Foto: NU Online
Ketua Biro Kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Koordinator Cabang Jawa Timur, Febri mengatakan, sebagai organ pengkadera yang berlatar belakang akademisi muslim diupayakan selalu menyeimbangkan kajian akademis dan gerakan.
“Kita terus berupaya mencari konsep pengkaderan terbaik di PMII baik dalam perspektif keislaman maupun kebangsaan,” ujar Febri di sela-sela Konferensi Koordinator Cabang (konkorcab) ke-XXII PMII Jatim di Telogorejo, Ngebel, Ponorogo, Kamis, 28 April 2016.
Hal itu dilakukan menata ruang konsep kaderisasi yang memerluka dialektika panjang sebagai proses penyamaan visi untuk menyiapkan kader bangsa yang responsif terhadap dinamika jaman serta relijius di atas prinsip Ahlussunnah wal Jamaah.
Namun begitu, lanjut Febri, tak dapat dipungkiri secara natural terjadi polarisasi corak. “Untuk zona Metropolis coraknya cenderung menyeimbangkan kajian akademis dan gerakan, zona Tapal Kuda dan Madura coraknya cenderung ke arah gerakan dan zona Mataraman coraknya cenderung ke arah kajian akademis,” ungkapnya.
Menurutnya, hal itu bukanlah kendala dalam proses kaderisasi. Malah jika disinergikan bisa menyiapkan kader calon pemimpin dalam ranah politik dan kekuasaan yang sekaligus mampu mengaktualkan manfaat sebesar-besarnya atas keilmuan akademisnya untuk kepentingan rakyat.
(NU-Online/Satu-Islam/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email