Pesan Rahbar

Home » » Ikuti Jejak Jokowi, Nasib Anies Bawesdan Berada Diujung Tanduk. Fakta Ini Mencengangkan!

Ikuti Jejak Jokowi, Nasib Anies Bawesdan Berada Diujung Tanduk. Fakta Ini Mencengangkan!

Written By Unknown on Wednesday, 29 March 2017 | 18:19:00


Dalam kunjungannya ke Tegal, Jawa Tengah, cagub DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan juga bertamu ke rumah salah seorang pengusaha warteg sukses di Ibu Kota. Kepada pengusaha warteg tersebut, Anies bertanya tentang asal-mula warteg di Ibu Kota.

"Warga di sini awalnya mulai buka warteg di Jakarta itu kapan Pak?" tanya Anies kepada pengusaha warteg bernama Haji Wakio di Kelurahan Cabawan, Kecamatan Margadana, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (29/3/2017).

Wakio kemudian berkisah, warga di kampungnya mulai membuka usaha warteg di Ibu Kota pada 1970-an. Wakio sendiri memulai usahanya pada 1979.

"Usaha warteg saya pertama di daerah Sumur Batu, Pak. waktu itu saya mulainya masih umur 22 tahun Pak," ujar Wakio kepada Anies.

Anies blusukan di Tegal (Foto: Noval Dhwinuari Antony/detikcom)

Begitulah sepintas tentang kunjungan Anies Bawesdan ke Tegal.

Namun kota Tegal terkenal 'angker' bagi para pejabat yang hendak mencalonkan diri.
Entah mengapa wilayah pantura paling barat dari Provinsi Jawa Tengah ini sangat identik dengan sebutan tiga daerah.

Semacam segi tiga yang membentang dari laut utara melewati garis barat Brebes, garis timur Pemalang, poros tengah Tegal terus ke arah selatan dan berujung di Gunung Slamet.
Mulai dari Hutan larangan, Kali Pemali, desa Kramat, laut pantura melingkari kota Tegal.

Tegal memang daerah yang dianggap “mistis” oleh kalangan tertentu dan wilayah yang tidak direkomendasi bagi para penguasa untuk berkunjung, konon Presiden Soekarno dan Soeharto, begitu juga dengan Gus Dur serta Megawati jatuh dari pucuk kekuasaanya setelah berkunjung ke Tegal.

Jangan remehkan kota/bumi Tegal. Sastoro, Anggota DPR RI periode 1999-2004 yang berasal dari Tegal pernah bercerita bahwa dia heran ketika Presiden SBY berani datang ke Bumi Tegal Februari 2014 silam.

Bahkan spiritualis Ki Joko Bodo menilai, tujuan spiritual dari kunjungan SBY ke Gunung Slamet, justru akan membawa malapetaka bagi SBY.

Menurutnya Presiden Soeharto sesaat sebelum lengser juga melakukan kunjungan ke Gunung Slamet. Beliau menambahkan kembali, Presiden Soekarno sekitar tahun 1964 datang mampir ke Waduk Cacaban tidak lama setelah itu terjadi kekacauan 1965 dan Soekarno tumbang.

Serupa hal itu, yakni Gus Dur sehabis berkunjung ke pesantren temannya di Tegal tak lama kemudian lengser.
Megawati tanggal 4 Juli 2004 meresmikan TPI di Tegal, setelah itu kalah Pilpres.

Abu Rizal Bakri juga gagal menuju kursi RI-1 setelah berkunjung ke Tegal dalam menghadiri acara pelantikan kadernya Hj. Siti Masyitho yang menang dalam pemilihan Walikota Tegal, 2014 kemarin. Dan sejumlah pejabat negara lainnya yang tak terhitung, tak bisa menembus mitos "keangkeran' bumi Tegal.

Namun hal tersebut ternyata tidak berlaku kepada presiden kita Joko Widodo. Sekalipun sudah direkomendasikan untuk tidak mengunjungi kota Tegal karena dikhawatirkan akan gagal menjadi presiden RI.

Namun beliau tetap mengunjungi kota tegal untuk kampanye, pada tanggal 19 Juni 2014. Sementara di Pihak Prabowo Subianto, kampanye di Tegal diwakili oleh Anang dan Ashanti. Ternyata 20 Oktober 2014 tetap saja menghantarkan putra Solo ini menduduki kursi RI 1.

Bahkan tercatat hingga Desember 2016, Jokowi sudah 2 kali berkunjung ke Tegal.

Jokowi saat kampanye pilpres 2014 di Tegal

Ponpes At Tauhidiyyah menjawab pertanyaan Presiden Jokowi, Kamis (16/6) malam, di Tegal, Jateng.

Mitos boleh dipercaya namun bisa juga semata-mata hanya mitos. Namun patut dicatat bahwa hanya orang-orang yang berhati bersih dan jujur yang bisa menembus hal ghaib yang menyelimuti sebuah mitos. Akhirnya semua kembali kepada kuasa Allah SWT karena ketika Ia berkehendak, hanya mengatakan Jadilah, maka Jadilah Ia.

Jokowi adalah sosok yang dulunya ndak mikir jadi presiden ini memang benar-benar nglurug tanpa bala (menyerang tanpa pasukan),
menang tanpa ngasorake (menang tanpa merendahkan),
sekti tanpa aji-aji (kesaktian/kewibawaan tanpa mengandalkan ajian/kekuasaan),
dan sugih tanpa bandha (kaya tanpa didasari harta/duniawi).

Dan yang jadi pertanyaan selanjutnya, apakah Anies Bawesdan akan lulus seperti Jokowi?Sekalipun menginjakan kaki di Tegal, Jokowi tetap saja menjadi Presiden RI.Ataukah nasib Anies bawesdan akan sama dengan bung karno, pak harto, gus dur, megawati, dan yang lainnya karena Tegal sangat pantangan dikunjungi bagi calon pejabat?

Walahualam..

(Tasbih-News/Detik-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita:

Index »

KULINER

Index »

LIFESTYLE

Index »

KELUARGA

Index »

AL QURAN

Index »

SENI

Index »

SAINS - FILSAFAT DAN TEKNOLOGI

Index »

SEPUTAR AGAMA

Index »

OPINI

Index »

OPINI

Index »

MAKAM SUCI

Index »

PANDUAN BLOG

Index »

SENI