Ayatullah Haj Mirza Ali Agha Falsafi lahir di Tehran pada tahun 1920. Masa kecilnya dijalani di Tehran. Setelah belajar di Maktab Khaneh (sekolah tradisional dengan satu guru dan beberapa orang murid saja), sekitar usia sebelas tahun beliau mulai mempelajari ilmu-ilmu Islam. Pada tahun 1945 beliau telah menyelesaikan pelajaran hauzah di Tehran tepat pada usia 25 tahun. Kemudian pergi ke Najaf dan mengajar di madrasah Sayid Mohammad Kazem Yazdi sampai pada tahun 1961.
Pada tahun 1961 sejumlah orang-orang agamis mengirim surat kepada Ayatullah Hakim dan Khu’i agar meminta Ayatullah Falsafi kembali lagi ke negaranya. Sekitar tahun 1350 HS, Ayatullah Falsafi tinggal di Mashhad untuk sementara kemudian untuk selamanya atas permintaan Ayatullah Milani untuk mengajar di hauzah ilmiah Mashhad. Akhirnya pada sore hari tanggal 8 Muharram beliau harus opname di rumah sakit spesial Javadul Aimmah karena serangan jantung. Beberapa saat sebelum azan Zuhur tanggal 8 Februari 2006 beliau meninggal dunia, tepat pada hari syahadahnya Sayidina Abbas bin Ali, saudaranya Imam Husein as. setelah wafat, shalat mayat diimami oleh Ayatullah Vahed Khorasani di pelataran Azadi, kemudian dimakamkan di Haram Imam Ridha as di selasar Darussurur.
Madrasah
Madrasah Do Dar (Madrasah Dua Pintu; karena memiliki dua pintu untuk masuk). Madrasah “Yusef Khojeh” (Madrasah Do Dar / Sekolah Dua Pintu) merupakan contoh bangunan yang paling asli masa dinasti Timurid.
Kondisi
Dari sekian tempat dan bangunan bernilai, di sebelah barat daya Haram Imam Ridha as di depan Madrasah Parizad dan di bagian timur pelataran Jomhouri Islami ada sebuah madrasah bernama “Madrasah Do Dar atau Yusef Khajeh”. Sebelumnya, bangunan ini dari arah utara dibatasi oleh Karavan Saraye Wazir-e Nezam. Dari arah selatan dibatasi oleh Karavan Saraye Naseri. Dari arah barat dibatasi oleh tempat-tempat dan kios-kios sekitar Haram Imam Ridha as dan dari arah timur dibatasi oleh Pasar Zanjir.
Asal Usul Sejarah
Bangunan sejarah ini merupakan contoh bangunan terindah dan terasli masa Timurid. Gedung dibangun pada masa kekuasaan Mirza Shahrokh pada tahun 1439 oleh salah satu komandan militer bawahan Mirza Shahrokh bernama Amir Yusef Khajeh Bahador bergelar dengan Ghiyatsuddin. (Ia diangkat sebagai hakim Tous dan Mashhad oleh Shahrokh, namun pada tahun 1443 ia memberontak dan melarikan diri ke Kalat dan Gorgan. Sebagian penulis sejarah berkeyakinan bahwa madrasah Do Dar pada hakikatnya adalah tempat pemakanan keluarga Amir Syeikh Ali Bahador salah satu raja terkenal Timurid). Itulah mengapa pertama terkenal dengan sebutan madrasah “Yusef Khajeh” kemudian dengan berlalunya zaman, karena memiliki dua pintu masuk dari timur dan barat bangunan ini dikenal dengan madrasah Do Dar. Di buku Memari-ye Iran wa Touran tertulis:
Madrasah ini terletak di antara madrasah Balasar dan madrasah Parizad di dalam kawasan Haram Imam Ridha as. Untuk masuk ke dalam madrasah ini harus melalui sebuah pintu yang bagian atasnya dihiasi dengan keramik yang dibentuk dengan pecahan-pecahan keramik, tapi saat ini kondisinya sudah sangat jelek. Madrasah ini merupakan jenis madrasah yang memiliki empat beranda dan memiliki empat ruangan berkubah berupa sudut.
Madrasah ini dibangun dengan bentuk madrasah tempat ketenangan, supaya menjadi sebuah tempat bagi pembangunnya Amir Yusef Khajeh. Kuburan terletak di bawah kubah bagian selatan.
Ciri Khas Bangunan Gedung Kuno Madrasah
Madrasah ini seperti kebanyakan madrasah-madrasah zaman Timurid, merupakan bangunan yang jenisnya memiliki empat beranda dan merupakan contoh sempurna bangunan abad ke-9 Qamariah. Dari sisi hiasan, pemasangan keramik, kaligrafi dan lukisan benar-benar layak mendapat pujian.
Luas bangunan ini sekitar 500 meter persegi dan terdiri dari dua tingkat. Memiliki 32 ruangan dan keempat arah madrasah tertuju pada sebuah halaman yang berbentuk segi empat. Penulis Montakhab at-Tawarikh juga mengisyaratkan tentang sejarah pembangun madrasah dan terkait bagian arah barat laut madrasah menulis:
Kubah bagian barat madrasah boleh jadi kuburan Amir Sayidi yang merupakan salah satu raja besar dinasti Timurid. Dalam Matlae Shams disebutkan bahwa Amir Sayidi meninggal dunia di Shiraz pusat pemerintahannya pada tahun 1441. Jasadnya dibawa ke Khorasan dan dimakamkan di bawah kubah madrasah yang dibangunnya sendiri. Namun kecil kemungkinannya bila pembangun madrasah adalah Amir Sayidi. Karena selain namanya tidak ada pada Katibeh (batu tulis) yang ada di atas pintu madrasah, dalam kebanyakan buku-buku sejarah, madrasah ini disebut sebagai madrasah “Yusef Khajeh”, meskipun tidak jauh dari kemungkinan bahwa ketika madrasah ini dibangun, Amir Sayidi meminta agar disiapkan sebuah kuburan untuknya di madrasah ini. Oleh karena itulah sebagian penulis sejarah menyebut madrasah ini dengan madrasah Amiri Sayidi.
Pada kedua arah beranda masuk madrasah dari arah pasar Zanjir, ada beberapa kios di sana yang merupakan bagian dari rancangan dan peta utama gedung madrasah. Pemasukan madrasah didapatkan dari kios-kios ini.
Dalam buku “Memari-ye Teimouri Dar Iran wa Touran, terkait beranda-beranda dan kubah-kubah madrasah ini tertulis:
Beranda masuk berupa segi empat yang bagian atasnya berbentuk lengkungan kemudian menuju teras yang tidak begitu dalam menghadap ke halaman yang bentuknya segi empat. Di bagian sisi depan halaman ada teras panjang yang berakhir pada sebuah ruangan yang atasnya tidak begitu melengkung. Kubah bangunan bagian Selatan dan Barat sama bentuknya yakni kamar-kamar berbentuk segi empat dengan balkon yang agak sempit. Di atasnya ada jendela untuk memberikan penerangan yang bila dilihat dari luar adalah berupa sebuah jendela memberikan cahaya penerangan yang bila dilihat dari arah luar berbentuk silinder dan atasnya berupa kubah.
Di sudut bagian Timur ada sebuah kamar mirip segiempat ada di halaman namun memiliki balkon yang agak dalam di bagian Barat Daya yang mencakup sebuah mihrab. Kamar bagian Utara sudah tidak ada dan semuanya ditutupi oleh kubah-kubah pendek. Lengkungan dan teras-teras halaman semuanya berupa hiasan Hizarbaf, keramik dalam bentuk segitiga, segiempat dan persegi panjang, huruf kufi, dan kaligrafi sangat bagus.
Model hiasan kubah berupa lukisan matahari dengan lingkaran menyatu di bagian poros yang mencakup gambar empat sudut yang disusun berupa sinar matahari dan bercabang dari atas kubah. Lantai halaman dengan keramik saat ini kemungkinan terkait pada renovasi masa Safavi dan kemungkinan menjadi ganti hiasan yang mirip masa Timurid.
