Pesan Rahbar

Home » » Warga Bangil Keluhkan Akhir Ini Tidak Tentram Maraknya Intoleransi

Warga Bangil Keluhkan Akhir Ini Tidak Tentram Maraknya Intoleransi

Written By Unknown on Friday 8 April 2016 | 02:09:00

Rapat dinihari kelompok intoleran Bangil sebelum aksi membubarkaan peringatan hari kelahiran Sayyidah Fatimah. Nadzir Basyaeb (kepala botak berbaju gelap) yang menjadi korlap hadir dalam rapat itu.

Warga Bangil Kabupaten Pasuruan mengeluhkan wilayahnya yang akhir-akhir ini kerap muncul kelompok intoleran yang berupaya mengganggu ketentaraman. Menurut warga, Bangil dulu tak pernah sampai seekstrim seperti sekarang ini.

Hari ini Jumat 1 April 2016, ratusan massa mengatasnamakan Aswaja menggeruduk Gedung Diponegoro, Bendomungal 389, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Mereka menolak acara peringatan peringatan kelahiran Sayyidah Fatimah putri Nabi Muhammad saw.

Warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan, memanasnya Bangil semenjak maraknya mantan ekspatriat Suriah berceramah di Masjid Ar-Riyadh. Hal itu diperparah oleh aparat yang dinilainya kurang tanggap.

Menurutnya, setiap malam Rabu di halaman Masjid Jami’ Bangil, salah satu Ustad mereka memberikan ceramah yang berisi kalimat-kalimat pengadu domba Sektarian.

“Kami sebagai warga bangil aja sudah sumpek mendengarkan ceramah tak bermutu itu, namun ya begitu mereka masih saja suka adu domba, padahal pihak pemkab dan polisi Pasuruan mengetahui hal tersebut, namun tidak ada tindakan tegas untuk membungkam ceramah provokasi tersebut. Lihat saja yang demo itu banyak yang bercelana cingkrang, jenggotnya panjang-panjang mirip ISIS,” ujar warga itu.

Ratusan massa yang mengenakan surban ini sejak pagi sudah berkumpul di Alun-alun Kota Bangil. Massa yang berunjukrasa bahkan nyaris mendekat pada lokasi yang dijadikan kegiatan peringatan ulang tahun putri Nabi Muhammad SAW.

“Kami minta agar kegiatan pengajian itu dibubarkan,” kata Nadzir Basyaeb, seorang anggota DPRD Kabupaten Pasuruan dari F-PKS yang menjadi korlap aksi intoleran tersebut.

Berdatangannya ratusan massa intoleran itu menyusul peristiwa sehari sebelumnya, di mana sejumlah kelompok intoleran yang mengatasnamakan Ormas Islam ini melayangkan protes kepada Polres Pasuruan yang memberikan izin kegiatan yang sedianya digelar di gedung pertemuan.

Atas tuntutan tersebut, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pemuka agama di Pendopo Kabupaten Pasuruan. Hasil rakor tersebut memutuskan tetap memberikan kesempatan kepada IWOC untuk melaksanakan kegiatan dan menyarankan untuk dipindahkan ke Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Beji. Namun karena karena kegiatan ini bukan atas prakarsa YAPI, sehingga dipilihlah kediaman ketua Islamic Women Centre (IWOC) sebagai tempat penyelenggaraan pengajian.

Kapolres Pasuruan AKBP Soelistijono menyatakan, pemindahan lokasi kegiatan tersebut merupakan hasil rakor Forpimda dan tokoh agama. Kegiatan yang mendapat pengawalan petugas tersebut dilakukan percepatan untuk menghindari ketegangan dari kelompok lainnya.

“Kegiatan tetap berjalan, hanya saja dipercepat dari jadwal yang telah ditetapkan,” kata Kapolres AKBP Soelistijono.

(Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: