Pesan Rahbar

Home » » Rahbar: Pasukan Pasdaran Muncul dari Tengah Masyarakat

Rahbar: Pasukan Pasdaran Muncul dari Tengah Masyarakat

Written By Unknown on Tuesday 22 September 2015 | 07:48:00



Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (14/7) dalam pertemuan dengan ribuan komandan, perwira tinggi dan anggota Pasukan Garda Revolusi Islam (Sepah-e Pasdaran-e Enqelab-e Islami) menyebut unsur spiritual Pasdaran sebagai faktor utama elastisitas dan perilaku mengagumkan lembaga kerakyatan dan revolusioner ini di berbagai medan dan kondisi selama tiga dekade terakhir.

Seraya menjelaskan fenomena penting yang ada di dalam negeri dan di tingkat dunia, beliau mengatakan, “Semua pejabat negara harus melaksanakan tugas yang diembannya di berbagai bidang dan selalu siap berhadapan dengan kondisi apapun seperti yang selama 31 tahun ini mereka perlihatkan. Tanpa ada keraguan sedikitpun -seperti biasa- bangsa Iran yang besar dan Republik Islam akan memenangi medan pertarungan ini.”

Ayatollah al-Udzma Khamenei dalam pertemuan tersebut menjelaskan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan dzikir, tawassul dan penyucian diri. Beliau menyampaikan ucapan selamat atas tibanya bulan Sya’ban dan kelahiran Imam Abu Abdillah al-Husain bin Ali (as), Imam Sajjad (as) dan Abul Fadhl Abbas (as), seraya menyebut pasukan Pasdaran sebagai pengikut setia, pencinta jalan Allah dan ajaran para Imam.

Menurut beliau, para komandan dan pasukan Pasdaran adalah penerus jalan para syuhada yang mulia semisal Syahid Bakeri, Syahid Hemmat, Syahid Borujerdi dan syuhada-syuhada lainnya. Mengenai unsur spiritual pembentuk Pasdaran, Rahbar mengatakan, “Hati yang cinta kepada perjuangan di jalan Allah (fi sabilillah) di semua kancah dan medan, lisan yang jujur, dan pandangan yang benar dan berlandaskan kebenaran adalah tiga unsur utama yang membentuk hakikat Pasukan Pasdaran.”

Seraya membawakan beberapa penggal ungkapan doa Munajat Sya’baniyah, Ayatollah al-Udzma Khamenei menjelaskan, “Unsur spiritual pembentuk Pasdaran mendekatkan diri setiap personil korps ini kepada Allah Swt. Kejujuran dan loyalitas mereka dalam niat, ucapan dan tindakan tak ubahnya bagai kalimah tayyibah yang naik menuju ke sisi Allah Swt.”

Mengenai pandangan yang benar dan pengetahuan akan kebenaran, beliau mengungkapkan, “Pandangan yang benar ini akan membantu mengenal kebenaran di saat terjadinya peristiwa yang penuh kekaburan sehingga orang akan mengetahui tugasnya dan cara yang benar untuk melaksanakan kewajibannya.”

Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata menyinggung proses pembentukan Pasukan Garda Revolusi Islam seraya menyebut Pasdaran sebagai lembaga pertahanan yang memancar dari dalam masjid, sekolah, universitas, rumah-rumah masyarakat dan kalbu insan-insan yang mukmin. Beliau menandaskan, “Tidak ada orang yang membentuk Pasdaran. Sebab, korps ini terbentuk di saat kondisi dan zaman memerlukannya, dan akan terbentuk dimana saja ketika diperlukan oleh revolusi Islam dan negara.”

Seraya menyeru kepada seluruh anggota korps Pasdaran untuk menjaga unsur pembentukan korps pertahanan ini dan menjalankan tugas sesuai tuntutan zaman dan kondisi, beliau mengingatkan, “Di tahun-tahun pertama revolusi, Pasdaran menjaga bentuk dan jatidirinya dalam menghadapi kelompok kontra revolusi di jalan-jalan kota Tehran, pemberontakan di sejumlah provinsi di perbatasan, terlibat dalam Perang Pertahanan Suci selama delapan tahun dan berbagai medan lainnya. Namun berkat kelenturannya yang memang diperlukan, Pasdaran menyesuaikan diri dengan kondisi zaman sehingga bisa melaksanakan tugas dengan baik.”

Pemimpin Besar Revolusi Islam menjelaskan usulan pemerintah pasca berakhirnya perang kepada korps Pasdaran untuk terlibat di bidang pembangunan negara. “Di medan pembangunan pun, Pasdaran melaksanakan pekerjaan yang terbaik. Ini menunjukkan bahwa lembaga yang lahir dari rakyat ini punya kelenturan yang istimewa berkat komitmennya dengan unsur spiritual yang mendasari pembentukannya. Unsur ini terus berkembang dan kian sempurna sejalan dengan tuntutan zaman,” imbuh beliau.

Menurut beliau, salah satu keistimewaan revolusi adalah terbentuknya lembaga-lembaga seperti Pasdaran dan Jihad Pembangunan di dalamnya. “Lembaga-lembaga seperti ini memiliki konstruksi yang sesuai disertai dengan sisi spiritual yang kuat. Seiring dengan keteraturan dan kepatuhan kepada undang-undang, lembaga-lembaga ini tidak terpasung dalam kesulitan yang biasa dialami oleh lembaga-lembaga konvensional,” jelas beliau.

Ayatollah al-Udzma Khamenei mengimbau Pasdaran untuk menjaga identitas kelembangaannya. Beliau menyebut Pasdaran sebagai pohon yang baik (syajarah thayyibah) yang dalam al-Qur’an dikatakan menghasilkan buah istimewa yang berkelanjutan berkat kinerja dan karakternya yang mengagumkan. Beliau menyeru para komandan dan seluruh anggota korps Pasdaran untuk mengenal kondisi zaman sehingga bisa merumuskan program masa depan dengan benar.

Di bagian lain pembicaraannya Rahbar menjelaskan kondisi negara dan transformasi dunia. Menurut beliau salah satu fakta yang tak terbantahkan adalah stabilitas revolusi. Untuk memahami fakta dengan lebih baik, beliau membandingkan revolusi Islam Iran dengan revolusi Prancis dalam berbagai periodenya dari proses pembentukan sampai kemenangan.

Beliau mengatakan, “Berbeda dengan gerakan-gerakan sosial – politik lainnya di abad-abad terakhir, setelah berlalunya 31 tahun dengan berbagai hambatan dan gangguannya, revolusi Islam terus berjalan di jalur yang telah digariskan Islam dan rel yang telah dibuat oleh Imam Khomeini. Fakta yang sangat penting ini membuktikan bahwa Allah melindungi revolusi ini.”

Seraya menyinggung pernyataan para petinggi Amerika Serikat (AS) tentang upaya AS mengubah perilaku Iran, Ayatollah al-Udzma Khamenei menandaskan, “Arti sebenarnya dari kata-kata itu adalah bahwa AS sedang berupaya mengubah arah tujuan gerakan revolusi Islam.”

Beliau menyebut kalbu bangsa Iran yang mukmin sebagai jelmaan dari kekuatan Allah, seraya mengatakan, “Faktor yang memungkinkan gerakan revolusi ini tetap eksis di jalurnya yang benar adalah kecintaan bangsa Iran kepada Islam. Cinta inilah yang menjadi bekal pembentukan basis pertahanan revolusi Islam yang tak bisa ditembus. Jika jalurnya berubah dan Islam tersisihkan, maka basis pertahanan inipun akan sirna. Saat itu, para arogan dan agresor akan kembali menguasai negeri ini.”

Rahbar menyinggung kemajuan pesat yang dicapai Iran dan menyebutnya sebagai fakta lain yang ada di negara ini. Namun beliau menggarisbawahi, “Data yang diterbitkan di dunia menunjukkan kemajuan dan perkembangan pesat sains di Iran yang berkali libat lebih cepat dibanding rata-rata kemajuan negara-negara lain di dunia. Tentunya, masih ada jarak yang terbentang luas untuk mengejar kafilah ilmu. Namun demikian, kemajuan yang sudah dicapai juga jangan sampai dilupakan.”

Fakta lain yang disinggung beliau adalah kematangan dan pengalaman rakyat Iran dalam berpolitik. Beliau menegaskan, “Masyarakat, para pemuda bahkan kalangan remaja punya pengalaman segudang berkat terjadinya beragam peristiwa yang datang silih berganti. Dan syukur, mereka sangat baik dalam memahami permasalahan yang muncul. Sehingga, ketika muncul masalah yang terkadang kabur dan menarik hati, rakyat akan segera mengubah jalur ketika memahami fakta yang sebenarnya. Kondisi ini nampak jelas ketika fitnah terjadi tahun lalu.”

Pemimpin Besar Revolusi Islam lebih lanjut mengangkat masalah pemuda dan menjelaskan bahwa agama telah menjadi bagian dari kehidupan generasi muda bangsa ini. Fenomana yang signifikan tersebut dapat disaksikan di negara ini. Beliau membawakan contoh partisipasi luas para pemuda dalam acara i’tikaf, shalat jamaah di kampus-kampus dan tempat-tempat lain serta keikutsertaan mereka secara antusias dalam acara-acara keagamaan yang lain. “Semua itu menunjukkan bahwa agama menjadi bagian dari kehidupan mereka,” tegas beliau.

Mengenai transformasi dunia beliau menjelaskan soal ekspor revolusi Islam yang berarti pemaparan pemikiran dan cita-cita revolusi Islam kepada masyarakat dunia. Beliau menyinggung sambutan hangat rakyat di berbagai negara kepada para petinggi Republik Islam Iran. “Meski ada tipu daya dan makar musuh, namun aroma Islam dan revolusi Islam semakin menyegarkan hati bangsa-bangsa di dunia, dan ini adalah fakta yang tak terbantahkan,” kata beliau.

Fakta berikutnya menurut Rahbar adalah aktivitas front kontra revolusi Islam yang tak pernah berhenti. Beliau mengungkapkan upaya Rezim Zionis Israel dan AS yang berkesinambungan untuk memukul gerakan besar bangsa Iran yang muslim meski setiap usaha mereka selalu membentur kegagalan. Beliau mengatakan, “Revolusi Islam telah membebaskan Iran dengan posisinya yang strategis dan kepentingannya yang besar dari cengkraman AS sekaligus membentangkan kehinaan di hadapan arogansi dunia. Karena itu, selama ini kaum arogan sangat memusuhi bangsa Iran dan terus menebar makar terhadap bangsa ini.”

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyamakan AS dengan pemeras tingkat dunia yang terus melakukan pemerasan namun kondisinya semakin hari semakin terjepit.

Beliau menambahkan, “Sebagian pihak mau menuruti kemauan pemeras ini demi menjaga interesnya sendiri. Sebagian yang lain meski relatif punya kekuatan, namun menghindari konfrontasi dengan AS. Mereka memilih menjadi mitra politik dan militer AS. Akan tetapi, ada kalangan yang gigih melawan pemeras yang arogan ini. Berkat resistensi rakyat dan para pemimpinnya, Republik Islam Iran berada di barisan ini.”

Mengenai kebencian masyarakat dunia terhadap AS pasca keruntuhan blok timur dan hancurnya Uni Soviet, yang semakin meningkat dari hari ke hari, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengungkapkan, “Pemerintah AS ketika itu mengklaim lahirnya tatanan dunia baru yang dipimpin oleh Gedung Putih. Namun kini, para pejabat negara itu tak pernah luput dari kecaman dan selalu didemo oleh masyarakat dunia. Sudah banyak hal yang dilakukan, namun mereka tetap tak bisa mengurangi rasa benci masyarakat dunia terhadap mereka.”

Rahbar mengingatkan kegagalan AS di Irak, Afghanistan, Lebanon dan Palestina seraya mengatakan, “Dengan segala klaimnya, AS dan rezim zionis Israel gagal dalam upayanya menumbangkan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Fakta ini membuktikan satu hal yang tak terpungkiri bahwa AS semakin lemah.”

Mengenai resolusi anti Iran yang dirilis Dewan Keamanan PBB, beliau menyinggung pula soal bujuk rayu AS sekaligus ancaman serangan militernya terhadap Iran, dan menegaskan, “Mereka berbicara dengan berbagai cara sehingga kita mengira ada bahaya besar di balik ancaman itu. Mengenai ancaman itu, terlepas dari apakah itu sekedar gertak sambal atau memang nyata, kita harus selalu siaga untuk mempertahankan dan membela revolusi Islam, bangsa Iran yang mulia, dan negara Iran yang penuh kebanggaan ini.”

Beliau selanjutnya menjelaskan bahwa fokus agenda AS ada pada sisi politik. “Dalam peristiwa fitnah yang terjadi tahun lalu, AS dengan cepat melibatkan diri di tengah medan dan dengan tergesa-gesa dan terbuka menyatakan dukungannya kepada para tokoh pelaku fitnah dan mereka yang bertanggung jawab atas munculnya fitnah di negara ini. Akan tetapi Allah Swt dan kearifan serta resistensi bangsa Iran telah mengalahkan mereka.”

Ayatollah al-Udzma Khamenei menyatakan bahwa semua pejabat negara di bidang budaya, politik, ekonomi maupun sosial harus selalu memerhatikan fakta internal dan ekternal negara dan tanggap terhadap hasil yang dicapai musuh dalam menjalankan agenda di dalam negeri. “Tak diragukan bahwa seperti biasa bangsa Iran, revolusi Islam dan Republik Islam akan memenangi medan pertarungan ini. Sebab Allah Swt dengan jelas telah menjanjikan kemenangan final bagi kaum yang bertaqwa. Janji Allah tidak akan meleset sedikitpun dan pasti akan terwujud,” tegas beliau.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut imam, taqwa, dan amal salih sebagai langkah awal untuk meraih kemenangan yang pasti dalam pertarungan melawan musuh-musuh Islam dan musuh revolusi Islam. Beliau menambahkan, “Unsur-unsur itulah yang selama ini menjamin kemenangan dan kestabiltas revolusi menghadapi segala bentuk tipu daya dan gangguan. Ke depan pun kondisinya akan demikian.”

Panglima Tertinggi Seluruh Korps Angkatan Bersenjata di bagian lain pembicaraannya menjelaskan propaganda miring yang dengan gencar dilancarkan corong-corong media musuh dan kaki tangannya di dalam negeri terhadap Pasdaran. Beliau menyebut propaganda itu sebagai bukti bahwa Pasdaran punya pengaruh besar dalam kesinambungan gerakan bangsa Iran yang terhormat dan kuat. Beliau mengimbau Pasdaran yang penuh kebanggaan ini untuk selalu meningkatkan pengawasan atas kondisi internal dan rasa tanggung jawabnya terhadap tugas besar yang diembannya.

Di awal pertemuan, Wakil Wali Faqih di Pasukan Garda Revolusi Islam, Hojjatul Islam wal Muslimin Saidi menjelaskan kinerja korps Pasdaran di dalam lingkup hukum dan syariat Islam.

Sementara itu, Komandan Tertinggi Pasdaran Mayor Jenderal Ja’fari dalam laporannya menjelaskan pelaksanaan kongres nasional para komandan Pasdaran seraya mengatakan, “Kongres ini membahas sejumlah topik diantaranya, kesiapan penuh pasukan Pasdaran, peran Pasdaran di dekade keempat revolusi Islam yakni dekade kemajuan dan keadilan, reformasi dan pengembangan Pasdaran dan metode menghadapi perang lunak. Kongres juga sudah membahas solusi praktis untuk mencapai hasil yang ideal dan diinginkan.”


Red : Enoz Trapfosi
Sumber : Khamenei.ir

Piagam Jakarta adalah dokumen historis berupa kompromi antara pihak Islam dan pihak kebangsaan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk menjembatani perbedaan dalam agama dan negara. Disebut juga "Jakarta Charter". Merupakan piagam atau naskah yang disusun dalam rapat Panitia Sembilan atau 9 tokoh Indonesia pada tanggal 22 Juni1945. Piagam ini disusun karena wilayah Jakarta yang besar, meliputi 5 kota dan satu kabupaten, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Kepulauan Seribu. Oleh karena itu, provinsi DKI Jakarta dibentuk dengan piagam tersebut dan menetapkan Soewirjo sebagai gubernur DKI Jakarta yang pertama sampai 1947.

Sembilan tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Sir A.A. Maramis, Abikusno Tjokrosujoso, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, Sir Achmad Subardjo, Wahid Hasyim, dan Sir Muhammad Yamin. BPUPKI dibentuk 29 April 1945 sebagai realisasi janji Jepang untuk memberi kemerdekaan pada Indonesia. Anggotanya dilantik 28 Mei 1945 dan persidangan pertama dilakukan keesokan harinya sampai dengan 1 Juni 1945. Sesudah itu dibentuk panitia kecil (8 orang) untuk merumuskan gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang dilontarkan oleh 3 pembicara pada persidangan pertama. Dalam masa reses terbentuk Panitia Sembilan. Panitia ini menyusun naskah yang semula dimaksudkan sebagai teks proklamasi kemerdekaan, namun akhirnya dijadikan Pembukaan atau Mukadimah dalam UUD 1945. Naskah inilah yang disebut Piagam Jakarta.

Piagam Jakarta berisi garis-garis pemberontakan melawan imperialisme-kapitalisme dan fasisme, serta memulai dasar pembentukan Negara Republik Indonesia. Piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam Perdamaian San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus 1945) itu merupakan sumber berdaulat yang memancarkan Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Republik Indonesia.

Berikut ini butiran-butirannya yang sampai saat ini menjadi teks pembukaan UUD 1945.
Bahwa sesoenggoehnja kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka pendjadjahan di atas doenia haroes dihapoeskan, karena tidak sesoeai dengan peri-kemanoesiaan dan peri-keadilan.

Dan perdjoeangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat jang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan Rakjat Indonesia ke-depan pintoe-gerbang Negara Indonesia, jang merdeka, bersatoe, berdaoelat, adil dan makmoer.

Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan jang loehoer, soepaja berkehidoepan kebangsaan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja.

Kemudian daripada itoe, oentoek membentoek suatoe Pemerintah Negara Indonesia jang melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia, dan untuk memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa, dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam suatu susunan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaoelatan Rakjat, dengan berdasar kepada:

  1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek2-nja*
  2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
  3. Persatoean Indonesia
  4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam permoesjarawaratan/perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.

Djakarta, 22-6-2605

Panitia Sembilan

  1. Ir. Soekarno
  2. Mohammad Hatta
  3. Sir A.A. Maramis
  4. Abikusno Tjokrosujoso
  5. Abdul Kahar Muzakir
  6. H. Agus Salim
  7. Sir Achmad Subardjo
  8. Wahid Hasyim
  9. Sir Muhammad Yamin.
(Keterangan : * Kalimat tebal pada teks ideologi yang pertama menunjukkan perdebatan, terutama masyarakat Indonesia yang beragama di luar Islam. Mereka menentang kalimat tersebut, dan jika kalimat itu digunakan maka mereka akan keluar dari Indonesia, sehingga diganti dengan kalimat : "Ketuhanan Yang Maha Esa")
Pada saat penyusunan UUD pada Sidang Kedua BPUPKI, Piagam Jakarta dijadikan Muqaddimah (preambule). Selanjutnya pada pengesahan UUD 45 18 Agustus 1945 oleh PPKI, istilah Muqaddimah diubah menjadi Pembukaan UUD. Butir pertama yang berisi kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa oleh Drs. M. Hatta atas usul A.A. Maramis setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo.
Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, A.A. Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
http://id.wikipedia.org/wiki/Piagam_Jakarta
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih secara aklamasi oleh PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Isi Teks Proklamasi
Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta

Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605.
Naskah otentik di atas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau Sajoeti Melik), salah
seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan proklamasi.
Sementara naskah yang sebenarnya (atau naskah ) hasil gubahan Muh.Hatta, A.Soebardjo, dan dibantu oleh
Ir.Soekarno sebagai pencatat. Adapun bunyi teks naskah otentik itu sebagai berikut:

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17 – 8 – ‘45
Wakil2 bangsa Indonesia.



