Sisa-sisa bangunan hasil operasi pasukan Turki di Provinsi Diyarbakir (Foto: Twitter)
Sedikitnya 150 suku Kurdi dibakar hidup-hidup di berbagai bangunan oleh pasukan militer Turki di wilayah tenggara. Pasukan Turki diketahui melakukan operasi serangan di wilayah tersebut yang dihuni oleh suku Kurdi.
Serangan ini menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan oleh militer Ankara di provinsi bagian tenggara negara tersebut. Demikian disampaikan oleh anggota parlemen Turki dari partai Halklar?n Demokratik Partisi (HDP) pro Kurdistan, Feleknas Uca.
Seperti banyak diberitakan sebelumnya, pasukan Turki juga ikut menyerang posisi YPG karena mengklaim bahwa keberadaan mereka bersifat teror dan mengancam keamanan Turki.
Tidak hanya itu, pasukan Turki juga melakukan serangan kepada pejuang Kurdi YPG (Pasukan Perlindungan Kurdistan ) di Suriah. Ankara menganggap mereka adalah teroris yang mengancam keamanan Turki. Fakta tersebut diungkapkan oleh anggota parlemen Turki asal Partai Rakyat Demokratik (HDP) Feleknas Uca.
“Di Distrik Cizre, sekira 150 orang dibakar hidup-hidup. Beberapa jenazah bahkan ditemukan tanpa kepala. Beberapa lagi jenazahnya sudah tidak mungkin dikenali dan diotopsi,” ungkap Uca, seperti dilansir dari Sputnik, Jumat 19 Februari 2016..
Uca menambahkan bahwa seluruh korban adalah warga Kurdistan yang mendiami provinsi Sirnak yang menjadi perbatasan Turki dengan Suriah. “Banyak orang dan jurnalis akan ikut angkat bicara dan menentang kebiadaban seperti di Cizre,” tambahnya.
Perempuan kelahiran Jerman itu juga menyesalkan bahwa pasukan Turki terus melakukan operasi mereka di Provinsi Diyarbakir kepada suku Kurdi. “Situasi Diyarbakir cukup buruk. Sebanyak 200 orang terperangkap di basement dan pasukan khusus Turki tidak memperbolehkan mereka diselamatkan,” pungkas Uca.
Hubungan antara Ankara dan Kurdi di Turki dan Suriah semakin memburuk. Turki menghubungkan Kurdi Suriah dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK). Keduanya dianggap sebagai organisasi teroris oleh pemerintahan Recep Tayyip Erdogan.
Ketegangan meningkat sejak Juli 2015 setelah 33 aktivis Kurdi tewas terbunuh dalam ledakan bom bunuh diri di Distrik Suruc. Dua polisi Turki juga kemudian dibunuh oleh PKK. Kedua aksi tersebut membuat perjanjian gencatan senjata dibatalkan sehingga pasukan Turki memulai operasi mereka.
Otoritas Turki juga menuding militan Kurdi sebagai pelaku pemboman di Ankara yang menewaskan 28 orang pada Rabu 17 Februari 2016 sore waktu setempat, namun pihak Kurdi membantahnya.
(Twitter/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email