Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Alexander Mantytskiy (Kiri) menyerahkan sebuah senapan AK-47 ke Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hanif Atmar (Tengah kiri ) dalam upacara di lapangan terbang militer di Kabul pada 24 Februari 2016. (Foto: AFP)
Duta Besar Rusia untuk Afghanistan menolak spekulasi bahwa Moskow telah mendukung Taliban untuk melawan teroris Takfiri ISIS yang beroperasi di beberapa wilayah Afghanistan.
Duta Besar Alexander Mantytskiy kepada wartawan di ibukota Afghanistan Kabul pada hari Senin (25/4 /16) bahwa “Rusia tidak punya agenda tersembunyi di Afghanistan.”
“Kami tidak memberikan bantuan kepada Taliban,” kata Mantytski, menambahkan, “Kepentingan kami dengan Taliban mengenai pertarungan dengan ISIS jangan disamakan tapi tidak ada jenis pertukaran informasi antara Rusia dan Taliban berlangsung.”
Duta Mantytski menunjukkan bahwa Rusia, seperti beberapa negara lain, selalu mendesak Taliban untuk mengejar perdamaian bukan melanjutkan militansi.
Duta besar juga menyatakan keprihatinan serius tentang tumbuhnya militansi Taliban di provinsi utara Afghanistan yang berbatasan dengan bekas Republik Soviet termasuk Uzbekistan dan Tajikistan.
Di tempat lain dalam sambutannya, Mantytskiy menekankan bahwa Rusia akan terus memperkuat kapasitas pasukan pertahanan pemerintah Afghanistan.
Ia mengatakan Rusia baru-baru ini telah memberi ke pemerintah Kabul 10.000 senapan otomatis Kalashnikov dan jutaan butir amunisi untuk melawan terorisme.
Selain itu, Moskow juga telah membahas dua penawaran helikopter dan telah mengusulkan peningkatan kerja sama intelijen dengan pemerintah Afghanistan untuk mengekang militansi.
Pada Oktober tahun lalu, Kepala Executive Afghanistan Abdullah Abdullah mengatakan bahwa Kabul akan menyambut baik bantuan dari Rusia untuk memerangi terorisme yang sedang berlangsung di negaranya.
Perkembangan ini muncul setelah ratusan warga Afghanistan tewas selama bulan-bulan terakhir di tangan teroris ISIS yang berusaha untuk memperkuat pengaruhnya di negara ini.
Sebuah file foto teroris ISIS di Afghanistan
ISIS yang aktif di Suriah dan Irak, telah menggunakan kampanye media sosial yang canggih untuk merayu para militan lokal, membelot dari kelompok utama Taliban.
Meskipun pemimpin Taliban telah memperingatkan perlawanan terhadap ISIS yang “melakukan pemberontakan di Afghanistan,” yang terakhir telah berusaha untuk memperluas jangkauannya di sana dan dilaporkan memiliki antara 1.000 sampai 3.000 teroris di daftar gaji.
Afghanistan dicengkeram oleh ketidakaman and selama 14 tahun setelah Amerika Serikat dan sekutunya menyerang negeri sebagai bagian dari apa yang mereka disebut perang Washington melawan teror.
Moskow telah dikritik Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya atas penanganan perang di Afghanistan.
(AFP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email