Negara Kabah ini menyebutkan bakal menambah pemotongan produksi sampai 560 ribu barel sehari bulan depan.
CEO Saudi Aramco Amin Nasir kemarin bilang kurangnya investasi di sektor minyak bisa menyebabkan langkanya pasokan.
"Tidak banyak investasi digelontorkan di sektor energi...investasi senilai US$ 1 triliun telah ditunda atau dibatalkan lantaran rendahnya harga minyak beberapa tahun belakangan," kata Nasir dalam konferensi investasi internasional, dilangsungkan di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi.
Dia menjelaskan dari rencana invetsasi US$ 1 triliun itu, sebanyak US$ 300 miliar tadinya bakal dialokasikan buat investasi dalam eksplorasi minyak dan US$ 700 miliar untuk proyek pengembangan.
Nasir menekankan investasi besar-besaran di sektor minyak perlu dilakukan karena menurunnya cadangan ladang minyak secara alamiah dan adanya kenaikan permintaan. Dia mengingatkan kalau hal itu tidak dilaksanakan, akan berpengaruh terhadap masa depan energi.
Menurut dia, energi terbarukan masih belum mengancam posisi minyak dan gas alam sebagai sumber energi global. "Kita menyaksikan sebuah perubahan...Tapi perlu berpuluh-puluh tahun sebelum energi terbarukan bisa berperan besar," ujar Nasir.
Harga minyak mentah dunia melorot sejak pertengahan 2014. Harga sudah mulai pulih setelah negara produsen OPEC dan non-OPEC Januari tahun lalu menyepakati pemotongan produksi minyak hingga 1,8 juta barel sehari.
Persetujuan tadinya berlaku enam bulan tersebut diperpanjang hingga akhir Maret tahun depan.
Arab Saudi, eksportir minyak terbesar sejagat, menjadi pihak paling banyak mengurangi produksi sekitar 500 ribu barel per hari. Negara Kabah ini menyebutkan bakal menambah pemotongan produksi sampai 560 ribu barel sehari bulan depan.
(Arabian-Business/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Kilang milik Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di dunia kepunyaan Arab Saudi. (Foto: saudiaramco.com)
CEO Saudi Aramco Amin Nasir kemarin bilang kurangnya investasi di sektor minyak bisa menyebabkan langkanya pasokan.
"Tidak banyak investasi digelontorkan di sektor energi...investasi senilai US$ 1 triliun telah ditunda atau dibatalkan lantaran rendahnya harga minyak beberapa tahun belakangan," kata Nasir dalam konferensi investasi internasional, dilangsungkan di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi.
Dia menjelaskan dari rencana invetsasi US$ 1 triliun itu, sebanyak US$ 300 miliar tadinya bakal dialokasikan buat investasi dalam eksplorasi minyak dan US$ 700 miliar untuk proyek pengembangan.
Nasir menekankan investasi besar-besaran di sektor minyak perlu dilakukan karena menurunnya cadangan ladang minyak secara alamiah dan adanya kenaikan permintaan. Dia mengingatkan kalau hal itu tidak dilaksanakan, akan berpengaruh terhadap masa depan energi.
Menurut dia, energi terbarukan masih belum mengancam posisi minyak dan gas alam sebagai sumber energi global. "Kita menyaksikan sebuah perubahan...Tapi perlu berpuluh-puluh tahun sebelum energi terbarukan bisa berperan besar," ujar Nasir.
Harga minyak mentah dunia melorot sejak pertengahan 2014. Harga sudah mulai pulih setelah negara produsen OPEC dan non-OPEC Januari tahun lalu menyepakati pemotongan produksi minyak hingga 1,8 juta barel sehari.
Persetujuan tadinya berlaku enam bulan tersebut diperpanjang hingga akhir Maret tahun depan.
Arab Saudi, eksportir minyak terbesar sejagat, menjadi pihak paling banyak mengurangi produksi sekitar 500 ribu barel per hari. Negara Kabah ini menyebutkan bakal menambah pemotongan produksi sampai 560 ribu barel sehari bulan depan.
(Arabian-Business/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email