Pesan Rahbar

Home » » Pemimpin Serukan Pemuda Barat untuk Bangun Interaksi yang Benar dengan Muslim

Pemimpin Serukan Pemuda Barat untuk Bangun Interaksi yang Benar dengan Muslim

Written By Unknown on Thursday 3 December 2015 | 21:17:00

Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei

Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei telah menyerukan kepada para pemuda di Barat untuk meningkatkan interaksi dengan dunia Muslim.

Ini adalah kedua kalinya Pemimpin menyerukan kepada para pemuda Barat setelah surat terbuka lalu. Pada bulan Januari, Ayatollah Khamenei telah mengirimkan surat resmi kepada para pemuda di Eropa dan Amerika Utara, mendesak mereka untuk mempelajari tentang Islam dan untuk mendapatkan informasi secara langsung tentang Islam sebelum mereka menerima propaganda dari pemerintah mereka.

“Saya ingin kalian pemuda untuk meletakkan dasar bagi interaksi yang benar dan terhormat dengan dunia Islam berdasarkan pemahaman yang benar, wawasan dan pelajaran yang mendalam, belajar dari pengalaman,” kata Ayatollah Khamenei dalam surat baru untuk para pemuda Barat yang dirilis pada hari Minggu (29/11/15).

Surat dari Pemimpin dilatarbelakangi tindakan terorisme yang luas di seluruh dunia.

“Siapapun yang telah mendapatkan manfaat dari cinta cinta kasih dan kemanusiaan terpengaruh dan terganggu menyaksikan tindakan ini – apakah itu yang terjadi di Perancis, di Palestina di Irak, di Lebanon ataupun di Suriah,” kata Ayatollah Khamenei dalam surat itu.

Ayatollah Khamenei mencatat bahwa umat Islam di seluruh dunia membenci dan memberontak atas perilaku mereka yang tidak bertanggung jawab.”

“Rasa sakit setiap manusia di mana saja di dunia bisa menyebabkan kesedihan bagi sesama manusia lainnya. Melihat anak kehilangan hidupnya di hadapan orang yang dicintainya, seorang ibu yang berbahagia dalam keluarganya berubah menjadi berkabung, seorang suami tanpa pasangannya karena istrinya terpisah ditempat lain dan ia tidak tahu bagaimana cerita akhir dari hidup – ini adalah adegan yang membangkitkan emosi dan perasaan setiap manusia, “kata surat itu.

‘Terorisme Buta’ di Perancis

Pemimpin menyinggung tindakan terbaru dari “terorisme buta” di ibukota Perancis, yang menewaskan 130 orang, mengingatkan, ” jika hal-hal yang menyakitkan hanya dijadikan alasan untuk menemukan solusi dan bahasan saja, maka kerusakan yang disebabkan akan berlipat ganda. ”

Ini foto diambil pada tanggal 26 November, 2015 di Paris menunjukkan bunga, lilin dan pesan yang ditinggalkan dalam peringatan mengenang serangan teroris 13 November di depan aula konser Bataclan di Paris yang menewaskan 130 tewas. (Foto: AFP)

Ayatollah Khamenei mengatakan, bagaimanapun, bahwa “rasa tidak aman dan ketegangan” yang dialami Barat setelah serangan Paris “berbeda dari rasa sakit yang di rasakan rakyat Irak, Yaman, Suriah dan Afghanistan yang telah dialaminya selama bertahun-tahun, dalam dua cara yang nyata. ”

“Pertama, dunia Islam telah menjadi korban teror dan kebrutalan disebagian besar Wilayahnya, dalam jumlah dan jangka waktu lebih lama. Kedua, yang saya sayangnya kekerasan ini telah didukung oleh kekuatan besar tertentu melalui dengan berbagai metode dan cara yang efektif, “jelas Pemimpin.

Ayatollah Khamenei menyoroti peran AS dalam “menciptakan, memelihara dan mempersenjatai al-Qaeda, Taliban dan penerusnya yang menguntungkan mereka” katanya, “Selain dukungan langsung ini, para pendukung terorisme Takfiri – meskipun memiliki sistem politik paling terbelakang – dijadikan sekutu Barat sementara yang paling awal, yang paling dinamis dan yang paling demokrat di wilayah tersebut ditekan tanpa ampun “.

Pemimpin menjelaskan respon pemerintah Barat terhadap gelombang Kebangkitan Islam dengan “prasangka,” mengatakan bahwa itu menunjukkan contoh lain kebijakan Barat yang bertentangan. ”

Israel ‘negara terorisme’
Ayatollah Khamenei mengatakan dukungan Washington bagi rezim Israel sebagai “terorisme negara” adalah kasus lain dalam hal ini.

Pelayat mengibarkan bendera partai Palestina dan Fatah ketika mereka memakamkan jenazah pemuda Palestina 21 tahun Hassan al-Bo, yang meninggal setelah ditembak di jantung dengan peluru tajam dalam bentrokan dengan tentara Israel hari sebelumnya, selama prosesi pemakamannya di Desa Halhul, utara kota Tepi Barat al-Khalil (Hebron), pada tanggal 14 November 2015. (Foto: AFP)

“Rakyat Palestina yang tertindas telah mengalami jenis terorisme yang terburuk selama enam puluh tahun terakhir,” tambah Pemimpin.

“Jika rakyat Eropa sekarang bisa berlindung di negaranya dan berhenti dari kesibukannya selama beberapa hari, lain dengan keluarga Palestina yang sudah puluhan tahun tidak aman di wilayahnya sendiri dari senjata mematikan rezim Zionis, “mencatat Ayatollah Khamenei.

Pemimpin mengatakan “kekerasan mengerikan” rezim Israel terhadap warga Palestina tak tertandingi.
“Rezim ini – tidak pernah serius dan benar-benar dikecam oleh sekutunya atau bahkan oleh yang disebut -Organisasi Kemerdekaan Internasional – disaat rumah-rumah Palestina dan kebun dan pertanian mereka dihancurkan,” kata surat Ayatollah Khamenei.

Pemimpin juga menyoroti penembakan pasukan Israel terhadap warga Palestina hanya karena “memprotes, ditembak oleh seorang prajurit yang bersenjata lengkap,” bertanya, “Jika ini bukan terorisme, lalu apa?”
“Barbarisme ini, apakah karena sedang dilakukan oleh angkatan bersenjata dari pemerintah pendudukan, tidak boleh disebut ekstremisme? Atau mungkin hanya karena adegan ini sudah dilihat berulang kali di layar televisi selama enam puluh tahun, hati mereka tidak lagi peka,” kata Ayatollah Khamenei.

Invasi militer
Ayatollah Khamenei juga menyebut serangan militer terhadap negara-negara Muslim dalam beberapa tahun terakhir dengan “korban yang tak terhitung jumlahnya” sebagai contoh lain dari “logika kontradiktif dari Barat.”

Seorang polisi Irak berdiri menjaga di lokasi serangan bom mobil yang menghantam dihari sebelum di area pasar rakyat di Souk al-Halaqin di Zubair, hanya 10 kilometer barat daya dari pusat minyak Basra pada tanggal 6 Oktober 2015. (Foto: AFP)

Pemimpin juga mengatakan negara-negara yang telah diserang, mereka melihat banyak kematian dan kehilangan “infrastruktur ekonomi dan industrinya.”

“Bagaimana bisa sebuah negara berubah menjadi reruntuhan, desa dan kota-kotanya tertutup debu dan kemudian mengatakan bahwa mereka harusnya ditolong sementara mereka tidak melihat dirinya sendiri sebagai penindasan ? sekalipun tidak memahami dan tidak menyebutkannya bencana, bukankah meminta maaf lebih baik ? “Tanya Ayatollah Khamenei.

Pemimpin mengatakan dunia Muslim telah menderita “sakit” karena “kemunafikan dan bermuja dua ” para agresor.

Ayatollah Khamenei menyatakan harapan bahwa pemuda Barat dapat mampu “mengubah mentalitas [Barat] yang rusak, mentalitas yang dengan keterampilan tingginya menyembunyikan tujuan jangka panjang dan menghiasi tujuan jahat.”

Pemimpin mengatakan langkah pertama dalam memulihkan keamanan dan perdamaian harus mereformasi “mentalitas penyebar kekerasan” dari para pemimpin Barat.

Standar ganda sebabkan kekerasan
Ayatollah Khamenei mengatakan selama “standar ganda” terus mendominasi kebijakan Barat dengan mengelompokkan “buruk dan baik terorisme,” akar kekerasan tidak harus dicari di tempat lain di dunia.

“Sayangnya, akar-akar ini berada di kedalaman budaya politik Barat selama bertahun-tahun dan ini telah menyebabkan serangan halus dan tidak teras,” kata Pemimpin. “Saya menganggap menyebaran budaya Barat pada budaya lain dan pendangkalan budaya kebebasan sebagai bentuk kekerasan diam dan ekstrim yang berbahaya.”

Ayatollah Khamenei mengatakan bahwa “agresi” dan “moral pergaulan” telah berubah menjadi unsur utama dari budaya Barat.

ISIS, fusi kolonialisme dan ekstremisme

Pemimpin menyinggung sejarah Takfirism, mengatakan kelompok teroris seperti ISIS terciptakan dari ” gabung kolonialis dari ekstrimis dan menolak pemikiran penting suku-suku Badui.”

Sebuah file foto pertemuan Takfiri ISIS

“Lalu bagaimana mungkin bahwa sampah seperti ISIS keluar dari sekolah agama yang paling bermoral dan manusiawi yang intinya mengajarkan membunuh, termasuk gagasan bahwa membunuh seorang manusia setara dengan membunuh seluruh umat manusia? “tanya Ayatollah Khamenei.

Pemimpin memperingatkan terhadap kecenderungan pemuda Eropa yang bergabung ISIS, mengatakan analisis mendalam diperlukan untuk menemukan akar dari bencana ini.

“Bisakah kita benar-benar percaya bahwa hanya satu atau dua orang yang pergi ke zona perang, tiba-tiba menjadi sangat ekstrim mayat rekan mereka dengan peluru?” Kata Ayatollah Khamenei, menambahkan, “Dalam hal ini, kita perlu analisis lengkap, analisis adanya pengelabuan yang tersembunyi dan jelas. ”

Pemimpin mengatakan pemuda Barat adalah satu-satunya yang diharapkan dapat “mengungkap dengan jelas ke masyarakatnya sendiri, melepaskan dan mengurai masalah dan kebencian.”

Reaksi tergesa-gesa
Ayatollah Khamenei memperingatkan bahwa setiap reaksi yang “tergesa-gesa dan emosional” yang “mengisolasi, mengintimidasi dan menciptakan lebih banyak kecemasan bagi masyarakat Muslim yang tinggal di Eropa dan Amerika” tidak akan menyelesaikan masalah dan bahkan akan memperluas “jurang” dan membangkitkan “kebencian. ”

“Menurut laporan yang diterima, beberapa negara di Eropa telah mengeluarkan pedoman untuk mendorong warga memata-matai Muslim. Perilaku ini tidak adil dan kita semua tahu bahwa mengejar ketidakadilan adalah karakteristik buruk yang tidak diinginkan, “tambah Pemimpin.

Ayatollah Khamenei mengatakan Muslim tidak layak untuk diperlakukan dengan buruk oleh negara-negara Barat, mengingatkan telah banyak kebaikan Muslim memperlakukan orang-orang Barat.

Pemimpin berharap pemuda Barat untuk menjalin “kehangatan keamanan dan perdamaian” yang mereka pilih dalam berinteraksi dengan komunitas Muslim. []

(Mahdi-News/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: