Pesan Rahbar

Home » » Raisi: Riset Harus Sesuai Kebutuhan Negara dan Atasi Masalah Rakyat

Raisi: Riset Harus Sesuai Kebutuhan Negara dan Atasi Masalah Rakyat

Written By Unknown on Saturday, 5 August 2017 | 13:23:00


Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, langkah dan proyek-proyek riset ilmiah harus sesuai dengan kebutuhan negara dan dalam rangka menyelesaikan kesulitan-kesulitan masyarakat.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi di festival buku internasional Razavi ke-10 yang diselenggarakan di Lembaga Riset, Haram Suci Razavi menekankan kedudukan tinggi “pena” dalam meningkatkan derajat manusia dan masyarakat Islam.

Ia menuturkan, ketika pena berada di tangan orang-orang terpelajar, maka akan digunakan untuk menulis dan menghasilkan karya berdasarkan budaya Islam serta ajaran-ajaran Ahlul Bait as, karya-karya yang berharga untuk membangun manusia dan para pejuang.

Raisi juga menegaskan bahwa riset harus berlandaskan kebutuhan-kebutuhan negara dalam rangka menyelesaikan permasalahan-permasalahan masyarakat. Ia menjelaskan, proyek-proyek penelitian harus efektif dan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara. Kalangan terpelajar dan para peneliti harus mengenal kebutuhan-kebutuhan negara dan memproduksi ilmu pengetahuan dan melakukan riset berdasarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Anggota Majelis Khobregan Rahbari (Dewan Ahli Kepemimpinan Iran) itu menambahkan, untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul, pertama harus diidentifikasi apa yang dibutuhkan, selanjutnya para peneliti dan intelektual harus berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.


Urgensi Interaksi di antara Pusat Riset

Hujatulislam Raisi juga menegaskan bahwa fikih hadis lebih penting dari hadis. Ia menyinggung urgensi interaksi di antara pusat riset dan menuturkan, interaksi di antara pusat riset penting bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan. Interaksi ini dapat membantu agar langkah-langkah yang sudah dilakukan, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan negara tidak sekedar formalitas.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menerangkan, perlu dibentuk komite-komite ilmu dan seminar-seminar ilmiah terkait hadis, juga diperlukan upaya efektif untuk memberikan usulan mekanisme ilmiah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan negara. Para peneliti selain harus menghidupkan warisan agama yang merupakan kerja mulia, juga harus berusaha menyelesaikan masalah-masalah terkini dan menjawab berbagai persoalan.


Harus Dibentuk Pusat Intelektual di Mashhad

Raisi juga menyinggung kapasitas ilmu besar yang dimiliki oleh Haram Suci Razavi dan mengatakan, pusat intelektual harus dibentuk di kota suci Mashhad dan di samping Makam Suci Imam Ridha as, sehingga kapasitas-kapasitas para intelektual dan kaum terpelajar yang berziarah ke kota ini, dapat dimanfaatkan. Dapat dipastikan hasil dari pusat intelektual semacam ini adalah produksi ilmu pengetahuan dan fikih hadis.

Ia menambahkan, di Hauzah Ilmiah Mashhad, lebih dari 500 ustadz, dan di universitas-universitas para ilmuwan siap berkhidmat kepada Haram Suci Razavi dengan melakukan riset-riset tematis.


Imam Ridha as, Pelopor Dialog Lintas Agama

Hujatulislam Raisi menjelaskan bahwa Imam Ridha as adalah pembawa panji dialog lintas agama. Dengan mengikuti ajaran Imam Ridha as, kita dapat menjadikan Mashhad sebagai pusat diskursus di antara agama-agama dan mazhab.

Perwalian Haram Suci Razavi menerangkan, hari ini sudah dilakukan sejumlah langkah penting terkait dialog lintas agama, tapi belum cukup. Ia mengatakan, dengan mengikuti wujud Imam Ridha as, dialog-dialog lintas agama terbaik dan unggul dapat diselenggarakan di kota Mashhad dan saya berharap kepada Haram Suci Razavi untuk terjun ke masalah ini secara aktif.

Menurut Raisi, perpustakaan pusat Haram Suci Razavi menyimpan karya-karya besar dan menuturkan, karya-karya bernilai yang disimpan di perpustakaan pusat Haram Suci Razavi harus menjadi perbendaharaan dinamis yang bisa berubah menjadi pusat produksi ilmu pengetahuan dan sumber riset. Perpustakaan tanpa riset hanya sekedar tempat penyimpanan buku, perpustakaan harus menyediakan temuan-temuan baru di bidang ilmu pengetahuan terutama dengan menggunakan sumber-sumber digital kepada pada mahasiswa dan pelajar agama.

Hujatulislam Raisi di akhir pidatonya menjelaskan bahwa manusia modern sangat membutuhkan ajaran Imam Ridha as. Ia menekankan urgensi pemanfaatan metode-metode baru untuk mentransfer pemahaman.

“Dalam metode-metode transfer pemahaman harus dilakukan peninjauan ulang secara serius. Pemahaman-pemahaman yang tinggi harus ditransfer dengan bahasa sastra unggul. Kolaborasi keagungan ilmu pengetahuan dan keindahan bahasa dapat menjadi sumber keberkahan yang banyak”, pungkasnya.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: