan dengan kewajiban adalah hal yang haram. Tindakan tersebut bahkan bisa saja -mudah-mudahan jangan sampai terjadi-akan menyebabkan kemurkaan Allah. Selain itu, kalian membutuhkan dukungan rakyat. Dengan dukungan rakyat, terutama rakyat tertindas, kemenangan telah dicapai dan kekuasaan Shah yang kejam terhadap negara dan kekayaan negara, dapat ditumbangkan. Jika suatu hari kalian kehilangan dukungan dari rakyat, kalian juga akan tersingkir, dan sebagaimana yang terjadi pada masa Rezim Shah yang kejam, posisi kalian sebagai aparat negara akan direbut oleh para penjahat yang kejam. Oleh karena itu, adalah keniscayaan bahwa kalian harus berusaha menarik dukungan bangsa. Jauhilah perilaku yang tidak Islami dan tidak manusiawi.

Dengan tujuan yang sama pula, kepada para menteri dalam negeri di sepanjang sejarah masa depan, saya mewasiatkan agar mereka bersikap teliti dalam memilih para gubernur. Pilihlah orang-orang yang layak, saleh, setia, pintar, dan mampu bekerja sama dengan rakyat, sehingga ketenangan dalam negeri bisa diciptakan seluas mungkin. Harus diketahui bahwa meskipun semua menteri dan kementerian bertanggung jawab dalam mengislamkan dan mengatur urusan di tempat tugasnya masing-masing, namun sebagian dari mereka memiliki kekhususan tersendiri. Misalnya, Kementerian Luar Negeri yang bertanggung jawab atas kedutaan-kedutaan besar di luar negeri. Sejak awal kemenangan revolusi, saya telah mewasiatkan kepada para menteri luar negeri mengenai kebobrokan yang terjadi di kedubes-kedubes dan upaya yang harus dilakukan agar terjadi transformasi pada kedubes-kedubes tersebut sehingga menjadi kedubes yang layak bagi Republik Islam Iran. Namun demikian, sebagian dari mereka tidak menginginkan atau tidak mampu menunjukkan kinerja yang baik. Kini, tiga tahun setelah kemenangan revolusi telah berlalu, menteri luar negeri saat ini telah mengambil langkah-langkah dalam masalah ini, dan diharapkan dengan kerja keras dan berlalunya waktu, masalah ini dapat terselesaikan.

Saya mewasiatkan kepada menteri luar negeri pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, tanggung jawab Anda sangatlah besar, baik itu dalam usaha memperbaiki dan mentransformasi Kementerian Luar Negeri dan kedubes-kedubes, maupun dalam bidang politik luar negeri. Dalam bidang politik luar negeri, Anda bertugas untuk melindungi kemerdekaan dan kepentingan negara, menjalin hubungan dengan negara-negara yang tidak berniat untuk mencampuri urusan dalam negeri kita, serta secara tegas menunjukkan penentangan terhadap segala kekurangan yang bersifat ketergantungan terhadap pihak asing dengan segala dimensinya. Selain itu, harus diketahui bahwa ketergantungan dalam sebagian urusan, meskipun mungkin saja tampaknya baik, atau memiliki manfaat pada saat ini, namun pada akhirnya akan menyeret bangsa ke arah kehancuran. Berusahalah dalam memperbaiki hubungan dengan negara-negara Islam dan dalam membangunkan para negarawan di dunia. Ajaklah mereka untuk bersatu, semoga Allah bersama Anda semua.

Wasiat saya kepada bangsa-bangsa di negara-negara Islam, janganlah kalian memiliki harapan bahwa orang di luar akan menolong kalian dalam mencapai tujuan kalian, yaitu tegaknya Islam dan hukum Islam. Kalianlah yang harus bangkit dalam mencapai tujuan ini; tujuan yang akan menghasilkan kebebasan dan kemerdekaan. Para ulama dan para mubalig yang terhormat dari berbagai negara Islam, serulah pemerintah agar mau membebaskan diri dari kekuatan-kekuatan besar asing. Ajak pemerintah agar mau menjalin kesepahaman dengan rakyat. Dengan cara ini, kemenangan akan dapat dicapai. Serulah berbagai bangsa untuk bersatu dan menjauhkan diri dari rasialisme yang bertentangan dengan Islam. Jalinlah persaudaraan dengan saudara-saudara seiman dari semua negara dan semua ras karena Al Quran menyebut mereka sebagai saudara. Jika persaudaraan dalam keimanan ini dapat diwujudkan, dengan restu Allah SWT, kita akan menyaksikan bahwa kekuatan terbesar di muka bumi ini berada di tangan kaum muslimin. Semoga suatu hari, dengan kehendak Allah SWT, persaudaraan dan kesetaraan ini akan terwujud.

Wasiat saya kepada Kementerian Bimbingan Keagamaan di segala masa, khususnya pada masa kini yang memiliki kekhasan, berusahalah secara keras dalam menyebarkan kebenaran melawan kebatilan. Tunjukkanlah wajah asli Republik Islam. Ketahuilah bahwa kita yang pada zaman ini telah berhasil melepaskan diri dari tangan-tangan kekuatan adidaya dunia, akan selalu menjadi sasaran propaganda semua jaringan media massa yang terkait dengan kekuatan adidaya. Kita melihat betapa banyak kebohongan dan hinaan yang telah dilemparkan terhadap Republik Islam yang baru berdiri ini, oleh para pembicara dan para penulis yang bekerjasama dengan kekuatan adidaya. Sayangnya, sebagian besar pemerintahan negara-negara Islam, yang berdasarkan hukum Islam seharusnya mereka bersaudara dengan kita, justru malah memusuhi kita dan Islam. Mereka lebih suka bekerja sama dengan kekuatan imperialis dunia untuk menyerang kita.

Sementara itu di sisi lain, kemampuan propaganda kita sangat lemah dan kurang memiliki kapabilitas. Kita mengetahui bahwa dunia hari ini berputar di atas propaganda. Benar-benar disayangkan bahwa para penulis yang disebut-sebut sebagai cendikiawan, yang lebih condong kepada salah satu kutub dunia, justru tidak memikirkan kemerdekaan serta kebebasan negara dan bangsanya sendiri. Sikap egois dan oportunis ternyata tidak memberikan kesempatan kepada mereka sedetikpun untuk berpikir dan memperhatikan kemaslahatan negara dan bangsanya sendiri. Mereka tidak mau membandingkan kebebasan dan kemerdekaan yang dipersembahkan oleh Republik Islam dengan kondisi di masa Rezim Shah yang zalim. Kaum cendekiawan itu hanya mau melihat bahwa kehidupan materi mereka agak sedikit menurun dibandingkan dengan yang mereka dapatkan pada zaman Shah. Padahal, kehidupan mereka sekarang ini seiring dengan naiknya harkat dan martabat. Sementara itu, dulu pada zaman Shah, kehidupan material yang sebenarnya tidak begitu makmur harus mereka lakoni sambil terpaksa kehilangan kehormatan diri. Mereka harus bergantung, menjilat, dan mengabdi kepada mikroba kerusakan dan sumber kezaliman. Kepada mereka, saya menghimbau agar mereka menghentikan segala fitnah dan tuduhan tidak benar kepada republik yang baru berdiri ini. Berdirilah tegak bersama bangsa dan pemerintah ini dalam menentang orang-orang yang zalim.

Sebenarnya, masalah tabligh bukan hanya tanggung jawab Kementerian Bimbingan Islami saja, melainkan kewajiban semua ilmuwan, jurubicara, penulis, serta seniman. Kementerian Luar Negeri juga bertanggung jawab dalam hal ini, yaitu dalam bentuk usaha agar kedutaan-kedutaan besar Iran memiliki penerbitan untuk menampilkan wajah Islam yang bercahaya kepada warga dunia. Jika wajah yang paling indah ini -yang Al Quran dan Sunnah menyeru manusia untuk datang ke arah wajah indah tersebut-dapat dibebaskan dari cengkeraman para penentang Islam dan para penyeleweng, Islam akan mendunia dan benderanya yang penuh kebanggaan akan berkibar di semua tempat. Sungguh merupakan sebuah musibah besar yang sangat menyedihkan bahwa kaum muslimin yang sebenarnya memiliki pusaka berharga yang tidak ada tandingannya ini, ternyata tidak mampu menyebarkannya agar manusia bisa mencapai fitrah kebebasannya. Lebih menyedihkan lagi bahwa kaum muslimin sendiri pun lalai atau tidak tahu atas mutiara yang dimilikinya itu, dan bahkan terkadang lari darinya.

(k) Masalah lain yang sangat penting dan sangat menentukan nasib bangsa adalah masalah pusat-pusat pengajaran dan pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Masalah ini sedemikian pentingnya sehingga saya harus mengulang-ulang pembahasannya. Bangsa yang sudah tertindas ini harus mengetahui bahwa dalam setengah abad terakhir ini, yang paling banyak memberikan pukulan mematikan kepada Iran dan Islam adalah universitas. Jika universitas dan pusat-pusat pendidikan lainnya dijalankan dengan program Islami dan bangsa ini mendidik, mengajar, dan memperbaiki moral anak-anak, remaja, dan pemuda di jalan yang bermanfaat bagi negara, bangsa kita tidak akan pernah berada di bawah cengkeraman Inggris, lalu kemudian Amerika dan Uni Soviet. Tidak akan pernah ada perjanjian yang merusak diri sendiri yang dipaksakan kepada bangsa tertindas ini. Tidak akan pernah para imperialis asing itu menginjakkan kakinya di Iran dan tidak akan pernah kekayaan alam Iran dan emas hitam bangsa ini mengalir ke saku-saku berbagai kekuatan setan dunia. Tidak akan pernah dinasti Pahlevi dan pihak-pihak yang terkait dengannya berhasil merampok harta kekayaan bangsa serta membangun vila dan taman di dalam dan luar negeri, di atas jenazah orang-orang yang tertindas.

Mereka tidak akan pernah dapat memenuhi bank-bank di luar negeri dengan uang yang dirampok dari orang-orang tertindas ini dan memanfaatkannya untuk bersenang-senang bagi diri dan keluarga mereka. Jika parlemen, pemerintah, mahkamah agung, dan unsur-unsur negara lainnya, menggunakan universitas yang Islami dan rakyat sebagai sumber mata air, bangsa kita hari ini tidak akan terjebak dalam kesulitan yang sedemikian besar. Jika pribadi-pribadi yang bertakwa dan condong kepada Islam dan bangsa dengan makna yang sesungguhnya -bukannya orang-orang yang hari ini berdiri menentang Islam-yang sejak awal menguasai universitas dan tiga lembaga tinggi negara, hari kita bukan lagi hari ini dan bangsa kita bukan lagi bangsa yang sekarang ini. Dipastikan bahwa sejak dulu, orang-orang tertindas terbebas dari ketertindasan; orang yang awam akan terbebas dari kezaliman dan kepemimpinan Shah yang kejam. Tidak ada lagi pusat-pusat aktivitas amoral, madat, dan pusat hiburan maksiat, yang masing-masingnya melakukan kegiatan untuk menyeret generasi muda ke arah kehancuran. Orang-orang yang menghambur-hamburkan kekayaan negara dan menyia-nyiakannya, tidak akan pernah berhasil menguasai bangsa ini. Jika universitas-universitas terdiri dari unsur-unsur yang Islami, manusiawi, dan berkebangsaan, lembaga ini niscaya akan mampu mempersembahkan ratusan atau ribuan pengajar sejati kepada masyarakat.

Namun, sayangnya universitas-universitas dan sekolah-sekolah dalam jangka waktu lama telah jatuh ke tangan orang-orang yang condong ke Barat atau ke Timur. Mereka berhasil mendapatkan jabatan di universitas. Mereka mendidik para pemuda kita dengan program dan rencana yang didiktekan oleh pihak asing. Akibatnya, para pemuda kita berada di dalam cengkeraman serigala-serigala yang terkait dengan kekuasaan adidaya. Kaum muda kita akhirnya menjadi orang-orang yang membeo dan mengikuti perintah dari pemerintah, Parlemen, dan mahkamah Rezim Shah.

Kini, segala puji bagi Allah SWT karena universitas-universitas kita telah terlepas dari cengkeraman para penjahat. Kepada bangsa dan pemerintahan Republik Islam Iran di semua zaman, saya mewasiatkan agar jangan membiarkan unsur-unsur fasad, yang memiliki ajaran menyeleweng atau kecondongan kepada Barat dan Timur, berhasil menanamkan pengaruhnya di pusat-pusat pendidikan dan universitas, serta lembaga pengajaran dan pendidikan lainnya. Langkah awal dalam hal ini adalah pencegahan, agar kesulitan tidak timbul dan kita tidak kehilangan kesempatan untuk mengontrol situasi.

Wasiat saya kepada para pemuda di lembaga-lembaga pendidikan, SMU, dan universitas, adalah agar mereka semua secara berani bangkit menentang segala penyelewengan agar kemerdekaan dan kebebasan pada diri mereka, negara, dan bangsa selalu terlindungi.

(l) Angkatan bersenjata, mulai dari tentara, garda revolusi, polisi militer, kepolisian, hingga komite-komite keamanan, tentara rakyat, dan lembaga pertahanan tradisional, mereka semua memiliki posisi yang khusus. Mereka adalah tulang punggung kekuatan Republik Islam. Mereka memiliki peran yang besar dalam menciptakan keamanan di jalan-jalan, kota-kota, dan desa-desa. Mereka adalah penjaga keamanan dan pemberi ketenteraman kepada bangsa ini. Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan perhatian khusus dari bangsa, pemerintah, dan parlemen. Perlu pula diperhatikan bahwa di dunia ini, unsur yang paling banyak dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan besar dan kekuatan-kekuatan politik perusak adalah angkatan bersenjata. Angkatan bersenjata dengan permainan politik telah melakukan kudeta dan penggantian pemerintahan atau rezim.

Sudah menjadi fenomena umum bahwa di dunia ini, para oportunis penipu membeli sebagian pemimpin angkatan bersenjata. Melalui konspirasi para panglima yang mau diseret ke dalam permainan, para oportunis itu menanamkan pengaruh mereka di dalam berbagai urusan negara. Akibatnya, bangsa-bangsa tertindas berada di bawah kekuasaan mereka. Merekapun lalu mempraktekkan pemasungan kemerdekaan dan kebebasan di berbagai negara. Jika orang-orang yang ditugaskan menjadi panglima adalah orang-orang yang bertakwa, musuh-musuh di berbagai negara tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk melakukan kudeta atau menduduki sebuah negara. Atau, jikapun kudeta itu terjadi, kudeta itu akan menghadapi kegagalan di tangan para panglima yang setia.

Di Iran pun, angkatan bersenjata yang setia serta para panglima yang bersih dan cinta negara memiliki peran dan kesetiaan yang sangat signifikan ini. Hal ini merupakan sebuah mukjizat zaman. Hari ini, ketika perang terkutuk yang dipaksakan oleh Saddam At-Tikriti, yang dilakukannya atas perintah dan bantuan dari AS dan kekuatan-kekuatan lainnya, telah berlangsung hampir dua tahun , Rezim agresor Ba'ats dan para pendukungnya berada di ambang kekalahan politik dan militer. Di sini, angkatan bersenjata, kepolisian, garda revolusi, dan kekuatan rakyat yang mendapatkan dukungan bangsa, telah menciptakan kebanggaan besar ini. Bangsa Iran merasa bangga atas kesetiaan mereka.

Berbagai konspirasi di dalam negeri, yang bersatu dengan boneka-boneka Barat atau Timur untuk menggulingkan Republik Islam, kini menghadapi kekalahan di tangan para pemuda dari lembaga-lembaga pertahanan, garda revolusi, tentara rakyat, kepolisian, dan rakyat yang setia kepada bangsa. Para pemuda yang rela berkorban inilah yang senantiasa terjaga di malam-malam hari agar keluarga-keluarga dapat beristirahat dengan tenang. Semoga Allah selalu menjaga dan menolong mereka.

Kemudian, wasiat tulus saya, di saat-saat akhir umur saya ini, kepada angkatan bersenjata, secara umum adalah sebagai berikut. Wahai saudara-saudaraku, kalian adalah orang memiliki kecintaan kepada Islam. Dengan penuh kerinduan untuk bertemu Allah SWT dan dengan semangat rela berkorban, kalian senantiasa hadir di medan-medan pertempuran untuk melanjutkan pekerjaan mulia bagi bangsa dan negara. Bangunlah dan waspadalah, bahwa para aktor politik dan politikus profesional yang condong ke Barat dan Timur serta tangan-tangan tak terlihat dari penjahat di balik layar, lebih banyak mengarahkan sisi tajam dari senjata pengkhianatan dan kejahatan mereka kepada kalian. Mereka ingin memanfaatkan kalian-yang rela mengorbankan nyawa untuk memenangkan revolusi dan menghidupkan Islam-untuk menggulingkan Republik Islam. Mereka ingin memisahkan kalian dari Islam, dari nama Islam, serta dari berkhidmat kepada bangsa dan negara. Mereka ingin menyeret kalian ke dalam cengkeraman salah satu kutub kekuatan adidaya dunia. Dengan tipuan-tipuan politik serta dengan berkedok gerakan Islam dan kebangsaan, mereka juga ingin mencorengkan garis hitam di atas jerih payah dan pengorbanan kalian.

Saya sangat mewasiatkan kepada angkatan bersenjata agar mereka melaksanakan peraturan militer, yaitu tidak masuknya militer ke dalam partai-partai, kelompok, atau faksi. Angkatan bersenjata, baik itu militer, kepolisian, garda revolusi, tentara rakyat, serta angkatan bersenjata lainnya, secara mutlak jangan sampai memasuki partai atau kelompok manapun. Mereka harus menjauhkan diri dari permainan-permainan politik. Dalam kondisi seperti ini, angkatan bersenjata akan mampu melindungi kekuatan militernya dari pertentangan internal kelompok-kelompok tersebut. Para panglima harus melarang orang-orang yang berada di bawah perintahnya untuk memasuki partai. Karena revolusi berasal dari seluruh rakyat, maka menjaganya adalah kewajiban bagi semua pihak, baik itu pemerintah, bangsa, dewan pertahanan, ataupun parlemen. Mereka semua memiliki kewajiban agama, yang juga merupakan kewajiban bangsa, untuk menentang angkatan bersenjata, baik itu panglima dan perwira tingkat atas maupun tingkat di bawahnya, jika orang-orang ini ingin mengambil langkah-langkah yang bertentangan dengan kemaslahatan Islam dan negara, atau jika mereka ingin memasuki partai-partai. Tidak diragukan lagi bahwa keinginan militer untuk memasuki dunia politik praktis atau masuk ke dalam permainan politik akan berujung kepada kehancuran.

Kepada semua unsur angkatan bersenjata, di akhir kehidupan yang fana ini, saya berwasiat agar kalian selalu setia, sebagaimana setianya kalian hari ini, kepada Islam. Inilah agama satu-satunya yang mengajarkan kemerdekaan dan kebebasan. Allah SWT, dengan cahaya hidayah-Nya, juga menyeru semua manusia ke posisi tinggi kemanusiaan melalui agama ini. Islamlah yang membebaskan kalian semua serta bangsa dan negara ini dari sikap ketergantungan yang memalukan dan keterikatan kepada kekuatan-kekuatan yang tidak menginginkan apapun dari Anda, selain menjadi budak-budak mereka. Kekuatan-kekuatan itulah yang ingin menjadikan bangsa kalian sebagai bangsa yang tertinggal dan pasar konsumsi. Mereka ingin menahan kalian agar tetap berada di bawah kezaliman. Pilihlah kehidupan sebagai manusia yang mulia meskipun dengan berbagai masalah, dibandingkan dengan kehidupan sebagai budak orang asing meskipun penuh kemakmuran.

Ketahuilah bahwa selama kalian mengulurkan tangan kepada orang lain untuk mendapatkan keperluan hasil industri maju, dan umur kalian dihabiskan sebagai pengemis, maka kemampuan dan kemajuan dalam bidang penelitian dan penemuan di dalam diri kalian tidak akan bernah berkembang. Dengan baik dan dengan mata kepala sendiri, kalian telah melihat bahwa dalam waktu yang singkat ini, setelah embargo ekonomi , orang-orang yang dulu menganggap diri mereka lemah dalam membuat segala sesuatu serta berputus asa dalam menjalankan pabrik-pabrik, kini telah membuka pikiran mereka. Kini, sebagian besar kebutuhan militer dan pabrik-pabrik telah berhasil dipenuhi sendiri. Perang dan embargo ekonomi ini, serta keluarnya para pakar asing merupakan hadiah Ilahi yang sebelumnya tidak kita sadari. Kini, jika pemerintah dan militer sendiri yang mengembargo barang-barang produk imperialis dunia dan berupaya keras di bidang penemuan, diharapkan negara akan berswasembada dan terbebas dari ketergantungan kepada musuh.

Di sini harus saya tambahkan bahwa setelah semua ketertinggalan yang direkayasa ini, kebutuhan kita terhadap industri-industri besar negara-negara asing adalah sebuah kenyataan yang memang tidak bisa diingkari. Namun, ini tidaklah bermakna bahwa untuk mencapai keilmuan yang canggih, kita harus bergantung kepada salah satu kutub. Pemerintah dan militer harus berusaha mengirimkan mahasiswa-mahasiswa yang setia ke negara-negara yang memiliki industri besar maju, yang bukan imperialis dan kolonialis. Pemerintah dan militer harus menghentikan pengiriman mahasiswa-mahasiswa ke AS dan Uni Soviet atau negara-negara lain yang sehaluan dengan dua kutub ini, kecuali bila-Insya Allah-kedua kekuatan adidaya ini menyadari kesalahannya dan berada di jalan kemanusiaan, persahabatan, dan penghormatan kepada hak-hak orang lain; atau kecuali bila kaum tertindas di dunia, bangsa-bangsa yang telah bangkit, dan kaum muslimin yang bersatu berhasil mengajak mereka (kekuatan-kekuatan adidaya itu) untuk bergabung. Semoga hari seperti itu akan segera terwujud.

(m) Radio, televisi, media cetak, sinema, dan teater adalah di antara alat-alat yang banyak digunakan untuk menyeret bangsa-bangsa, khususnya generasi muda, ke arah kejahatan. Dalam seratus tahun terakhir, khususnya setengah abad terakhir, kita melihat betapa besarnya peran alat-alat ini dalam menentang Islam dan ulama yang berkhidmat kepada Islam. Fasilitas ini berperan besar dalam mempropagandakan imperialisme Barat dan Timur. Alat-alat ini juga digunakan untuk menciptakan pasar berbagai produk. Melalui media ini, mereka menciptakan paham kemewahan, membangun bangunan dengan berbagai jenis hiasan dan keindahannya, serta membuat berbagai jenis minuman dan pakaian sebagai mode yang harus diikuti masyarakat. Umat Islam dicekoki dengan hal-hal yang melenakan. Dengan cara ini, terciptalah pemikiran bahwa merupakan kebanggaan besar bila bersikap kebarat-baratan dalam setiap sisi kehidupan, mulai dari perilaku, tutur kata, pakaian, dan lain-lain. Hal ini umumnya terjadi di kalangan kaum perempuan tingkat menengah ke atas. Di antara indikasi adanya sikap kebarat-baratan adalah dalam perilaku bersenang-senang dan cara berbicara. Kata-kata Barat dipakai dalam pembicaraan atau tulisan sedemikian rupa sehingga sebagian besar orang tidak mungkin memahaminya dan bahkan juga menciptakan kesulitan bagi orang-orang yang selevel.

Film-film televisi produk Barat atau Timur telah menyeret generasi muda, baik laki-laki maupun perempuan, dari jalur kehidupan normal, pekerjaan, industri, produksi, dan keilmuan, ke arah ketidaktahuan atas diri sendiri dan jati diri. Kaum muda kita jadi memandang buruk atau meragu-ragukan segala sesuatu pada diri dan negaranya, bahkan terhadap budaya, adat, dan peninggalan yang bernilai tinggi dan bermutu , yang sebagian besar darinya telah dipindahkan oleh tangan-tangan pengkhianat ke berbagai perpustakaan dan museum di Barat dan Timur.

Majalah-majalah dengan tulisan-tulisan serta foto-foto yang hina dan menyedihkan serta koran-koran yang berlomba-lomba menulis makalah anti kebudayaan pribumi dan anti Islam, telah membawa masyarakat, khususnya generasi muda, ke arah Barat atau Timur. Tambahkan pula bahwa media-media cetak itu pun mempropagandakan pusat-pusat kemaksiatan, tempat-tempat minuman keras, toko-toko penjualan barang-barang hiasan atau riasan, mainan, dan produk-produk lainnya, khususnya yang diimpor dari Barat. Hasil dari ekspor minyak, gas, dan kekayaan alam lainnya telah ditukar dengan impor boneka-boneka, mainan, dan barang-barang hiasan, serta berbagai benda sejenis itu yang saya tidak memiliki informasi tentangnya.

Jika saja -semoga Allah tidak akan pernah membiarkannya- umur Rezim Pahlevi yang bobrok itu masih terus berlanjut, tidak diragukan lagi bahwa generasi muda kita, anak-anak Islam dan bangsa yang merupakan harapan negara, akan terampas dari tangan Islam dan bangsa disebabkan oleh berbagai program-program setan yang digelar oleh rezim kotor, jaringan media massa, dan cendekiawan yang berkiblat ke Barat dan Timur. Mereka pasti akan menyeret kaum muda kepada kejahatan di pusat-pusat kejahatan, atau menjadikan mereka sebagai pelayan kekuatan-kekuatan imperialis dan menyeret negara ke arah kehancuran. Allah Yang Maha Kuasa telah melindungi kita semua dan membebaskan kita dari para perampok dan pelaku kerusakan.

Kepada Parlemen Islam pada saat ini maupun pada masa yang akan datang, kepada presiden saat ini dan di masa yang akan datang, kepada Dewan Penjaga, Dewan Mahkamah, dan pemerintah di setiap zaman, saya mewasiatkan, jangan biarkan fasilitas pemberitaan, surat kabar, dan majalah-majalah, menyeleweng dari Islam dan kemaslahatan negara. Kita semua harus mengetahui bahwa kebebasan ala Barat yang menyebabkan terseretnya kaum muda, remaja perempuan dan laki-laki kepada kejahatan, adalah kebebasan yang dikecam oleh konsep Islam dan akal. Propaganda, makalah, pidato, buku, dan majalah yang bertentangan dengan Islam atau bersifat merendahkan kepentingan umum serta kemaslahatan negara, adalah hal yang haram. Kita semua kaum muslimin wajib untuk mencegah semua itu.

Kebebasan yang merusak haruslah dicegah. Ketahuilah bahwa jika hal-hal yang diharamkan syariat, bertentangan dengan haluan bangsa dan negara Islam, serta bertentangan dengan harga diri Republik Islam, tidak dicegah secara tegas, semua pihak akan dimintai pertanggungjawabannya. Rakyat dan para pemuda revolusioner ketika akan bertindak untuk menghadapi salah satu masalah yang disebutkan tadi, hendaknya mereka berkonsultasi dahulu dengan alat negara yang terkait. Jika alat-alat negara itu tidak memperhatikan, barulah mereka memiliki tanggung jawab untuk segera turun tangan. Semoga Allah menolong kita semua.

(n) Saya juga memiliki nasehat dan wasiat untuk kelompok-kelompok dan orang-orang yang beraktivitas dalam menentang bangsa, Republik Islam, dan Islam. Pertama, kepada para pemimpin mereka di dalam dan luar negeri, saya ingin mengingatkan bahwa kalian telah berpengalaman dalam bekerja di setiap jalan yang telah kalian tempuh. Kalian juga telah melakukan konspirasi dengan sejumlah negara dan pejabat. Kalian bahkan menganggap diri berilmu dan berakal. Dengan semua itu, harus saya ingatkan bahwa haluan sebuah bangsa yang rela berkorban tidak akan bisa diselewengkan hanya dengan teror, peledakan, bom, dan kebohongan yang dilakukan tanpa bentuk dan tanpa perhitungan. Tidak akan pernah ada pemerintahan dan negara seperti ini yang bisa dijatuhkan dengan cara-cara yang tidak manusiawi dan tidak logis, khususnya bangsa seperti Iran, yang mulai dari balita hingga lelaki dan perempuan tuanya mau mengorbankan nyawanya di jalan dan tujuan Republik Islam, Al Quran, dan agama.

Kalian mengetahui-dan jika kalian tidak mengetahui, berarti kalian sangat dangkal dalam berpikir-bahwa bangsa ini tidak bersama kalian dan angkatan bersenjata bermusuhan dengan kalian. Seandainyapun kalian menganggap bahwa mereka pernah bersama kalian dan pernah menjadi teman kalian, ketahuilah bahwa tindakan kalian yang sangat buruk dan kejahatan yang kalian lakukan telah memisahkan mereka dari kalian. Selain hanya menciptakan permusuhan, kalian tidak mampu melakukan pekerjaan lain.

Dengan niat baik, di akhir umur ini, saya mewasiatkan kepada kalian bahwa pertama, mundurlah dari perang dan permusuhan dengan bangsa yang telah tertindas dan sengsara ini, yang selama 2.500 tahun telah berada di bawah kekuasaan para shah yang zalim, dan kini berhasil membebaskan diri dari kekejaman para penjahat seperti Rezim Pahlevi dan imperialis Timur dan Barat, dengan mengorbankan putra-putra dan pemuda-pemuda terbaiknya. Bagaimanapun kotor dan rendahnya jiwa seseorang, adalah sesuatu yang sulit dipahami akal jika untuk sebuah kemungkinan mencapai kedudukan tertentu, ia akan tega berperilaku sedemikian kejam kepada tanah air dan bangsanya sendiri, serta tidak memiliki belas kasihan kepada saudara sebangsanya.

Saya menasehatkan kepada kalian agar kalian melepaskan diri dari pekerjaan yang tidak berfaedah dan tidak logis ini. Jangan termakan tipuan para imperialis. Di manapun kalian berada, jika kalian tidak melakukan kejahatan, kembalilah ke tanah air dan ke pangkuan Islam. Bertaubatlah, karena Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Insya Allah, Republik Islam dan bangsa ini akan kembali menerima kalian. Jika kalian pernah melakukan kejahatan, hukum Ilahi telah menentukan tanggung jawab kalian, namun tetaplah kembali dan bertaubatlah. Jika kalian memiliki jiwa besar dan siap menerima hukuman, sikap itu akan menyelamatkan diri kalian sendiri dari azab yang besar dari Allah. Di manapun kalian berada, jangan sia-siakan lagi umur kalian. Sibukkanlah diri kalian dengan pekerjaan lain yang mengandung kemaslahatan di dalamnya.

Kemudian, saya juga mempunyai wasiat untuk para pendukung dari pemimpin kelompok-kelompok penentang Republik Islam, di dalam maupun di luar negeri. Sebelumnya saya ingin bertanya, dengan tujuan apakah masa muda kalian telah kalian sia-siakan untuk mereka yang kini telah terbukti sedang berkhidmat untuk kekuatan imperialis dunia? Dengan tujuan apa pula kalian mengikuti rencana-rencana mereka, padahal mereka sendiri tidak memahami bahwa diri mereka sesungguhnya telah terjebak dalam perangkap imperialisme dunia? Mengapa kalian mau mencelakakan bangsa kalian sendiri? Ketahuilah bahwa kalian adalah orang-orang yang telah terjebak ke dalam permainan mereka.

Jika kalian berada di Iran, dengan jelas kalian akan menyaksikan bahwa jutaan rakyat siap berkorban bagi Republik Islam. Dengan mata kepala sendiri, kalian akan melihat bahwa pemerintahan ini berkhidmat dengan segenap jiwa raga kepada rakyat dan kaum miskin. Sementara itu, orang-orang yang kalian ikuti, dengan klaim-klaim bohong "sosialis", "mujahid" , atau "pengorbanan" berdiri menentang kekuatan rakyat yang religius. Mereka memanfaatkan kalian, anak-anak muda yang sederhana, untuk mencapai tujuan-tujuan salah satu dari dua kutub kekuatan imperialis. Mereka sendiri berada di luar negeri bersenang-senang di dalam pelukan salah satu dari kedua kutub kejahatan itu. Atau, jika berada di dalam negeri, mereka berada di dalam rumah-rumah besar dan kehidupan elit. Mereka hidup di rumah-rumah mewah itu sebagaimana layaknya kehidupan para penjahat celaka yang ingin melanjutkan kejahatan mereka. Sementara itu, kalian para remaja dan pemuda, mereka kirim kalian ke jurang kematian.

Secara tulus saya menasihati kalian, para remaja dan pemuda, di dalam dan luar negeri, kembalilah kalian dari jalan yang salah ini. Bergabunglah dengan kaum miskin pada masyarakat yang dengan sepenuh jiwa dan raga berkhidmat kepada Republik Islam. Beraktivitaslah bagi terciptanya Iran yang independen dan bebas, agar negara dan bangsa ini terbebaskan dari rongrongan para penentangnya dan kita semua dapat melanjutkan kehidupan dengan mulia. Hingga kapankah dan untuk apakah kalian masih mau mendengarkan perintah orang-orang yang tidak memikirkan apapun, selain kepentingan mereka sendiri? Tidakkah kalian sadar bahwa mereka yang kalian ikuti itu berada di dalam pelukan dan lindungan kekuatan adidaya dalam memusuhi bangsa mereka sendiri, sementara itu kalian dikorbankan untuk mencapai tujuan beracun dan memenuhi kehausan mereka atas kekuasaan?

Kalian dalam tahun-tahun kemenangan revolusi Islam ini telah menyaksikan bahwa klaim-klaim mereka itu bertentangan dengan perilaku dan tindakan mereka sendiri. Klaim-klaim itu hanya untuk menipu para pemuda yang berhati polos. Ketahuilah bahwa kalian tidak memiliki kekuatan untuk melawan arus bangsa yang bergelora ini. Pekerjaan kalian tidak akan membuahkan hasil selain bahaya bagi kalian sendiri dan habisnya umur kalian dalam kejahatan. Saya dalam hal ini melaksanakan kewajiban saya, yaitu menyampaikan apa saya ketahui. Saya berharap agar nasehat ini, yang akan sampai kepada kalian setelah kematian saya, bisa kalian dengarkan. Ingatlah selalu bahwa pada saat ini, yaitu setelah saya mati, saya tidak memiliki sedikitpun ambisi untuk mencari kekuasaan. Semoga kalian mau mendengar nasehat saya ini. Bebaskankanlah diri kalian sendiri dari azab Ilahi. Semoga Allah Yang Maha Pemurah memberikan hidayah kepada kalian dan menunjukkan kepada kalian jalan yang lurus.

Adapun wasiat saya kepada orang-orang kiri, seperti kelompok komunis, kelompok "Gerilyawan Pengorbanan Sosialis", dan kelompok-kelompok lain yang condong ke kiri, adalah sebagai berikut. Pertama saya ingatkan bahwa kalian, tanpa meneliti secara benar terhadap berbagai ajaran, khususnya ajaran Islam, dan tanpa mempelajari langsung dari orang-orang yang memiliki pengetahuan yang benar dari ajaran tersebut, kalian telah lari dari ajaran Islam dan menunjukkan kecenderungan kepada paham kalian sekarang. Dengan tujuan apakah kalian menerima sebuah ajaran yang sebentar lagi akan mengalami kegagalan di dunia? Apakah sebabnya sehingga jiwa kalian senang kepada beberapa isme yang kandungannya sangat rapuh dalam pandangan para ahli? Apa tujuan yang memaksa kalian hingga kalian hendak menjadikan kekuasan Uni Soviet atau Cina merambah sampai ke tanah air kalian sendiri? Masih bisakah kalian menamakan kelompok kalian sebagai pecinta rakyat kecil, sedangkan yang kalian lakukan adalah mengobarkan kebencian dan peperangan melawan rakyat yang tertindas?

Kalian melihat bahwa sejak awal munculnya komunisme, para pemimpinnya telah dan masih menjadi pemerintah yang paling diktator, ambisius atas kekuasaan, dan paling monopolis di dunia. Alangkah banyaknya bangsa-bangsa yang menempatkan diri di bawah kaki Uni Soviet dan mengklaim diri sebagai pembela rakyat, yang kini malah hancur dan terampas jati dirinya. Bangsa Rusia, baik mereka yang muslim ataupun non muslim, hingga kini menderita di bawah tekanan diktator Partai Komunis. Bangsa itu terisolir dari segala bentuk kebebasan dan hidup dalam suasana yang mencekam, lebih mencekam dari kehidupan manapun di dunia. Stalin yang disebut-sebut sebagai salah satu wajah paling cemerlang dari Partai Komunis sudah kita lihat sendiri gaya hidupnya yang dipenuhi atribut penghormatan (diperlakukan seperti raja-pen.).

Kini kalian, orang-orang yang termakan tipuan, mau dan rela menyerahkan nyawa kalian kepada rezim ini karena cinta kalian kepadanya, sementara rakyat Soviet yang tertindas beserta negara-negara satelitnya seperti Afganistan, telah menyerahkan nyawa mereka akibat kezaliman rezim ini. Selain itu, kalian mengklaim diri sebagai pendukung rakyat, namun betapa banyak kejahatan yang telah kalian lakukan terhadap rakyat Iran yang tertindas ini setiap kali ada kesempatan untuk itu. Kalian telah melakukan kekejaman terhadap rakyat Amul yang mulia, yang secara salah telah kalian klaim sebagai pendukung setia kalian. Kalian tipu mereka dengan janji-janji dan kalian ajak rakyat di kawasan itu untuk berperang melawan pemerintah. Pada hakikatnya, kalian telah membunuh mereka. Kejahatan apa lagi yang belum kalian lakukan? Kalian, yang mengaku sebagai pendukung rakyat tertindas, malah ingin agar rakyat Iran yang mazlum dan tertindas ini jatuh ke tangan Diktator Soviet. Pengkhianatan ini kalian lakukan dengan berkedok slogan "pengorbanan rakyat" dan mengklaim diri sebagai pembela kaum tertindas. Akhirnya, kalian dirikan Partai Rakyat dengan konspirasi dan kedok sebagai pendukung Republik Islam, akan tetapi dengan senjata, kalian membuat teror dan peledakan.

Saya juga menyampaikan wasiat kepada partai-partai dan kelompok-kelompok. Jumlah dan ragam mereka sangat banyak. Ada yang menyatakan diri sebagai kelompok kiri, meskipun sebagian bukti dan indikasi menunjukkan bahwa mereka ini adalah kaum komunis Amerika. Ada kelompok yang disuplai dan mendapatkan ilham dari Barat. Ada pula mereka yang menggunakan slogan "otonomi" untuk gerakan mereka. Kemudian ada juga kelompok yang mengaku memperjuangkan suku Kurdi dan Baluch. Mereka ini mengangkat senjata dan pada saat yang sama mereka merampas jati diri rakyat tertindas di Kurdistan dan di tempat-tempat lain, sehingga rakyat kawasan itu terhalang untuk mendapatkan layanan budaya, kesehatan, ekonomi, dan rekonstruksi dari pemerintah. Mereka ini antara lain tergabung dalam Partai Demokrat dan Kumule.

Wahai kalian yang berada di dalam kelompok-kelompok itu, saya mewasiatkan agar kalian bergabung dengan rakyat. Hingga kini, kalian telah merasakan bahwa selain menyengsarakan rakyat di kawasan itu, tidak ada pekerjaan lain yang telah kalian lakukan dan mampu kalian lakukan. Oleh karena itu, yang terbaik bagi diri kalian, bangsa kalian, dan daerah kalian, adalah bergabung dengan pemerintah. Berhentilah dari aktivitas pembangkangan kepada pemerintahan yang sah. Berhentilah dari berkhidmat kepada pihak asing dan berkhianat terhadap tanah air. Bangunlah negara dan yakinlah bahwa Islam bagi kalian lebih baik daripada kutub kejahatan Barat dan kutub diktatoris Timur. Percayalah bahwa Islam akan merealisasikan harapan manusiawi rakyat secara lebih baik.

Saya juga berwasiat kepada kelompok-kelompok muslim yang karena kesalahan pemahaman mereka, akhirnya menjadi condong atau bahkan menjadi pendukung Barat atau Timur. Ada juga mereka yang secara salah telah mendukung kelompok munafik, padahal pengkhianatan kelompok ini telah terbongkar; atau mereka yang karena ketidaktahuan, telah mendukung kelompok-kelompok penentang Islam. Wahai kalian yang berada di dalam kelompok-kelompok ini, janganlah kalian memaksakan diri untuk terus berbuat kesalahan seperti ini. Dengan ksatria, akuilah kesalahan kalian dan berjalanlah seiring sehaluan dengan pemerintah, parlemen, dan bangsa yang tertindas ini untuk mencari ridho Allah SWT. Selamatkanlah bangsa yang tertindas sepanjang sejarah ini dari cengkeraman kaum arogan. Ingatlah kata-kata almarhum Modarres , seorang ulama yang setia, bersih, dan berpikiran cemerlang, yang diucapkannya di parlemen, "Jika kita sekarang harus musnah, mengapa mesti musnah dengan tangan kita sendiri?"

Saya hari ini, sambil mengenang almarhum Modarres yang telah gugur syahid di jalan Allah, menyatakan kepada Anda sekalian, jika kita harus terhapus dari halaman kehidupan ini di tangan para penjahat Amerika dan Soviet dan dengan darah merah secara terhormat bertemu dengan Allah, itu lebih baik daripada hidup makmur di bawah bendera tentara merah Timur dan tentara hitam Barat. Ini adalah cara dan jalan yang ditempuh para nabi, para imam maksum, dan para pembesar agama. Kita harus mengikuti teladan mereka dan kita harus menumbuhkan kepercayaan dalam diri, bahwa jika sebuah bangsa menginginkan hidup tanpa ketergantungan, bangsa itu pasti akan mampu melakukannya. Kita harus percaya bahwa kekuatan adidaya dunia tidak akan mampu memaksakan ide mereka terhadap bangsa yang lepas dari ketergantungan.

Kita harus mengambil pelajaran dari Afghanistan. Meskipun pemerintahan ilegal dan partai-partai kiri bergabung dengan Soviet, namun hingga kini mereka tidak mampu menaklukkan rakyat. Lebih dari itu, kini bangsa-bangsa tertindas di dunia telah bangun dan tidak lama lagi, bangunnya mereka ini akan berubah menjadi kebangkitan dan revolusi. Mereka akan membebaskan diri dari kekuasaan para penguasa zalim.

Anda sekalian kaum muslimin yang setia kepada nilai-nilai Islami akan melihat bahwa keterpisahan dan pemutusan hubungan dengan Barat dan Timur sedang memperlihatkan berkahnya. Benak para pemikir pribumi telah bekerja dan maju ke arah kemandirian. Hal-hal yang selama ini dikesankan oleh para pakar pengkhianat Barat dan Timur sebagai hal yang tidak bisa dicapai, hari ini berhasil dicapai secara menakjubkan dengan tangan dan pikiran bangsa, dan Insya Allah, dalam jangka panjang, akan semakin banyak lagi yang dicapai. Sayang sekali bahwa revolusi ini terlambat terwujud dan tidak bisa terwujud pada masa pemerintahan pertama Dinasti Pahlevi yang otoriter dan kotor. Jika saja saat itu bisa terwujud, Iran saat ini bukanlah Iran yang terampok habis seperti sekarang.

Wasiat saya kepada para penulis, pembicara, cendikiwan, kritikus, dan pengamat, adalah sebagai berikut. Banyak di antara kalian yang memiliki kemampuan, tetapi kemampuan itu digunakan untuk memandang buruk, menginginkan yang buruk, atau membicarakan yang buruk buat parlemen, pemerintah, dan para pelayan masyarakat lainnya. Dengan ini, kalian sebenarnya tengah menyeret negara kalian sendiri ke arah kekuasaan adidaya. Daripada waktu kalian dihabiskan di jalan yang bertentangan dengan haluan Republik Islam, cobalah menyepi dengan Tuhanmu satu malam saja. Jika terhadap-Nya kalian tidak memiliki keyakinan, maka menyepilah dengan jati dirimu dan telitilah tujuan batinmu, meskipun sebagian besar manusia tidak mengenali tujuan batin mereka.

Lihatlah, dengan parameter apa dan dengan keadilan apa, darah para pemuda yang telah menjadi tinta di medan-medan pertempuran di berbagai kota itu telah kalian abaikan. Kalian melancarkan perang urat syaraf, perpecahan, dan konspirasi pengkhianatan. Kalian buka jalan bagi kekuatan arogan. Kalian berikan kesempatan kepada mereka yang ingin menindas bangsa ini, yaitu bangsa yang ingin keluar dari cengkeraman para penindas dan perampok dari luar dan dalam negeri; bangsa yang ingin meraih kemerdekaan dan kebebasan dengan mengorbankan nyawa diri mereka dan anak-anak mereka dan dengan penuh pengorbanan, mereka ingin menjaga kemerdekaan itu. Tidakkah lebih baik bila pikiran, pena, dan penjelasan kalian digunakan untuk membimbing pemerintah, parlemen, dan bangsa dalam menjaga tanah air? Tidakkah sepantasnya bila kalian menolong bangsa yang miskin dan tertindas ini serta kalian membantu memperkuat pemerintahan Islam? Apakah kalian menganggap parlemen, presiden, pemerintah, dan pengadilan saat ini lebih buruk daripada di zaman rezim yang lalu? Apakah kalian sudah melupakan betapa merajalelanya kezaliman yang ditimpakan Rezim Shah atas bangsa yang tidak memiliki pelindung ini? Apakah kalian tidak mengetahui bahwa negara Islam ini pada zaman dulu pernah menjadi pangkalan militer Amerika dan dengannya, Amerika melakukan praktek imperialisme?

Saya ingin mengingatkan bahwa pada masa itu, mulai dari Parlemen sampai pemerintah dan militer berada dalam cengkeraman mereka. Apa yang telah dilakukan para konsultan, industriawan, dan pakar asing itu terhadap bangsa ini dan sumber alamnya? Apakah fenomena saat itu, yaitu ketika maksiat tersebar di seluruh penjuru negeri, sudah kalian lupakan? Tidakkah kalian ingat betapa menyebarnya pusat-pusat maksiat, mulai dari tempat penjualan minuman keras, bar, toko-toko yang menjual minuman keras, bioskop dan lain-lain, yang masing-masingnya merupakan pelaku utama yang menyeret generasi muda kita ke jurang kejahatan? Apakah jaringan media massa dan majalah-majalah yang keseluruhannya memiliki tujuan busuk serta surat kabar-surat kabar rezim tersebut telah kalian lupakan?

