Pesan Rahbar

Home » » Turki Cabut Paspor Milik 50 Ribu Orang Diduga Terkait Gerakan Gulen

Turki Cabut Paspor Milik 50 Ribu Orang Diduga Terkait Gerakan Gulen

Written By Unknown on Monday, 1 August 2016 | 17:17:00

Sebanyak 1.700 perwira tinggi sudah dipecat dengan tidak hormat dan 99 kolonel setia kepada Erdogan dipromosikan menjadi jenderal.

Hainler Mezarligi atau Pemakaman Pengkhianat, kompleks kuburan khusus bagi mayat-mayat pelaku kudeta 15 Juli, dibangun di Kota Istanbul, Turki. (Foto: Gazate Port)

Menteri Dalam Negeri Turki Efkan Ala bilang pemerintahya telah mencabut paspor kepunyaan 50 ribu orang diduga terkait gerakan Hizmet, didirikan oleh Fethullah Gulen. Kebijakan ini diambil untuk mencegah mereka lari keluar negeri.

Gulen, ulama asal Turki tadinya sahabat dekat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan menetap di Amerika Serikat sejak 1999, dituding sebagai dalang kudeta gagal pada 15 Juli lalu.

Lima hari setelah kudeta, Erdogan menetapkan negara dalam keadaan darurat selama tiga bulan. Status inilah dimanfaatkan rezim Erdogan untuk melakukan pembersihan mengerikan atas semua institusi negara dari pengaruh orang-orang Gulen.

Ala menambahkan lebih dari 18 ribu orang ditahan setelah kudeta. Kementerian Tenaga Kerja Turki mengungkapkan pihaknya sedang menyelidiki 1.300 stafnya diduga terkait upaya penggulingan Erdogan itu.

Jumlah pegawai negeri diberhentikan sudah lebih dari 66 ribu orang, termasuk 43 ribu pegawai Kementerian Pendidikan, seperti dilansir kantor berita Anadolu Jumat lalu.

Sebanyak 17 wartawan telah ditahan dan empat lainnya dibebaskan Jumat lalu. Pemerintah Turki juga sudah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap 89 jurnalis.

Erdogan juga menata ulang struktur angkatan bersenjata. Sebanyak 1.700 perwira tinggi sudah dipecat dengan tidak hormat dan 99 kolonel setia kepada Erdogan dipromosikan menjadi jenderal.

Para pemimpin Barat dan organisasi hak asasi manusia amat prihatin dengan bersih-bersih mengerikan ala Erdogan. Namun Erdogan membalas keprihatinan itu dengan kecaman. "Negara manapun dan pemimpin mana saja tidak khawatir soal kehidupan rakyat Turki dan demokrasi kami karena sangat mencemaskan para pemberontak, mereka bukan teman kami."

Erdogan mengklaim kudeta Jumat malam dua pekan lalu itu menewaskan 237 orang dan melukai 2.100 lainnya.

(Daily Mail/The-Independent/Mirror/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: