Demo Anti Donald Trump (Foto: Reuters)
Di Washington DC aksi tersebut diperkirakan dihadiri oleh 200 ribu orang. Massa memadati jalanan menuju ibukota sepanjang 1,6 Km. Juru bicara aksi itu adalah penulis feminis Gloria Steinem dan beberapa aktris besar seperti Scarlett Johansson dan penyanyi pop Madonna.
Demo memprotes penolakan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) tak hanya di Washinton DC, bahkan meluas ke negara-negara lain termasuk di Australia.
Ribuan pendemo yang didominasi para wanita itu menggelar aksi solidaritas melawan Presiden AS Donald Trump bukan hanya di negeri sendiri bahkan meluas ke negara-negara lain seperti Argentina, Australia hingga Inggris.
Di London, koordinator aksi Emma McNall mengatakan Trump tidak akan mendapat waktu luang pasca dilantik. "Hari pertamanya menjadi presiden ditandai dengan gerakan protes internasional yang bersejarah. Kami telah menggelar aksi sekitar 70 negara hari ini, sehingga dia tidak memiliki waktu bulan madu," ujar McNall, seperti dilansir Reuters, Ahad, 22/01/17.
Trump dinilai merendahkan wanita, warga Meksiko dan Muslim dan membuat khawatir negara lain dengan janjinya untuk menempatkan Amerika sebagai yang utama. Ribuan pendemo juga menggelar aksi di jalanan Sydney, London, Tokyo, New Delhi, wilayah Eropa lainnya dan kota-kota Asia.
Di Washington DC
Di Washington DC aksi tersebut diperkirakan dihadiri oleh 200 ribu orang. Massa memadati jalanan menuju ibukota sepanjang 1,6 Km. Juru bicara aksi itu adalah penulis feminis Gloria Steinem dan beberapa aktris besar seperti Scarlett Johansson dan penyanyi pop Madonna.
Los Angeles
Salah satu aksi terbesar berada di Los Angeles. Penyelenggara mengestimasi jumlah massa mencapai 750 ribu dan polisi Los angeles mengatakan aksi tersebut lebih besar dari gerakan pro-imigrasi di tahun 2006 yang berjumlah 500 ribu orang.
New York
Menurut Wali Kota New York Bill de Blasio sekitar 400 ribu orang memenuhi Midtown Manhattan. Mereka bergerak dari Markas PBB di 42nd Street menuju Fifth Avenue ke Trump Tower, tempat tinggal dan kantor si presiden sebelum pindah ke Gedung Putih.
Chicago
Polisi menduga sekitar 125 ribu-150 ribu orang berkumpul di Grant Park, lokasi kampanye pertama Barrack Obama pasca menang Pilpres AS 2008. Pihak penyelenggara mengklaim kegiatan itu diikuti 200 ribu orang. Ulama Muslim dan aktivis imigran serta pejuang hak transgender juga diklaim ikut dalam gerakan tersebut.
Boston
Senator AS Elizabeth Warren, salah satu figur terkenal dalam sayap Partai Demokrat bergabung dengan Wali Kota Bostom Marty Walsh dan Senator AS Edward Markey di Boston Common.
"Kami berada di sini, kami tidak akan tinggal diam, kami tidak akan pura-pura mati, kami akan berjuang untuk apa yang kami yakini," ujar Warren di hadapan ratusan massa.
Denver
Di kota Mile-High sekitar 100 ribu massa berkumpul untuk pidato dan pertunjukan musikal di Taman Civic Center dekat dengan ibukota negara bagian. Aksi ini merupakan terbesar dari 13 kampanye yang dijadwalkan di negara bagian Colorado.
Sementara itu di luar AS, juga terjadi protes pada Presiden Trump. Di antaranya:
Toronto - Kanada
Aksi damai memprotes Trump dilangsungkan menuju Balai Kota Kanada menuju Gedung Konsulat AS. Supervisor polisi memprediksi jumlah massa sekitar 10 ribu-13 ribu orang.
Buenos Aires - Argentina
Di negara tetangga AS, Argentina, para wanita juga memprotes Trump.
Sydney - Australia
Di Sydney kota terbesar Australia diperkirakan sekitar 3 ribu orang terdiri dari pria dan wanita berkumpul di Hyde Park sebelum bergerak menuju ke Konsulat AS di pusat kota.
"Kami tidak menggelar gerakan anti-Trump, kami bergerak untuk memprotes ujaran kebencian, retorika kebencian, misogini, bigotri, xenophobia (fobia orang asing-red) dan kami ingin menyatukan suara bersama para wanita di seluruh benua," ujar penyelenggara aksi Mindy Freiband.
Selain kota tersebut, aksi serupa juga digelar di New Zealand. Di negara itu aksi serupa digelar di empat kota dengan estimasi massa sekitar 2 ribu orang.
Sementara itu di Asia, ratusan orang bergabung dalam demo di Tokyo. Termasuk di antaranya para ekspatriat Amerika.
(Reuters/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email