Kini, ketika semua pasar-pasar yang merusak itu tidak ada lagi bekasnya, kalian malah berteriak-teriak dan bergabung dengan orang-orang yang jelas-jelas menentang Islam. Kalian mengatakan bahwa pengadilan telah menghukum sejumlah pemuda. Padahal mereka dihukum karena telah mempengaruhi sebagian besar kelompok-kelompok sesat, kelompok yang selalu berusaha memburuk-burukkan nama Islam dan Republik Islam. Mereka adalah para pelaku pekerjaan-pekerjaan yang menyimpang. Akan tetapi, dihukum atau terbunuhnya sejumlah perusak di muka bumi ini telah mendorong kalian untuk bangkit menentang Islam dan Republik Islam. Kalian bangkit dengan mengangkat senjata, atau dengan pena dan bahasa; sebuah bentuk perlawanan yang lebih memprihatinkan dibandingkan dengan perlawanan bersenjata. Kalian memandang orang-orang yang disebut Allah sebagai mahdurud-dam dengan penuh simpati. Kalian duduk di samping para aktor yang menciptakan tragedi 14 Isfand yaitu mereka yang melakukan represi atas generasi muda yang tidak berdosa dengan pukulan dan kezaliman. Kemudian terhadap semua kezaliman ini, kalian hanya bertindak sebagai penonton medan peperangan. Pekerjaan ini kemudian kalian sebut sebagai sebuah amal Islami dan bermoral.

Adalah aneh bahwa tindakan pemerintah dan mahkamah yang menghukum para penyeleweng dan pelaku kejahatan atas dasar perbuatan mereka sendiri, kalian sebut sebagai kezaliman. Kepada kalian saudara-saudaraku yang masa lalu kalian telah saya kenal dan saya menyukai sebagian dari Anda, saya harus mengatakan bahwa saya merasa kecewa dan sangat menyesalkan tindakan kalian. Kalian jelas bukan termasuk mereka yang menyembunyikan keburukan di balik kedok kebaikan dan serigala-serigala dalam pakaian penggembala. Kalian sebenarnya bukan aktor yang mempermainkan, menghina, dan berencana untuk menghancurkan negara dan bangsa. Kalian bukanlah pelayan salah satu kutub imperialis. Kalian juga bukan mereka yang dengan tangan hina telah menyebabkan para pemuda yang mulia dan para ulama pembimbing masyarakat gugur syahid; mereka yang tidak berbelas kasihan kepada anak-anak muslim yang mazlum. Kalian tahu bahwa mereka ini telah mempermalukan diri di depan masyarakat dan menghinakan diri di depan Allah Yang Qahhar. Mereka tidak memiliki jalan untuk kembali dan dikuasai oleh setan dan nafsu buruk.

Namun, kalian saudara-saudaraku sesama mukmin, mengapa kalian tidak membantu, dan malah mengkritik pemerintah dan parlemen yang sedang berupaya untuk berkhidmat kepada kaum miskin dan tertindas; pemerintahan yang selalu berusaha menolong saudara-saudara kita yang fakir dan tidak memiliki akses atas segala fasilitas hidup? Sudahkah kalian membandingkan tingkat pelayanan pemerintah dan lembaga-lembaga pemerintah ini dengan berbagai masalah dan kesulitan yang ada? Bukankah kalian tahu bahwa kondisi yang sebenarnya tidak akan berlangsung lama ini, merupakan sebuah keniscayaan dari sebuah revolusi dan dari perang yang dipaksakan; perang yang telah meninggalkan segala kerusakan serta jutaan pengungsi di dalam dan luar negeri? Kalian sendiri mengetahui bahwa berbagai konspirasi yang melewati batas juga diarahkan untuk mengganggu pembangunan negeri ini.

Tidakkah kalian mengetahui bahwa pembangunan pada zaman Shah umumnya dikhususkan pada kota-kota, itupun pada tempat-tempat yang makmur, sementara itu kaum fakir miskin hanya mendapatkan sedikit manfaat dari pembangunan itu atau bahkan tidak mendapatkannya sama sekali? Adapun sekarang, pemerintahan ini dan lembaga-lembaga Islami lainnya berkhidmat dengan jiwa dan raga kepada kelompok miskin ini. Anda sekalian kaum mukminin, hendaknya mendukung pemerintah ini agar pekerjaan-pekerjaan ini bisa cepat diselesaikan. Saya harap, di hadapan Tuhan nanti, yang mau tidak mau kalian akan kembali kepada-Nya, kalian dapat menghampiri-Nya sambil memberikan bukti bahwa selama ini, kalian telah berperan sebagai pelayan bagi hamba-hamba-Nya.

(o) Salah satu poin yang harus dinasehatkan dan diingatkan adalah bahwa Islam menentang para pemilik modal yang bersikap zalim, tanpa perhitungan, dan yang memiskinkan rakyat di bawah kekejaman dan kezaliman. Islam bahkan secara tegas mengutuk sikap seperti itu dalam Kitab Suci dan Sunnah, dan menyebutnya sebagai tindakan menentang keadilan masyarakat. Memang ada sebagian orang yang berpaham menyeleweng yang tidak memahami tentang pemerintahan Islam dan berbagai masalah politik dalam Islam. Mereka ini dalam pembicaraan dan tulisan sedemikian rupa berusaha memperlihatkan-dan hingga kini masih terus melakukannya-bahwa Islam adalah pendukung tanpa batas dan tanpa ukuran terhadap penguasaan modal dan kepemilikan. Dengan menampilkan pemahaman sesat itu seolah-olah berasal dari Islam, mereka telah menutupi wajah Islam yang bercahaya. Dengan ini, terbukalah jalan bagi orang-orang yang berniat busuk dan musuh-musuh Islam. Mereka berikan kepada Islam pakaian liberalis, imperialis, dan eksploitatoris, seakan-akan Islam sama seperti Rezim AS dan Inggris yang serakah. Orang-orang yang mengandalkan kebodohannya itu, tanpa berkonsultasi dengan orang-orang yang benar-benar mengenal Islam, kemudian memprotes sistem Islami yang dipraktekkan oleh Iran.
Semua yang saya katakan ini bukan berarti bahwa agama Islam menginginkan berdirinya rezim seperti Rezim komunis dan Marxisme-Leninisme yang menentang kepemilikan individu atau hanya memberikan hak pada kepemilikan bersama. Islam menentang ideologi seperti ini dengan segala variannya, sejak zaman dahulu hingga sekarang. Islam menentang kepemilikan bersama secara mutlak, yang bahkan merambah kepada prinsip kepemilikan bersama dalam masalah perempuan dan homoseksualisme. Islam menolak ideologi yang pada akhirnya melahirkan diktatorisme dan despotisme. Islam adalah agama yang moderat. Agama ini mengakui serta menghormati hak kepemilikan individu dengan batasan-batasan tertentu. Islam memberikan hak kepemilikan kepada individu manapun untuk meraih hak kepemilikan dan penggunaan, asal itu diperoleh dan difungsikan secara benar. Dengan konsep ini, roda perekonomian yang sehat akan berjalan dan keadilan sosial yang diperlukan oleh sebuah pemerintahan yang sehat akan terealisasi.

Di sini, ada pula sekelompok orang yang memiliki pemahaman yang salah dan tidak memiliki informasi mengenai Islam dan sistem perekonomiannya yang sehat. Kelompok ini berseberangan dengan kelompok pertama tadi. Terkadang mereka mengutip sebagian ayat Al Quran atau kalimat-kalimat dalam Nahjul Balaghah, sambil mengatakan bahwa Islam setuju dengan ajaran-ajaran menyeleweng Marxisme dan sejenisnya. Mereka mengabaikan ayat-ayat Al Quran dan bagian-bagian lain dari Nahjul Balagah. Mereka membenamkan diri dalam pemahaman cacat mereka sendiri dan mengikuti "mazhab bersama". Mereka dukung kekufuran, kediktatoran, dan kezaliman, yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Mereka membela mati-matian partai minoritas yang memperlakukan masyarakat bagaikan hewan.

Wasiat saya kepada Parlemen, Dewan Penjaga, Pemerintah, Presiden, dan Dewan Pengadilan, adalah sebagai berikut. Tunduklah di hadapan hukum-hukum Allah. Jangan terbawa pengaruh propaganda penuh ilusi yang dilancarkan kutub kapitalis perampok yang zalim atau kutub atheis dan komunis. Hormatilah kepemilikan dan modal yang sesuai dengan hukum Islam. Kepada bangsa ini, saya juga berpesan, berilah keyakinan agar modal dan aktivitas pembangunan dapat berjalan. Antarkan pemerintah dan negara ke arah swasembada dan peraihan teknologi industri berat maupun ringan.

Kepada orang-orang kaya yang memiliki uang secara legal, saya mewasiatkan agar kalian memanfaatkan kekayaan yang kalian peroleh secara benar itu dalam pekerjaan dan berbagai aktivitas pembangunan di bidang pertanian, pembangunan desa-desa, dan pabrik-pabrik. Hal ini merupakan sebuah ibadah yang sangat bernilai.

Kepada semua pihak yang sedang berupaya untuk memakmurkan kelompok miskin, pesan saya adalah sebagai berikut. Ketahuilah bahwa kebaikan dunia dan akhirat kalian terletak pada kepedulian kalian dalam mengurus kaum miskin dalam masyarakat; mereka yang selama ini telah menjalani penderitaan dan kesusahan di sepanjang sejarah para Shah dan Khan yang zalim. Alangkah mulianya bila lapisan masyarakat yang mampu secara sukarela mau menyediakan rumah dan kesejahteraan bagi orang-orang yang tinggal di gubuk-gubuk. Hendaknya mereka meyakini bahwa imbalan dari perbuatan seperti itu adalah kebaikan di dunia dan akhirat. Demi keadilan, hendaknya jangan sampai ada orang yang tidak memiliki rumah, sementara ada orang lain yang memiliki beberapa apartemen.

(p) Saya juga memiliki wasiat untuk kaum agamawan dan orang-orang yang mengaku sebagai agamawan, yang dengan berbagai tujuan, melakukan penentangan terhadap Republik Islam serta menghabiskan waktu untuk menggulingkan sistem pemerintahan ini; mereka yang selama ini membantu para penentang, konspirator, dan aktor-aktor politik kotor. Bahkan terkadang, untuk mencapai maksud tersebut, mereka menerima bantuan finansial dalam jumlah mencengangkan, yang berasal dari para kapitalis yang tidak kenal Tuhan. Kepada kalian, saya berpesan sebagai berikut. Saya tahu bahwa hingga kini, kalian masih belum menutup pintu-pintu kesalahan kalian, dan sepertinya kalian tidak berniat untuk menutupnya. Jika kalian melakukan pekerjaan ini untuk tujuan-tujuan duniawi-dan Allah tidak akan membiarkan kalian mencapai maksud beracun kalian itu- ketahuilah bahwa pintu taubat hingga kini masih terbuka. Mintalah ampun kepada Allah dan bergabunglah dengan bangsa yang mazlum ini. Dukunglah Republik Islam yang diraih dengan pengorbanan bangsa, yang di dalamnya terkandung kebaikan dunia dan akhirat. Nasehat ini tetap saya berikan meskipun saya tidak yakin bahwa kalian akan mau bertaubat.

Ada juga kelompok yang karena kesalahan atau kekhilafan, baik sengaja ataupun tidak sengaja, yang muncul dari berbagai orang atau kelompok, mereka mengambil langkah untuk menentang hukum Islam. Mereka dengan keras menentang prinsip Republik Islam dan pemerintahannya, dan mereka berjuang untuk menggulingkannya. Mereka mengira bahwa tindakannya itu dilakukan karena Allah. Menurut pemikiran mereka itu, Republik Islam ini sama saja dengan rezim sebelumnya, atau malah lebih buruk. Kepada mereka saya berwasiat, merenunglah di dalam kesendirian dengan niat yang tulus, dan secara adil, bandingkanlah antara Republik Islam dengan rezim yang lalu. Mereka juga hendaknya memperhatikan bahwa dalam berbagai revolusi di dunia, yang namanya kerusuhan, kekacuan, kesalahan, dan munculnya orang-orang yang oportunis adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari.

Jika kalian mau memperhatikan fakta-fakta secara cermat, kalian akan melihat bahwa Republik Islam Iran ini menghadapi banyak kesulitan, di antaranya konspirasi, propaganda bohong, dan serangan bersenjata baik di dalam maupun luar negeri. Kalian juga menyaksikan masuknya infiltrasi yang tidak bisa dihindari dari kelompok-kelompok perusak dan penentang Islam di semua organ pemerintah, yang bertujuan untuk menimbulkan ketidakpuasan rakyat terhadap Islam dan pemerintahan Islam. Fakta bahwa masih amatirnya sebagian besar para pemegang urusan pemerintahan juga merupakan hal yang tidak bisa kalian abaikan.

Kalian harus berhati-hati dalam menanggapi tersebarnya isu-isu bohong mengenai penggunaan besar-besaran secara illegal dana tunjangan keluarga veteran atau menyurutnya dana tersebut. Kalian juga kemungkinan besar telah mendengar berita tentang kurangnya jumlah hakim syar'i yang sangat mencolok, kesulitan ekonomi yang menyesakkan, kesulitan besar dalam membersihkan dan membenahi jutaan pegawai negeri, kurangnya orang-orang saleh, ahli, dan mahir dalam berbagai pekerjaan, serta puluhan kesulitan lainnya. Tentu saja, kalian harus tahu bahwa sebelum orang-orang menerjuni suatu masalah secara langsung, mereka tidak akan mengetahui seperti apa kesulitan yang ada di dalamnya.

Sementara itu di pihak lain, ada orang-orang yang memang bermaksud mencari kekuasaan dan kekayaan. Mereka mengejar keuntungan, melarikan devisa ke luar negeri, melakukan penimbunan hingga harga barang menjadi mahal sampai pada tahap yang memalukan, serta melakukan penyelundupan. Tindakan-tindakan seperti itu telah menempatkan kaum miskin dalam tekanan hidup yang berat sampai pada tahap mematikan. Mereka juga menyeret masyarakat kepada kefasadan.

Wahai saudara-saudaraku, berhati-hatilah ketika mereka ini datang kepada kalian dengan tuntutan dan tipuan. Terkadang mereka menunjukkan bahwa diri mereka adalah kaum muslim yang baik dan tulus. Mereka datang sambil membawa sejumlah uang dan mengeluarkan air mata buaya. Mereka membuat kalian marah dan memotivasi kalian untuk menentang pemerintah Islam. Padahal, sebagian besar dari mereka telah menghisap darah rakyat secara ilegal dan menyeret perekonomian negara ke arah kehancuran.

Dengan serendah hati dan penuh persaudaraan, saya menasihatkan agar Anda sekalian, tuan-tuan terhormat, jangan terpengaruh oleh penyebaran isu-isu seperti ini. Perkuatlah Republik Islam ini demi Allah dan dalam rangka melindungi Islam. Hendaknya kalian mengetahui bahwa jika Republik Islam ini hancur, rezim yang akan menggantikannya pasti tidak berupa rezim Islami yang diinginkan oleh Imam Zaman a.f., atau rezim yang mematuhi perintah kalian, saudara-saudaraku. Rezim yang akan menggantikan itu adalah sebuah rezim yang sesuai keinginan salah satu dari dua kutub adidaya. Sementara itu, kaum tertindas dunia yang menggantungkan harapan dan jiwa mereka kepada Islam dan pemerintahan Islami akan putus asa. Islam untuk selamanya akan terasing. Suatu hari, kalian akan menyesali pekerjaan kalian, dan pada saat itu, tidak ada lagi yang bisa dilakukan karena penyesalan tidak ada lagi gunanya.

Kalian juga tidak bisa berharap semua hal yang ada dalam kehidupan ini bisa sesuai dengan ajaran Islam hanya dalam waktu satu malam. Selain bertentangan dengan logika, sejarah juga meunjukkan bahwa mukjizat semacam ini tidak pernah terjadi, dan memang tidak akan pernah terjadi. Begitu juga saat "Sang Reformis Universal" muncul ke dunia dengan kehendak Allah. Jangan mengira bahwa lewat kemunculannya itu, semua problema akan tertanggulangi dalam waktu seketika. Pada saat itu, tetap banyak orang-orang yang zalim dan mereka itu akan tersingkir lewat perjuangan dan pengorbanan yang cukup berat. Kita semua tahu bahwa Imam Zaman akan muncul pada saat kezaliman merajalela. Akan tetapi, kalian juga jangan sampai memiliki pemahaman sebagaimana yang dimiliki oleh sejumlah orang bodoh yang mengatakan bahwa untuk mempercepat kemunculan Imam Mahdi, kita harus menyebarkan kezaliman di muka bumi ini. Jika hal seperti itu kalian yakini, maka sungguh ini merupakan sebuah musibah besar. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

(q) Adapun wasiat saya kepada Anda sekalian kaum muslimin dan orang-orang yang tertindas di seluruh dunia, saya minta agar kalian jangan hanya duduk berpangku tangan serta menunggu pemimpin dan aparat negara meminta kekuatan-kekuatan asing untuk datang sambil membawakan hadiah berupa independensi dan kebebasan. Saya dan Anda semua minimalnya dalam seratus tahun terakhir ini menyaksikan bahwa ketika kekuatan asing datang ke sebuah negara muslim dan mereka berkuasa atau memiliki intervensi di sana, tidak pernah terjadi sekalipun ada penguasa di negara-negara muslim itu yang mau memikirkan independensi, kebebasan, atau kesejahteraan rakyatnya. Beginilah fakta yang dicatat oleh sejarah.

Fakta bahkan mengatakan bahwa hampir semua pemerintahan dunia yang bergantung kepada kekuatan-kekuatan asing itu malah melakukan tindakan represif terhadap rakyatnya sendiri. Seandainyapun ada upaya pembangunan, maka yang lebih banyak menikmatinya adalah para penguasa sendiri, keluarganya, atau paling jauh adalah kelompok-kelompok minoritas oligarkis yang prosentasenya sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah keseluruhan rakyat negara itu. Sedangkan rakyat kebanyakan hanyalah menjadi buruh kecil atau menjadi konsumen pembeli barang-barang yang diproduksi oleh negara-negara Barat atau Timur. Fenonema ini hingga sekarang masih sangat tampak di dunia.

Wahai kaum tertindas di seluruh dunia, wahai kaum muslimin, wahai negara-negara muslim, bangkitlah dan rebut kembali hak-hak kalian dengan gigi dan cakar kalian. Janganlah takut kepada hiruk-pikuk propaganda yang dilancarkan kekuatan-kekuatan adidaya dunia. Tumbangkan dan usirlah para penguasa yang telah menjual semua penderitaan kalian untuk kemudian dipersembahkan kepada para musuh agama Islam yang suci ini. Jalinlah kerja sama dengan para tokoh yang bisa dipercaya. Ikatlah persatuan di bawah panji-panji Islam yang membanggakan ini. Lawanlah musuh-musuh kalian. Bergeraklah ke arah diwujudkannya sebuah pemerintahan Islami, atau paling tidak, sebuah pemerintahan yang bebas, merdeka, dan independen. Pemerintahan-pemerintahan model inilah yang nantinya akan menjungkalkan aroganisme kekuatan adidaya, sekaligus menjadikan kaum tertindas sebagai pemimpin dan pewaris atas bumi ini. Mudah-mudahan, hari yang dijanjikan Allah itu bisa segera tiba.

(r) Di akhir wasiat saya ini, saya ingin kembali menyampaikan pesan kepada bangsa Iran yang mulia ini. Kalian selama ini telah menanggung banyak kesusahan, penderitaan, pengorbanan, pemboikotan, dan sebagainya. Ketahuilah bahwa semua itu memang sangat sepadan dengan nilai dari tujuan yang sedang kalian capai. Kalian sudah bertekad untuk menjadi bangsa dan umat yang mulia. Untuk itu, telah kalian korbankan nyawa dan harta. Dengan itu, kalian sedang menggapai tujuan yang paling mulia di antara tujuan-tujuan lain yang dimiliki oleh makhluk Allah di seluruh alam semesta, mulai dari alam gaib, alam syuhud, hingga alam materi ini. Inilah tujuan mulia manusia yang hanya akan didapati pada mereka yang bernaung di bawah ideologi "Muhammadi" SAWW. Inilah tujuan yang dulu juga digapai oleh para nabi agung dan para wali yang terhormat.

Gapailah terus tujuan mulia ini. Inilah satu-satunya jalan yang menuntun kalian ke arah kesempurnaan mutlak, baik dari sisi kekuatan ataupun keindahan wujud. Hanya dengan menggapai tujuan inilah "makhluk-makhluk tanah" ini mampu memberikan nilai kepada alam dan "makhluk-makhluk kegaiban". Di sisi lain, memang hanya "makhluk-makhluk tanahlah" yang memiliki potensi kesempurnaan seperti itu. Tidak ada satupun makhluk lain, baik di alam sirr ataupun di alam ‘alaniah yang akan mampu mencapai kesempurnaan mutlak tersebut.

Wahai bangsa pejuang Iran, kalian saat ini sedang berdiri di bawah panji yang akan terus berkibar di seluruh dunia. Kalian sedang melangkah pada sebuah jalan yang dulu juga dilalui oleh para nabi ‘alaihimus-salam, satu-satunya jalan yang akan membimbing manusia ke arah kebahagiaan. Di jalan inilah para awlia menjadikan syahadah sebagai kebahagiaan dan kematian menjadi ahla minal ‘asal. Kalian juga telah mempersembahkan para pemuda kalian untuk maju ke medan perang. Para pemuda itu kemudian mereguk cawan kebahagiaan bernama syahadah, yang termanifestasikan pada ayah, ibu, dan saudara-saudara mereka. Di sini, kita seharusnya berkata, "Ya laytana kunna ma'akum fanafuzu fauzan azhima". Berbahagialah mereka yang telah menghirup semerbaknya angin penyegar jiwa dan pembangkit semangat.

Harus kita ketahui juga bahwa mereka yang berjihad itu sebagiannya tidak berada di medan-medan perang. Ada yang berjihad dengan cara bercocok tanam di bawah sengat sinar mentari. Ada juga yang bekerja hingga kelelahan di pabrik-pabrik dan industri-industri. Mereka, para pejuang ini, bisa juga berada pusat-pusat riset, pasar-pasar, jalanan, di desa-desa, di kota-kota, dan di tempat-tempat lainnya. Pendeknya, siapa saja yang bekerja keras secara sungguh-sungguh untuk Islam, pemerintahan Islami, serta kemajuan dan independensi perekonomian negara ini, ia bisa dikategorikan sebagai seorang pejuang dan mujahid. Selama semangat kebersamaan, saling membantu, dan kesetiaan ini masih berada di tengah-tengah masyarakat kita, insya Allah, negara kita akan terjaga dari penyakit zaman. Puji syukur kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT karena hauzah ilmiah, perguruan tinggi, dan pusat-pusat pendidikan lainnya di negara kita memiliki hadiah yang harum ini. Pusat-pusat pendidikan tersebut kini sepenuhnya berada dalam kewenangan mereka untuk pengurusannya. Saya harap, tangan-tangan para penjahat dijauhkan dari mereka.

Pada akhirnya, wasiat saya untuk Anda semua adalah sebagai berikut. Lanjutkanlah langkah kalian ke arah pengenalan diri, swasembada, dan independensi ini dengan terus mengingat Allah. Yakinlah bahwa selama kalian bersungguh-sungguh di jalan Allah dan melakukan pengkhidmatan kepada pemerintahan Islami ini, Allah akan tetap bersama kalian.

Kini, saya melihat bahwa bangsa yang mulia ini telah menunjukkan kewaspadaan, kesetiaan, pengorbanan, semangat berjuang, dan kelayakannya. Saya sepenuh hati berharap, semoga semua makna insaniah tadi betul-betul mewujud pada bangsa ini dan terus menguat ketika generasi ini berganti dengan generasi lain. Kini, dengan hati yang tenang, ruh yang bahagia, dan jiwa yang tetap berharap kepada Allah, saya minta izin untuk pergi dari hadapan Anda semua, saudara dan saudariku. Saya akan melakukan perjalanan ke sebuah tempat keabadian. Tak lupa, saya juga meminta doa dari Anda semua.

Kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, hamba berharap semoga Dia memaafkan saya jika secara sengaja atau tidak, saya telah melakukan hal-hal yang kurang selama masa penghambaan saya kepada-Nya. Begitu juga kepada bangsa ini, saya meminta maaf atas segala kekurangan saya dalam pengabdian ini. Saya harap, dengan segala kekuatan dan kehendak yang dimiliki, bangsa ini tetap mengalami kemajuan. Saya juga berharap kepada bangsa ini agar mereka memahami bahwa kepergian seorang "pelayan' seperti saya ini sama sekali tidak akan menciptakan kekacauan pada bangunan sekuat besi seperti bangsa ini. Pada bangsa ini, masih sangat banyak para pengabdi lain yang lebih berkualitas dan lebih memiliki kemampuan dalam mengabdi. Semoga Allah menjaga bangsa ini dan kaum tertindas di seluruh dunia.


Wassalamu ‘ala ‘ibadillahish-shalihin, warahmatullahi wabarakatuh


26 Bahman 1361 HS - 1 Jumadil Ula 1402 H.

Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini

_________________________________________________________

Dengan nama-Nya yang Agung,

Surat wasiat ini harap dibacakan kepada rakyat setelah kematian saya oleh anak saya Ahmad. Jika ia berhalangan, harap surat ini dibaca oleh yang terhormat Presiden , atau Ketua Parlemen , atau Ketua Pengadilan Tinggi Negara. Jika mereka semua berhalangan, mohon salah satu dari ulama yang berada di Dewan Penjaga Konstitusi bersedia untuk membacakannya.

Dengan nama-Nya yang Agung,

Bersama surat wasiat sepanjang 29 halaman ini, saya sertakan beberapa buah catatan penting berikut ini.

1. Ketika saya masih hidup, banyak hal yang disebut-sebut berasal dari saya. Padahal, realitasnya tidaklah demikian. Setelah saya meninggal, mungkin saja isu-isu tidak faktual tersebut akan semakin bertambah. Karena itu, saya nyatakan di sini bahwa apapun yang disebut-sebut berasal dari saya, saya nyatakan tidak sah, kecuali jika di sana terekam suara saya atau jika hal itu berupa tulisan, di sana ada tulisan tangan atau tanda tangan saya. Verifikasi atasnya harus dilakukan oleh para ahli. Saya juga akan membenarkannya jika ada rekaman video saya.
2. Siapa saja yang mengklaim bahwa ia pernah menuliskan suatu pernyataan yang berasal dari saya semasa saya masih hidup, dengan keras klaim itu saya bantah. Hingga kini, saya tidak pernah meminta siapapun untuk menuliskan sesuatu yang berasal dari saya, karena semua pernyataan pribadi, saya sendiri yang menuliskannya.
3. Ada juga yang mengklaim bahwa kepergian saya ke Paris dulu adalah atas sarannya. Ini adalah klaim bohong. Selepas kepulangan dari Kuwait, saya hanya bermusyawarah dengan anak saya, Ahmad. Saya sendiri yang kemudian memilih Perancis sebagai tempat suaka, karena negara muslim manapun berada di bawah pengaruh Shah, hingga kemungkinan besar tidak akan memperbolehkan saya masuk. Sedangkan Perancis, saya pikir tidak demikian.
4. Semasa saya menggerakkan kebangkitan Revolusi Islam Iran ini, saya sempat memuji-muji beberapa orang yang secara lahiriah, dengan menggunakan salus , mereka menunjukkan kecintaan kepada Islam. Akan tetapi, setelah beberapa lama, saya akhirnya tahu bahwa mereka itu sebenarnya tidak demikian. Pada hakikatnya, saat itu saya lengah dengan tipuan mereka yang seolah-olah sangat setia kepada Republik Islam ini. Saya berharap, fakta ini jangan sampai disalahgunakan. Saya tegaskan bahwa parameter untuk menilai seseorang adalah kondisi dia saat ini.

(IRIB-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: