Pendapatan Arab Saudi dari ibadah haji tahun ini menurun sebesar 50 persen lantaran penurunan jumlah jamaah haji dan kondisi regional Timur Tengah.
Dilansir Al-Quds Al-Arabi kemarin, perluasan kawasan Makkah yang disertai dengan kekhawatiran keamanan dan ekonomi di Timur Tengah telah mendorong penurunan jumlah jamaah haji tahun ini. Hal ini menyebabkan efek negatif atas aktifitas ekonomi dan perdagangan yang sebelum ini sedang menanti kedatangan musim ibadah haji untuk menuai keuntungan. Tidak sedikit masyarakat Saudi yang menilai bahwa musim haji adalah sumber keuntungan mereka untuk satu tahun ke depan.
Menurut pengakuan Marwan Abbas Sya‘ban, kepada Komite Nasional Haji dan Umrah serta anggota Dewan Manajemen Kamar Dagang di Makkah, menurut kebiasaan, angka aktifitas ekonomi di musim haji berlandaskan pada kewarganegaraan para jamaah haji dan kondisi ekonomi mereka. “Tahun ini memang terjadi penurunan drastis dalam aktifitas ekonomi,” ujarnya.
Sya‘ban menambahkan, “Keabsenan jamaah haji Iran tahun ini lantaran krisis hubungan diplomatik sangat mempengaruhi ekonomi Arab Saudi.”
Ia menegaskan, “Makkah pasti terpengaruh oleh keabsenan jamaah manapun. Jamaah haji Iran berkisar antara jumlah 70 hingga 80 ribu orang. Keabsenan mereka sangat mempengaruhi kawasan-kawasan yang biasa mereka tempati.”
Sya‘ban mengaku, penurunan jumlah jamaah haji tidak hanya terjadi tahun ini. Tiga tahun lalu juga mengalami penurunan jumlah jamaah lantaran proyek perluasan Haramain dan masy‘ar-masy‘ar suci. Hal ini akan tuntas tentu dalam masa yang sangat panjang dan Makkah harus bisa menampung jamaah dalam jumlah yang sangat banyak.
(Al-Quds-Al-Arabi/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email