Pesan Rahbar

Home » » Jokowi Menistakan Ulama (Yang Bilang) Biadab, Kurang Ajar, Iblis, Setan, Dajjal

Jokowi Menistakan Ulama (Yang Bilang) Biadab, Kurang Ajar, Iblis, Setan, Dajjal

Written By Unknown on Saturday 3 December 2016 | 16:48:00


Melihat Rizieq menyatakan akan tetap menggelar demo pada 2 December, saya sudah mulai mual. Apalagi mendengar tuntutan dan permintaannya pada DPR agar melakukan hak angket, interpelasi dan apapun itu untuk menindak Preisden Jokowi karena telah menistakan ulama. Tuduhan ini dibuat karena Presiden tidak mau menemui pendemo pada 4 November lalu.

“Kami dari GNPF dengan menerima masukan dan saran dari semua ulama dan tokoh agamais dan nasionalis, kami sangat tersinggung, sangat kecewa dan sangat tidak bisa menerima penistaan terhadap ulama yang dilakukan Bapak Presiden,” kata Rizieq di AQL Center, Jakarta, Jumat (18/11).

GNPF-MUI adalah Gerakan Pengawal Fatwa MUI. Mereka baru terbentuk bulan lalu setelah MUI keluarkan sikap keagamaan terkait pernyataan Ahok di kepulauan seribu.

Sekarang Ahok sudah diproses hukum dan jadi tersangka. MUI pun menghimbau tidak ada demo lagi.
“Menyikapi rencana demo tanggal 25 November, MUI mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mengurungkan niatnya melakukan aksi damai kembali. Perjuangan harus dialihkan dari jalanan ke persidangan, dari lapangan hijau ke meja hijau. Proses hukum masalah ini masih cukup panjang sehingga dibutuhkan kesabaran, kekuatan dan kesungguhan. Sehingga keputusan hakim di pengadilan nanti benar-benar sesuai dengan rasa keadilan masyarakat,” kata wakil MUI Zainut Tauhid.

MUI sudah melarang demo. Tapi Gerakan Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) tetap mau mendemo. Ini sama seperti mantanmu yang minta balikan dan ngotot mau melamar, padahal sebelumnya kamu sudah bilang tidak suka dan sudah punya tunangan. Ya seperti itulah GNPF-MUI yang ketua pembinanya adalah Rizieq. Sekilas Rizieq ini mirip SBY yang ketum Demokrat, Dewan pembina tapi juga jubir. Rizieq ketum FPI dan GNPF-MUI, entah apalagi. Atau kalau mau lebih pas, sama seperti SBY yang dulu Presiden RI tapi juga ketum Demokrat karena semua pimpinan partai tersebut diciduk KPK.


Tuduhan mengada-ngada
Apa yang dilakukan Rizieq dengan menuduh Presiden menistakan ulama adalah tuduhan yang lucu -kalau tak mau disebut bodoh.

Perwakilan pendemo sudah diterima oleh Wakil Presiden, ini atas permintaan Presiden karena saat itu Jokowi sedang ada agenda blusukan. Hal ini biasa. Hal ini biasa, namanya juga pemerintahan profesional. Wakil dan Presiden saling mengisi untuk kepentingan negara. Tidak semua hal harus Jokowi yang stasi. Tapi mungkin Rizieq ini kurang paham, lihatlah dia ketum FPI tapi juga GNPF-MUI.

Tapi begini, cara terbaik untuk menjawab ketololan adalah dengan ketololan yang sama. Saat ada orang bilang semua panda itu warnanya pink, kita harus pura-pura tolol untuk bertanya warna pink itu seperti apa?

Jadi, kalau sekarang Rizieq mengatakan bahwa Presiden menistakan ulama, maka kita harus bertanya-tanya ulama itu apa? Manusia jenis apa?

Ulama adalah tokoh agama yang membina dan mengayomi ummat Islam. Orang Muslim yang menguasai ilmu agama Islam. Muslim yang memahami syariat Islam secara menyeluruh (kaaffah) sebagaimana terangkum dalam Al-Quran dan ”as-Sunnah.” Menjadi teladan umat Islam dalam memahami serta mengamalkannya.

Dalam tingkatannya, ulama bisa dari kalangan ustadz dan kyai pimpinan pesantren atau madrasah. Tapi tidak semua kyai mau disebut ulama, bahkan almarhum kyai saya yang memimpin 5,000 santri dan sudah menghasilkan ratusan ribu alumni, pada kesehariannya lebih suka disebut abah (ayah atau bapak dalam bahasa Arab). Kadang juga sering menyebut dirinya ustad. Tapi beliau tidak pernah menyebut dirinya ulama, padahal sudah memenuhi syarat untuk itu.

Kalau harus dibandingkan antara kyai saya dan Rizieq dan siapapun yang hadir di demonstrasi 4 November, jauh sekali. Ibarat langit dan sumur. Bahkan tak pantas untuk dibandingkan.

Kyai saya penemu kurikulum pendidikan berbasis kompetensi, punya 5,000 an santri aktif dan ratusan ribu alumni. Puluhan buku dan tafsir. Bertahub-tahun menjadi dewan penasehat kerajaan Saudi terkait hukum Islam. Kalau ada orang yang mau disebut ulama, maka pasti beliau salah satu yang paling pantas. Tutur katanya terukur dan sudah selesai dengan nafsu-nafsu duniawi seperti menimbun harta, marah, atau menambah istri muda.

Selain kyai saya yang mungkin sedikit orang kenal karena memang jarang muncul di media, kalaupun ada yang mau disebut ulama, maka itu adalah kyai-kyai NU atau Muhammadiyah. Contoh seperti Gus Mus dan Buya Syafie Maarif. Di Indonesia, mungkin dua orang ini yang paling pas disebut ulama. Atau dari perwakilan mufassir ada Prof Quraish Shihab.

Dan terkait soal pernyataan Ahok, Presiden Jokowi sudah mengundang perwakilan NU dan Muhammadiyah. Karena Presiden tau pasti bahwa dua ormas tersebut represrntasi ummat Islam di Indonesia. Bahkan 17 ormas Islam lainnya juga diundang, ini menanggapi saran dari kyai NU.

Artinya kalau Presiden sudah mengundang mereka, para perwakilan ulama Indonesia, lalu kenapa sekarang masih ada yang menuduh Presiden menistakan ulama? siapa para pendemo itu? Siapa Rizieq yang dan kawan-kawannya yang mengaku ulama dan saat Presiden tak menemuinya lantas menyebut Presiden menistakan ulama. Mari kita bahas.


Siapa Rizieq dan kawan-kawannya?

Saya ingat betul bahwa ada rekaman video Rizieq sedang ceramah di depan jamaahnya. Saat itu dia menyinggung soal ustad yang mengaji dengan langgam jawa di Istana. Begini kata Rizieq:

“Seorang dosen dari UIN Suka Jogja maju membaca alquran. Dia baca dengan langgam jawa, langgam pewayangan. Kurang ajar! Biadab! Dia China alquran, dia perolok alquran, kurang ajar.

Kalau tau rektor di IKIP alquran, kata dia tidak apa-apa, itu kan kombinasi antar budaya. Kemudian web resmi MUI kemaren memuat jawaban-jawaban dari sang rektor dengan lengkap tanpa ada bantahan. Baru hari ini setelah ummat Islam di mana-mana marah, MUI baru bersuara. Kurang ajar!

Kalau Presiden dan menteri agama tidak bertaubat, tidak minta maaf pada ummat Islam di negeri ini, kami akan kejar terus. Tanggal 1 Juni kebetulan kami punya agenda besar untuk turun di Jakarta untuk menolak orang kafir jadi Gubernur. Kalo sampe 1 Juni Presiden tidak minta maaf, menteri tidak minta maaf, kita akan ajak demo kepung istana Presiden supaya tidak kurang ajar kepada Alquran. Takebeer.

Presiden goblok, udah menteri agamanya sesat, kurang ajar, qori’nya dajjal, istananya menjadi istana iblis.

Kenapa saya sebut Presiden nya goblok? Kalau tidak tau agama tanya dulu dong pada ulama, tanya dulu dong pada kyae.

Ini menteri agama, kurang ajar. Ngaku dari partai Islam. Prilaku prilaku setan.

1 Juni kita punya agenda buat dongkel kutil Babi, kalau Presiden tidak minta maaf, kalau menteri agama tidak bertaubat, kami akan kepung, kami akan seruduk.”

Itulah perkataan Rizieq di depan jamaahnya pada bulan Juni lalu. Ini bertepatan dengan upaya mereka melengserkan Ahok karena dianggap tidak pantas menjadi Gubernur. Puncaknya mereka melempar tai kuda ke Balai Kota.

Bagaimanapun video Rizieq ada 10menitan, namun pernyataanya banyak yang diulang-ulang dan materinya sama. Biadab, kurang ajar, kurang ajar, kurang ajar, setan, iblis, dajjal, sesat, biadab lagi kurang aja lagi. Paling banyak kurang ajar.

Menurut penjelasan Quran dan semua kita-kitab yang pernah saya baca, apa yang dikatakan oleh Rizieq sama sekali bukan contoh ulama. Ulama tidak seperti itu. Ulama itu seperti Buya Syafie Maarif, Gus Mus dan Quraish Shihab.

Jadi sekarang kalau Rizieq tersinggung karena Presiden tidak menemuinya lalu menyebut Presiden menistakan ulama, saya jadi bingung. Ulama macam apa yang bilang kurang ajar, biadab, kurang ajar, biadab, kurang ajar, biadab, kurang ajar, kurang ajar, menyebut Ahok dengan sebutan kutil Babi, istana iblis, qori’nya dajjal.

Kalau ada pembaca seword atau siapapun rakyat Indonesia yang masih menyebut Rizieq ini ulama, saya sebagai orang Islam sangat tersinggung. Ulama tidak seperti itu. Saya saja yang menyebut pendoa di DPR itu bersifat setan, sudah disebut kafir, murtad, yahudi, liberal dan seterusnya, kenapa Rizieq yang pernyataannya jauh lebih busuk dari saya mau disebut ulama? Ini sudah tidak asik lagi. Saya punya jenggot yang lebih seksi dari Rizieq, sementara perkataan saya lebih ilmiah dan santun. Kalau Rizieq disebut ulama, lalu saya apa? Harusnya lebih tinggi derajat saya dari ulama, lebih tinggi dari Pakar Mantan. Hohoho

Tapi ya sudah, saya pikir tak akan ada yang mau menyebut saya ulama, meski jenggot lebih seksi, perut lebih six pax, tatapan mata lebih terpelajar dan unyu dan seterusnya. Kalau semua saya sebut bisa sampai lebaran kuda juga belum selesai. Jadi mungkin untuk sekarang saya simpulkan ulama itu ya Rizieq. Yang rajin bilang kurang ajar, biadab, kurang ajar lagi, biadab lagi. Setan, dajjal, iblis dan seterusnya.

Terakhir, hari ini saya malas disebut kafir, jadi saya ingin pembaca seword menyimpulkan sendiri apakah saya ini lebih pantas jadi ulama dibanding Rizieq? Atau kah saya harus lebih sering memaki-maki untuk disebut ulama? Semoga MUI, NU, Muhammadiyah juga berkenan untuk menjawab dan memilih antara saya dan Rizieq. Dan yang terpenting adalah, apakah jika Presiden tidak menemuinya dapat disebut menistakan ulama?

Tapi kalau pertanyaan ini sulit kalian jawab, coba saja dipikirkan, jika ada orang menghinamu dengan sebutan goblok dan rumahmu sebagai rumah iblis, apakah kamu masih mau mengundangnya makan siang?

(Seword/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: