Foto: Dok. Kemlu
Israel melarang Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi masuk ke Ramallah, Palestina. Pelarangan ini dilakukan karena Retno menolak untuk bertemu dengan para pejabat Israel di Yerusalem.
Semula, Menlu Retno hendak bepergian ke Ramallah untuk membuka konsulat kehormatan (konhor) pertama Indonesia di Ramallah, Palestina sekaligus melantik Konhor Maha Abu-Shusheh. Di kota itu, dia dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki dan Presiden Mahmoud Abbas.
Tapi, Israel menolak memberikan visa untuk Menlu wanita pertama Indonesia itu guna memasuki Ramallah. Pelantikan dilakukan di KBRI Amman karena Menlu dan rombongan dilarang otoritas Israel memasuki Ramallah.
Media Israel, Haaretz, melaporkan, dalam beberapa hari terakhir telah ada kontak antara Indonesia dan Israel. Di mana para pejabat Israel menegaskan bahwa jika Retno ingin mengunjungi Ramallah, maka dia harus bertemu dengan para pejabat Israel di Yerusalem.
Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Bahkan, dalam KTT Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta beberapa hari lalu, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyerukan semua negara OKI untuk memboikot produk-produk Israel sebagai dukungan untuk kemerdekaan Palestina.
Dalam sambutannya, Menlu Retno menyampaikan pelantikan dan pembukaan kantor Konsul Kehormatan di Ramallah merupakan bukti nyata dukungan Indonesia terhadap Palestina.
“Dukungan Indonesia kepada perjuangan rakyat Palestina tidak pernah padam dan pada hari ini kita maju satu langkah lagi dengan pelantikan Konsul Kehormatan RI di Ramallah,” ujar Menlu Retno.
Dalam upacara pelantikan, Menlu RI meminta Konhor RI di Ramallah untuk dapat berperan aktif untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara. “Saya harap Konhor RI di Ramallah dapat menjadi penyambung tali persaudaraan Rakyat Indonesia dan Palestina,” imbuh Retno.
Selain mendekatkan hubungan bilateral kedua negara, Konhor RI di Ramallah juga memiliki tugas untuk memberikan pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, meningkatan hubungan dan kerjasama ekonomi dan sosial budaya.
Serta melakukan promosi ekonomi, perdagangan, pariwisata, investasi, tenaga kerja dan jasa; serta melakukan promosi sosial budaya.
Kementerian Luar Negeri Israel pada Senin 14 Maret 2016 menolak berkomentar soal tindakan Israel terhadap Menlu Retno. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tidak segera menanggapi sebuah konfirmasi.
Sumber di Kementerian Luar Negeri Palestina, mengatakan, Maliki akhirnya memilih melakukan perjalanan ke Yordania untuk bertemu dengan Menlu Retno Marsudi. Pelantikan Konsul Kehormatan pun dilangsungkan di Amman, Yordania.
“Maliki memutuskan untuk pergi ke Amman demi penghargaan bersejarahkhusus antara Negara Palestina dan Indonesia,” kata sumber itu.
Sebelumnya, Kemlu Indonesia dalam keterangan tertulis sebagaimana dilansir dari Sindonews, semalam membenarkan jika Israel melarang Menlu Retno memasuki Ramallah. Namun, tidak ada penjelasan alasan pelarangan terhadap Retno.
”Pelantikan Konhor RI untuk Palestina dilakukan di KBRI Amman karena beberapa saat menjelang keberangkatan Menlu RI beserta delegasi menuju Ramallah, Israel tidak memberikan izin over flight bagi helikopter Angkatan Udara Yordania yang akan membawa Menlu RI,” bunyi keterangan tertulis Kemlu Indonesia.
”Tidak diberikannya izin over flight tersebut tidak menyurutkan determinasi Indonesia untuk melantik Konhor RI Ramallah. Dengan pengaturan yang sangat cepat, maka pelantikan dapat dilakukan di Amman dengan lancar,” lanjut keterangan Kemlu.
Pelantikan Konhor Indonesia di Palestina dihadiri Menlu Palestina, Riyad al-Maliki, para Duta Besar negara-negara ASEAN dan OKI di Amman, Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, Duta Besar RI untuk Yordania, Teguh Wardoyo, serta para tokoh dan pejabat pemerintahan Palestina dan Yordania.
Dibukanya Konsul Kehormatan RI di Ramallah merupakan konsul kehormatan pertama di antara 41 kedutaan besar dan konsul asing di Rammallah. Sedangkan Konsul Kehormatan asing di Palestina lainnya yang saat ini berada di Bethlehem.
Hubungan perdagangan antara Indonesia dan Palestina telah meningkat hampir 3 kali lipat dari USD 1,02 juta pada tahun 2014 menjadi USD 3,67 juta pada tahun 2015. Sekitar 50 ribu wisatawan Indonesia setiap tahunnya juga berkunjung ke Palestina termasuk peziarah Muslim dan Nasrani.
(Satu-Islam/berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email