Pesan Rahbar

Home » » Ali reza: Rahbar Terang-terangan Membela Rafsanjani

Ali reza: Rahbar Terang-terangan Membela Rafsanjani

Written By Unknown on Tuesday 22 September 2015 | 07:58:00


Oleh: Ali reza

Salam,

Saya tetap mempunyai pandangan bahwa kebijakan atau pandangan Rafsanjani akan menjadi ganjalan bagi perkembangan revolusi selanjutnya di Iran atau keadilan merata di negeri ini. Rahbar sendiri mengakui bahwa dia berbeda pendapat dengan Rafsanjani dalam distribusi keadilan di negara ini. Bahkan secara terang-terangan, Rahbar menyatakan bahwa pendapat saya lebih dekat dengan presiden saat ini (Ahmadinejad). Perbedaan semacam ini bukan berarti mencabut keadilan Rafsanjani.

Memang, Rahbar menyebut bahwa Rafsanjani secara pribadi tidak mempunyai masalah. Tapi bagaimana dengan keluarganya? Beberapa waktu lalu, Ayatollah Khaz Ali menyatakan bahwa anaknya yang mbalelo keluar dari jalur. Ia pun menyatakan lepas tangan dari anaknya. Bagaimana dengan anak Rafsanjani? Iapun tidak lepas dari hukum begitu saja. Rafsanjani baik, tapi bukan berarti anaknya juga baik.

Ahmadinejad berjanji akan menyerahkan draft kekayaan para pejabat pasca Revolusi Islam Iran kepada Parlemen. Kita akan tunggu langkah Ahmadinejad tersebut.

Di kalangan teman-teman ada joke mengenai Rafsanjani dan Rahbar. Rafsanjkani mempunyai idola Soeharto, sedangkan Rahbar mempunyai idola Soekarno. Meski itu joke, tapi itu rada menyentuh insting bawah sadar kita dalam memandang dua tokoh tersebut. Apalagi dengan penyampaian Rahbar kemarin.

Dalam debat saya dengan pendukung2 Mousavi, saya selalu bilang, "Masyarakat Tehran itu ego, karena gak ingin kekayaannnya dibagikan ke desa-desa." Setiap saya ngomong begitu, mereka kebanyakan diam. Rupanya, omongan ini senjata ampuh.




From: dina_rana <dina_rana@...>
To: islam_alternatif@yahoogroups.com
Sent: Friday, June 19, 2009 15:14:20
Subject: [islamalternatif] Rahbar Terang-terangan Membela Rafsanjani...

Salam,
Alhamdulillah kami punya parabola, jadi bisa mengikuti siaran langsung dari Teheran, khutbah Jumat Rahbar...

Ternyata Rahbar terang2an memuji-muji Rafsanjani dan menolak tuduhan2korupsi yg dialamatkan kepada Rafsanjani (dan menegur keempat kandidat yg telah berdebat dg cara saling melemparkan tuduhan2.)
Buat teman2 yg sudah terlanjur nulis di blognya menjelek2an Rafsanjani, dipdate lagi tuh...:)

Di akhir khutbah yg luar biasa itu (Islammuhammadi. com, ditunggu teks terjemahan lengkapnya ya), Rahbar terlihat menahan tangis dan berdoa kepada Imam Mahdi, kurang-lebih, "Apa yg harus saya lakukan, sudah saya lakukan; apa yg harus saya katakan sudah saya katakan...Saya sangat lemah.. doakan saya.." Sebagian hadirin sholat Jumat pun langsung ikut menangis.

Btw, ini cuplikan tulisan ttg Rafsanjani (terkait pilpres 2005, saat Rafsanjani bertarung melawan Ahmadinejad) yg dimuat di buku "Pelangi di Persia" (tapi ini versi aslinya, awalnya untuk blog, di buku sudah diedit lagi tatabahasanya) :

=Ketika Rafsanjani Memilih Untuk Menjadi Tumbal=

Siapa menyangka, Ahmadinejad berhasil masuk ke putaran kedua pemilu kepresidenan Iran tahun 2005 (karena di antara tujuh kandidat tidak ada yang berhasil meraih suara di atas lima puluh persen, dilakukan pemilu putara kedua). Ahmadinejad harus bertarung melawan Rafsanjani, singa tua dalam kancah perpolitikan Iran. Dia sudah hadir di kalangan elit politik sejak kemenangan Revolusi Islam tahun 1979. Sebaliknya, tidak banyak yang mengenal sosok Ahmadinejad. Dia baru dua tahun menjabat Walikota Tehran. Sebelumnya, dia pernah menjadi gubernur di Provinsi Ardebil dan pernah terpilih sebagai gubernur teladan se-Iran. Namun, tetap saja, dia bukan `siapa-siapa' , bila dibandingkan dengan Rafsanjani.

Di pemilu putaran pertama, kelompok kiri di Iran berusaha memberikan gambaran bahwa Rafsanjani adalah tokoh tua yang puritan, yang masih haus kekuasaan. Dia dijelek-jelekkan habis-habisan. Kelompok kiri memang menjagokan Moin dan Karoubi. Ahmadinejad tak banyak disinggung. Anehnya, ketika kedua orang itu maju ke putaran kedua, strategi kelompok kiri berubah drastis. Rafsanjani digambarkan sebagai tokoh yang moderat dan Ahmadinejad disebut-sebut sebagai tokoh garis keras. Isu-isu dengan segera bertebaran, misalnya kalau Ahmadinejad jadi presiden, semua perempuan Iran harus pakai chadur, atau bahkan mobil Samand (produksi Iran yang kelasnya setara dengan Peugeot) bakal diganti namanya dengan Dzul-Jannah (nama kuda Imam Ali). Sebaliknya, Rafsanjani disebut-sebut sebagai bisnismen, berpandangan moderat, dan bahkan menyetujui dibukanya hubungan Iran-AS.

Mengamati situasi ini, entah mengapa saya memiliki analisis lain. Berangkat dari kenyataan bahwa Rafsanjani selama ini selalu berada di samping Rahbar (Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, yang menurut UUD Iran memiliki hak veto atas pemerintahan) , menjadi Khatib Jumat untuk kota Tehran, bahkan ditunjuk Rahbar sebagai ketua Dewan Penentu Kemaslahatan Negara (badan tertinggi yang menyelesaikan persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh Parlemen), juga, melihat berbagai prestasinya di masa lalu, termasuk ngibulin AS dalam skandal Iran-Contra yang membuat Iran dalam kondisi kritis di masa Perang Iran-Irak berhasil mendapatkan suplai senjata dari AS dan prestasi luar biasanya dalam membangun kembali Iran pasca perang di tengah-tengah boikot ekonomi internasional, tiba-tiba, saya merasa Rafsanjani sedang bermain politik tingkat tinggi untuk menggolkan Ahmadinejad.

Begini, seandainya Rafsanjani tidak turun gunung dan lebih memilih hidup tenang sambil bermain di rumah bersama cucunya yang cantik (yang menjadi bintang dalam film kampanyenya) , kemungkinan besar yang naik adalah orang-orang kiri, dan Ahmadinejad sejak awal mungkin sudah tersingkir. Tapi, Rafsanjani memilih maju dan suara orang-orang kiri pun terpecah-pecah (langkah ini didukung pula dengan cerdik oleh Rahbar yang dengan hak prerogatif yang dimilikinya, telah meminta KPU agar menganulir keputusan KPU yang semula mencoret Moin dan Mehr Alizadeh –dua calon dari golongan kiri—dari daftar kandidat). Salah satu bukti dari analisis saya adalah sikap Rafsanjani yang angin-anginan dalam berkampanye: dia sama sekali tidak melangkahkan kaki ke luar Teheran untuk kampanye.
Langkah pertama sudah berhasil, yaitu orang-orang kiri sudah terbendung langkahnya. Kini, tinggallah Rafsanajani dan Ahmadinejad.

(Catatan: orang-orang kiri atau yang sering menyebut diri kelompok reformis: adalah kelompok yang menginginkan agar sistem Islam tidak lagi diterapkan di Iran, atau minimalnya, Iran diliberalkan. Sementara orang-orang kanan, yang sering disebut sebagai konservatif, lah).

Kalau saya perhatikan kampanye mereka berdua di TV tadi malam, siapapun yang berpikir bebas (tidak ada vested interest), akan langsung berpihak pada Ahmadinejad, seorang doktor di bidang ekonomi. Analisis-analisisny a hebat dan sangat praktikal. Dengan jelas dan jitu ia menjawab semua pertanyaan dari penyiar TV. Rencana-rencananya di bidang ekonomi sangat masuk akal dan sangat implementatif. Ia sama sekali tidak menyebut-nyebut Amerika atau berusaha menggiring massa untuk bernostalgia revolusi. Dia berbicara tentang Iran hari ini, dengan sederet persoalan ekonomi dan sosialnya.

Sebaliknya, aneh sekali, Rafsanjani benar-benar tampil di bawah platform. Tiap ditanya, dia selalu menjawab dalam tataran tinggi (seolah-olah sedang memberi khutbah Jumat). Semalam, si penyiar TV malah sampai tiga kali mengejar..." Praktiknya gimana Pak?". Dan Rafsanjani dengan gaya angin-anginan, kembali lagi bicara sana-sini, tetap dalam tataran 'khutbah Jumat".

Saya dengar dari teman saya sesama anggota pengajian RT, dia menjawab pertanyaan tentang hijab kaum perempuan Iran yang kebanyakan sudah ala Mbak Tutut sbb: "Yah...yang penting kan tetap pakai pakaian?" Jawaban ini jelas membuat marah ibu-ibu teman saya sesama peserta pengajian itu, yang bukan cuma berjilbab, tapi sekalian ber-chadur (kain hitam yang diselubungkan ke seluruh tubuh, kecuali wajah). Mereka pun ramai-ramai menghujat Rafsanjani dan mengalihkan pilihan pada Ahmadinejad.

Saya pikir, Rafsanjani memang sengaja `begitu' supaya rakyat berpihak pada Ahmadinejad. Dia sedang menjadikan dirinya sebagai tumbal, dengan sangat lihainya.

Dan akhirnya, Ahmadinejad memang menang. Hari Jumat pertama setelah pemilu, Rafsanjani langsung menjadi khatib Jumat Tehran yang isi ceramahnya (yang disiarkan ke seluruh Iran) adalah menyerukan rakyat agar bersatu mendukung presiden baru. Dia pun tetap menjadi Ketua Dewan Penentuan Kemaslahatan Negara, yang nota bene, dianggotai oleh beberapa pejabat tinggi negara, termasuk: presiden!

Dina Y. Sulaeman
http://dinasulaeman .wordpress. com

(Insya Allah saya akan posting video rekaman khutbah Rahbar di blog saya...tapi harap sabar, musti diedit dulu biar tak terlalu panjang..pidatonya 2 jam... so stay tune:) )


(Yahoo/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: