Menyebut nama Sukarno tentu membuat sebagian besar atau mungkin seluruh
rakyat Indonesia menjadi bangga dan percaya diri. Entah punya sihir apa
bapak Proklamator ini. Sungguh besar pengaruhnya sampai detik ini. Orang
orang bahkan sangat fanatik terhadapnya. Memang menurutku sampai saat
ini belum ada yang dapat menggantikan posisinya, baik pengaruhnya di
Indonesia maupun di Dunia. Reputasinya tidak diragukan lagi, pencetus
Gerakan Non Blok ini sangat disegani kawan maupun lawan.
Banyak orang dan juga golongan menggunakan namanya untuk kepentingan
tertentu. dan memang berhasil. It works, untuk menarik simpati dan
sebagainya. Aku bukanya ga suka dengan hal itu, tapi inilah yang
membuatku heran dan berfikir, betapa satu orang bisa membuat banyak
orang menjadi terikat dan berkumpul, bersatu dan berjalan bersama. Luar
biasa.
Suatu hari aku ketemu dengan orang Malaysia, yang aku juga lupa kapan
dan dimananya. Ia bercerita bahwa memang negaranya (Malaysia) sekarang
lebih maju dibandingkan dengan Indonesia, namun Malaysia tidak memiliki
tokoh seperti Soekarno. Sungguh beruntunglah kalian yang memiliki tokoh
seperti Soekarno.
Dari sini aku menyimpulkan bahwa wajar jika setiap elemen bangsa merasa
memiliki sosok bernama Soekarno, bukan hanya karena Presiden dan
Proklamator, tapi memang beliau orang hebat dan karismatik.
Kekagumanku ini bertambah lagi dengan satu cerita yang dikisahkan
sendiri oleh seorang pemimpin tertinggi di Iran, Ayatullah Ali Khamenei.
Ia juga lebih dikenal dengan sebutan 'Rahbar', katanya posisinya lebih
tinggi dari Presiden. Ia menuturkan sebuah kisah yang ia beri judul
"Jasa Ahmad Sukarno". Lihatlah cara ia menamakan Bung Karno. Setahuku,
atau mungkin aku baru tau, bahwa nama Bung Karno itu adalah Ir. Soekarno
saja, kok ini ada tambahan 'Ahmad'. Ini mungkin wujud penghormatan
Rahbar terhadap Bung Karno. Nah sekarang mari kita simak kisah Rahbar
tentang Sukarno;
Jasa Ahmad SukarnoNegara-negara Gerakan Non-blok (GNB) pernah dipandang sebagai kutub kekuatan yang disegani dan berperan aktif di kancah internasional. Sayangnya, kini reputasi GNB semakin memudar. Pencetus gerakan ini tiga atau empat orang saja dan yang paling berjasa adalah Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ahmad Soekarno.Ada baiknya jika saya ceritakan kenangan saya di sini. Tahun 1353 Hijri Syamsi (1974 Masehi), saya ditempatkan di sel bersama satu atau dua orang lainnya. Sel tersebut hanya seluas 2,20 meter dan lebar 1,80 meter. Suatu malam, di saat saya mengerjakan shalat Maghrib, sel kami ketambahan satu penghuni baru. Tahanan tersebut adalah seorang komunis yang ekstrim. Ketika melihat saya sedang menunaikan shalat, ia memahami bahwa saya seorang dari kelompok agamis. Sejak itu, ia menjauh dari saya. Meski berulangkali saya mencoba untuk mendekatinya, namun ia selalu menghindar.Ketika saya memahami sikapnya tersebut, saya menyampaikan satu ungkapan yang membuatnya berubah total. Saya katakan, Ahmad Soekarno di Konferensi Bandung, Indonesia, mengatakan, "Yang mengumpulkan kita di tempat ini bukanlah kesamaan ideologi ataupun ras, namun yang mengumpulkan kita di tempat ini adalah persamaan kebutuhan yang kita miliki."Kemudian saya katakan bahwa antara saya dan Anda saat ini ada kesamaan kebutuhan. Kita sama-sama berada dalam satu sel, penjaga di luar sel mengamati gerak-gerik kita. Algojo menunggu Anda dan saya untuk disiksa dan diinterogasi. Saya menambahkan, ideologi kita berbeda, namun kebutuhan kita sama. Saya menegaskan, di saat persamaan kebutuhan di pentas dunia mempunyai dampak yang besar, maka di penjara sekecil ini pengaruhnya harus lebih besar. Setelah itu, kami dapat menjalin persahabatan. Sebenarnya Ahmad Soekarnolah yang berjasa menjadikan kami sahabat. Saat ini demikian. Negara-negara Islam memiliki kebutuhan yang sama. Mereka menjadi sasaran dan keserakahan musuh, padahal mereka memiliki fasilitas dan saran yang sangat besar.
Yang paling menarik dari kisah di atas adalah pelajaran moral yang bisa
kita ambil, bahwa perbedaan keyakinan tidak menjadikan orang saling
bermusuhan asal memiliki persamaan kebutuhan. Perbedaan keyakinan
bukanlah alasan untuk saling bermusuhan. Akhiri segala permusuhan dengan
menyamakan kebutuhan. Semoga rakyat Indonesia kembali bersatu dan tidak
mudah di adu domba oleh pihak lain yang memiliki kepentingan dan
kebutuhan yang berbeda dengan rakyat secara keseluruhan. Aku yakin bahwa
seluruh rakyat menginginkan kedamaian, kerukunan, toleransi dan
kesejahteraan. Merdeka! Hidup Bung Karno!!
Menurut Kantor Berita ABNA, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Ali Khamenei sempat dua kali menyebut nama Presiden Republik Indonesia pertama, Soekarno. Ketika berpidato dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok di Organization of Islamic Conference (OIC) Main Hall, Kamis 30 Agustus 2012, Ayatullah Khamanei mengutip pidato Soekarno pada Konferensi Asia Afrika di Bandung, pada 1955 silam. Kali kedua, nama Soekarno kembali disebut Ayatullah saat menerima kunjungan Wakil Presiden Boediono di kediamannya, di Teheran, Jumat 31 Agustus 2012.
“Ayatullah Ali Khamenei mengaku mendengar pidato Bung Karno ketika muda, dan amat terkesan pada sosok beliau,” kata Boediono, saat memberikan keterangan pers di Wisma Duta –kediaman resmi Duta Besar Indonesia untuk Iran--, Jumat 31 Agustus 2012 sore. “Penghargaan beliau terhadap sosok Bung Karno tentu sangat kita apresiasi,” kata Boediono.
Ketika mengutip pidato Soekarno, Ayatullah Ali Khamanei selalu menyebut nama proklamator Indonesia itu dengan nama ‘Ahmad Soekarno’. Wakil Presiden Boediono sendiri mendapat kesempatan sekitar 30 menit untuk bertemu pemimpin tertinggi Revolusi Iran itu. Kunjungan itu dijaga ketat tentara Iran dan dilarang diliput media.
Pidato Soekarno pada pembukaan KTT Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, 1955 silam memang menjadi fondasi dasar Gerakan Non-Blok. Sejak konferensi tingkat tinggi pertama di Beograd, Yugoslavia, 1961 silam, gerakan ini menegaskan posisinya sebagai kekuatan penyeimbang dua blok yang berseteru pada masa itu: Barat dan Uni Soviet. Pidato Soekarno menegaskan perlawanan negara-negara berkembang atas kolonialisme dan dominasi satu negara di atas yang lain.
Kepada Boediono, Ali Khamenei menegaskan bahwa Gerakan Non-Blok memiliki potensi amat besar untuk mempengaruhi konstelasi politik internasional. Boediono sendiri menegaskan bahwa Gerakan Non-Blok juga harus memberikan kontribusi dalam peningkatan intensitas kerjasama ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan kesejahteraan rakyat. (www.abna.ir)
*****
Pidato Lengkap Rahbar di KTT GNB Ke-16 Tehran
??????????????????????????
????? ???? ??? ???????? ? ??????? ? ??????? ??? ??????? ??????
?????? ? ??? ??? ?????????? ? ???? ????????? ? ??? ???? ???????? ?
????????.?
Saya mengucapkan selamat datang kepada Anda para tamu yang mulia, para pemimpin dan delegasi negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) dan para peserta lainnya di konferensi besar internasional ini.
Kita berkumpul di sini dengan hidayah dan pertolongan Allah Swt, memberikan kembali kehidupan baru kepada gerakan yang dibentuk enam dekade lalu berkat keawasan dan penguasaan atas kondisi serta keberanian sejumlah pemimpin politik yang peduli dan bertanggung jawab, sesuai dengan tuntutan masa dan situasi dunia saat ini.
Para tamu kami dari berbagai wilayah geografi jauh dan dekat berkumpul di sini dan milik berbagai bangs adan etnis serta memiliki keyakinan, budaya, sejarah, dan warisan yang beragam, akan tetapi seperti yang ditekankan oleh Ahmad Soekarno, salah satu pendiri gerakan ini di Konferensi?yang terkenal?Bandung pada 1955, bahwa prinsip pembentukan GNB, bukan kesatuan geografis, etnis atau agama, melainkan persatuan itu sendiri. Di hari itu, negara-negara anggota GNB sangat membutuhkan sebuah ikatan yang mampu melindungi mereka dari dominasi jaringan kekuatan adidaya dan hegemonis; sekarang dengan perkembangan dan kemajuan sarana hegemoni, tuntutan tersebut tetap ada.
Saya ingin mengungkapkan fakta lain:
Islam mengajarkan bahwa manusia dengan keragaman etnis, bahasa dan budaya, memiliki fitrah yang setara yang menyeru mereka pada kesucian, keadilan, kebajikan, solidaritas dan kerjasama, dan watak kebersamaan ini yang jika dapat selamat melintasi keinginan menyimpang, maka ia dapat membimbing manusia kepada tauhid, makrifat zat Allah Swt.
Ini adalah hakikat terang yang sedemikian memiliki kapasitas yang mampu membentuk pilar dan pondasi masyarakat yang bebas, mulia, maju dan adil, serta meresapkan pancaran spiritualitas ke seluruh aktivitas materi dan duniawi manusia, dan dapat mewujudkan sorga dunia sebelum sorga yang dijanjikan Allah Swt. Dan dalam fakta kolektif dan menyeluruh yang dapat membentuk ikatan kerjasama persaudaraan bangsa-bangsa yang dari sisi lahiriyah, jejak historis dan geografis tidak memiliki kemiripan satu sama lain.
Setiap kali kerjasama internasional berdasarkan pada ikatan seperti ini, maka hubungan antarnegara bukan berdasarkan kekhawatiran, ancaman atau ketamakan, dan kepentingan sepihak atau mediasi oknum-oknum pengkhianat, melainkan berasaskan pada prinsip kepentingan kolektif yang benar, dan lebih tinggi dari itu, kepentingan kemanusiaan, yang dapat melegakan jiwa mereka yang sadar dan opini rakyat mereka.
Sistem ideal ini berada di titik yang berlawanan dengan sistem imperialisme yang dalam beberapa abad terakhir kekuatan kolonial Barat dan sekarang negara-negara arogan dan agresor Amerika Serikat, sebagai pengklaim, penyebar luas, dan pionir dalam hal ini.
Para tamu yang mulia!
Sekarang tujuan utama Gerakan Non-Blok setelah enam dekade berlalu dan tetap hidup dan tegak berdiri; adalah tujuan-tujuan seperti anti-penjajahan, independensi politik, ekonomi dan budaya, tidak berkomitmen pada kutub-kutub kekuatan, serta peningkatan solidaritas dan kerjasama antarnegara anggota. Fakta-fakta dunia saat ini sangat jauh dari tujuan-tujuan tersebut, akan tetapi tekad bersama dan upaya menyeluruh untuk melalui fakta-fakta tersebut dan dalam mencapai tujuan, meski penuh kendala, akan tetapi sangat memberikan harapan dan hasil.
Di masa lalu yang tidak begitu jauh, kita menyaksikan kegagalan politik era Perang Dingin dan unilateralisme setelahnya. Dengan menimba pelajaran dari pengalaman bersejarah itu, kita sedang bergerak menuju sistem global baru dan Gerakan Non-Blok dapat dan harus menunjukkan peran barunya. Sistem (baru) tersebut harus berdasarkan partisipasi komprehensif serta kesetaraan hak bangsa-bangsa. Solidaritas dan kerjasama kita negara-negara anggota GNB ini, merupakan tuntutan utama dalam membentuk sistem itu.
Untungnya, prospek transformasi dunia, mengindikasikan sebuah sistem multi-dimensional yang di dalamnya, kutub-kutub kekuatan kuno menyerahkan posisinya kepada sekelompok negara, kebudayaan dan peradaban yang beragam dan memiliki berbagai tuntutan ekonomi, sosial dan politik. Berbagai peristiwa besar yang kita saksikan dalam tiga dekade terakhir, semuanya menunjukkan munculnya kekuatan-kekuatan baru yang dibarengi dengan pelemahan kekuatan-kekuatan (adidaya) kuno. Peralihan kekuasaan secara gradual ini, memberikan kesempatan kepada negara-negara Gerakan Non-Blok untuk memainkan pengaruh penting dan proporsional di kancah global dan mempersiapkan sebuah manajemen yang adil dan menyeluruh di tingkat dunia. Kita negara-negara anggota GNB, dalam periode lama dan dengan keragaman pandangan serta kecenderungan, mampu melestarikan solidaritas dan hubungan kita demi tujuan kolektif dan keberhasilan ini bukan masalah sederhana dan sepele. Ikatan ini dapat menjadi bekal menuju sebuah sistem yang adil dan berprikemanusiaan.
Kondisi dunia saat ini, mungkin menjadi kesempatan yang tidak akan terulang lagi untuk GNB. Pernyataan kami bahwa ruang kontrol dunia tidak boleh ditangani dengan diktatorisme segelintir negara Barat. Partisipasi demokratis global di sektor manajemen internasional harus dapat diwujudkan dan dijamin. Inilah tuntutan semua negara yang secara langsung maupun tidak langsung telah atau sedang menderita kerugian akibat interferensi sejumlah negara arogan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki struktur dan kinerja yang tidak logis dan adil serta benar-benar tidak demokratis; Ini adalah diktatorismenyata dan sebuah kondisi kuno, ditolak, dan kadaluarsa. Dengan penyalahgunaan metode keliru ini, Amerika Serikat dan sekutunya dapat memaksakan kesewenag-wenangannya kepada dunia di balik kedok nilai-nilai tinggi. Mereka mengatakan bahwa hak asasi manusia yang menginginkan kepentingan Barat, mereka mengatakan demokrasi, dan menggulirkan intervensi militer ke berbagai negara dengan alasan tersebut, mereka mengungkapkan pemberantasan terorisme, serta menyerang warga tak berdaya di desa dan kota-kota dengan bom-bom dan senjata mereka. Di mata mereka, kemanusiaan dibagi menjadi dua kategori, kelas pertama dan kelas kedua atau ketiga.
Nyawa manusia di Asia, Afrika dan Amerika Latin sangat murah dan adapun nyawa di Amerika Serikat dan Eropa sangat murah. Keamanan Amerika Serikat dan Eropa sangat penting, adapun keamanan umat manusia lainnya tidak penting. Penyiksaan dan teror jika dilakukan oleh Amerika Serikat, rezim Zionis Israel, dan antek-antek mereka legal dan sepenuhnya dapat dimaklumi. Penjara-penjara rahasia mereka di berbagai penjuru dunia menjadi saksi perlakuan buruk dan tidak manusiawi para sipir penjara terhadap para tahana yang tidak memiliki pengacara dan dipenjara tanpa melalui proses hukum. Baik dan buruk sepenuhnya relatif dan didefinisikan secara sepihk. Kepentingan-kepentingan mereka dipaksakan kepada bangsa-bangsa dunia dengan mengatas namakan ketentuan internasional. Dengan menggunakan jaringan medianya, mereka memperkuat pernyataan mereka dengan memperkenalkan sebagai "masyarakat internasional, serta mengubah kebohongan menjadi kejujuran, kebatilan menjadi kebenaran, kezaliman menjadi upaya penegakan keadilan, dan dalam menyikapi setiap pernyataan benar yang mengungkap penipuannya, mereka melabelnya sebagai kebohongan serta menilai setiap tuntutan sah sebagai kenakalan."
Rekan-rekan!
Kondisi yang cacat dan penuh cela ini tidak boleh berlanjut. Semua pihak telah lelah menghadapi struktur internasional yang keliru ini. Gerakan 999 persen warga di Amerika Serikat dalam melawan sentra-sentra kekayaan dan kekuasaan di negara itu, serta protes warga negara-negara Eropa Barat terhadap politik ekonomi pemerintahan mereka juga menunjukkan habisnya kesabaran rakyat menghadapi kondisi ini. Kondisi yang tidak logis ini harus disembuhkan.
Hubungan kokoh, logis, dan komprehensif negara-negara anggota GNB dapat memberikan pengaruh besar dan esensial dalam menemukan penawar tersebut.
Para hadirin yang mulia!
Perdamaian dan keamanan internasional adalah salah satu isu vital dunia saat ini dan pemusnahan senjata bencana pemusnah massal merupakan tuntutan mendesak dan seruan universal. Di dunia sekarang ini, keamanan merupakan tuntutan bersama di mana tidak ada ruang untuk diskriminasi. Mereka yang menimbun senjata anti-kemanusiaan di gudang senjata tidak berhak untuk menyatakan diri sebagai penegak keamanan global. Tidak diragukan lagi, itu tidak akan mewujudkan keamanan bagi diri mereka sendiri. Sangat disayangkan sekali negara-negara yang memiliki persenjataan nuklir terbesar tidak punya niat serius dan tulus untuk memusnahkan senjata mematikan itu dari doktrin militer mereka dan mereka masih menganggap senjata tersebut sebagai instrumen yang menghalau ancaman dan sebagai standar penting dalam mendefinisikan politik dan posisi internasional mereka. Perspektif seperti ini harus ditolak dan dikutuk.
Senjata nuklir tidak menjamin keamanan, juga tidak mengkonsolidasikan kekuatan politik, melainkan ancaman bagi keamanan dan kekuatan politik. Peristiwa yang terjadi pada 1990-an menunjukkan bahwa kepemilikan senjata tersebut bahkan tidak mampu menjaga keruntuhan sebuah rezim seperti Uni Soviet. Dan sekarang kita menyaksikan sejumlah negara tertentu menghadapi gelombang ketidakamanan mematikan meski memiliki bom atom.
Republik Islam Iran menilai penggunaan senjata nuklir, kimia dan sejenisnya sebagai dosa besar dan tidak terampuni. Kami mengusulkan gagasan "Timur Tengah bebas dari senjata nuklir" dan kami berkomitmen dalam hal ini. Bukan berarti kami menepikan hak kami untuk mendayagunakan tenaga nuklir sipil dan produksi bahan bakar nuklir. Berdasarkan hukum internasional, penggunaan damai energi nuklir adalah hak setiap negara. Semua harus dapat menggunakan sumber energi yang bersih untuk berbagai tuntutan penting negara mereka dan masyarakat, tanpa harus bergantung pada pihak lain dalam mewujudkannya. Sejumlah negara Barat, mereka memiliki senjata nuklir dan yang bersalah dalam aksi ilegal ini, ingin memonopoli produksi bahan bakar nuklir. Gerakan secara diam-diam sedang bergulir untuk mengkonsolidasikan monopoli permanen atas produksi dan penjualan bahan bakar nuklir di pusat-pusat yang membawa label internasional tetapi pada kenyataannya beradai di bawah kontrol segelintir negara Barat saja.
Sebuah ironi pahit dari masa kita adalah bahwa pemerintah AS, yang memiliki stok senjata nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya terbesar dan paling mematikan dan satu-satunya negara bersalah karena penggunaannya, saat ini ingin memegang panji penentangan terhadap proliferasi nuklir. AS dan sekutu Baratnya telah mempersenjatai rezim penjajah Zionis dengan senjata nuklir dan menciptakan ancaman besar bagi wilayah sensitif ini. Namun kelompok penipu yang sama tidak mentolerir penggunaan damai energi nuklir oleh negara-negara independen, dan bahkan menentang dengan segala kekuatannya, produksi bahan bakar nuklir untuk tujuan damai, radiofarmasi dan tujuan manusiawi lain. Alasan mereka adalah kekhawatiran produksi senjata nuklir. Dalam kasus Republik Islam Iran, mereka sendiri tahu bahwa mereka berbohong, tetapi kebohongan itu dibenarkan oleh sebuah jenis politik yang benar-benar tidka memiliki jejak spiritualitas sedikit pun. Apakah pihak yang tidak malu menciptakan ancaman nuklir di abad ke-21, akan malu ketika berbohong
Saya menekankan bahwa Republik Islam tidak pernah mengacu senjata nuklir dan bahwa hal itu tidak akan pernah merelakan hak bangsanya untuk menggunakan energi nuklir demi tujuan damai. Moto kami adalah: "Energi nuklir untuk semua dan senjata nuklir tidak untuk siapapun." Kami menekankan masing-masing dua prinsip tersebut, dan kami tahu bahwa mematahkan monopoli sejumlah negara Barat dalam produksi energi nuklir dalam koridor Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) adalah demi kepentingan semua negara independen, termasuk para anggota Gerakan Non-Blok.
Pengalaman sukses Republik Islam dalam melawan arogansi dan tekanan komprehensif Amerika dan sekutunya telah membuktikan bahwa perlawanan dari bangsa yang bersatu dan tegas dapat mematahkan segala permusuhan dan membuka lebar jalan menuju tujuan mulianya. Kemajuan yang komprehensif yang dicapai negara kami dalam dua dekade terakhir merupakan fakta bagi kita semua untuk melihatnya, seperti yang berulang kali dibuktikan oleh para pengamat resmi internasional. Semua ini terjadi di bawah sanksi, tekanan ekonomi dan kampanye propaganda oleh jaringan yang berafiliasi dengan Amerika dan Zionisme. Sanksi, yang dinilai melumpuhkan oleh para komentator tidak masuk akal, bukan hanya tidak melumpuhkan kami, namun justru membuat langkah kami lebih mantap, meningkatkan tekad kami dan memperkuat kepercayaan diri kami terkait kebenaran analisa kami dan kemampuan bangsa kami. Berualng kali kjmi menyaksikan bantuan ilahi dengan mata kepala kami sendiri dalam menghadapi tantangan.
Para tamu terhormat!
Saya menganggap perlu untuk berbicara tentang isu yang sangat penting, yang meski berhubungan dengan wilayah kami, namun telah merambah dimensi yang lebih luas melampauinya dan mempengaruhi kebijakan global selama beberapa dekade. Isu tersebut adalah krisis tragis Palestina. Ringkasan dari masalah ini adalah bahwa berdasarkan plot mengerikan Barat dan di bawah bimbingan Inggris pada 1940-an, sebuah negara yang merdeka dengan identitas sejarah jelas yang disebut "Palestina" telah dirampas dari rakyatnya melalui penggunaan senjata, pembunuhan dan penipuan dan telah diberikan kepada sekelompok orang yang sebagian besarnya adalah imigran dari negara-negara Eropa. Perampasan besar ini- yang awalnya disertai dengan pembantaian orang-orang tak berdaya di kota dan desa-desa serta pengusiran mereka dari rumah kediaman dan tanah air mereka ke negara-negara jiran - telah berlangsung selama lebih dari enam dekade dengan bentuk kejahatan yang sama dan berlanjut hingga hari ini. Ini merupakan isu yang paling penting umat manusia.
Para pemimpin politik dan militer rezim Zionis merampas tidak mengelak dari kejahatan apapun selama ini: mulai dari membunuh warga (Palestina), menghancurkan rumah dan peternakan mereka, menangkap dan menyiksa pria dan wanita dan bahkan anak-anak mereka, menistakan dan menghina bangsa itu serta berupaya menghancurkannya agar dapat dicerna dalam perut pemakan haram rezim Zionis, hingga menyerang kamp-kamp pengungsi di dalam Palestina sendiri dan di negara-negara tetangga tempat jutaan pengungsi hidup. Nama seperti Sabra dan Shatila, Qana dan Deir Yasin telah terukir dalam sejarah wilayah kami dengan darah rakyat Palestina yang tertindas.
Bahkan sekarang setelah 65 tahun berlalu tetap bergulir kejahatan terhadap warga Palestina yang tersisa di wilayah pendudukan oleh para serigala ganas Zionis. Mereka melakukan kejahatan baru satu demi satu dan menciptakan krisis baru di wilayah tersebut. Nyaris tidak ada sehari yang terlewatkan tanpa ada laporan korban nyawa, cedera dan penangkapan para pemuda yang berdiri untuk membela tanah air dan kehormatan mereka dan memprotes penghancuran wilayah perkebunan dan rumah mereka. Rezim Zionis, yang telah melakukan pembunuhan dan menciptakan konflik dan kejahatan selama beberapa dekade dengan melancarkan perang tragis, membunuh orang, menduduki wilayah Arab dan mengorganisir terorisme yang disponsori negara di kawasan dan di dunia, melabel rakyat Palestina sebagai "teroris", orang-orang yang berdiri untuk memperjuangkan hak-hak mereka. Dan jaringan media yang dimiliki oleh Zionisme dan banyak media Barat serta antek-antek bayaran mereka, mengulangi kebohongan besar yang melanggar nilai-nilai etika dan komitmen jurnalistik itu, serta para pemimpin politik yang mengklaim membela hak asasi manusia telah menutup mata di hadapan semua kejahatan dan tanpa malu mendukung bahwa rezim kriminal tersebut dan berani berperan sebagai pendukungnya.
Menurut sudut pandang kami, Palestina adalah milik rakyat Palestina dan bahwa berlanjutnya pendudukan merupakan ketidakadilan besar dan tidak dapat ditoleransi serta ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global. Semua solusi yang disarankan dan ditindaklanjuti oleh Barat serta afiliasi mereka untuk "menyelesaikan masalah Palestina" keliru dan tidak berhasil, dan akan tetap demikian di masa depan. Kami telah mengajukan sebuah solusi demokratis adil dan menyeluruh. Semua rakyat Palestina - baik yang ada di Palestina sekarang dan yang telah dipaksa mengungsi ke negara-negara lain namun tetap mempertahankan identitas sebagai warga Palestina, termasuk Muslim, Kristen, dan Yahudi - harus mengambil bagian dalam referendum yang diawasi secara berhati-hati, membangun kepercayaan dan memilih sistem politik negara mereka, dan semua orang Palestina yang telah menderita bertahun-tahun di pengasingan harus kembali ke negara mereka dan ambil bagian dalam proses referendum ini kemudian membantu merancang konstitusi dan menyelenggarakan pemilihan umum. Setelah itu, baru perdamaian dapat ditegakkan.
Sekarang saya ingin memberikan sedikit hati nasihat kepada para politisi Amerika yang selalu berdiri untuk membela dan mendukung rezim Zionis. Sejauh ini, rezim ini telah menciptakan masalah yang tak terhitung jumlahnya untuk Anda. Ini telah menciptakan kesan buruk bagi Anda di opini masyarakat regional, dan itu telah membuat Anda terlihat seperti kaki tangan dalam kejahatan penjajahan Zionis. Tebusan materi dan moral yang ditanggung oleh pemerintah Amerika dan rakyatnya dalam hal ini sangat mengejutkan, dan jika ini terus berlanjut, terbusan akan menjadi lebih berat di masa depan. Pikirkan tentang proposal referendum dari Republik Islam dan dengan keputusan berani, selamatkan diri kalian dari situasi mustahil saat ini. Tidak diragukan lagi, masyarakat regional dan semua pemikir independen di seluruh dunia akan menyambut langkah tersebut.
Para tahu yang terhormat!
Sekarang saya ingin kembali ke titik awal saya. Kondisi global sangat sensitif dan dunia sedang melintasi sebuah titik sejarah penting. Hal ini diharapkan akan melahirkan tatanan dunia baru. Gerakan Non-Blok, yang mencakup hampir dua pertiga dari masyarakat dunia, dapat memainkan peran poros dalam membentuk masa depan tersebut. Penyelenggaraan konferensi utama di Tehran itu sendiri merupakan peristiwa penting yang harus dipertimbangkan. Dengan penyatuan sumber daya dan kapasitas kita sebagai anggota, gerakan ini dapat menciptakan peran sejarahnya dalam menyelamatkan dunia dari ketidakamanan, perang dan hegemoni.
Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui kerja sama komprehensif antar satu sama lain. Di antara kita hanya segelintir negara yang makmur dan menikmati pengaruh internasional. Sepenuhnya mungkin untuk menemukan solusi masalah melalui kerjasama ekonomi dan media dan melalui berbagai pengalaman yang membantu kita berkembang dan mencapai kemajuan. Kita perlu memperkuat tekad. Kita perlu tetap loyal pada tujuan kita. Kita tidak perlu takut kekuatan intimidator ketika mereka mengerutkan kening kepada kita dan tidak seharusnya kita senang ketika mereka tersenyum. Kita harus memperhatikan kehendak Tuhan dan hukum-hukum penciptaan sebagai dukungan kita. Kita harus belajar dari apa yang terjadi ke kamp komunis dua dekade lalu dan dari kegagalan kebijakan yang disebut "demokrasi liberal Barat" sekarang, yang tanda-tandanya dapat disaksikan oleh semua orang di jalan-jalan negara-negara Eropa dan Amerika dan dalam masalah ekonomi berkepanjangan di negara tersebut. Dan akhirnya, kita harus mempertimbangkan Kebangkitan Islam di kawasan ini dan tumbangnya diktator di Afrika Utara, yang sangat bergantung pada Amerika dan menjadi antek Zionis, sebagai kesempatan besar. Kami dapat membantu meningkatkan "produktivitas politik" Gerakan Non-Blok di pemerintahan global. Kami dapat mempersiapkan dokumen bersejarah yang bertujuan untuk membawa perubahan dalam struktur ini dan untuk menyediakan sarana-sarana administratifnya. Kami dapat merencanakan kerjasama ekonomi yang efektif dan menentukan paradigma hubungan budaya di antara kita. Tidak diragukan lagi, pembentukan sekretariat yang aktif dan bersemangat untuk organisasi ini akan memberikan bantuan besar dan signifikan dalam mencapai tujuan-tujuan ini.
Terima kasih.
*****
Pesan Imam Ali Khamenei terhadap Bangsa Negara Republik Indonesia
Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono, Jumat pagi (31/8) bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei. Dalam pertemuan itu, Boediono didampingi petinggi Kementerian Luar Negeri dan Duta Besar Indonesia untuk Iran, Dian Wirengjurit.
Menurut kantor berita IRNA, seraya menyinggung cita-cita utama Gerakan Non-Blok (GNB) dan kapasitas besar yang dimiliki oleh negara-negara anggota, Ayatullah Khamenei mengatakan tujuan utama para pendiri GNB adalah bukan membentuk sebuah organisasi yang bersifat formalitas, tapi mereka ingin menciptakan sebuah gerakan yang efektif dan tujuan itu harus dihidupkan sekarang.
“Negara-negara anggota GNB termasuk Indonesia sebagai salah satu pendiri organisasi itu, harus menjalin kerjasama satu sama lain dan mengaktualisasikan semua kapasitas untuk berpartisipasi aktif dan memainkan perannya dalam isu-isu penting regional dan internasional,” ujar Ayatullah Khamenei.
Khamenei menilai pemanfaatan pengalaman dan kemajuan negara-negara anggota GNB sebagai salah satu sektor lain yang dapat dijalankan. “Tentu saja, kemajuan negara-negara independen dan Islam akan mendatangkan musuh dan kita harus mewaspadai skenario dan konspirasi mereka,” tambahnya.
Menurut Ayatullah Khamenei, salah satu konspirasi yang berbahaya adalah menciptakan perselisihan dan konflik sektarian, terutama antara Syiah dan Sunni. Ditambahkannya, tindakan seperti itu dilakukan dengan dukungan beberapa kekuatan dan melalui elemen-elemen yang bisa diperalat dan contoh saat ini ada di di Afghanistan dan Pakistan.
“Alqaidah dan Taliban muncul dengan dukungan para sekutu Amerika Serikat di kawasan dan AS juga dengan alasan memerangi mereka, telah membombardir negara-negara seperti Afghanistan dan Pakistan, namun tujuan utama Washington adalah mendominasi negara-negara itu,” jelas Rahbar.
Seraya meminta kewaspadaan atas terjadinya konspirasi berbahaya berupa perang etnis dan sekte di Indonesia, Mesir dan Libya, Ayatullah Khamenei menegaskan pentingnya kerja sama lebih erat antara negara-negara Islam.
Dalam pertemuan itu, Wapres Boediono seraya menyatakan kepuasan dikarenakan Iran telah menggelar KTT GNB dengan sangat baik, mengatakan peluang kerjasama ekonomi antara Jakarta dan Teheran sangat besar.
“Berdasarkan pembicaraan yang sudah dilakukan di Teheran, kedua pihak memutuskan bahwa sektor swasta dan para pengusaha dari kedua negara harus lebih aktif dan mengkaji jalan memperluas kerja sama ekonomi,” jelas Wapres.
Wapres juga menilai penting kapasitas negara-negara anggota GNB untuk meningkatkan peran dan pengaruhnya dalam isu-isu global.
Berbicara tentang keragaman etnis dan agama di Indonesia, Wapres menuturkan, pemerintah senantiasa berusaha untuk menciptakan atmosfir yang baik bagi kehidupan damai dan persatuan berbagai suku bangsa dan agama di Indonesia.
Seraya menyatakan penguasaannya di bidang ekonomi, Wapres menandaskan, “Saya telah mempelajari pandangan-pandangan yang mulia (Rahbar) terkait konsep Ekonomi Muqawama dan pandangan itu sangat menarik dan baru.”
Iran Kenang Jasa Bung Karno di KTT GNB
Ayatullah Seyyed Ali Khamenei
Berita Terkait
Jasa-jasa Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, masih terngiang dalam ingatan dunia. Pemimpin tertinggi Republik Islam Iran, Ayatullah Ali Khamenei bahkan sampai mengutip kata-kata Bung Karno dalam pidatonya di hadapan delegasi negara-negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB).
Pidato tersebut disampaikan Khamenei dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB di Teheran, Iran, Kamis (30/8). Dalam pidato itu, Khamenei menyitir pernyataan Soekarno tentang latar belakang didirikannya GNB. Khamenei menyebut Bapak Bangsa Indonesia itu dengan nama Ahmad Sukarno.
“Tamu-tamu kami berkumpul di sini dari lokasi geografis yang berbeda, jauh dan dekat, dan mereka berasal dari negara dan ras dengan ideologi yang beragam. Mereka memiliki karakteristik budaya dan sejarah yang berbeda pula. Tapi, seperti yang dikatakan Ahmad Sukarno, satu dari para pendiri gerakan ini di Konferensi Bandung 1955 yang legendaris, dasar dari pendirian Gerakan Non-Blok bukanlah kesamaan geografis, rasial, atau relijius, melainkan adanya kesamaan kebutuhan,” demikian Khamenei seperti dalam rilis resmi yang diterima ROL.
Khamenei menambahkan, Soekarno dan para pendiri GNB lain pada waktu itu telah sadar bahwa negara-negara ini membutuhkan ikatan yang dapat melindungi dari jaringan yang otoritarian dan arogan. “Hari ini, dengan semakin berkembang dan menyebarnya alat-alat hegemoni, kesamaan kebutuhan itu masih ada,” tandasnya.
Soekarno adalah satu dari lima pendiri GNB, yakni Presiden Mesir Gamal Abdul Naser, Presiden Yugosloavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
Bertemu Rahbar, Boediono: Pandangan Pemimpin Akan Menjadi Panduan Anggota GNB
Wakil Presiden Boediono melakukan pertemuan bilateral dengan pemimpin Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei di Teheran, Iran, Jumat 31 Agustus 2012.
Wapres mengungkapkan apresiasinya atas kesuksesan Iran menyelenggarakan KTT Gerakan Non Blok dan mengucapkan selamat atas kepemimpinan Iran untuk GNB selama tiga tahun mendatang. Ia juga mengatakan bahwa ia sudah bertemu Wakil Presiden Pertama Iran Muhammad Reza Rahimi sebelumnya dan mendiskusikan berbagai peluang kerjasama antara Indonesia dan Iran yang masih bisa ditingkatkan mengingat potensinya yang sangat tinggi.
Khamenei sangat setuju bahwa kedua pemerintah harus bekerja lebih keras untuk mewujudkan kesempatan yang baik itu. Menurutnya, Gerakan Non Blok kini punya kesempatan lebih besar untuk memainkan peran penting mewujudkan cita-cita para bapak pendiri GNB. “Kemarin dalam pidato saya juga mengutip ucapan Ahmad Sukarno 50 tahun lalu. Pemikiran Ahmad Sukarno sangat berkesan di hati saya, sangat membekas dan selalu saya ingat,” katanya kepada Wapres.
“Ayatullah Ali Khamenei mengaku mendengar pidato Bung Karno ketika muda, dan amat terkesan pada sosok beliau,” kata Boediono, saat memberikan keterangan pers di Wisma Duta –kediaman resmi Duta Besar Indonesia untuk Iran--, Jumat 31 Agustus 2012 sore. “Penghargaan beliau terhadap sosok Bung Karno tentu sangat kita apresiasi,” kata Boediono.
Ketika mengutip pidato Soekarno, Ayatullah Iran selalu menyebut nama proklamator Indonesia itu dengan nama ‘Ahmad Soekarno’. Wakil Presiden Boediono sendiri mendapat kesempatan sekitar 30 menit untuk bertemu pemimpin tertinggi Revolusi Iran itu. Kunjungan itu dijaga ketat tentara Iran dan dilarang diliput media.
Khamenei juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang situasi dunia dan berbagai permasalahan internasional. Ia berharap GNB bisa lebih menunjukkan perannya dalam kancah percaturan politik keamanan global. Peran negara-negara Non Blok semestinya sangat besar. Dengan jumlah anggota yang mencapai 120 negara , GNB memiliki pengaruh yang sangat besar untuk menentukan masa depan dan penyelesaian masalah-masalah internasional. “Maka 120 negara anggota harus bersama-sama bekerja,” katanya.
Wapres menjawab bahwa pemikiran Khamenei sangat baik dan akan menjadi pertimbangan dan masukan yang sangat berharga. Ia setuju bila dikatakan potensi GNB jauh di atas yang sebenarnya telah dicapai dan menambahkan bahwa sebaiknya peran negara-negara Non Blok juga masuk ke bidang-bidang lain seperti ekonomi, kesejahteraan sosial dan kebudayaan. “Saya yakin pandangan pemimpin Iran akan menjadi panduan kita, agenda diskusi selama tiga tahun mendatang dalam kepemimpinan Iran dan jangan lupa untuk tetap memasukkan upaya-upaya pemberantasan kemiskinan, perbaikan kesejahteraan, pendidikan dan hal-hal lain,” katanya.
Wapres juga mengungkapkan semangat kebangsaan Indonesia yang dibangun berdasarkan kesepakatan komunitas dengan latar belakang yang berbeda-beda. Karenanya, bila kesepakatan itu dirusak, maka bangunan seluruh negara akan hancur. “Karena itu, setiap negara harus menjaga dan mempertahankan integritas dan kedaulatan masing-masing dan kita bisa mewujudkannya melalui GNB,” katanya.
Khamenei menjawab bahwa ia sangat memahami semangat itu mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan lautan luas yang menjadi penghubung.
Sebagai penutup Wapres mengatakan ia sangat bangga dengan hubungan bilateral baik yang terjalin selama ini dengan Iran. Meski ada sejumlah hambatan, tidak tertutup kemungkinan untuk selalu mencari celah-celah yang potensial tanpa gangguan. Kepada Khamenei Wapres juga menyatakan duka cita atas musibah gempa yang terjadi baru-baru ini.
(Toto-Dwiarso/ABNA/Republika/AP/ahmadsamantho/IPABI Online/wapresri/tempo/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email