Pesan Rahbar

Home » » Sumatera Selatan: Penyelenggaraan Workshop Metodologi Dakwah dalam Perspektif Allamah Thabathabai, di Indonesia

Sumatera Selatan: Penyelenggaraan Workshop Metodologi Dakwah dalam Perspektif Allamah Thabathabai, di Indonesia

Written By Unknown on Tuesday, 20 October 2015 | 22:02:00


Workshop Metodologi Dakwah dalam Perspektif Allamah Thabathabai diselenggarakan di universitas Raden Fatah, Sumatera Selatan, dengan dukungan Konsultan Kebudayaan Iran di Indonesia.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Organisasi Kebudayaan dan Komunikasi Islam, workshop Metodologi Dakwah dalam Perspektif Allamah Thabathabai diselenggarakan Kamis (1/10), dengan dihadiri oleh 45 mahasiswa dan para dosen universitas.

Penyelenggaraan workshop edukasi ini diprakarsai oleh fakultas dakwah dan komunikasi universitas Raden Fatah Sumatera Selatan dan dengan dukungan Konsultan Kebudayaan Iran di Indonesia.
Murtadha Safinuddin, Sekjen ABI merupakan pengajar workshop tersebut, yang berbicara tentang karakter Allamah Thabathabai.

Dia menjelaskan tentang tujuan dakwah dengan melantunkan surat Ali Imran: 104, Surat Fusslihat: 32 dan surat An-Nahl: 125 dan mengatakan, tujuan pertama dakwah adalah perbaikan jiwa. Sebuah karakter yang baik merupakan syarat untuk menciptakan masyarakat yang baik.

Safinuddin menambahkan, kedua adalah perbaikan masyarakat, dimana masyarakat yang baik merupakan syarat untuk menciptakan sebuah peradaban yang baik dan ketiga landasan sebuah peradaban, yaitu sebuah peradaban yang kuat merupakan tempat terbaik untuk menciptakan tokoh-tokoh yang baik dan akhirnya kembali kepada Allah Swt, yaitu para tokoh, masyarakat dan peradaban akan kembali kepada-Nya.

Dia menyebut metode dan tantangan dakwah menjadi tiga bagian; hikmah, pendidikan dan tarbiah benar dan jidal dan mengatakan, di antara tantangan di jalan dakwah adalah pelarangan para lalim, lemah dalam pengetahaun dan kekacauan dalam masyarakat.

Safinuddin mengingatkan, tablig atau dakwah adalah kewajiban para nabi. Dakwah kita adalah harus melanjutkan dan berada dalam rute dakwah para nabi; dengan demikian dakwah individu harus dimulai sejak masa akil balig dan dakwah masyarakat dimulai ketika dapat bertaklid kepada mubalig.

(IQNA/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI