Pesan Rahbar

Home » » Artikel Tentang Kenabian

Artikel Tentang Kenabian

Written By Unknown on Saturday 15 August 2015 | 05:53:00


Kita telah mengetahui dan menyakini allah swt secara seutuhnya,tentang dasar makrifat kepada allah swt baik di mulai dari mengetahui allah swt dari ciptaan-Nya yaitu dari keteraturan allam, bahwa dari sempurnanya alam ini dengan sistematis kita mampu menyimpulkan bahwa ada seseorang yang menciptakannya yaitu allah swt. 
Dari fitrah yang dimiliki manusia  yang cenderung untuk ingin melakukan hal-hal yang baik sehingga dengan kecendrungan itulah manusia dapat mengetahui adanya allah swt karena sumber dari kebaikan puncaknya adalah allah swt sebagai sumber dari segala sumber.  
Dengan dalil keberadannya[1]  – dalil wajibul wujud dan mumkinul wujud –
bahwa wujud allah itu tidak berasal dari wujud yang lain, karena ia adalah sebagai sebab dari semua wujud yang ada di alam semesta ini dan wujud yang tidak bergantung kepada wujud yang lain, seperti  dalam firman allah dalam surat al-ikhlas ayat 1-4 :

قلْ هُوَ الله أَحَدٌ. اللهُ الصَّمَدُ. لَم يَلِدْ وَ لَمْ يُوْلَدْ. وَ لَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ.
 
“Katakanlah: Dia-lah Allah yang esa; Allah yang bertumpu kepada-Nya segala sesuatu; Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakan; dan tiada suatu apa pun yang menyertai-Nya.”
Setelah semua itu difahami secara secara menyeluruh hal-hal yang di sebutkan di atas maka jenjang yang selanjutnya adalah pembahasan tentang kenabian yang disini para nabi itu di utus oleh tuhannya - allah swt - ke dunia ini hanya untuk menyampaikan ajaran tauhid. Semua itu di karenakan  manusia pada umumnya udah mengabaikan tentang janjinya di alam ruh bahwasannya manusia udah menyakini allah swt itu adlah tuhannya. Juga sebenarnya manusia itu tanpa adanya nabi pun bisa mengetahui tuhannya yaitu dengan fitrah yang dimilikinya. Yang jadi pertanyaan dengan argument tadi akan muncul sebuah pertanyaan yang mendasar: ”terus kenapa seorang nabi itu di utus oleh allah swt  ke dunia ini?”  yang mana tanpa nabi pun kita bisa mengetahuinya dan meyakininya dengan fitrah yang di miliki manusia. Jawabannya  yaitu  yang insya allah akan dibahas di makalah. 

Sebelumnya trima kasih kepada ahmad sobandi yang telah membibimbing terbuatnya makalah ini dan juga dengan ridho dan taufik- nya kami akan menjelaskannya dengan baik  amien.
      B.  Rumusan masalah
1.      Perlunya di utus nabi ke dunia
2.      Kadar pengetahuan manusia
3.      Manfaat diutusnya apara nabi
4.      Peranan historis  para nabi
5.      Alasan di perbaharuinya para nabi
6.      Mu’zijat para nabi
7.      Keharusan mengikuti dan kebutuhan terhadap bimbingan nabi.
8.      Jalan para nabi mewujudkan keinginan fitrah umat manusia.
      C.  Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Sebesar Apakah Keperluan Seorang Manusia Terhadap Para Nabi
2.      Untuk Mengetahui Tujuan Di Utusnya Nabi
3.      Untuk Mengetahui Peranan Para Nabi Di Dunia Sejarah Peradaban Manusia
 
BAB III
PEMBAHASAN
      A.   PERLUNYA NABI DI UTUS KE DUNIA
Dari generasii (adam ), Allah memilih nabi-nabi dan mengambil ikrar mereka untuk membawa pesannya sebagai amanat yang mereka emban. Waktu pun berjalan dan banyak banyak manusia menghianati amanat allah swt yang semestinya mereka jaga. Mereka tidak memperhatikan posisinya dan menyukutukannya serta setan menjauhkan mereka dari mengenalnya dan dari ibadah kepadanya. Mak dari itu allah mengutus para nabi untuk mememegan janji mereka dan selalu mengingat dan beribadah kepadanya .[2]
Masalah ini adalah masalah yang penting dalam prinsip kenabian. Masalah ini dapat dibuktikan oleh argumentasi berikut ini yang tersusun dari 3 premis.
Pertama ,bahwa tujuan manusia adalah mncapai kesempurnaannya, dengan cara dengan cara mengamalkan perbuatan perbuatan sengaja (ikhtiari) demi mencapai puncak kesempurnaan yang tak mungkin dicapai kecuali dengan usaha ,kehendak , dan pilihannya.
Dengan ungkapan lain manusia itu di ciptakan oleh ALLAH swt agar dengan amal ibadah dan ketaatannya kepada Allah berhak memperoleh rahmat Ilahi yang yang hanya di khususkan bagi orang orang yang sempurna. 
Dan hanya kehendak Ilahi yang bijaksanalah yang berkaitan secara langsung(bil-asalah)  dengan kesempurnaan dan kebahagiaan manusia. Akan tetapi karena kesempurnaan ini tidak bisa si dapat kecuali dengan cara pengamalan dan ibadah yang sifatnya  ikhtiari (di sengaja),maka kehidupan manusia ini dibagi menjadi 2 jalan yaitu jalan kanan (yamin) dan jalan kiri (yasir). Tujuannya adalah supaya manusia dapat memilih jalan yang dikehendakinya. 
Kedua ,usaha sengaja manusia itu disamping membutuhkan kemampuan dan faktor faktor eksternal serta adanya kecondongan dan motivasi untuk melakukan perbuatan, ia juga membutuhkan pengetahuan yang benar tentang perbuatan baik dan buruk ,tentang jalan jalan benar dan jalan jalan salah.
Dengan demikian, kebijaksanaan (hikmah) ilahi menuntut tersedianya sarana bagi manusia agar mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang hal-hal di atas. Karena jika tidak demikian, Allah tidak ubahnya dengan orang yang mengundang teman untuk bertamu kerumahnya, tetapi dia tidak mau memberikan alamat rumahnya , tidak pula memberi tau jalan yang semestinya di tempuh jelas sifat ini tidak sesuai dengan sifat kemaha bijaksanaan Allah,  juga tidak sesuai dengan tujuan –Nya (dalam mencipta). Premis kedua ini begitu jelasnya sehingga tidak memerlukan penjelasan lebih banyak lagi.
Ketiga, pengetahuan manusia biasa yang pada umumnya diperoleh melalui kerjasama indra dan akal, meskipun  mempunyai peran begitu efektif dalam memenuhi sebagian kebutuhan hidupnya , namun itu tidak cukup untuk mengenal jalan kesempurnaan dan kebahagiannya yang hakiki dalam semua bidang, baik yang bersifat individu maupun kelompok, bendawi maupun maknawi, duniawi maupun ukhrawi. Oleh karena itu, jika tidak ada jalan lain untuk menutupi berbagai kekurangan dan kekosongan tersebut, tujuan Allah ini akan menjadi  sia- sia.
Berdasarkan tiga premis di atas ini, dapat disimpulkan bahwa hikmah Ilahiyah itu melazimkan  adanya sebuah perangkat selain indra dan akal, untuk umat manusia untuk dapat mengenal jalan kesempurnaan diberbagai bidang, sehingga mereka dapat menggunakan jalan tersebut, baik secara langsung maupun melalui individu atau kelompok.
Perangkat ini adalah wahyu yang Allah berikan kepada nabi sehingga dapat memanfaatkan wahyu secara langsung dan melalui merekalah  umat manusia dapat memanfaatkannya dan  mempelajari segala apa yang mereka perlukan darinya demi mencapai puncak kesempurnaan dan kebahagiaan yang abadi.
      B. KEBUTUHAN TERHADAP BIBIMBINGAN NABI
Terlalu jauhnya manusia dengan allah sehingga ada seseorang untuk membibim mereka untuk selalu mengingatnya dan beribadah kepadanya mak perrlu bibimbingan tersebut. Dan Alasan -alasan mengapa manusia butuh kepada bimbingan nabi yaitu:
      1. Keterbatasannya Pengetahuan
Manusia memiliki pengetahuan yang terbatas. Hari demi hari manusia mengeluarkan para ilmuan seni dan pengetahuan yang lain. Manusia terus menghasilkan temuan dan ciptaan. Membiarkan akal manusia berkreasi dan membiarkan manusia tidak di bimbing.[3]
 
Seseorang memangdang sesuatu itu benar sedangkan yang lainnya menyebutkan bahwa hal tersebut itu adalah salah. Ini menunjukan bahwa kadar pengetahuan manusia itu terbatas ,dan tidak bisa menerawang apa yang ada di masa lalu dan yang ada di masa yang akan datang dan juga tidak memiliki kesadaran yang cukup terhadap reaksi bertahap atau langsung dari apa yang menjadi tujuannya. Perubahan peraturan atau undang- undang yang di buat oleh setiap bangsa - bangsa yang ada di dunia ini setiap waktunya karena sikap plin- plan manusia  ini menunjukan bahwa manusia tidak sempurnanya pengetahuan manusia dan sangat terbatas sekali.  
                     
      2.  Berbagai Penghalang Makripan (Pengenalan)
Proses yang trus di perbincangkan berkenaan dengan tema makrifat. Kendati memiliki kecerdasan dan kemampuan berpikir, manusia juga terjerat dengan kelemahan dirinya yang  menjadi hilangnya kecendrungan untuk mengetahui kebenaran apa lagi mengendalikan kebenaran.
Al-Quran menjelaskan dan berbagai hadis yang menceritakan kelemahan manusia sebagai penghalang hal tersebut seperti sifat amarah, kecendrungan tehdap seks dan lain sebagainya. Ringkasnya manusia tidak berhak untuk mengatur dan menerapkan hukum dari pikirannya yang terbatas.
      3.   Pengetahuan Menjadi Purna Setelah Berabad-Abad
Manusia mengalami peningkatan pada zaman sekarang dalam hal pengetahuan dan penelitiannya. Sebagai contoh al-quran melarang kepada umatnya bahwa memakan babi itu haram. Ternyata dengan penilitian yang di temukan oleh manusi bahwa daging babi iitu mengakibatkan tumbuhnya cacing pita dalam usus kebanyakan manusia baru menyadari setelah beberapa abad  Maka dari itu semualah manusia perlu atau butuh sekali terhadap bombing.
     C.  MANFAAT DI UTUSNYA PARA NABI
Di samping tugas untuk menunjukkan jalan hidup, menerima wahyu dan di sampaikan kepada umat manusia, para nabi juga mempunyai tugas tugas penting lainnya demi kesempurnaan umat manusia di antaranya :
Dalam rangka memaparkan manfaat dan hikmah di utusnya para nabi Imam Ali as mengatakan :
‘’Sesungguhnya para nabi di utus supaya mereka dapat  mengembalikan umat manusia kepada umat manusia kepada ikrar fitrah nya  dan mengingatkan mereka  akan nikmat nikmat  yang telah di  lupakannya serta upaya mereka dalam menyempurnakan hujah mereka melalui tabligh”.
Banyak pengetahuan yang bisa di jangkau oleh akal manusia. Namun karena hal itu memerlukan waktu dan pengalaman yang panjang, atau perhatiannya di curahkan kepada urusan urusan materi dan pemuasan hawa nafsu, ia melupakan pengetahuan tsb. Atau, karena pengajarannya yang keliru dan propaganda yang menyesatkan , penetahuannya tersembunyi. Dengan perantara para nabilah pengetahuan itu di ajarkan kepada umat manusia. Mereka selalu mengingatkan  manusia supaya tidak melupakannya dan mencegah terjadinya penyimpangan dengan cara pengajaran yang benar dan logis . maka dari itulah dapat kita ketahui sebab penamaan para nabi dengan dua istilah al mudzakkir dan an-nadzir dan penamaan al quran dengan adz- dzikir ,adz- dzikra dan  at- tadzkiroh. 
1.      Salah satu factor terpenting dalam pendidikan dan penyempurnaan manusia ialah ialah ada nya qudwah (suri teladan) dalam berbuat, sebagaimana yang terbukti dalam psikologi. Para nabi adalah manusia-manusia serta yang mendapatkan didikan dan perhatian Ilahi. Mereka telah sebagai sebagai sebaik sebaiknya teladan manusia. Di samping mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan, mereka pun mempunyai peranan penting di dalam mendididk dan membersihkan hati umat. Kita telah mengetahui bahwa Al Quran telah menyejajarkan ta’lim (pengajaran) dan tazkiyah (pembersihan jiwa).