Renovasi
Dari teks prasasti di atas pintu madrasah terkesan bahwa bangunan direnovasi secara mendasar pada masa pemerintahan Shah Solaeman Safavi pada tahun 1667 atas perintah ibunya Shah Solaeman dan sepengetahuan Ali Khan salah satu raja dan pembesar masa itu. Di prasasti tersebut menyebutkan Mohammad Khan sebagai penulis kaligrafi dan Mohammad Fazel.
Dari tahun 1974 sampai 1984 dilakukan renovasi dan perbaikan di pelbagai bagian bangunan. Namun karena kerusakannya, bangunan ini direnovasi dan dibangun kembali pada tahun 1984 oleh lembaga warisan budaya dan Haram Suci Razavi.
Barang-barang wakaf
Dahulu, barang-barang wakaf hanya berupa dua kios yang berdekatan dengan madrasah. Karena renovasi dan perbaikan pada tahun 1975 semua kios dirobohkan. Oleh karena itu, madrasah Do Dar tidak memiliki barang wakaf. Jauh kemungkinannya bahwa pewakaf hanya mewakafkan dua kios saja, apalagi di sana ada kuburan dua orang raja terkenal zaman Timurid. Oleh karenanya ada kemungkinan memiliki barang-barang wakaf lainnya dan musnah karena berlalunya zaman. Berdasarkan laporan yang ada, penghasilan yang didapatkan dari barang-barang wakaf madrasah antara tahun 1966 sampai 1968 sekitar 60 ribu Riyal (Riyal; mata uang Iran) yang dipergunakan untuk biaya renovasi dan biaya darurat madrasah.
Tauliyat (Perwalian)
Karena tidak ada orang tertentu yang dipilih untuk menjaga dan merenovasi madrasah ini, pada tahun 1322 HS kantor perwakafan menyerahkannya kepada Ayatullah Haj Mirza Ahmad Khorasani sebagai penanggung jawabnya. (sejak tahun 1947, Haj Mirza Ahmad Kafai menyelenggarakan acara duka di hari-hari Muharram dan Shafar di madrasah ini). Oleh beliau, Hujjajul Islam Syeikh Syeikh Ali Mohammadnejat, Sayid Aboulghasem Mousavi dan Haj Aghaye Kahani masing-masing mengurusi urusan madrasah selama beberapa tahun. Pada tahun 1975, madrasah ini libur karena direnovasi dan diperbaiki sampai pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, dibangun kembali dengan menjaga pola dan rancangan kuno dan aktifitas pengajarannya dilanjutkan kembali di bawah pengawasan hauzah ilmiah Mashhad.
Program Pendidikan
Mengingat rekor lamanya pengajaran di madrasah bersejarah ini, para guru, ulama dan peneliti terkenal secara tak terhitung belajar dan mencapai derajat keilmuan di sana. Meskipun tidak ada informasi terkait mereka semua. Sebagaimana yang terlihat di prasasti bagian atas pintu madrasah, Syeikh Mohammad Fazel merupakan salah satu dari guru dan ulama madrasah itu. Beliau memiliki posisi dan derajat yang tinggi di madrasah itu. Demikian juga ulama dan faqih terkenal almarhum Ayatullah Agha Najafi Ghouchani di awal-awal berdirinya, beliau menuntut ilmu-ilmu Islam di madrasah ini pula. Almarhum Syeikh Alinejat, Sayid Aboulghasem Mousavi, Aghaye Kahani dan Hujjatul Islam Faker mengajar di madrasah ini.
Berdasarkan laporan yang ada, antara tahun 1968 sampai 1975 jumlah santri berubah-ubah antara 80 sampai 118 orang. Pasca renovasi madrasah pada tahun 1984 ada 50 orang santri yang belajar di madrasah ini. Namun pada tahun-tahun terakhir secara praktis madrasah ini tidak dipergunakan lagi karena keberadaannya di tengah-tengah gedung-gedung Haram Imam Ridha as dan dijaga sebagai kenangan warisan budaya dan arsitektur Islam.
Kondisi Bangunan Saat Ini
Beranda atau pintu masuk
Beranda masuk terletak di sebelah timur madrasah, dalamnya pasar Zanjir. Dari sisi hiasan seni dan arsitektur merupakan salah satu contoh seni arsitektur yang terindah di masa Timurid. Dua keping pintu kayu madrasah, Katibeh (prasasti) masa Timurid dan Safavi, Kashikari (hiasan keramik) dan Gajbori (stuko) yang megah telah memberikan penampakan yang khas pada madrasah ini.
Di bagian atas pintu madrasah, dipasang prasasti indah berkaitan dengan masa Temurid dengan skrip tsuluts pada keramik muarragh (yang terdiri dari potongan-potongan kecil keramik). Di sana ditulis tanggal dan nama pendirinya. Setelah berjalan beberapa ratus dari dibangunnya madrasah ini, di masa Safavi, madrasah ini direnovasi dan diperbaiki secara mendasar oleh ibunya Shah Solaeman. Oleh karena itu diletakkan sebuah prasasti lainnya di atas pintu tersebut. Zaman perbaikan dan orang-orang yang andil dalam hal ini disebutkan. Di kedua keping pintu ada empat gambar muarragh yang sangat berharga berupa kalimat pujian kepada Allah yang diukir dengan skrip tsuluts dengan warna kuning. Di sekeliling kedua prasasti ini diukir syair-syair yang sebagian darinya telah musnah. Di sekelilig kubah bagian dalam sampai ke bawah atap terlihat keramik muarragh yang diukir dengan kata-kata “الحکم لله” dan “الملک لله ” dengan jarak tertentu, setelah renovasi madrasah pada tahun 1984. Meskipun berusaha untuk menjaga penampilan kuno, namun dengan terpaksa banyak sekali bagian bangunan yang mengalami perubahan.
Beranda masuk berbentuk cekungan setinggi 130 sentimeter dari batu yang berwarna gelap. Sementara bagian depan dan tiang beranda bersama segitiga-segitiga yang ada tidak memiliki hiasan khusus, sekalipun sebelum direnovasi kemungkinan sudah dipasangi potongan-potongan keramik. Adapun bagian luar madrasah yang saat ini menjadi tempat masuk selasar Darul Wilayah memiliki tinggi 2 meter dari batu dan yang lainnya hanya dikapur.
Atap beranda ini berbentuk lonjong yang dihiasi dengan stuko. Ruang dalam madrasah ada memiliki empat beranda. Hiasan keramik dalam madrasah dan luas halaman terkesan luas saat dipandang. Halaman berbentuk persegi panjang dan ada kolam air di tengahnya.
Seni klasik masa Timurid hilang pasca renovasi bangunan, tapi saat rekonstruksi beranda dan kamar diupayakan untuk tetap mempertahankan disain lama. Penampakan beranda-beranda dibuat dari batu bata dan dihiasi dengan stuko indah. Sementara prasasti-prasasti yang dicetak di bagian samping dalam beranda-beranda berasal dari ayat-ayat al-Quran. Di bagian akhir dari dua beranda Barat dan Selatan juga dihiasi dengan stuko indah.
Bagian belakang beranda kecil terletak kamar-kamar lantai satu dan dua seperti bagian belakang keempat beranda madrasah dihiasi dengan kaligrafi pilihan dalam bentuk yang beragam. Atap beranda kecil kamar-kamar dibuat sederhana tanpa hiasan apapun, sekalipun sejumlah informasi menyebutkan jalur masuk kamar-kamar itu juga dihiasi dengan stuko indah, tapi sudah hilang ditelan masa. Bagian dalam sebagian kamar-kamar tersebut memiliki ruangan yang luas, sehingga kemungkinan digunakan untuk gudang atau dapur. Beranda-beranda ini di musim panas menjadi tempat yang cocok untuk mengajar, diskusi dan bahkan untuk menyelenggarakan pertemuan yang sifatnya umum. Dari kamar besar yang berada di atas lengkungan beranda masuk juga digunakan untuk pertemuan seperti ini. Namun perlu diketahui bahwa kamar-kamar ini memiliki tembok yang tebal, sehingga sekalipun di musim panas tetap memiliki udara yang segar. Tapi ruangan yang tertutup dan cahaya yang redup di dalam ruangan membuat kamar-kamar yang berada di atas beranda-beranda itu mendapat perhatian lebih dari para guru dan santri di sana.
Kuburan Madrasah
Salah satu ciri khas menarik madrasah-madrasah zaman Timurid, adanya kuburan di salah satu bagian dari bangunan mereka. Sebagaimana bisa disaksikan pada kebanyakan madrasah yang dibangun pada masa ini seperti madrasah Firouz Shah di Torbatejam, madrasah-madrasah Goharshad dan Soltan Husayn Bayqara di Harat. Pada dasarnya pada zaman itu ada keterkaitan kuat antara madrasah dan kuburan dan kuburan yang berdiri sendiri di zaman ini merupakan sebuah perkecualian.
Madrasah Do Dar juga tidak terlepas dari kaidah umum arsitektur zaman Timurid. Itulah mengapa madrasah ini memiliki dua kuburan di bagian Tenggara dan Barat Daya. Sehingga keberadaan kuburan ini mengganggu luasnya ruangan-ruangan dan bagian lain bangunan ini. Dan ini merupakan perkara biasa karena para arsitek terpaksa harus membangun rancangan gabungan antara madrasah dan kuburan di tempat yang terbatas karena banyak gedung-gedung yang sudah dibangun di sekitarnya. Sehingga keseimbangan antara bagian banguan harus dikorbankan demi kemaslahatan. Bila diperhatikan, tulisan yang ada di batu-batu yang ada di madrasah –syair-syair Persia yang terlihat di teras masuk yang menjelaskan tentang kondisi dunia dan pemikiran sia-sia tentang urusan materi- akan membuat perasaan setiap orang yang membacanya berpikir bahwa pendiri madrasah seperti ini berusaha membangun kuburannya di tempat yang pas supaya tidak musnah setelah lewat bertahun-tahun. Dan tentunya tempat yang paling pas adalah madrasah apalagi terletak di dekat Haram Imam Ridha as.
Di madrasah ini ada dua orang raja terkenal zaman Timurid yang disemayamkan; Amir Yusef Khajeh dan Amir Sayidi. Kuburan Amir Yusef Khajeh (pembangun madrasah) berada di Kubah bagian Tenggara madrasah dan batu kuburan berharga dengan ketinggian kira-kiran satu meter dan panjangnya dua meter berada di atas kuburan tersebut. Di sekeliling batu kuburan tertulis ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis Nabi Saw. Kedua kubah merupakan jenis kubah yang terdiri dari dua lapis yang dihiasi dengan keramik muarragh (yang terdiri dari potongan-potongan kecil keramik). Bagian badan kubah sebelah Tenggara terdiri dari 32 gambar indah yang terdiri dari potongan-potongan kecil keramik dan tulisan berupa syair-syair Persia dan Khath Tsuluts (skrip tsuluts) berwarna putih di atas keramik yang terdiri dari potongan-potongan kecil keramik memutari kubah. Di bagian badan kubah sebelah Barat Daya juga dipenuhi oleh dua gambar berharga yang dihiasi dengan potongan-potongan kecil keramik dan di sekeliling badan kubah tertulis syair-syair Persia yang sudah musnah dengan berlalunya zaman. Di bagian dasar kubah ada beberapa jendela yang menjadi jalan keluar masuknya udara, menerangi dalamnya kuburan. Ruangan bawah kubah dihiasi dengan Gajbori (stuko) dan lukisan tradisional disertai dengan asma Allah dan nama Nabi Muhammad Saw. Ruangan di bawah kubah sebelah Barat adalah madrasah sederhana dan tanpa hiasan apapun.
(Astan-News/News-AQR/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email