Lembaga-lembaga HAM Bahrain dengan mengecam kondisi kemanusiaan kota al-Diraz Manama, meminta penanganan secepatnya organisasi-organisasi internasional HAM.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari al-Mayadeen, lembaga-lembaga HAM Bahrain dengan mengeluarkan sebuah statemen bersama memperingatkan, penggunaan kekerasan para pejabat Al Khalifa untuk mengakhiri blokade kota al Diraz menyebakan terjadinya insiden dan akan menimbulkan dampak-dampak politik, kemanusiaan, dan keamanan yang tidak bagus.
Dalam statemen tersebut dikemukakan, masyarakat yang berkumpul di kota al-Diraz (tempat kediaman Ayatullah Isa Qassim) melaksanakan hak-hak legalnya dalam penyelenggaraan aksi damai.
Lembaga-lembaga HAM Bahrain dengan menegaskan blokade keamanan kota al-Diraz menyalahi pasal 21piagam internasional hak sipil dan politik, mengumumkan pelbagai pengaduan dalam ranah menjaga warga al-Diraz di pos pemeriksaan untuk waktu-waktu yang panjang, telah merintangi masuknya tangki-tangki air minum dan bahan makanan ke kota ini, gangguan dalam jaringan internet dan menciptakan keterbatasan hilir mudik.
Dikatakan, pasukan khusus Bahrain di awal-awal fajar kemarin (26/1) menyerang kawasan al-Diraz, yang menyaksikan protes masyarakat di sekitar kediaman Ayatullah Syaikh Isa Qassim, pemimpin Syiah Bahrain.
Tentara Al Khalifa dalam serangan ke kawasan tersebut membidik masyarakat dengan peluru perang dan senapan; kondisi sebagian yang terluka amat kritis dan salah seorang yang terluka juga dipindahkan ke pusat perawatan khusus di rumah sakit al-Sulaimaniyah.
Setelah serangan tersebut, teriakan Allah Akbar di kota ini menggema dan masyarakat keluar dari rumah mereka dan bergerak menuju rumah Syaikh Isa Qassim untuk membelanya. Dalam kelanjutan penentangan besar-besaran masyarakat Bahrain dengan aktivitas-aktivitas anti kemanusiaan rezim Al Khalifa, para reformis Bahrain demikian juga, Jumat (26/1) menutup rute-rute yang berujung ke Manama.
(Al-Mayadeen/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email