2.      Salah satu berkah keberadaan para nabi di tengah umat manusia yaitu di saat kondisi memungkinkan, mereka akan memegang kendali kepemimpinan sosial- politik umat manusia. Jelas bahwa pimpinan yang maksum adalah suatu nikmat Ilahi terbesar bagi umat manusia, dimana mereka akan dapat mengetasi berbagai macam persoalan sosial, serta menyelamatkan umat manusia dari berbagai kemelut dan penyelengan. Dengan begitu, para nabi dapat menuntun umat manusia menuju kesempurnaan yang sesungguhnya.
     D.  PERANAN HISTORIS PARA NABI
Peranan para nabi di dunia sejarah sangat banyak sekali, kaum anti  agama pun mengakui mengakui bahwa para nabi mempunyai peran yang efektif dalam sejarah. Di  masa lalu mereka merefleksikan sumber kekuatan nasional yang fantastis. Ada dua peranan yang sangat berpengaruh dalam kemajuan sejarah, yang pertama penguasa memiliki kecendrungan pertama dan para nabi di kecendrungan yang kedua. 
Ada bebrapa pandangan dalam peranan para nabi dalm memajukan perkembangan sejarah ;
Para kaum yang mengaku berpikir luas mengatakan bahwa peranan para nabi di dunia sejarah adalah negatif, karena nabi memiliki dua sisi yaitu spiritual dan anti-temporal. Menurul  mereka nabi terlalu mementingkan atau berkonsentrasi kepada akhirat, melakukan intropeksi diri dan meninggalkan relita sekitar.
Segolongan orang berpendapat bahwa peranan agama yang di bawa para nabi adalah negatif, karena agama hanya mendukung kaum yang tertindas (masyarakat) yang dengan mempertahankan status quo dan menentang orang yang menindas (penguasa). Akan tetapi penguasa tidak tinggal diam dalam hal ini untuk mencapai maksud jahatnya, ada tiga factor yang digunakan penguasa yaitu kekuatan, harta dan kebohongan.
Dari pernyataan diatas peranan agama adalah menipu masyarakat demi kepentingan para tirani dan penindas. Kaum agama tidak susngguh-sungguh peduli kpd akhirat. Penampilannya yang sok agamawan hanyalah kedok untuk mencapai tujuannya.
Pandangan sebagian orang-orang markisme menafsirkan bahwa diduia ini ada dua kekuatan yaitu yang lemah (masyarkat) dan yang kuat (penguasa) didunia ini kita hidup dengan system rimba siapa yang kuat maka ia yang akan bertahan dan yang kalah akan mati, dengan hal ini kaum lemah berinisiatif  dan menciptakan  agama mengerem   si kuat. Dengan inilah si lemah menciptakan kedamaian, kesejahteraan, kemerdekaan, kebajikan kerja sama, dan cinta kasih saying. Sehingga  menciptakan kemajuan sejarah yang di latar belakangi  dengan agama dan nabi. Dan yang keduanya itu adalah sebagai wakilnya dan berperan secara negatif, karena ia memberikan sumbangsih dalam memajukan sejarah dan masyarakat. Menurut pandangan Nietzsche sang filosof jerman.[4]
Di samping golongan itu ada juga golongan yang didalamnya ada golongan yang ada anti agamanya. Golongan ini mengakui bahwa para nabi dimasa lalu memang positif dan dan memberikan manfaat bagi kemajuan sejarah. Dan juga mereka mengakui nabi itu dimasa lalu, sangat penting sekali peranannya dalam mereformasi, mensejahtrakan dan memajukan masyarkat. Budaya manusia memiliki dua segi yaitu material dan spiritual. Dari segi material adalah segi teknis dan industrianya yang masih terus mengalami perkembangan di setiap zamannya hingga dewasa ini. Segi sepritualnya adalah menyangkut hubungan antara timbale balik manusia untuk memberikan penilaian yang benar atas hubungan ini.
Segi material yang selalu berkembang setiap zamanya denagan baik di topang oleh segi spritualnya ,maka menurut golongan ini tidak bisa di pungkiri bahwa peranan para nabi dari segi spritualnya dalam membangun peradaban bersifat langsung, sedangkan segi materialnya bersifat tidak langsung.  
Namun pada zaman sekarang dengan majunya teknologi dan pengetahuan yang pesat maka ajaran agama tidaklah berlaku dan berakhir pada saat ini. Dan pada masa yang akan datang akan terus berrevolusi saling mengganti satu sama lainnya, sehingga tidak berlaku peranan yang telah berlalu.
Di masa lalu peranan nabi sangatlah beragam, ada kasus- kasus tertentu, yang mana hati nurani kolektif manusia tak lagi membutuhkan dukungan agama. Namun peranan nabi akan sangat penting di masa yang akan datang. Peranan asasiah ini sangat di butuhkan dimasa yang lalu. Berikut ini adalah beberapa contoh berpengaruhnya ajaran nabi pada perkembangan sejarah.
1.      Mendidik
Dimasa lalu alas an mengajar atau mendidik adalah alas an agama. Alas an inilah yang menyemangati guru dan orang tua. Setelah berkembangnya hati nurani social,maka di bidang pendidikan tidak lagi di butuhkan alas an agama.
2.      Memperkuat Perjanjian
Kehidupan social akan tegak jikalau menghargai perjanjian, akad dan kesepakatan. Menghargai perjanjian dam memegan teguh janji adalah salah satu arus utama sisi-sisi manusiawi budaya. Peranan agama sangat menghargai sikap seperti ini karena agama ingin mewujudkan sikap menghargai ini.
Will Durant seorang ateis memberikan pandangan atas fakta ini dalam bukunya “Lesson From History” katanya:
Dalam agama, hubungan manusia- tuhan di hormati.bekat ritual- ritual agama, dari sikap mnghormatiini lahirnya penghormatan kepada janji yang dibuat di antara manusia. Dengan demikian berkat agama, maka janji menjadi kuat posisinya.”[5]
Sebagai keseluruhan, agama memberikan dudkungan kuat kepada nilai moral dan manusiawi. Nilai moral dan agama  laksan mata uang yang takdapat dukungan financial. Maka mata uang seperti itu kehilangan nilainya.
3.      Membebaskan Manusia Dari Perbudakan Social
Dalam menentang kelaliman, tirani dan segala segi penindasan, sangatlah penting. Al-quran suci menekankan peranan nabi ini. Al-quran menggambarkan tujuan utama para nabi diutus adalah untuk menegakan keadilan. Banyak sekali cerita didalam ayat suci al- Quran kisah- kisah konflik antara para nabi dan para wakil kelaliman.
Pandangan para filosof marx dan pengikutnya mengatakan bahwa agama, pemerintah dan harta merupakan tiga factor yang digunakan para penguasa untuk menekan kaum tertindas dan ini adalah omong kosong yang terbantahkan oleh pakta agama.
Dr. arani  menjelaskan pandangan marx mengatakan “ agama selalu di manfaatkan oleh kelas berkuasa dalam masyarakat . untuk menundukan kaum tertindas, tasbih dan salib selalu bahu membahu denga bayonet.”
Dengan pernyataan diatas kita harus menutup mata dan fakta sejarah. Imam ali as ahli pedang dan tasbih. Namun imam ali as tidak menggunakan  keduanya untuk menekan kaum tertindas. Moto imam ali as adalah: “ tentang sang penindas dan bantu sang tertindas.” 
Sepanjang hidupnya im,am ali adalah penggemar pedang yang tidak disukai oleh kaum kaya dan penguasa . dalam bukunya “comedy human intellect “  Dr ali al-wardi menyebutkan bahwa melalui kepribadiannya, imam ali as telah membuktikan salahnya pandangan filosof marx. [6]
E.      ALASAN DI PERBAHARUINYA PARA NABI
Risalah nabi walaupun mempunyai perbedaan yang detail, namun semua risalah para nabi mempunyai tujuan menyampaikan risalah yang sama dan idiologi yang sama pula prinsif dan mazhab ini dijelaskan kepada masyarakat secara berangsur-angsur sampai manusia mampu untuk menerima ajaran secara langsung dan sekaligus secara sempurna dan lengkap. Pada tahap ini nabi sudah pada ujungnya Nabi Muhammad SAW membawa risalah dan idologi yang sempuna itu, sedangkan kitab Al-Quran adalah kitab samawi terakhir. Al-Quran sendiri mengatakan bahwa:
telah sempurnalah kalimat tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tak ada yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya.” (QS. Al- An’am : 115).
Kita lihat kenapa para nabi pada zaman lalu terus di ganti dari waktu ke waktu dan berturu-turut di utus banyak para nabi, sekalipun banyak dari mereka tidak bawa risakah sendiri .hanya mendakwahkan syariat yang sebelumnya yang ada? Dan kenapa prosedu ini berakhir pada nabi Muhammad saw, setelah beliau tidak ada lagi pembawa syariat setelah beliau. Ada beberapa alas an yang membuat risalah ilahi di sampaikan oleh nabi dan secara berturut-turut:
Pertama Akibat belum matangnya pemikirannya,manusia kuno atau manusia purba belum mampu menjaga kitab samawi. Biasanya kitab-kitab ini di ubah dan di rusak isinya. Atau hilang sam sekali maka dari itulah al-Quran turun sebagai kitab samawi twrakhir karena pada zamn itu manusia udah melewati masa kanak- kanak dan mampu untuk menjaga kitab ini, itu sebabnyalah al- Quran itu suci dan tidak mengalami perubahan isinya.
 Kedua Karena manusia belum matangnya, mak manusia belum cukup mampu untuk memiliki sekema  yang paripurna untuk membimbing dirinya sendiri, dank arena itulah manusia perlu mendapat bimbingan dari para nabi secara bertahap. Namun  pada masa nabi Muhammad Saw manusia sudah berkembang sedemikian rupa sehingga mampu memilii sekema yang paripurna dan tak perlu lagi mendapat bimbingan tahap demi tahap dari nabikarena manusia sudah memiliki sekema yang pari purna maka para nabi sudah di tutup. Sekarang para ulama yang udah ahli di bidangnya dapat membimbing kaum muslim dengan skema ini dan dapat merumuskan hukum serta prisedur bagi kaum muslim yang sesuai dengan zaman sekarang.
Ketiaga Kebnyakan para nabi menyampaikan dakwahnya itu hanya meneruskan syariat yang di bawakn oleh nabi sebelumnya. Jumlah nabi yang membawa syariat sendiri tidak lebih dari lima nabi dan sisanya adalah melanjutkan syariat nabi yang sebelumnya. Dan hanya menafsirkan dan memperluas cakupan bahsan yang dibawa oleh nabi sebelumnya. Sekarang para ulama di zaman nabi terakhir yang merupakan zaman ilmu pengetahuan mampu menerapkan perinsip-perinsip umum islam sesuai dengan tuntutan zaman dan tempat, dam mampu menyimpulkan hukum agama. Proses penyimpulan agama ini disebut ijtihad.
Dengan demikian kebutuhan atas agama itu masih ada, dan diperkirakan kebutuhan ini akan semakin meningkat bersamaan dengan perkembangan budya manusia, namun kebutuhan akan nabi baru dank tab suci baru tidak ada lagi, Karena kenabian udah berakhir pada nabi Muhammad saw.
Dari uaraian diaatas jelas bahwa kematangan social dan kematangan berfikir manusia memilikimperanan yang besar dalam mengakhiri kenabian. Perananya adalah sebagai berikut:
a.      Memungkinkan manusia untuk menjaga kitab samawinya agar tidak di distorsi
b.      Memungkinkan manusia untuk menerima program evaluasinya sekaligus, bukan secara bertahap
c.       Memungkan manusia untuk mengemban tugas menyebar luaskan agama, untuk menegakan intitusi- intitusi agama, untuk mengajak orang berbuat baik dan mencegah orang berbuat keji. Dengan demikian manusia tidak perlu di bombing secara bertahap oleh nabi lagi.
d.      Dari sudut pandang perkembangan mental, manusia sekarang sudah sampai pada tahap yang mana, menurut ijtihadnya, dia dapat menafsirkan ayat dan dapat merapkan perinsip-perinsip yang relevan kepada segala sekala keadaan yang berubah.
Akan tetapi sangat jelas sekali  bahwa makna kenabian terakhir bukanlah sbahwa manusia tidak memebutuhkan ajaran tuhan yang di terima secara wahyu.
F.       MUKJIZAT PARA NABI
Mukjizat adalah perkara yang keluar dari  kebiasaan manusia yang tampak pada diri seseorang yang mengaku sebagai nabi dengan kehendak Allah swt dan sebagai dalil akan kebenaran pengakuannya . Perlu di perhatikan bahwa fenomena tsb mencakup 3 unsur :
·         Adanya fenomena yang keluar dari kebiasaan manusia yang tidak bisa di dapati dengan sebab – sebab wajar.
·         Bahwa perkara yang keluar dari adat kebiasaan itu timbulnya dari para nabi dengan kehendak Ilahiyah dan izin dari Nya secara khusus.
·         Terjadinya perkara yang keluar dari kebiasaan seperti ini dapat di jadikan dalil atas kebenaran klaim seorang nabi. Perkara inilah yang di namakan dengan mukjizat. 
Berikut ini kami akan menjelaskan ketiga unsur yang di kandung oleh difinisi tsb:
1.      Kejadian Kejadian Yang Luar Biasa
Fenomena semesta itu biasanya terjadi akibat dari sebab sebab yang dapat di ketahui melalui berbagai eksperimen, seperti fenomena fisika ,kimia ,biologi dan psikologi. Akan tetapi ada kejadian lainnya yang bisa terjadi dengan cara yang lain yang sebab sebabnya tidak dapat di ketahui melalui eksperimen indrawi .begitu pula di ketahui adanya bukti bukti yang menunjukkan terjadinya kejadian semacam itu berawal dari sejumlah factor yang khas, seperti perbuatan perbuatan yang aneh yang di lakukan para petapa (murtadhin). Para ahli dari berbagai ilmu telah memberikan kesaksian bahwa perbuatan semacam ini tidak mungkin terjadi sesuai dengan tatanan ilmu ilmu empirik. Kejadian semacam ini dinamakan sebagai kejadian luar biasa. 
2.      Kejadian Ilahi Yang Luar Biasa
Secara umum kejadian luar bias itu dapat dibagi menjadi dua macam: pertama, kejadian
Yang sebabnya tidak wajar, tapi masih di usakan oleh manusia, misalnya melalui pelatihan seperti perbuatan para pertapa.
Kedua,perbuatan perbuatan luar biasa yang tiodak akan terwujud kecuali dengan izin Allah secara khusus, dan hanya dilakukan oleh orang orang yang mempunyai hubungan dengan Allah swt. Perbuatan ini memiliki dua keistimewaan:
a.tidak dapat di pelajari ,  
b.tidak tunduk paqda kekuatan lain yang lebih tinggi, bahkan tidak ada faktor lain yang dapat mengalahkannya.
Perbuatan  luar biasa ini adalah untuk hamba hamba pilihan Allah swt, dan tidak dapat di jangkau oleh orang orang sesat dan durhaka. Akan tetapi ia tidak di kususkan bagi para nabi saja, karena sebagian para wali pun di bekali kemampuan seperti itu.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui cara untuk mengenal dan membedakan antara dua macam perbuatan luar biasa manusia yang Ilahi dan non- Ilahi. Apabila perbuatan  luar biasa itu dapat di pelajari atau ada faktor faktor yang dapat menahan kejadiannya atau menggagalkan pengaruhnya, itu bukanlah perbuatan luar biasa yang Ilahi, tetapi perbuatan dari setan dan hawa nafsu, bahakan dapat dinilai sebagai kesesatan kerusakan akidah dan akhlak pelakunya lantaran ia tidak berhubungan dengan ALLAH swt.
3.      Keistimewaan Mukjizat Para Nabi
Unsur ketiga di dalam definisi mukjizat ialah fungsinya sebagai bukti atas kebenaran klaim mereka sebagai nabi . Apabila arti perbuatan tersebut di perluas lagi, maka akan mencakup seluruh perbuatan luar biasa yang merupakan bukti atas kebenaran klaim imamah. Maka itu, istilah karamah khusus untuk seluruh perbuatan luar biasa yang keluar dari para wali. Lawannya adalah perbuatan yang beraqsal dari kekuatan ruh dan setan seperti sihir, perdukunan, dan perbuatan para pertapa. Selain dapat dipelajari, perbuatan seperti ini pun dapat di gugurkan oleh kekuatan yang lebih hebat, seperti sihirnya para penyihir FIR’AUN yang dapat di kalahkan oleh mukjizatnya nabi Musa as. Pembuktian bahwa hal itu tidak bersumber dari ALLah swt biasa nya dengan melihat kerusakan akhlak dan akidah pelakunya.
Hal lain yang mesti siperhatikan bahwa mukjizat para nabi berfungsi untuk membuktikan secara langsung atas kebenaran klaim mereka sebagai nabi. Adapun kebenaran isi risalah, kemestian menaati ajaran mereka, hanya dapat di buktikan secara tidak langsung. Artinya, kenabian para nabi itu dapat di buktikan secara akal, adapun risalah mereka dapat di buktikan melalui wahyu (naqli).  
  
G.     JALAN PARA NABI MEWUJUDKAN KEINGINAN FITRIAH UMAT MANUSIA
Secara fitriah manusia cendrung kepada keadilan. Dia akan menyanjung jenis pemerintahan yang tidak dibangun oleh kelas atau kelompok masyarakat tertentu. Dan dia akan memuja sosok pemimpin yang membawa manusia menuju kemudahan hidup serta bebas dari sifat egois dan merasa unggul dari selainnya. Kesetaraan kebebasan , kemudahan , ketakwaan dan keadilan merupakan keinginan yang alami dalam diri manusia.
Sejarah member kesaksian bentuk pemerintahan yang ideal yang di dasari keadilan semacam itu hanya dapat di jumpai dalam masyarakat yang menjunjung ajaran para nabi. Ini berdasarkan pada prinsip bahwa keinginan inheren dan cita cita umat manusia hanya mungkin diwujudkan dengan mengikuti ajaran ajaran mereka (para nabi). Kenyataan ini di buktikan oleh berbagai contoh yang sangat jelas pada hari ini. Terdapat banyak bentuk pemerintahan yang secara total hampa dari nilai nilai ajaran para nabi dan penguasanya telah menindas dan menghisap darah rakyatnya yang miskin di berbagai belahan dunia selama berabad abad lamanya. Mereka sedemikian tenggelam dalam diskrimanasi rasial,p[enyembahan berhala, kelaziman, dan segenap perbuatan tak manusiawi lainnya. 
  
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1.    Yazdi, Mishbah M.T, Iman Semesta, Terjemahan A. Marzuki Amin dari Amuzesye Aqayid, Jakarta: Al Huda, 2005
2.    Mutaharri, Murtaddho, manusia dan alam semesta : konsepsi islam tentang jagat raya, penerjemah: Ilyas Hasan dari : Man and Universe, Jakarta : Lentera, 2002
3.    Qiraati, prof muhsin, ushuluddin terjemahan dari Lesson From Al Quran oleh bafaqih, m.j. dan nurmansyah, dede azwar, Jakarta : cahaya, 2003
4.    Radhi, sayid syarif, nahjul balagoh, Jakarta : lentera, 2008
5.    Mutaharri, Murtaddho, keadilan ilahi , Jakarta : Al Huda, 2005


Referensi:
[1] Dr muhsin labi,pemikiran filsafat ayatullah M.T. misbah yazdi hal:223

[2] Sayid syarif radhi, Nahjul balagoh hal : 6

[3] prof muhsin Qiraati, usuluddin, hal : 208

[4] Murtadho mutahari, manusia dan alam semesta hal : 127

[5] Ibid, hal : 129
[6] Ibid, hal : 129

(irpanjanom/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: