Hadis Ini Memaksaku Menjadi Syiah.
lihat scan berikut ini:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ):
إِنِّيْ تَارِكٌ فِيْكُمُ الثَّقَلَيْنِ: كِتَابَ اللهِ وَ عِتْرَتِيْ
أَهْلَ بَيْتِيْ، مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا،
وَ إِنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحْوَضَ.
Rasulullah Saw. bersabda: “Aku tinggalkan dua pusaka untuk kalian, dimana bila kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak akan tersesat; yaitu Kitab Allah dan Ahlul Baitku. Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sehingga berjumpa denganku di telaga (Kautsar).” (Shahîh Muslim, jilid 7, hal. 122; Sunan ad-Dârimî, jilid 2, hal. 432; Musnad Ahmad, jilid 3, hal. 14, 17, 26, 59, jilid 4, hal. 366, 371, jilid 5, hal. 182; Mustadrak al-Hâkim, jilid 3, hal. 109, 148, 533). |
Ketika Gonjang Ganjing Penunjukkan Khalifah Setelah Nabi Wafat.
Hampir setiap malam setelah Rasululllah wafat Ali dan Fathimah .
Fathimah mengunjungi warga Madinah dari pintu ke pintu untuk mencari
mereka yang adil dan jujur.Fathimah berkata” Wahai manusia, bukankah
ayahku telah mengangkat Ali sebagai khalifah atas diri kalian setelah
beliau tiada? Apakah kalian lupa perjuangan dan pengorbanannya?
Seandainya kalian taati pesan Nabi untuk menyerahkan kendali urusan
kalian kepada Ali, niscaya dia akanmembimbing kalian ke jalan yang lurus
dan melangkah bersama kalian dengan ajaran Islam yang murni untuk
mencapai tujuan-tujuan Rasulullah.Setelah Rasulullah wafat, derita dan kesedihan keluarga Ali dan Fathimah semakin bertubi-tubi. Tanah Fadak yang diberikan ayahnya kepada mereka diambil oleh Negara. Keluarga Rasulullah mereka anggap tidak layak mendapatkan haknya. Fathimah mendatangi khalifah dan bertanya;” Mengapa engkau mencegahku dari warisan ayahku? Mengapa engkau usir pegawaiku dari Fadak. Padahal Rasulullah telah menjadikannya sebagai milikku berdasarkan perintah AllahSWT.Lalu Ali menghibur Fathimah” Engkau yakin, aku tidak lemah menjunjung agamaku. Engkau yakin aku tidak salah mengambil keputusan. Engkau tahu, apa yang aku berikan kepadamu lebih utama dari yang dirampas darimu, maka mintalah Allah mencukupimu.”.
Sebuah doa pernah diucapkan Fathimah: Tuhanku, aku telah menderita kelaparan dan tak mendapatkan apa-apa setelah aku hijrah dari tanah airku.Semua itu di jalanMu, demi menegakkan panji kebenaran, menyebarkan kalimat tauhid, membela orang-orang yang dizalimi, serta menentang kezaliman, ketidakadilan dan para penguasa yang zalim.
Tiba-tiba, Fathimah teringat janji Rasulullah sebelum wafat; dialah orang pertama yang akan menyusul Nabi. Lantas apa yang akan terjadi pada masa-masa yang akan datang? Jatuh ke tangan siapakah masa depan umat yang dikorbankan? Semangat kebangsawanan, kesukuan dan mental jahiliyah bangkit kembali. Sumpah serapah telah menggeser firman Tuhan, suara suku-suku telah memilih sesepuh Quraisy menjadi menggantikan pilihan Rasulullah.
Meski telah mencapai puncak kekuatannya dan Rasulullah saw diterima, kemudian dicintai dan berkuasa, namun pada detik-detik terakhir kehidupannya, Rasulullah tidak lagi dihormati bahkan di rumahnya sendiri beliau tidak diperkenankan menulis surat wasiat.
Sumber: The true Story Of Muhammad and Khadijah Beloved Daughter Fathimah Az zahra By Muhammad Amin.
Lafadz hadits:
“Akan ada 12 khalifah” Berkata Jabir bin samurah (perawi hadis): “Dan kemudian beliau bersabda dengan kalimat yang tidak aku fahami. Ayahku berkata: “Semuanya dari orang Quraisy.” (HR Bukhari 329 dan Muslim 4477).
Derajat hadits dan penjelasannya:
Hadits ini shahih keduanya dikeluarkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhari dalam kitab shahihnya. Adapun tentang posisi hadits ini ia masuk dalam kategori hadits yang berbentuk ramalan atau perkiraan nabi tentang masa yang akan datang yang memberikan motivasi dan harapan kepada kaum muslimin setelah beliau wafat. Salah satu motivasinya adalah bahwa Islam ini akan tetap tegak, dan orang yang menegakkan Islam itu diantaranya adalah dua belas khalifah tadi.
Keharusan adanya Pemimpin (Imam).
“(Ingatlah) pada suatu hari yang kelak Kami akan memanggil setiap
insan dengan Imam-nya. Maka siapa yang diserahi suratan amalnya di
sebelah kanannya, mereka akan membacanya dan mereka merasa tidak
dikurangi sedikitpun “. (17 : 71).Keharusan Ta’at Kepada Pemimpin.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (4:59).
Pemimpin Umat Harus Pilihan Allah.
Allah berfirman :Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu sebagai Imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: Dan saya memohon juga dari keturunanku. Allah berfirman : Janji-Ku (ini) tidak lagi mereka yang zalim. (Al-Baqarah: 124).
“Dan Kami jadikan di antara mereka Imam yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, ketika mereka sabar. Dan adalah mereka, meyakini ayat-ayat Kami.” (Qur’an, 32 : 24)
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin…” (Al-Maidah:2).
Jumlah Pemimpin.
Nabi SAWW. bersabda : ”Kelak akan ada 12 (dua belas) Pemimpin.” Ia lalu melanjutkan kalimatnya yang saya tidak mendengarnya secara jelas. Ayah saya mengatakan, bahwa Nabi menambahkan, ”Semuanya berasal dari suku Quraisy”. [Shahih al-Bukhari, 4:165, Kitabul Ahkam].
Nabi SAWW. Bersabda : “Agama (Islam) akan berlanjut sampai datangnya saat (Hari Kebangkitan), berkat peranan 12 (dua belas) Khalifah bagi kalian, semuanya berasal dari suku Quraisy.” [Sahih Muslim, Kitab al-Imaara, 1980 Saudi Arabian].
Pendapat Beberapa Ulama Mengenai 12 Pemimpin:
- Ibn al-’Arabi berkata : “Kami telah menghitung pemimpin (Amir-Amir) sesudah Nabi (saw) ada dua belas. Kami temukan nama-nama mereka itu sebagai berikut: Abubakar, Umar, Usman, Ali, Hasan, Muawiyah, Yazid, Muawiyah bin Yazid, Marwan, Abdul Malik bin Marwan, Yazid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan, As-Saffah.
Sesudah ini ada lagi 27 khalifah Bani Abbas. Jika kita perhitungkan 12 dari mereka, kita hanya sampai pada Sulaiman. Jika kita ambil apa yang tersurat saja, kita cuma mendapatkan 5 orang di antara mereka dan kepadanya kita tambahkan 4 ‘Khalifah Rasyidin’, dan Umar bin Abdul Aziz…. Saya tidak paham arti hadis ini”. [Ibn al-'Arabi, Syarh Sunan Tirmidzi, 9:68-69].
- Qadi ‘Iyad al-Yahsubi berkata: “Jumlah khalifah yang ada lebih dari itu. Adalah keliru untuk membatasinya hanya sampai angka dua belas. Nabi (saw) tidak mengatakan bahwa jumlahnya hanya dua belas dan bahwa tidak ada tambahan lagi. Maka mungkin saja jumlahnya lebih banyak lagi”. [Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim, 12:201-202; Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari, 16:339].
- Jalal al-Din al-Suyuti berkata: “Hanya ada dua belas Khalifah sampai Hari Pengadilan. Dan mereka akan terus melangkah dalam kebenaran, meski mungkin kedatangan mereka tidak secara berurutan. Kita lihat bahwa dari yang dua belas itu, 4 adalah Khalifah Rasyidin, lalu Hasan, lalu Muawiyah, lalu Ibnu Zubair, dan akhirnya Umar bin Abdul Aziz. Semua ada 8. Masih sisa 4 lagi.
Mungkin Mahdi, Bani Abbasiyah bisa dimasukkan ke dalamnya sebab dia seorang Bani Abbasiyah seperti Umar bin Abdul Aziz yang (berasal dari) Bani Umayyah. Dan Tahir Abbasi juga bisa dimasukkan sebab dia pemimpin yang adil. Jadi, masih dua lagi. Salah satu di antaranya adalah Mahdi, sebab ia berasal dari Ahlul Bait (keluarga) Nabi (as).” [Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa, Halaman 12; Ibn Hajar al-Haytami, Al-Sawa'iq al-Muhriqah Halaman 19].
- Ibn al-Jawzi berkata: “Khalifah pertama Bani Umayyah adalah Yazid bin Muawiyah dan yang terakhir adalah Marwan Al-Himar. Total jumlahnya tiga belas. Usman, Muawiyah dan Ibnu Zubair tidak termasuk karena mereka tergolong Sahabat Nabi (s). Jika kita kecualikan (keluarkan) Marwan bin Hakam karena adanya kontroversi tentang statusnya sebagai Sahabat atau karena ia berkuasa padahal Abdullah bin Zubair memperoleh dukungan masyarakat, maka kita mendapatkan angka Dua Belas.…
Ketika kekhalifahan muncul dari Bani Umayyah, terjadilah kekacauan yang besar sampai kukuhnya (kekuasaan) Bani Abbasiyah.
Bagaimana pun, kondisi awal telah berubah total”. [Ibn al-Jawzi, Kashf al-Mushkil, sebagaimana dikutip dalam Ibn Hajar al-'Asqalani, Fath al-Bari 16:340 dari Sibt Ibn al-Jawzi].
- Al-Nawawi berkata: “Ia bisa saja berarti bahwa kedua belas Imam berada dalam masa (periode) kejayaan Islam. Yakni ketika Islam (akan) menjadi dominan sebagai agama. Para Khalifah ini, dalam masa kekuasaan mereka, akan menyebabkan agama menjadi mulia”. [Al-Nawawi, Sharh Sahih Muslim ,12:202-203].
- Al-Bayhaqi berkata: “Angka (dua belas) ini dihitung hingga periode Walid bin Abdul Malik. Sesudah ini, muncul kerusakan dan kekacauan. Lalu datang masa dinasti Abbasiyah. Laporan ini telah meningkatkan jumlah Imam-imam. Jika kita abaikan karakteristik mereka yang datang sesudah masa kacau-balau itu, maka angka tadi menjadi jauh lebih banyak.” [Ibn Kathir, Ta'rikh, 6:249; Al-Suyuti, Tarikh al-Khulafa Halaman 11].
- Ibn Kathir berkata: “Barang siapa mengikuti Bayhaqi dan setuju dengan pernyataannya bahwa kata ‘Jama’ah’ berarti Khalifah-khalifah yang datang secara tidak berurutan hingga masa Walid bin Yazid bin Abdul Malik yang jahat dan sesat itu, maka berarti ia (orang itu) setuju dengan hadis yang kami kritik dan mengecualikan tokoh-tokoh tadi.
Dan jika kita menerima Kekhalifahan Ibnu Zubair sebelum Abdul Malik, jumlahnya menjadi enam belas. Padahal jumlah seluruhnya seharusnya dua belas sebelum Umar bin Abdul Aziz. Dalam perhitungan ini, Yazid bin Muawiyah termasuk di dalamnya sementara Umar bin Abdul Aziz tidak dimasukkan. Meski demikian, sudah menjadi pendapat umum bahwa para ulama menerima Umar bin Abdul Aziz sebagai seorang Khalifah yang jujur dan adil”. [Ibn Kathir, Ta'rikh, 6:249-250].
(ABNA/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email