Pesan Rahbar

Home » » Pemimpin oposisi Sudan Hasan Turabi wafat. Dia termasuk dari sedikit ulama membolehkan perempuan muslim menikah dengan lelaki Nasrani atau Yahudi

Pemimpin oposisi Sudan Hasan Turabi wafat. Dia termasuk dari sedikit ulama membolehkan perempuan muslim menikah dengan lelaki Nasrani atau Yahudi

Written By Unknown on Monday 21 March 2016 | 16:57:00

Pemimpin oposisi Sudan hasan at-Turabi. (Foto: Todays Zaman)

Hasan at-Turabi, ulama berperan penting dalam kudeta 1989 membawa Presiden Umar al-Basyir ke puncak kekuasaan dan pernah menerima Usamah Bin Ladin, meninggal dalam usia 84 tahun.

Turabi pada 1990-an mengundang Bin Ladin dan wakilnya, Aiman az-Zawahiri, ke Sudan, pernah menjadi tempat berlindung kaum jihadis. Lelaki menyebut Amerika Serikat jelmaan setan itu menyanjung Bin Ladin sebagai pahlawan.

Namun atas tekanan Amerika dan masyarakat internasional, Sudan pada 1996 mengusir kedua pemimpin Al-Qaidah itu.

Basyir mencopot Turabi dari jabatan ketua parlemen setelah dia menyokong undang-undang membatasi kekuasaan presiden pada 1999. Dia lalu membentuk PCP (Partai Kongres Rakyat) serta mendukung pemberontakan di selatan Sudan dan Darfur. Turabi beberapa kali dipenjara dan menjalani tahanan rumah selama 2001-2003.

Putra dari hakim agama ini dilahirkan pada 1932 di Negara Bagian Kassala, timur laut Sudan. Dia termasuk dari sedikit ulama membolehkan perempuan muslim menikah dengan lelaki Nasrani atau Yahudi.

Turabi memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Khartum, kemudian melanjutkan kuliah di Inggris sebelum memperoleh PhD dari Universitas Sorbonne di Paris pada 1964. Selain Arab, dia fasih berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman.

Dia pernah bergabung dengan Al-Ikhwan al-Muslimun di Sudan, lalu menjadi pemimpin organisasi itu pada 1969. Namun pemerintah membubarkan Al-Ikhwan setelah kudeta militer di tahun itu menjadikan Jafar an-Nimairi sebagai presiden.

Turabi lantas berdamai dengan Nimairi pada 1977. Dua tahun kemudian dia diberi jabatan jaksa agung.

Keduanya mulai memberlakukan hukum Islam di Sudan pada 1980-an, tapi Turabi tidak sepenuhnya berhasil hingga Basyir berkuasa dengan sokongan NIF (Barisan Islam Nasional). “Polisi negara NIF dan milisi melakukan banyak pelanggaran hak asasi manusia, termasuk eksekusi, penyiksaan, perlakuan menyakitkan, penahanan arbitrase, peniadaan kebebasan berpendapat, berkumpul, dan beragama,” kata Human Rights Watch soal era itu. “Turabi memimpin pembentukan polisi negara NIF dan milisi untuk mengumpulkan kekuatan islamis serta mencegah pemberontakan rakyat.”

Dia juga pendukung jihadis. Dalam wawancara khusus dengan kantor berita Associated Press pada 1998, Turabi bilang pengeboman atas Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kenya dan Tanzania tahun itu adalah suatu hal bisa dimengerti.

Turabi kemudian mengambil pendekatan lebih moderat. Dia menjadi pemimpin oposisi mendukung perubahan demokratis dan masyarakat pinggiran di bagian timur Sudan.

Namun citranya sudah terlanjur rusak lantaran pernah menyokong dua diktator militer. Sehingga dia terpinggirkan dalam protes muncul beberapa tahun belakangan menuntut perubahan politik.

Banyak kaum liberal di Sudan menuding Turabi bertanggung jawab atas penerapan syariat Islam masih berlaku hingga kini dan membatasi kebebasan individu.

Dia meninggal kemarin di the Royal Care International Hospital di Ibu Kota Khartum. Dia dibawa ke ruang rawat intensif kemarin subuh setelah pingsan di kantornya. Stasiun televisi pemerintah menyiarkan Turabi wafat karena serangan jantung.

PCP mengatakan Basyir dan sejumlah pejabat tinggi Sudan sudah menjenguk Tuari di rumah sakit.

Stasiun televisi pemerintah mengganti siaran rutin dengan bacaan Al-Quran sebagai tanda berduka. Ribuan pelayat berkumpul di rumahnya. Dia dimakamkan pagi hari ini.

(Al-Balad/Today-Zaman/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: