Warga gelar Larung Sengkuni ke Laut Selatan
Masyarakat Yogyakarta yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti-Hoax (Gerah) melakukan ritual larung tokoh wayang Sengkuni di Pantai Parangkusumo, Bantul. Acara itu digelar karena dua warga Yogyakarta, yakni Amien Rais dan putrinya Hanum Rais, terlibat dalam skandal berita bohong yang dilontarkan Ratna Sarumpaet.
Budayawan Yogyakarta yang turut melakukan ritual bersama Gerah, Bondan Nusantara mengatakan, melalui simbolisasi ritual budaya itu berbagai rupa tokoh wayang Sengkuni dibuang ke laut. "Harapannya agar watak pembohong atau penyebar berita bohong dan ujaran kebencian tidak ada lagi di Nusantara. Keterlibatan Amien Rais dalam kasus Ratna Sarumpaet bagi kami menunjukkan watak seorang Sengkuni. Kami tak ingin Yogyakarta menjadi sial gara-gara Sengkuni," kata Bondan dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/10).
Seperti diketahui, Amien dan anaknya, Hanum Rais, memang sama-sama ikut menyebarluaskan kebohongan bahwa Ratna telah dianiaya sekelompok orang. Bahkan, tudingan penganiayaan itu diarahkan bahwa rezim Joko Widodo (Jokowi) tidak mampu menjaga demokrasi dan sarat dengan tindakan kekerasan.
Bondan mengatakan, pihaknya sangat resah dengan tingkah polah elite yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur dan budaya Yogyakarta yang memiliki tata krama, kejujuran, serta bertanggung jawab. Mereka merasa prihatin terhadap perilaku elite yang berwatak Sengkuni seperti itu.
"Sengkuni dikenal sebagai tukang hasut dan senang mengadu domba sesama anak bangsa," kata Bondan, yang dikenal sebagai budayawan Yogyakarta penerima gelar maestro seni tradisi ketoprak dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Dengan larung tokoh Sengkuni, lanjutnya, masyarakat Yogyakarta ingin menegaskan bahwa budaya guyub, rukun, tenggang rasa, dan tertib hukum telah terinjak-injak oleh perilaku jahat. Amien Rais sebagai tokoh lama, kata dia, seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral membangun Indonesia yang lebih maju dan beradab.
Namun, ujarnya, Amien Rais tak kunjung sadar juga. Yang bersangkutan mangkir dari panggilan Kepolisian terkait kasus Ratna. Hari ini, Amien dipanggil untuk kedua kalinya, berjanji datang, namun terkesan mengancam Polri dengan menyebut akan menggelar konferensi pers soal kasus dugaan korupsi lama yang belum terungkap.
"Tidak perlu mengancam kasus ini, kasus itu. Publik masih ingat dugaan yang disampaikan KPK bahwa Amien Rais menerima Rp 600 juta terkait korupsi alat kesehatan. Lebih baik, Pak Amien Rais menjelaskan benar atau tidak dugaan korupsi itu melalui proses hukum daripada berkoar-koar," uja Bondan.
(Berita-Satu/Berita-Terheboh/Berbagai-Sumber-lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email