Istighfar tanpa disertai dengan muhasabah diri tidak akan ada artinya, apakah bisa seseorang misalnya mengajukan pinjaman tanpa menyebutkan alasannya?, begitu juga dengan doa dan munajat tidak akan tercapai tanpa dibarengi dengan muhasabah diri.
Shabestan News Agency, dalam sebuah kajiannya Hujjatul Islam Ali Ridha Panahian menjelaskan bahwa salah satu tema dalam pembahasan tafakkur ialah intropeksi diri, dimana jika kita hanya fokus terhadap tafakkur yakni kita akan mendapatkan kesedihan dan kekhawatiran saja atau hal ini disebut dengan tafakkur negatif, adapaun tafakkur yang positif adalah termasuk ibadah, dimana salah satu masalah ini ialah muhasabah diri.
Meskipun demikian, banyak dari orang mukmin yang tidak terbiasa dengan muhasabah diri, mereka hanya beristighfar dan tidak melakukan muhasabah diri. Dan jika ditanyakan kepada mereka untuk apa beristighfar? Mereka akan menjawab supaya Allah mengampuni kami.
Ali Ridha Panahian menambahkan, istighfar tanpa disertai dengan muhasabah diri tidak akan ada artinya, apakah bisa seseorang misalnya mengajukan pinjaman tanpa menyebutkan alasannya?, begitu juga dengan doa dan munajat tidak akan tercapai tanpa dibarengi dengan muhasabah diri.
Jika kita mengkaji doa dan munajat Imam Makshum as maka kita akan dapati bahwa doa dan munajat disebutkan setelah tafakkur serta muhasabah diri, dengan begitu keinginan dan permintaan akan tercapai, mukmin yang terbiasa dengan majelis doa dan bertawasul kepada Ahlul Bait as namun tanpa dibarengi dengan tafakkur dan muhasabah diri maka semuanya tidak akan ada hasilnya, demikian jelasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email