Pesan Rahbar

Home » » Ali Bin Abi Thalib: Sang Putra Kabah; Prakata dari Penerjemah Syeikh Hasyimi Muhammad Alatas

Ali Bin Abi Thalib: Sang Putra Kabah; Prakata dari Penerjemah Syeikh Hasyimi Muhammad Alatas

Written By Unknown on Sunday, 25 September 2016 | 00:38:00


Allah Swt berfirman: “Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. AI-Baqarah: 207).

“Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama.” (QS. As-Sajdah: 18).

“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang mukmin.” (QS. Al-Anfal: 62).

“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.” (QS. Al-Anfal: 64).

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya).” (QS. Al-Ahzab: 23).

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (rukuk (kepada Allah).” (QS. Al-Maidah: 55).

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh mereka itu adalah sebaik-baik mahkluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7).

At-Tirmidzi dalam kitab Shahih-nya, juz 2, halaman 222 dengan sanad shahih meriwayatkan hadis Rasul saw yang berbunyi: “Apa yang kalian inginkan dari Ali? Apa yang kalian inginkan dari Ali? Apa yang kalian inginkan dari Ali? Sesungguhnya Ali dariku dan aku dari Ali, dan dia adalah pemimpin setiap orang mukmin setelahku.” (An-Nasa’i juga meriwayatkannya dalam al-Khashais, halaman 23).

Rasulullah saw bersabda: “Saya kota ilmu dan Ali pintunya. Barangsiapa yang ingin masuk kota maka hendaknya ia mendatangi pintu terlebih dahulu.” Hadis ini diriwayatkan oleh banyak sahabat Rasulullah saw dan disebutkan oleh banyak ulama Ahlus Sunah dalam kitab-kitab mereka, bahkan jumlah mereka sekitar 143 orang. Dan masih banyak riwayat lain yang mengungkapkan keutamaan Imam Ali.

Pembicaraan tentang Imam Ali bin Abi Thalib as tidak dapat dipisahkan dari Rasulullah saw. Sebab, sejak kecil Ali berada dalam bimbingan Rasulullah saw, sebagaimana dikatakannya sendiri: “Ketika saya masih kanak-kanak, Rasul mengasuhku. Beliau biasa mendekapku ke dadanya dan membaringkanku di tempat tidumya, sehingga membuat aku mencium bau semerbak tubuhnya. Beliau biasa mengunyah sesuatu kemudian menyuapkannya ke mulutku. Beliau tidak mendapatkan kebohongan dalam pembicaraanku dan tak ada pula kelemahan dalam suatu tindakanku. Sejak masa penyapihannya, Allah Swt telah menempatkan seorang malaikat yang kuat bersama beliau untuk menanamkan kepada beliau nilai-nilai akhlak yang luhur dan perilaku yang terpuji, baik siang maupun malam. Aku biasa mengikuti beliau seperti seekor anak unta mengikuti jejak kaki induknya. Setiap hari beliau menunjukkan kepadaku beberapa dari akhlaknya yang mulia dan memerintahkan aku untuk mengikutinya. Beliau pernah berkata kepadaku,”Wahai Ali, engkau melihat apa yang saya lihat dan mendengar apa yang saya dengar. Hanya saja, engkau bukan nabi. Engkau seorang wazir (penerus) dan sesungguhnya engkau berada pada jalan kebajikan.” (Nahjul Balaghah, juz 2, halaman 182-183, cetakan al-Istiqamah, Mesir, syarah Muhammad Abduh).

Di samping itu, Ali bin Abi Thalib adalah pelanjut dan penerus misi suci yang diemban oleh Rasulullah saw. Jika pada Rasulullah saw terdapat akhlak yang agung dan suri teladan yang baik, maka begitu pula pada Imam Ali karena ia meneladani Rasulullah saw setapak demi setapak. Jika kecintaan kita kepada Allah hanya akan terbukti dengan mengikuti apa-apa yang dibawa Rasulullah saw, maka begitu pula bukti kecintaan kita kepada Rasulullah saw akan terbukti dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Imam Ali.

Untuk mencintai dan mengikuti Rasulullah saw serta Imam Ali as tentu perlu pengenalan terhadap kepribadian mereka masing-masing. Karena itu, dalam buku ini kami mencoba untuk mengenalkan kepada Anda, pembaca yang budiman, sabda-sabda Rasulullah saw yang berkenaan dengan kepribadian dan keutamaan Imam Ali, sehingga menjadi jelas bagi Anda bahwa Imam Ali adalah manusia suci yang diwajibkan kepada kita untuk mencintainya dan mengikutinya. Untuk memenuhi tujuan tersebut, kami mencoba menyingkap secara ringkas riwayat hidup Rasulullah saw dan murid kesayangannya Imam Ali bin Abi Thalib as. Di samping itu, kami pun mengemukakan biografi Syaikh Abdul Husain al-Amini, penulis kitab Al-Ghadir, karena dari kitab tersebut kami nukil banyak hadis dari Rasulullah saw dan riwayat-riwayat yang lain, baik dari para sahabat, para tabi’in maupun para ulama.

Selanjutnya, sebagai informasi perin diketahui oleh pembaca bahwa buku ini kami sadur dari kitab Al-Ghadir, karya salah seorang ulama Syi’ah terkenal, yaitu Syaikh Allamah Abdul Husain Ahmad al-Amini an-Najafi. Kami menyadurnya dari sebagian juz dari kitab tersebut, yaitu: juz 2, cetakan ke-4 tahun 1397 H/1977 M, juz 3, cetakan ke-4 tahun 1397 H/1977 M, juz 6, cetakan ke-3 tahun 1387 H/1967 M. Dan kami berusaha menyadur secara utuh dengan menyebut seluruh referensi dari kitab-kitab Ahlus Sunah yang dikemukakan penulisnya. Hal ini kami maksudkan untuk mempermudah siapapun yang sedang dan akan mengkaji serta men-tahqiq hadis-hadis tentang Imam Ali as, sehingga mereka bisa merujuk pada kitab-kitab yang telah kami isyaratkan.

Kami membagi buku ini dalam dua bab: bab pertama mengenai ayat-ayat yang turun pada Imam Ali bin Abi Thalib as dan bab kedua mengenai hadis-hadis tentang keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib.

Dengan hadirnya buku ini, kami berharap agar kita mendapatkan gambaran yang utuh dan benar tentang sosok agung Ali bin Abi Thalib. Dan kami hadiahkan pahala karya sederhana ini kepada kedua orang tua kami. Semoga Allah Swt senantiasa merahmati keduanya. “Wahai Tuhanku kasihanilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. AI-Isra’: 24).

Kami tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Almarhum Ustadz Husain Al-Habsyi, pendiri pondok Yapi, Bangil, Jatim, yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pada kami. Semoga pahala karya sederhana kami ini juga menjadi tambahan kebaikan baginya. Dan begitu pula kata terima kasih kami tujukan kepada seluruh guru Al-Ma’hadul Islami (YAPI), serta semua pihak yang membantu hingga terbitnya buku ini, khususnya kepada saudara Muhammad Hasan, saudara Haidar Al-Jufri, dan Islamic Centre Al-Huda yang bersedia menerbitkan buku ini.

Akhirnya, bila terdapat kebaikan dan kebenaran dari apa yang kami kerjakan ini, maka itu semua hanyalah milik Allah Swt, dan bila ada kesalahan dan kekurangan, maka tegur sapa serta kritik membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Semoga kita semua mampu mengambil hikmah lalu mengikuti apa yang terbaik darinya sebagaimana finnan-Nya: “Sebab itu, sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar: 17-18).


Bangil, 1423 H/2002 M
Hasyimi Muhammad Alatas

(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: