Imam besar FPI Habib Rizieq Syihab batal melaporkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri ke polisi dan ingin ada mediasi.
Berikut ini pernyataan lengkap Rizieq mengenai pilihannya untuk tidak melaporkan Megawati dan ajakan untuk menggelar dialog nasional:
Soal pelaporan Bu Megawati? (tanya wartawan)
Janganlah saling lapor, kalau saling lapor bisa mengantarkan kepada konflik horizontal. Mestinya kepolisian menjembatani, jangan semua orang digiring melapor. Kalau ada pelaporan, polisi harus mediasi, apalagi jika masalah sensitif. Saya sampaikan ke perwakilan PDIP, jangan saya dorong untuk melaporkan PDIP. Alangkah baiknya jika dialog secara kekeluargaan. Kalau memang kami salah paham, kami minta maaf. Andai kata Mega salah ucap, ya harus klarifikasi.
Kalau saya didorong melapor, saya bisa lapor. Saya sudah menonton secara utuh video Megawati sebanyak 10 kali, dan saya menyimpulkan penistaan agama dan suku bangsa. Sampai saat ini kami menahan diri, supaya polisi bisa memediasi. Bukan hanya Bu Mega, tetapi dengan PMKRI, Sukmawati, apakah dengan lainnya, ayo kita duduk dialog nasional.
Tetapi mereka terus menekan kita, kami akan melakukan hal yang sama. Kalau mereka melalui pelaporan, kami melaporkan. Polisi harus adil, kalau saya dilaporkan, kalau saya besok melaporkan Bu Mega, maka harus diproses juga. Ini kan nggak bagus, nanti pendukung Bu Mega marah, nanti akhirnya kita diadu lagi. Saya tidak mau diadu domba, saya ingin semuanya diselesaikan dengan dialog. Yuk kita sama-sama dialog pertahankan NKRI.
Menanggapi hal itu, PDIP menegaskan bahwa Megawati tidak ada masalah dengan Rizieq,"jelas Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Parera melalui pesan singkat, Selasa (17/1/2017).
Andreas menjelaskan pidato Megawati saat HUT PDIP adalah bentuk tanggung jawab sebagai putri dari Presiden Sukarno dan negarawan. Dia menambahkan, jika Megawati berbicara, artinya ada legitimasi politik yang jelas.
"Kalau Ibu Mega berbicara sesuatu, ada legitimasi politik yang jelas yang bisa dipertanggungjawabkan secara publik, demi kepentingan, baik PDI Perjuangan yang beliau pimpin maupun demi kepentingan bangsa ini," ujar Andreas.
"Yang pasti, Ibu Mega sangat hemat berbicara dan, kalau beliau bicara, tentu punya dasar yang jelas dengan bobot politik dan moral kenegaraan yang bisa dipertanggungjawabkan," sambungnya.
Baca Juga: Hasto: Ibu Mega Susun Sendiri Pidatonya soal Peramal Masa Depan
Sebelumnya, meski mempersoalkan pidato Megawati Soekarnoputri, Habib Rizieq Syihab memilih tidak melaporkan Ketum PDIP tersebut. Namun Rizieq meminta ada mediasi.
"Karena saya sudah nonton secara utuh video Megawati 10 kali, saya menyimpulkan penistaan agama dan suku bangsa. Supaya polisi bisa memediasi, kami menahan diri untuk melapor," ujar Rizieq di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, tadi siang.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan keseluruhan pidato tersebut disiapkan sendiri oleh Megawati. Tentunya melalui perenungan yang mendalam, khususnya menyangkut kondisi Tanah Air akhir-akhir ini.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya tidak takut dan siap menghadapi pelaporan Rizieq Shihab. "Kami tidak takut dan kami siap berhadapan dengan Bapak Rizieq," kata Hasto kepada wartawan, Selasa (17/1/2017).
"Sekiranya Pak Rizieq ada yang tidak puas, sampaikan melalui jalur hukum, dan kami akan siapkan pembela hukum terbaik," tambah Hasto.
Menurut dia, memang selama ini Rizieq selalu mencari celah untuk 'menyerang' Megawati dan PDIP. Kini Rizieq menemukan celah itu melalui pidato yang disampaikan oleh Megawati pada HUT PDIP ke-44 pada Selasa (10/1/2017). Terkait pidato tersebut, Hasto menyerahkan penilaiannya kepada masyarakat. "Biar rakyat yang menilai pidato Ibu (Mega)," kata Hasto.
Hasto menegaskan pidato tersebut disampaikan berangkat dari keprihatinan atas kondisi bangsa akhir-akhir ini. Pidato tersebut disampaikan demi kebaikan bangsa. "Ini (pidato) untuk kebaikan bangsa dan negara, tidak bermaksud melecehkan mana pun. Ini tanggung jawab ketua partai untuk menyampaikan kebenaran di atas kebenaran," kata dia.
"Keseluruhan pidato Ibu Megawati dipersiapkan oleh beliau melalui perenungan yang mendalam, kontemplasi dengan rasa cinta kepada bangsa dan negara, dan disampaikan dengan lantang untuk bangsa dan negara Indonesia," kata Hasto saat berbincang dengan detikcom, Selasa (17/1).
(Detik-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email