Pesan Rahbar

Home » » Menko Polhukam Sampaikan Visi 7 Presiden RI di Hadapan Tokoh Agama

Menko Polhukam Sampaikan Visi 7 Presiden RI di Hadapan Tokoh Agama

Written By Unknown on Tuesday 22 November 2016 | 23:17:00


Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyampaikan visi serta pemikiran tujuh Presiden Republik Indonesia di hadapan tokoh-tokoh agama. Visi presiden tersebut dimulai milik Soekarno hingga Joko Widodo (Jokowi).

Wiranto mengatakan, visi presiden itu dapat dijadikan cermin bagaimana perjalanan negeri ini sesuai Pancasila dan Undang-Undang 1945. Hal tersebut untuk menciptakan negara yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

"‎Untuk memahami visi besar negeri ini ada pada visi dan pemikiran pemimpin negaranya yaitu presiden," ujar Wiranto di Ruang Nakula Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2016).

Pada Presiden Soekarno mengusung konsep Trisakti. ‎Bung Karno menginginkan bangsa Indonesia berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

Tetapi, belum‎ selesai visi tersebut terwujud, Soekarno kemudian digantikan oleh Presiden Soeharto dengan konsep Trilogi Pembangunannya yaitu stabilitas, pembangunan, dan pemerataan.

"Jadi tidak ada negara satu pun di dunia ini yang membangun sebelum negara tersebut stabil," tambah Wiranto.

Setelah Soeharto lengser digantikan BJ Habibie dengan konsep Tinggal Landas. Habibie berharap Indonesia bisa maju dengan memanfaatkan teknologi.

Setelah masa jabatan Habibie selesai, kemudian Abdurrahman Wahid menjadi presiden dengan visi Pluralisme. Gus Dur –sapaannya– menyatakan pembangunan tanpa persatuan tidak akan mungkin terjadi.

Setelah Gus Dur lengser, Megawati kembali mengusung konsep Soekarno yaitu Trisakti.

"SBY juga hampir mirip visinya seperti Gus Dur, jadi harus bersatu dulu baru bisa membangun. Kan konsepnya bersama kita bisa," ucap Wiranto.

Terakhir, Presiden Jokowi dengan konsep Nawacita-nya berharap pembangunan bisa dilakukan dari daerah atau pinggiran. "Harapannya agar daerah mendapatkan hal yang positif dari adanya pembangunan," terangnya.

‎Dengan memahami visi besar presiden diharapkan semua pihak, terutama tokoh lintas agama, dapat memahami arah pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemimpinnya.

(Oke-Zone/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: