Setelah melihat bahaya mengancam takhta kerajaan, Raja Salman membayar uang sogok sekalipun tak berharga.
Bisa jadi, uang sogok ini membuahkan hasil terbalik dan bisa membangkitkan amarah rakyat dan militer Arab Saudi. Hal ini karena mereka yang tidak memperoleh uang sogok ini akan mencari alasan mengapa terhalang dari anugerah Raja.
Setelah “Mujtahid” mengekspos pesta foya Raja Salman dan Muhammad, anak, putra mahkota, dan Menteri Pertahanan, serta lebih dari empat ribu anggota Kerajaan Arab Saudi di kota Tangier, Maroko, Salman setelah kembali dari kota ini ingin mengembalikan namak baik dengan menambah gaji satu bulan untuk para prajurit yang sedang berperang di Yaman.
Instruksi Salman untuk menambah gaji satu bulan ini ternyata tidak meliputi seluruh prajurit dan jajaran komandan militer. “Anugerah” ini hanya dikhususkan untuk mereka yang aktif berperang di medan depan operasi “Topan Tegas” dan “Harapan Kembali”.
Menurut hitungan kasar, tambahan gaji satu bulan ini tidak senilai dengan milyaran riyal yang telah dilahap oleh keluarga Kerajaan Arab Saudi dalam pesta foya di Maroko tersebut.
Banyak pertanyaan yang muncul tentang “anugerah” ini. Mengapa anugerah tersebut tidak diberikan sehari sebelum itu? Mengapa anugerah ini diberikan setelah keluarga Kerajaan Arab Saudi kembali dari pesta foya Maroko? Apakah hubungan antara anugerah ini dengan gerakan mundur militer Arab Saudi melawan kemenangan-kemenangan militer dan pasukan rakyat Yaman?
Yang jelas, tujuan pertama dari pemberian anugerah tersebut adalah memoles dan menyelewengkan opini media massa sehubungan dengan skandal Tangier. Hal ini lantaran Raja Salman kembali dari pesta Tangier dalam kondisi sehat dan segar bugar. Tentu, isu ini mendorong media massa dunia untuk mengekspos berita seputar skandal Kerajaan Arab Saudi ini.
Setelah melihat bahaya mengancam takhta kerajaan, Raja Salman membayar uang sogok sekalipun tak berharga.
Tujuan kedua dari anugerah Raja Salman tersebut ingin menampilkan Raja Arab Saudi sebagai seorang raja yang penuh dermawan setelah tercemar lantaran pesta foya Tangier. Tentu, tak satu pun akal sehat yang bisa menerima realita bahwa para pajurit Arab Saudi tewas dan terluka di medan tempur Yaman. Sementara itu, anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi malah berpesta foya di Maroko dan meninggalkan para prajurit setia itu terbakar dalam api perang Yaman.
Tujuan ketiga, dan yang lebih penting, adalah laporan media-media dunia tentang kenyataan bahwa ribuan prajurit Arab Saudi melarikan diri dari medan tempur Yaman. Ini sangat mengkhawatirkan para penguasa Arab Saudi. Untuk itu, anugerah Raja Salman tersebut hanyalah harga untuk jiwa dan raga para prajurit Saudi, tidak lebih.
Jika Raja Salman memang mencintai rakyat Arab Saudi, sudah tentu ia tidak akan meninggalkan mereka dalam setiap kesulitan perang ini. Ketika keluarga para prajurit Saudi di perang Yaman tidak bisa memejamkan mata lantaran selalu khawatir sanak keluarga mereka akan terluka atau tewas, dan keluarga Kerajaan Saudi berpesta foya dengan wanita-wanita bayaran di Tangier, ibu manakah yang mau menukar harga jiwa anaknya dengan secuil anugerah Raja Salam tersebut?
Anugerah Raja Salman ini mengingatkan kita pada uang sogok milyaran riyal yang juga pernah digelontorkan oleh Raja Abdullah atas nama “dukungan terhadai kas pembangunan tanah, pertanian, dan pembebasan asuransi dan utang pembangunan rumah” pada tahun 2011 setelah Arab Spring mencuat. Ia memberikan dana ini lantaran takut diserang rakyat. Pada hakikatnya, ia membeli takhta kerajaan dengan uang besar itu.
(Al-Jamahir-Press/Hakam-Amhaz/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email