Dan berikut adalah NASKAH ASLI PROKLAMASI:
NASKAH ASLI PROKLAMASI INDONESIA
NOTE:
membentoek suatoe Pemerintah Negara Indonesia jang :
1] melindoengi segenap Bangsa Indonesia dan seloeroeh toempah darah Indonesia,
[i. melindungi, menjaga, memelihara seutuhnya hak2, martabat, milik dan kehormatan, hukum , zhahir dan batin bagi segenap warganegara dan rakyat Indonesia dan semua keturunannya dimanapun dan dalam situasi apapun.
ii. melindungi, menjaga, memelihara seutuhnya tanah air udara Negara Kesatuan Republik Indonesia keseluruhannya dengan segala daya upaya apapun dari seganap ancaman dan perpecahan-provikasi-subversi-tipu muslihat-politik-ekonomi-perjanjian internasional-budaya-tekanan dan segala rupa penjajahan dan invasi].

2] dan untuk memadjoekan kesedjahteraan oemoem, mentjerdaskan kehidoepan bangsa,
[i. bertanggung jawab, komit dan malaksanakan mewujudkan dengan sebenarnya untuk menyelenggarakan kecukupan perlindungan, pembangunan, pengembangan pelayanan umum, kesehatan, sandang, pangan, papan, pendidikan, akhlak-agama-akalbudi-ilmu -teknologi-pelatihan-lapangan pekerjaan-perdagangan-perindustian-pertambangan-kerjasama bilateral dan multilateral.
ii. bertanggung jawab, komit dan malaksanakan mewujudkan dengan sebenarnya untuk menyelenggarakan kecukupan perlindungan, pembangunan, pengembangan pelayanan umum; segala bentuk karya-karsa-cipta-cita-daya-seni budaya...yang berdasarkan nilai2 luhur-akhlak-agama-akalbudi kemanusiaan-susila mulia-dan citra rasa kemuliaan-kemanusiaan yang sehat zhahir batin-masyarakat-bangsa-dan rakyat semesta..
iii. bertanggung jawab, komit dan malaksanakan mewujudkan dengan sebenarnya untuk menyelenggarakan kecukupan perlindungan, pembangunan, pengembangan pelayanan umum dan melindungi kemaslahatan-keserasian-kebersamaan-keamanan rakyat semesta..dari perbuatan2 tipu muslihat kekuasaan-propaganda-hasutan-agenda2 terselubung-sistem perbudakan-penistaan-provokasi-perbuatan2 melanggar susila-pelanggaran aset umum-perilaku ribawi/ merusak kwalitas barang umum/ merusak kesehatan umum/ lintah darat/ meruasak kadar dan timbangan/ mengganggu kebutuhan masyarakat umum-perbuatan maksiat-molimo dan budaya2 atau ajaran sesat yang merusak moral masyarakat dan generasi bangsa-dan merusak ataw memanipulasi ajaran agama dan menipu msyarakat].

3] dan ikoet melaksanakan ketertiban doenia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
[i. melakukan hubungan persahabatan dan hubungan internasional-regional-bilateral-multilateral dengan bangsa dan negara lain untuk saling respek-sederajat- kesetaraan-dan membangun untuk kerjasama yang positif-bermanfaat bagi kepentingan masyarakat umum-dan saling memberikan perlindungan-memelihara masing2 hak dan kehormatan dan kedaulatan negara-bangsa-budaya-moral dan agama-dan bersama-sama mewujudkan ketertiban dunia-yang bebas dari penindasan-tipu muslihat-tekanan-ancaman-penjajahan-dan penguasaan ketidak adilan.

ii. bersama-sama dengan segenap negara2 dan bangsa2 didunia..membangun suatu tatanan dunia yang merdeka-damai-adil-makmur-dan merata sejahtera..bagi segenap umat manusia..seutuhnya].

maka disoesoenlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itoe dalam suatu Hoekoem Dasar Negara Indonesia, jang terbentoek dalam suatu susunan negara Repoeblik Indonesia jang berkedaoelatan Rakjat, dengan berdasar kepada:
1.Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam bagi pemeloek2-nja*
2.Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3.Persatoean Indonesia
4.Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam permoesjarawaratan/perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.

(AL-QOIMKALTIM/Zadan-Dunia/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: